Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS SELF EFFICACY MAHASISWA MELALUI KEMAMPUAN PRESENTASI DI KELAS Diana Hernawati; Mohamad Amin
JURNAL PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN MANUSIA Vol 2 No 1 (2017): Education and Human Development Journal
Publisher : Universitas Nahdatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.203 KB) | DOI: 10.33086/ehdj.v2i1.379

Abstract

Presentation is one of the communication skills enabling the speakers to be able to think logically, accurately and firmly. This study was aimed at analyzing the students’ selfefficacy through their classroom presentations. The analysis was anchored on the empirical data obtained through observation results of 160 participants coming from the Biology Education Department, Siliwangi University, Tasikmalaya. In addition, the obtained data were analyzed and computed with descriptive statistical framework. The findings generally revealed that the students were accustomed to performing classroom presentations. This was supported by the evidence showing that the efficiency and effectiveness of classroom presentations were under 75% percentages of the total averages. Besides, the problem discussions were conducted with theoretical, practical, rationalistic and responsible attitudes, particularly under 75% percentages of the total averages. Also, the classroom presentations ran bi-directionally beyond 75% percentages of the total averages. Likewise, each member of presenters was actively engaged in classroom presentations with 75% percentages beyond the total averages. Additionally, the ability to present the materials attractively (e.g. videos, diagrams, pictures, etc.) was still under 75% percentages of the total averages. For these reasons, the students were accustomed to presenting the learning materials in the classrooms represented by their well-established presentation skills. However, a few skills should be taken into account through intensive trainings because they were still under the expected results.
Aktivitas Bertelur dan Frekuensi Pendaratan Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Pangumbahan Sukabumi Riska Rismawati; Diana Hernawati; Diki Muhamad Chaidir
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 9 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2022.v09.i01.p21

Abstract

Penyu hijau (Chelonia mydas) merupakan salah satu hewan yang dilindungi yang memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan di laut. Pantai Pangumbahan adalah salah satu habitat bertelur penyu hijau di Indonesia yang terdiri dari enam stasiun pendaratan dengan panjang 2,3 Km. Keberhasilan peneluran penyu hijau sangat dipengaruhi oleh kondisi habitat dan aktifitas yang terdapat didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi pendaratan penyu hijau (Chelonia mydas) di setiap stasiun dan mendeskripsikan aktivitas bertelur penyu hijau di Pantai Pangumbahan. Metode yang digunakan adalah observasi, dengan penentuan titik penelitaian menggunakan purposive sampling. Aktifitas bertelur penyu hijau terdiri dari sepuluh tahapan dimulai dari muncul di bibir pantai, kemudian merangkak naik ke pesisir pantai, mencari tepat bertelur yang sesuai, membuat lubang (body fitt), memadatkan lubang badan, membuat lubang kecil untuk meletakan telur, sampai bertelur, kemudian setelah bertelur penyu hijau menutup lubang yang dibuatnya dan membuat lubang kamuflase sebelum kembali ke laut. Jumlah penyu hijau yang mendarat selama bulan Maret adalah sebanyak 47 ekor. Hasil analisis frekuensi pendaratan penyu hijau tertinggi terdapat di stasiun 2 dan staisun 3 yaitu 35,48% termasuk kedalam kategori jarang. Kemudian frekuensi stasiun 1 19,35%, frekuensi stasiun 4 yaitu 16,13%, frekuensi staisun 5 yaitu 22, 58% dan frekuensi staisun 6 yaitu 0% termasuk kedalam kategori sangat jarang. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan dalam upaya pegelolaan konservasi penyu hijau (Chelonia mydas).
Analisis Miskonsepsi Peserta Didik pada Materi Sistem Saraf Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test Tezar Rivaldo Pakpahan; Diana Hernawati; Ryan Ardiansyah
BIOEDUSCIENCE Vol 4 No 1 (2020): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.173 KB) | DOI: 10.29405/j.bes/4127-364844

