Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Model Nomenklatur Diagnosa Kebidanan Dalam Kehamilan Melinda Rosita Wariyaka; Namsyah Baso
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 2 (2021): April 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12207

Abstract

The diversity in writing the nomenclature of midwifery diagnoses in pregnancy by midwives and the absence of guidelines from the profession is an issue that was discussed when documenting care as a characteristic of midwives as a profession. The existence of WHO recommendations about diagnoses that are not diverse and long made an idea for researchers to develop a nomenclature model of obstetric diagnoses in pregnancy. The aim is to analyze the application of the nomenclature model of obstetric diagnosis in pregnancy. This research was a cross sectional descriptive study of 49 midwives who are eligible to work in 5 pregnant community health clinics in Kupang city. The results of the Chi-square analysis stated that all models of midwifery diagnostic nomenclature in pregnancy could be applied by midwives but there was no significant relationship (p>0.05) between the midwifery diagnostic nomenclature model in pregnancy with the implementation of care by midwives. There is an influence between the level of education and length of work with these results. Keywords: diagnosis nomenclature; pregnancy; midwife ABSTRAK Keberagaman penulisan nomenklatur diagnosis kebidanan pada kehamilan oleh bidan dan tidak adanya pedoman dari profesi menjadi isu yang dibahas dalam pendokumentasian asuhan sebagai ciri khas bidan sebagai suatu profesi. Adanya rekomendasi WHO tentang diagnosis yang tidak beragam dan lama menjadi ide bagi peneliti untuk mengembangkan model nomenklatur diagnosis kebidanan pada kehamilan. Tujuannya adalah untuk menganalisis penerapan model nomenklatur diagnosis kebidanan pada kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional terhadap 49 bidan yang memenuhi syarat untuk bekerja di 5 puskesmas di Kota Kupang. Hasil analisis Chi-square menyatakan bahwa semua model nomenklatur diagnostik kebidanan pada kehamilan dapat diterapkan oleh bidan, tetapi tidak terdapat hubungan yang signifikan (p> 0,05) antara model nomenklatur diagnostik kebidanan pada kehamilan dengan pelaksanaan asuhan oleh bidan. Ada pengaruh antara tingkat pendidikan dan lama kerja dengan hasil tersebut. Kata kunci: nomenklatur diagnosis; kehamilan; bidan
Empowerment of Posyandu Cadres in Assisting Infant Massage at Fatululi Pustu, Kupang City Mariana Ngundju Awang; Yurissetiowati Yurissetiowati; Melinda R Wariyaka
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2021): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.648 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v4i2.1164

Abstract

One form of growth and development stimulation that has been carried out by the community is by doing baby massage. Baby massage has many advantages, including reducing the habit of crying, gaining weight, making it easier for babies to sleep, practicing eye contact with the mother, reducing the baby's hormone stress level. The purpose of community service activities is to increase knowledge and skills of baby massage practice for Posyandu cadres and increase baby's weight and sleep quality. Materials used; phantom, questionnaire and internet quota.The methods are Pretest, Giving Materials through Lectures, Discussion/Question, Video screening and Posttest Followed by demonstrations, redemonstrations and direct massage practice on babies to improve Baby Massage Practice Skills. Results: Knowledge of baby massage before and after being given material with an assessment using the same instrument resulted in an increase in knowledge from a value of 50 to an average value of 80 values ??(minimum 70, maximum 90). Baby massage practice skills also increase along with the increase in knowledge so that it has an impact on weight gain and better sleep quality in babies. Conclusion; There is an increase in knowledge of cadres about infant massage followed by an increase in skills in terms of baby massage practices and the direct impact experienced by babies, namely increased weight gain and better sleep quality after being massaged every day regularly for 2 weeks.
Pemberdayaan Perempuan Dalam Masa Kehamilan Melalui Pregnancy Empowerment Program Di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tirza Vivianri Isabela Tabelak; Serly Boimau; Meylinda Wariyaka
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 3 Juni 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i3.3865

