Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN HUBUNGAN KERJASAMA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN PERUMAHAN Sandra Eka Febrina
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 9 NOMOR 1 JANUARI 2021
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v9i1.703

Abstract

Abstrak: Hubungan yang kondusif antarpihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi perumahan, yaitu pengembang (developer), kontraktor, subkontraktor, dan pemasok (supplier); adalah salah satu prasyarat dalam tercapainya kualitas konstruksi perumahan yang baik. Karena perilaku hubungan antarpihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi perumahan belum banyak diteliti, maka hubungan kerja sama antarpihak yang terlibat tersebut harus dipetakan terlebih dahulu. Fragmentasi adalah salah satu fenomena yang terjadi dalam industri konstruksi. Akibat dari fragmentasi tersebut antara lain kinerja konstruksi dan efisiensi yang rendah. Konstruksi perumahan sebagai salah satu bagian dari industri konstruksi juga memiliki fenomena fragmentasi tersebut. Peta hubungan kerjasama antarpihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan perumahan ini dipelajari melalui suatu metoda survei dan wawancara ke beberapa proyek konstruksi sebagai studi kasus. Pemilihan objek penelitian dirancang untuk dapat menggambarkan kasus-kasus sesuai dengan karakteristik pemilik proyek yang disebut pengembang (developer), berdasarkan kepemilikan badan usahanya, yaitu swasta atau pemerintah, dan karakteristik pelaksanaan konstruksi oleh pihak pemilik berupa in-house (dikerjakan sendiri) atau outsource (diberikan kepada pihak lain). Penelitian ini menghasilkan pola hubungan kerjasama antarpihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan perumahan di Indonesia. Pola hubungan kerjasama didapatkan dengan melihat metoda pengadaan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi bangunan perumahan dan pembagian lingkup pekerjaan. Pola hubungan tersebut juga memperlihatkan bahwa terdapat fragmentasi dalam konstruksi perumahan. Selain fragmentasi dalam pelaksanaan konstruksi perumahan, pola hubungan yang dihasilkan dalam penelitian ini juga memberikan gambaran pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi perumahan dan hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya pola tersebut. Lingkup bisnis pemilik proyek, jenis produk konstruksi perumahan yang dihasilkan, dan metoda kontrak yang dipakai oleh pemilik proyek merupakan hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya pola hubungan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan perumahan di Indonesia. Kata kunci: konstruksi perumahan, hubungan kerjasama, konstruksi ramping
Is Mass Housing Increase or Decrease Symbolic Cultural Diversity? An Emperical Investigation Zuber Angkasa Wazir; Sandra Eka Febrina
International Journal of Architecture and Urbanism Vol. 5 No. 2 (2021): International Journal of Architecture and Urbanism
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.694 KB) | DOI: 10.32734/ijau.v5i2.6209

Abstract

Housing is one of basic needs in modern society driven by the population growth and limited land resource. Housing for low-income segment has minimum standard features which difficult personalization. Nevertheless, people have means to create personal identity symbol on facade material to show personalization in the simplest way. Purpose of this research is to investigate diversity symbol type created by housing resident despite personalization limited constraint. Transdiciplinary housing theory (Salama et al, 2017) is served as basic framework of this research. Observations conducted in five housing in Palembang discover fewer collectivism symbols and many individualism symbols. Thus author revised the transdiciplinary model and create housing social architecture model for better descriptions on how housing dweller responses to housing architecture and defines their cultural identity. Instead of tune down culture symbolism, mass housing exhibits more basic roots of this symbolism.
Investigasi Kualitas Udara Ruang Kelas dengan Perubahan Ventilasi Aktif Menjadi Alami Pasca Pandemi di Daerah Tropis Lembab Setiati, Tri Woro; Febrina, Sandra Eka; Islami, Fajar Sadik
Arsir Vol 6, No 2 (2022): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v6i2.5167