Abstract

Background: Biologi memiliki beberapa konten materi yang erat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Selayaknya materi Biologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik oleh peserta didik. Namun banyak peserta didik yang kesulitan memahami suatu konsep bahkan mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan suatu kesalahpahaman yang bila tidak didiagnosis akan menyebabkan rantai kesalahpahaman yang berkepanjangan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi peserta didik pada materi sistem saraf. Sumber data penelitian adalah kelas XI MIPA-1 SMAN 2 Tasikmalaya yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa tes diagnostik Four-tier test dan Wawancara untuk menganalisis miskonsepsi peserta didik. Hasil: Penelitian terhadap 35 orang subyek menunjukkan pesentase miskonsepsi peserta didik sebesar 8,1% dengan kategori rendah. Adapun sumber miskonsepsi terdiri dari guru, siswa, buku dan bimbel. Sumber miskonsepsi yang memiliki kontribusi paling besar adalah peserta didik dengan persentase 68,6% yang disebabkan oleh pemikiran asosiatif siswa, reasoning yang salah dan minat belajar yang rendah. Kesimpulan: Miskonsepsi peserta didik pada materi sistem saraf di kelas XI-MIPA1 SMAN 2 Tasikmalaya tergolong rendah dan sumber miskonsepsi terbesar adalah peserta didik itu sendiri. Dengan demikian agar peserta didik dapat menghindari miskonsepsi pada pembelajaran, maka peserta didik perlu mengomunikasikan pemahamannya dengan guru, memilih buku yang kredibel, dan menghindari bimbel yang memiliki tutor tidak sesuai kualifikasi.
KEMAMPUAN ARGUMENTASI DAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK KELAS XI MIPA PADA MATERI SEL RistiHilda Fadlika; Diana Hernawati; Vita Meylani
LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA Vol. 12 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Faculty of Teaching and Education, University of Wiraraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/lensa.v12i1.156

Abstract

Kemampuan Argumentasi dan Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Kelas XI MIPA Pada Materi Sel. Pendidikan abad 21 menuntut peserta didik untuk mengembangkan kemampuan argumentasi dan literasi sains. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kemampuan argumentasi dan literasi sains pada materi sel di kelas XI MIPA SMA Negeri 22 Kabupaten Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020 – Januari 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional. Sampel yang digunakan berjumlah 38 orang dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal uraian kemampuan argumentasi yang mengacu pada indikator Toulmin dan soal uraian kemampuan literasi sains yang mengacu pada PISA. Hasil kemampuan argumentasi diukur menggunakan soal uraian yang terdiri dari 13 soal kemampuan argumentasi dan 16 soal kemampuan literasi sains. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji korelasi bivariat. Hasil penelitian disimpulkan terdapat korelasi antara kemampuan argumentasi dengan literasi sains peserta didik dengan koefisien korelasi sebesar 0,426 dengan kategori sedang. Kata kunci: Korelasi; Kemampuan Argumentasi; Kemampuan Literasi Sains ABSTRACT Argumentation ability and science literacy in cell material in grade XI MIPA SMA Negeri 22 Tangerang Regency. 21st century education requires learners to develop the skills of argumentation and science literacy. Therefore, this study aims to find out the correlation between argumentation ability and science literacy in cell material in grade XI MIPA SMA Negeri 22 Tangerang Regency. This research was conducted in November 2020 – January 2021. The research method used is correlational. The samples used amounted to 38 people with purposive sampling techniques. The research instrument used is a description of argumentation ability that refers to the Toulmin indicator and a description of science literacy ability that refers to PISA. The results of argumentation ability are measured using a description question consisting of 13 questions of argumentation ability and 16 questions of science literacy ability. The data analysis technique used is bivariate correlation test. The results concluded that there is a correlation between the ability of argumentation and science literacy of learners with a correlation coefficient of 0.426 with a moderate category. Keywords: Correlation; Argumentation Ability; Science Literacy Ability
PERBANDINGAN GAYA BELAJAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK Diana Hernawati; Arimbi Rizki Hardin
Jurnal Metaedukasi : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 1, No 2 (2019): Metaedukasi
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.328 KB) | DOI: 10.37058/metaedukasi.v1i2.1209