Abstract

ABSTRAK Angka kematian ibu di Indonesia tahun 2017 sekitar 259-305/100.000 kelahiran hidup. Masalah kematian ibu merupakan masalah yang multidimensial. Penyebab kematian menurut MC. Carthy and Maine 1992, salah satunya karena status ibu dalam masyarakat akibat tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga mempengaruhi pengetahuan. Pregnancy Empowerment Program melalui dua tahapan kegiatan yakni penyuluhan dan pendampingan. Tujuan program ini adalah ibu-ibu  di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang memiliki pengetahuan tentang pemberdayaan perempuan, tanda-tanda bahaya kehamilan dan nifas, memiliki kemampuan mengenal faktor resiko serta mengambil keputusan tepat dan merencanakan persalinan di fasilitas kesehatan. Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dan pendampingan. Alat dan bahan yang digunakan yakni materi penyuluhan, lefleat, manikin, buku KIA, kuisioner. Terdapat peningkatan pengetahuan dan keterlibatan aktif ibu-ibu hamil dalam perawatan kehamilan. Kata Kunci: Pemberdayaan Perempuan, Masa Kehamilan, Program Pemberdayaan Ibu Hamil  ABSTRACT The maternal mortality rate in Indonesia in 2017 was about 259-305 / 100,000 live births.  Maternal mortality is a multidimensional problem.  Cause of death according to MC. Carthy and Maine 1992 is the status of mothers in the community due to low level of education that affects knowledge.  The Pregnancy Empowerment Program through two stages, namely counseling and mentoring. The aim of this program was that mothers in Noelbaki Village, East Kupang District, Kupang Regency have knowledge of women's empowerment, the danger signs of pregnancy and childbirth, have the ability to recognize risk factors, and make the right decisions and plan for delivery in health facilities.  Activities carried out in the form of counseling and assistance.  The tools and materials used were counseling materials, lelflate, beads, MCH books, and questionnaires.  There was an increase in knowledge and active involvement of pregnant women in pregnancy care. Keywords: Women empowerment, pregnancy period, Pregnancy Empowerment  Program
Pemberdayaan Kader Posyandu dalam deteksi Faktor Risiko ibu Hamil dengan Kartu Skor Poedji Rochjati Melinda Rosita Wariyaka; Loriana L. Manalor; Ummi Kaltum S Saleh; Bringiwatty Batbual
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i8.6610

Abstract

ABSTRAK Beberapa kehamilan dapat berkembang kearah komplikasi, Target pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang tertuang dalam RPMJD 2018-2023 adalah tidak adanya kematian ibu dan bayi, Tahun 2018 terdapat 8 kasus kematian absolut di Kota Kupang. Kader posyandu di lokasi kegiatan aktif dalam pelayanan Kesehatan ibu dan anak namun belum memahami cara mendeteksi faktor risiko ibu hamil. Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader dalam melakukan skring faktor risiko pada ibu hamil menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati,. sMetode Sosialisasi, Pre Post test, pendampingan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Hasil. 51% kader posyandu berumur 46-70 tahun, 38% berpendidikan SMA dan sebagian besar memiliki pengalaman praktik kurang dari 10 tahun. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader sebelum kegiatan dan setelah kegiatan. Kesimpulan Pemberdayaan kader posyandu dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan KSPR Kata Kunci: Deteksi Faktor Risiko, Kader, Kehamilan, Pemberdayaan  ABSTRACT Some pregnancies can progress to complications, The target of the East Nusa Tenggara Provincial government as stated in the 2018-2023 RPMJD is the absence of maternal and infant deaths, in 2018 there were 8 absolute deaths in Kupang City. Posyandu cadres at the activity location are active in maternal and child health services but do not understand how to detect risk factors for pregnant women. Socialization method, Pre Post test, assistance to increase knowledge and skills. Results. 51% of posyandu cadres are 46-70 years old, 38% have high school education and most have less than 10 years of practical experience. There was an increase in knowledge and skills of cadres before and after activities. Conclusion Empowerment of posyandu cadres can increase knowledge and skills in the use of KSPR Keywords : Detection of Risk Factors, Cadre, Pregnancy, Empowerment
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI PELAKSANAAN CONTINUITY OF CARE (CoC) OLEH BIDAN DI KOTA KUPANG Ummi Kaltsum S. Saleh; Firda Kalzum Kiah; Melinda Rosita Wariyaka
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 14 No 4 (2022): EDISI SPESIAL
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v14i4.869