Abstract

Pandemi Covid-19 memberikan dampak dan perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan manusia. Penggunaan masker, aturan mencuci tangan, jaga jarak serta perubahan sistem ventilasi ruang dalam dari buatan menjadi alami kembali. Sebelum masa pandemi, rata-rata sekolah telah menggunakan air conditioning untuk menjaga kualitas udara dalam. Namun, kondisi pasca pandemic memaksa seluruh ruang memanfaatkan kembali ventilasi alami. Kondisi tersebut mengharuskan jendela di ruang kelas terbuka untuk memaksimalakan pertukaran  udara. Tentu saja kualitas udara di dalam ruang akan berbeda dengan sebelumnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kembali kualitas udara ruang kelas yang mengalami perubahan dari penggunaan sistem ventilasi buatan menjadi alami. Investigasi dilakukan dengan pengukuran kualitas udara dengan beberapa parameter diantaranya konsentrasi partikulat (PM 2,5; PM 1,0 dan PM10), kecepatan udara, temperatur dan kelembapan udara serta HCHO dan TVOC. Metode penelitian dilakukan dengan pengukuran langsung kualitas udara pada ruang kelas yang menggunakan ventilasi alami serta ruang kelas yang menggunakan air conditioning dalam waktu yang sama. Hasil komparasi menunjukkan bahwa, kualitas udara pada ruang kelas dengan ventilasi alami lebih baik, berdasarkan evaluasi kecepatan udara, nilai HCHO dan TVOC. Namun, untuk nilai konsentrasi partikulat menunjukkan nilai yang lebih tinggi dikarenakan jendela yang terbuka memberikan kesempatan debu dan emisi kendaraan masuk secara langsung.
Efektifitas Pemakaian Material Akustik pada Gereja Bethel Indonesia (GBI) Musi Palem Indah Palembang Anta Sastika; Sandra Eka Febrina
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 2 (2022): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.706 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i1.1007

Abstract

Penggunaan material akustik pada bangunan Gereja Bethel Indonesia Musi Palem Indah Palembang sangat dibutuhkan untuk menunjang fungsi sebagai ruang ibadah. Penggunaan sound system dan peralatan audio visual serta suara yang berasal dari jemaah memberikan berpengaruh terhadap tingkat kebisingan di dalam ruang gereja, yaitu sebesar 80 - 85 dB, dimana ambang batas normalnya hanya 30 – 50 dB. Faktor bising internal juga dipengaruhi oleh bising eksternal yang dihasilkan dari kendaraan dan kegiatan-kegiatan yang berlangsung di sekitar bangunan. Pemilihan material akustik yang digunakan dapat efektif apabila sesuai dengan jumlah produksi suara atau tingkat kebisingan yang timbul. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas penggunaan material akustik yang digunakan di Gereja Bethel Indonesia Musi Palem Indah Palembang melalui pengukuran dan dianalisis menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan utama bahwa material karpet yang dipakai di lantai Gereja Bethel Indonesia Musi Palem Indah Palembang ini kurang efektif dalam meredam tingkat kebisingan khususnya pada saat berlangsungnya proses ibadah, serta rekomendasi pemilihan dan penggunaan material dan metode reduksi, kebisingan pada bangunan.
Pemakaian Teknik Pendinginan Pasif Dalam Mitigasi Urban Heat Island (UHI): Tinjauan Literatur Angkasa, Zuber; Angrini, Sisca Novia; Febrina, Sandra Eka; Iskandar, Iskandar
Arsir Vol 7, No 1 (2023): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v7i1.6212

Abstract

Sustainable development has become a significant issue nowadays. The passive cooling technique is used instead of the active cooling technique for less operation energy consumption. Previous research has identified urban heat island (UHI) phenomena in big cities because of climate change. Efforts have been made to reduce and mitigate this phenomenon, and the passive cooling technique is one of the efforts that count off. A comprehensive literature review has yet to highlight passive cooling techniques to overcome UHI. This paper will systematically review research on passive cooling techniques as UHI mitigation. The result indicates the pros and cons of various passive cooling techniques considering every previously identified factor that will help every stakeholder to reduce and mitigate UHI using passive cooling techniques.
Islamic Architecture: The Correlation Between Cultural Diversity and Mosque Roof Types in Palembang Zuber Angkasa; Sandra Eka Febrina; Erfan M Kamil
Journal of Islamic Architecture Vol 8, No 1 (2024): Journal of Islamic Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Science and Technology, UIN Maliki Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jia.v8i1.22853

Abstract

Cultural diversity influences different types of mosque roofs that can be seen even in neighboring districts. This paper examines the differences in mosque dome types in two areas that differ in terms of cultural diversity, namely the Ulu and Ilir areas of Palembang City. The Ulu area is known to have much lower cultural diversity than the Ilir area. The survey was conducted on 50 mosques located in Palembang City and spread across the two regions. We then categorized them into three roof coverings: dome, pyramid, and mixed. We also calculated a diversity index to assess social diversity in each region. Fisher's Exact test was then conducted to determine whether there were differences in dome types by region. It was found that round domes dominated the Ulu region, while pyramids and mixed domes dominated the Ilir region. The paper concludes that the cultural composition in the Ulu, which the Palembang Malay ethnic group dominates, encourages of using of the standard round dome. In contrast, the relatively high cultural diversity in the Ilir leads to the prominence of the identity of the elites who prioritize the pyramid dome and efforts to accommodate multiculturalism with the mixed dome. In particular, this article can encourage efforts to develop theories on architectural dynamics under the influence of cultural diversity in urban and rural areas.