Abstract

Each student has their own way of receiving and processing information or it called a learning style. Learning style is an important learning modality for educators to consider in learning, because the fact is that not all students achieve the same learning goals. This study aims to determine the comparison of visual, auditory and kinesthetic learning styles to the science process skills in 10th grade of state high school 1 Sukahaji. This research is a quantitative study with pre-experimental research design in the from of one-group pretest-posttest design. The study population was the entire 10th grade of public high school 1 Sukahaji 2018/2019 school year. Samples were taken by purposive sampling technique. Data obtained through cognitive aspects of science process skills test. Hypothesis testing using the ANOVA test, then further tests using the Tukey test. The results of the study generally showed that there were differences in the science process skills of students who tended towards visual, auditory and kinesthetic learning styles with a pretest significance value of science process skills by 0,04 and a significance value of the posttest of science process skills by 0,02. Based on this it can be concluded that there are differences in the science process skills of students based on their learning styles, in this study kinesthetic learning styles are more dominant than visual learning styles and auditory learning styles
Analisis Self Efficacy Mahasiswa pada Matakuliah Zoologi Vertebrata Diana Hernawati; Mohamad Amin; Mimien Henie Irawati; Sri Endah Indriwati
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.468 KB)

Abstract

Studi ini menganalisis tentang kemampuan self efficacy mahasiswa pada mata kuliah Zoologi Vertebrata. didasarkan atas data empiris yang dikumpulkan dari mahasiswa pendidikan Biologi di Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Analisis dari 30 kuesioner mengungkapkan berbagai perbedaan berdasarkan tingkat pengalaman. Selanjutnya data yang diperoleh diolah dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pada dimensi magnitudo/level (tingkat kesulitan tugas) sebagai perwujudan seberapa besar optimisme mahasiswa pada keberhasilan (65,33%), kemampuan mahasiswa dalam penyesuaian diri terhadap tugas yang sulit (66,70%), kemampuan mahasiswa dalam menghindari situasi dan perilaku yang melampaui batas kemampuan (77,35%); dimensi strength (kemantapan keyakinan dan harapan) meliputi kemampuan dalam mempertahankan (59,70%), keuletan (76,7%); dimensi generality (keragaman dan luas bidang perilaku) meliputi kemampuan kognitif (66%), kemampuan afektif(84,70%) dan kemampuan psikomotik (56,70%). Berdasarkan informasi tersebut tergambarkan bahwa mahasiswa belum cukup terbiasa dengan kemampuan self efficacy yang dimilikinya, sejumlah kemampuan masih perlu untuk dilatihkan dan dikembangkan, terkait dengan materi zoologi vertebrata mahasiswa belum cukup terbiasa mengatasi kemampuan dalam mempertahankan. Mahasiswa juga belum cukup terbiasa mengatasi keragaman dan luas bidang perilaku, dimana kemampuan kognitif mahasiswa dan kemampuan dalam psikomotoriknya masih perlu untuk ditingkatkan
KEANEKARAGAMAN DAN POTENSI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PAMAYANGSARI KABUPATEN TASIKMALAYA Malina Mega Nuralam; Diana Hernawati; Dita Agustian
Jurnal Biosilampari : Jurnal Biologi Vol 5 No 2 (2023): Biosilampari
Publisher : LP4MK STKIP PGRI Lubuklinggau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31540/biosilampari.v5i2.2000

Abstract

This study aims to determine the diversity and potential of fish caught by fishermen at the Pamayangsari fish auction, Tasikmalaya Regency. This study uses descriptive quantitative methods with survey techniques. Data collection was carried out using catch data from January 2020 to October 2022 and conditional direct observations for 2 weeks in October 2022 carried out at the fish auction at Pamayangsari. The results showed that 58 fish species were identified at the fish auction of Pamayangsari, Tasikmalaya Regency, belonging to 2 classes, namely 55 species from the Actinopterygii class and 3 species from the Elasmobranchii class. As for the status of species diversity (H’) in the high category, the type wealth index (R1) is moderate, the evenness index (E) is high and stable, and the dominance index (C) is low which indicates that the community structure is quite stable. Overall catch results from January 2020 to October 2022. Based on these data the fish caught by fishermen landed at the fish auction of Pamayangsari, Tasikmalaya Regency, were quite abundant.