Abstract

Kematian ibu dan bayi turut dipengaruhi oleh proses perawatan yang dilakukan tidak berjalan secara berkesinambungan. Continuity of care (CoC) merupakan layanan kebidanan melalui model pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan, persalinan, nifas dan keluarga berencana. Penelitian terdahulu yang dilakukan peneliti tentang survey pelaksanaan COC oleh bidan di Kota Kupang menunjukkan Continuity of care dalam masa kehamilan dilakukan oleh sebagian besar bidan dengan menerapkan standar pelayanan ANC 10 T (70%), dalam masa persalinan 52 %, kunjungan masa nifas 55%. Meskipun indikator pelayanan kesehatan secara keseluruhan tercapai, tidak semua perempuan memperoleh pelayanan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Continuity of Care (CoC) oleh bidan di Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang ada di 52 Kelurahan di Kota Kupang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Analisis data univariat, Chi-Square dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan faktor umur, pendidikan, paritas, pekerjaan, penghasilan keluarga dan jarak tidak memengaruhi pelaksanaan CoC. Faktor kepemilikan jaminan kesehatan (askes) memengaruhi pelaksanaan CoC, ibu yang memiliki jaminan kesehatan (askes) berpeluang 4 kali lebih besar mendapatkan pelayanan CoC dibandingkan ibu yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Ibu yang memiliki jaminan kesehatan (askes) memiliki probabilitas 26 % untuk mendapatkan pelayanan CoC.
Management Of Midwife In Pregnant Women Chronic Energy Deficiency From Women's Empowerment Perspective Melinda Rosita Wariyaka; Diyan Maria Kristin; Tirza Vivianri Isabela Tabelak
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 9, No 1 (2023): Volume 9 No.1 Januari 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v9i1.7584

