Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Tahap Pre-Nursery dengan Aplikasi Pupuk Organik Cair Kulit Pisang Kepok. Tengku Muhammad Sahiril Anhar; Rama R. Sitinjak; Edy Fachrial; Bayu Pratomo
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 24, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/agrium.v23i2.6915

Abstract

Kelapa sawit merupakan satu dari sekian banyak komoditas penyumbang terbesar bagi devisa negara. Pertumbuhan bibit kelapa sawit sangat ditentukan oleh ketersediaan unsur hara dengan pemanfaatan limbah organik seperti kulit pisang kepok dan urine domba. Hal tersebut akan mengurangi penggunaan pupuk kimia (anorganik) yang dapat menciptakan pertanian ramah lingkungan. Selain itu, berdasarkan refrensi yang penulis baca masih sangat jarang dijumpai penelitian mengenai pemanfaatan kulit pisang kepok menjadi pupuk organik cair terutama aplikasi pada pembibitan kelapa sawit. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit di tahap Pre-Nursery setelah diberikan kulit pisang kepok sebagai Pupuk Organik Cair (POC) dengan dosis yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 1 faktorial. Faktornya adalah POC kulit pisang kepok yang terdiri dengan 4 taraf yaitu: Kontrol (A0), 50 ml (A1), 150 ml (A2), 300 ml (A3). Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (analysis of variance) di lanjutkan Duncans Multiple Range Test dengan signifikan 5 %. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk, berat segar akar dan berat kering akar tanaman. Berdasarkan hasil dari penelitian ini bahwa pengaplikasian pupuk organik cair kulit pisang kepok tidak berpengaruh nyata terhadap respon pertumbuhan bibit kelapa sawit di tahap pre-nursery, namun bila berdasarkan data rataan, pengaplikasian 50 ml pupuk organik cair kulit pisang kepok mampu mendorong pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap pre-nursery.
PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa L.) DAN METIL METSULFURON DALAM PENGENDALIAN GULMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) Rama Riana Sitinjak
Agroprimatech Vol. 1 No. 2 (2018): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.951 KB)

Abstract

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman industri andalan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit adalah gulma. Gulma merupakan tumbuhan yang memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan tanaman budidaya, Dalam penelitian ini, pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara ekstrak daun ketapang dengan metil metsulfuron. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh konsentrasi ekstrak daun ketapang dan metil metsulfuron yang terbaik dalam mengendalikan gulma diperkebunan kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama konsentrasi ekstrak T.catappa terdiri dari 4 taraf, yaitu 0% (K0) 10% (K1), 20% (K2), 40% (K3). Faktor kedua metil metsulfuron terdiri dari 4 taraf yaitu, 0 (P0), 10 g/ha (0,1 g/plot) (P1), 20 g/ha (0,2 g/plot) (P2), 50 g/ha (0,5 g/plot) (P3). Terdiri dari 16 perlakuan dengan 2 ulangan, dan 32 plot. Data dianalisis dengan uji analisis varians, dan dilanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun ketapang 40% (K3) dengan konsentrasi metil metsulfuron 0,5 gram/m2 (P3) efektif mematikan gulma sebesar 70,38%. Penggunaan ekstrak daun ketapang 10 % dan metil metsulfuron 0,2 g/m2 (P2K1) berpengaruh nyata terhadap persentase pertumbuhan gulma sebesar 8,5 % pada 5 minggu setelah aplikasi.
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SEKITAR PESISIR PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Rama Riana Sitinjak
Agroprimatech Vol. 1 No. 2 (2018): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.222 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di perkebunan kelapa sawit sekitar pesisir pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pembuatan plot contoh dengan metode petak kuadrat ukuran 1m2 per plot. Pengambilan sampel dari total 10 plot adalah dengan sampel jenuh. Hasil analisis vegetasi keragaman tumbuhan menunjukkan bahwa Ageratum conyzoides, Asystasia intrusa, Axonops compresus, Cyclosorus aridus, Cyperus rotundus., Elaeis guineensis, dan Ottochloa nodosa, adalah jenis tumbuhan yang ditemukan dilapangan. Data dianalisis dengan menggunakan perhitungan Indeks vegetasi rumus Shannon – Wiener (H’), dengan kriteria tingkat keragamannya adalah rendah (H’ < 1), sedang (1 < H’≤ 3) dan tinggi (H’ > 3). Indeks vegetasi keragaman H’ = 1,297. Tingkat keanekaragaman tumbuhan di perkebunan kelapa sawit di sepanjang pesisir pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai adalah sedang.
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NURSERY SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium cepa L.) DENGAN WAKTU PERENDAMAN YANG BERBEDA Rama Riana Sitinjak
Agroprimatech Vol. 2 No. 1 (2018): Agroprimatech
Publisher : Prodi Agroteknologi Fakultas Agro Teknologi Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) di pre nursery setelah pemberian ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) dengan waktu perendaman yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) dengan 4 taraf : 0% (B0), 25% (B1), 50% (B2), 100% (B3) dan faktor kedua adalah waktu perendaman dengan 4 taraf : 0 jam (P0), 5 jam (P1), 10 jam (P2), 20 jam (P3). Data di analisis dengan menggunakan sidik ragam (Analisis of variance) dengan signifikan 5 %. Dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan atau DMRT (Duncan multiple range test) dengan signifikan 5 %. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pemberian konsentrasi ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) dan waktu perendaman terhadap bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pre nursery, tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (berat segar, berat kering, panjang akar, panjang daun, dan diameter batang) pada minggu ke 4 – 12, kecuali diameter batang pada minggu ke 7.
PENGARUH 2,4-D DAN BA TERHADAPINDUKSIKALUS EMBRIOGENIK PADA KULTUR MERISTEM JAHE {Zingiber officinale Rose.) Rama Riana Sitinjak; Otih Rostiana; Karyono Karyono; Titin Supriatun
BERITA BIOLOGI Vol 8, No 2 (2006)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v8i2.2037