Abstract

Berbagai program telah dilakukan di puskesmas oleh bidan untuk mengatasi masalah ibu hamil dengan CED sejak lama, seperti pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang sudah di galakkan di semua Puskesmas. Pentingnya mengembangkan model penatalksanaan bidan terhadap ibu hamil dengan CED menjadi latar belakang penulis untuk memotret apakah penatalaksanaan CED oleh bidan sudah komperhensif dikaitkan dengan  penyebab CED dan pemberdayaan perempuan. Undang-Undang Kebidanan No 4 Tahun 2019 memberikan Amanah kepada bidan dalam perannya yang salah satunya merupakan pemberdayaan masyarakatTujuan penelitian yang akan dilakukan adalah menganalisis penatalaksanaan ibu hamil CED oleh bidan dengan perspektif pemberdayaan perempuanMetode : Penelitian ini menggunakan metode descriptive study dengan pendekatan cross sectional, dua variable dikembangkan yaitu  penatalaksanaan bidan pada ibu hamil CED dari tahap pengkajian hingga monitoring dan evaluasi dan variable pengetahuan kami menghubungkan keduanya untuk mengetahui lebih dalam apakah ada hubungan yang bermakna. Analisis bivariat menggunakan cross tab analisis dengan nilai P yang digunakan <0.05. Hasil Analisis univariat Sebagian besar bidan belum melakukan paenatalaksanaan ibu hamil CED berdasarkan aspek pemberdayaan perempuan, hasil analisis bivariate P>0,005 menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara penatalksanaan bidan dengan pengetahuan oleh karena banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil kurang energi kronis.Kesimpulan : Sebagian besar penatalaksanaan bidan pada ibu hamil CED dari dimensi pemberdayaan perempuan yang terdiri dari  pengkajian, penetapan diagnosa, monitoring dan evaluasi  belum  sesuai, tidak ada hubungan penatalaksanaan bidan dengan pengetahuan ibu hamil CEDSaran : Saran disampaikan kepada bidan agar didalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis dapat mempertimbangkan aspek pemberdayaan perempuan, Bagi pengambil kebijakan pentingnya berkolaborasi dan membuat sosialisasi penatalksanaan bidan dari aspek pemberdayaan perempuan.  Kata Kunci : Penatalaksanaan Bidan, Pemberdayaan, Kehamilan CED  ABSTRACT  Introduction :Various programs have been carried out at the puskesmas by midwives to overcome the problems of pregnant women with SEZ for a long time, such as providing additional food for pregnant women which has been promoted in all Puskesmas. The importance of developing a midwife management model for pregnant women with Chronic Enegy Deficiency is the background of the author to photograph whether the management of Chronic Enegy Deficiency by midwives has been comprehensively associated with the causes of Chronic Enegy Deficiency and empowering women. Midwifery Law No. 4 of 2019 provides mandates to midwives in their roles, one of which is community empowermentThe purpose of the research to be carried out is to analyze the management of pregnant women with chronic energy deficiency by midwives with the perspective of women's empowermentMethods: This study used a descriptive study method with a cross sectional approach, two variables were developed, namely the management of midwives for pregnant women from the assessment stage to monitoring and evaluation and our knowledge variable connected the two to find out more deeply whether there was a significant relationship. Bivariate analysis using cross tab analysis with P value used <0.05.Results of univariate analysis Most midwives have not managed Chronic Enegy Deficiency pregnant women based on the aspect of women's empowerment, the results of bivariate analysis P> 0.005 showed there was no significant relationship between midwifery management and knowledge because many factors influenced the knowledge of pregnant women with chronic energy deficiency.Conclusion: Most of the management of midwives in pregnant women with Chronic Enegy Deficiency from the dimension of women's empowerment which consists of assessment, diagnosis, monitoring and evaluation is not appropriate, there is no relationship between midwife management and knowledge of pregnant women with Chronic Enegy Deficiency.Suggestion: Suggestions are submitted to midwives so that in providing midwifery care to pregnant women who experience chronic energy deficiency, they can consider aspects of women's empowerment. For policy makers it is important to collaborate and make socialization of midwife management from the aspect of women's empowerment. Keywords: Chronic Enegy Deficiency , Empowerment , Midwife Management, Pregnancy 
Memberdayakan Kader dengan Sosialisasi dan Pendampingan Kader Posyandu untuk Identifikasi Faktor Resiko pada Ibu Hamil Melinda Rosita Wariyaka; Ni Luh Made Diah Putri Anggaraeningsih; Loriana Lorinda Manalor
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 2 (2023): Volume 6 No 2 Februari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i2.8234

Abstract

ABSTRAK Semua ibu hamil memerlukan kewaspadaan dan perawatan kebidanan yang berkualitas tetapi ibu hamil berisiko tinggi memerlukan perawatan dan rujukan khusus, Data pada bulan otktober tahun 2020 terjadi 2 kematian ibu karena  perdarahan post partum dan infeksi masa nifas yang harusnya dapat dicegah. Para kader patner bidan belum pernah terpapar dengan materi atau cara untuk menentukan apakah seorang ibu hamil memiliki resiko dalam kehamilannya atau tidak. Memberdayakan kader dalam penggunaan KSPR dengan metode sosialisasi pendampingan dan evaluasi. Evaluasi kegiatan pemberdayaan membuat peningkatan pengetahuan kader mengenal faktor risiko pada ibu hamil, kemampuan menggunakan KSPR dan mengologkan ibu hamil dalam kelompok faktor risiko. Metode sosialisasi, pendampingan dibuktikan bermanfaat meningkatkan pengetahuan , evaluasi untuk mengukur kemampuan kader, ketiga kombinasi tahapan ini dapat dipakai setelah kegiatan ini. Kata Kunci: Risiko Kehamilan, Deteksi Dini, Pemberdayaan   ABSTRACT All pregnant women require vigilance and quality midwifery care but high-risk pregnant women require special care and referrals, Kupang District until the period of October 2020 2 maternal deaths caused by postpartum hemorrhage and puerperal infection which should be able to cause infection. The cadres of partner midwives have never been exposed to materials or methods to determine whether a pregnant woman has a risk in her pregnancy or not.Objective Empowering cadres in the use of KSPR with the method of socialization, mentoring and evaluation. The evaluation of empowerment activities increased the knowledge of cadres to recognize risk factors in pregnant women, the ability to use KSPR and register pregnant women in the risk factor group. Methods of socialization, mentoring that can help increase knowledge, evaluation to measure the ability of cadres, these three combinations can be used after this activity. Keywords: Pregnancy Risk, Early Detection, Cadres Empowerment
Gangguan Perkembangan Bicara dan Bahasa Pada Anak Usia 36 – 48 Bulan di Puskesmas Oebobo Kota Kupang Tahun 2019 Loriana L Manalor; Matje M. Huru; Ummi K.S. Saleh; Melinda R. Wariyaka
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.04 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i5.7086

Abstract

Latar belakang Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa. Anak usia 0-5 tahun yang disebut balita merupakan masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa kritis terjadi pada anak usia 1-3 tahun dimana diperlukan stimulasi yang berguna agar potensi berkembang sehingga perlu mendapat perhatian. Kecerdasan anak sangat dipengaruhi oleh stimulasi yang diterimanya dalam tahun-tahun awal kehidupannya, terutama dua tahun pertama yang sering kita sebut dengan the golden years. Stimulasi yang tepat, baik jenis maupun frekuensinya, akan melatih panca indera anak dan akan mempengaruhi kecerdasannya. Melalui stimulasi ini juga dapat menjalin komunikasi efektif. Tugas orangtua dan pendidik untuk mempertahankan sifat-sifat yang menjadi dasar kecerdasan anak agar bertahan sampai tumbuh dewasa, dengan memberikan faktor lingkungan dan stimulasi yang baik untuk merangsang dan mengoptimalkan fungsi otak dan kecerdasan anak. Metode penelitian penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan metode wawancara mendalam (in depth Interview) & dokumentasi di Puskesmas Oebobo Kota Kupang pada Bulan Mei - Agustus 2019. Hasil penelitian Perkembangan bahasa dan bicara khususnya pada anak dengan gangguan keterlambatan bicara (speech delay), deteksi dini sangat dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada awal masa tumbuh kembang seorang anak, karena bahasa menjadi faktor utama dalam tumbuh kembang anak yang dapat mempengaruhi banyak aspek tumbuh kembang lainnya, seperti, aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan bahasa seorang anak mampu untuk berkomunikasi, menyampaikan isi pikiran, perasaan, ekspresi dan interaksi dengan orang-orang dan lingkungan yang ada disekitarnya. Dengan deteksi sedini mungkin, akan dapat mengetahui lebih awal dalam pemberian stimulasi yang sesuai dengan masalah yang dialami seorang anak. Stimulasi merupakan salah satu bentuk program intervensi yang di berikan kepada anak, khususnya anak dengan masalah keterlambatan bahasa dan bicara (speech delay) dengan dibantu oleh ahli seperti dokter, terapis dan intervensi yang di berikan oleh orang tua, sebagai contoh pola asuh yang sangat mempengaruhi perkembangan tumbuh kembang seorang anak. Perkembangan bicara yang terlambat biasanya disertai dengan perkembangan sensorik motorik, perseptual motoric yang terlambat pula. Karena bicara dan berbahasa berhubungan erat dengan system motoric, yang diatur oleh system syaraf pusat. Pada usia dini anak yang mengalami gangguan keterlambatan bicara harus dengan cepat diberikan intervensi berupa kegiatan terapi sebagai usaha preventif dalam masa tumbuh kembangnya. Diagnosis keterlambatan bicara dan berbahasa tidak mudah ditegakkan, karena berhubungan dengan fungsi otak, kegiatan motoric mulut, lidah, kerongkongan, pernafasan, pita suara dan tonus otot. (Etty Indriati, 2011).