Abstract

The aim of this study was to evaluate the effects of 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D) and N -benzyladenin (BA) to embryogenic callus induction of meristem culture in ginger {Zingiber officinale Rose). Completely Randomixed Design was applied using factorial pattern, replicated 3 times. Two factors were assigned i.e: 2,4-D (1.0, 2.0 and 3.0 mg/L) and BA (0.0, 1.0, 3.0 and 5.0 mg/L). Result showed that 2,4-D and BA significantly affected the embryogenic callus induction. The highest embryogenic callus (93.33%) was achieved on MS (Murashige & Skoog) containing combination of 1.0 mg/L 2,4-D and 3.0 mg/L BA, after 8weeks incubation.Histological evaluation informed that the incubation of embryogenic calli started from cortex cells adjacent the meristem vascular tissues.
Respon Pertumbuhan Setek Mucuna terhadap Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah Enda Sabda Gentri Sembiring; Julaili Irni; Rama Riana Sitinjak; Bayu Pratomo
Agrinula : Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan Vol 4 No 2 (2021): Agrinula : Jurnal Agroteknologi dan Perkebunan
Publisher : Prodi. Agroteknologi dan Perkebunan, Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/agri.v4i2.162

Abstract

Introduction: This study aims to determine the growth response of Mucuna bracteata cuttings to the concentration and duration of soaking shallot extract. Materials and Methods: This study used a factorial Randomized Block Design (RBD) with two factors, namely: shallot extract concentration (P) consists of 4 levels, include P0= untreated, P1= 10 ml, P2= 20 ml, P3= 30 ml, meanwhile the soaking time (Q) consists of 4 levels, such as Q0= momentarily dipping, Q1= 15 minutes, Q2= 30 minutes, Q3= 45 minutes. The data was processed by ANOVA and if significant, then further tested with Duncan Multiple Range Test (DMRT) at the rate of 5%. Results: The concentration of shallot extract, soaking time and their interaction had a very significant effect on the survival percentage of Mucuna bracteata D.C. cuttings. The highest survival percentage of cuttings of Mucuna bracteata on the effect of shallot extract concentration and soaking time was obtained in the P0Q0, P0Q1, and P3Q2 treatments after the lid was opened at 4 weeks after planting. In the number of leaves also had significant effect in the interaction of two factors
Mutu Papan Partikel dari Campuran Batang dan Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) dengan Penggunaan Resin Calvin Davidson Silalahi; Rama R. Sitinjak; Bayu Pratomo
Jurnal Indonesia Sosial Teknologi Vol. 2 No. 07 (2021): Jurnal Indonesia Sosial Teknologi
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3653.909 KB) | DOI: 10.36418/jist.v2i7.196

Abstract

Saat ini kebutuhan bahan papan terus mengalami peningkatan biasanya bahan papan ini merupakan bahan yang diperoleh dari hutan. Salah satu Tujuan yang dilakukan adalah dengan menggantikan kayu dengan material lain seperti papan partikel untuk memenuhi kebutuhan kayu pada bidang perumahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkang dan batang kelapa sawit dan resin. Cangkang dan batang yang telah dihaluskan dicampur dalam wadah dan diaduk sesuai Komposisi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh kecuali pada daya serap air dan modulus of elasticity pada komposisi papan partikel. Pada pengukuran sifat fisis dan mekanis didapatkan papan dengan kualitas terbaik pada komposisi 90%:10% dengan nilai kerapatan sebesar 1,10 g/cm³, nilai kadar air 1,01%, nilai pengembangan tebal terbaik sebesar 0,56%, nilai MOE terbaik sebesar 30,515 kg/cm² pada komposisi 90%:10%, dan nilai MOR sebesar 236,99 kg/cm². Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian sifat fisis dan mekanis papan partikel telah memenuhi standard SNI 03 - 2105-2006.