This Author published in this journals
All Journal Tanggon Kosala
Nurhadi, Rokhmat
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENUMBUHAN SIKAP POSITIF BAHASA UNTUK MEMPERKOKOH KUALITAS KARAKTER POLISI Nurhadi, Rokhmat
Tanggon Kosala Vol. 2 No. 1 (2013): Tanggon Kosala (April, 2013)
Publisher : Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu indikator profesional-tidaknya seorang polisi terlihat dari bagaimanaseorang polisi mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Tribrata danCaturprasetya pada aktivitas sehari-harinya, terlebih ketiga berdinas. Pada brata yangketiga terdapat istilah mengayomi, sedangkan pada prasetya yang keempat terdapatpernyataan “memelihara perasaan tenteram dan damai”. Dua komponen ini bisa dilihatdari kacamata yang sama, yakni bahwa polisi memiliki tugas utama membuatmasyarakat menjadi tenteram, damai, tidak mengalami ketertekanan, dan tidakmengalami ketakutan. Kondisi seperti ini bisa diwujudkan salah satunya melalui sikapbahasa yang positif pada diri Polri. Sikap bahasa yang positif antara lain berwujud sikapmengambil posisi secara positif terhadap masyarakat yang berbicara dan memilihbahasa yang “berdampak” positif pada masyarakat. Sikap positif dalam berbahasa inimenjadi bagian dari karakter yang harus dikembang-tumbuhkan di tubuh anggotakepolisian Republik Indonesia. Masyarakat Akademi Kepolisian sebagai bagian darimasyarakat secara luas memiliki tuntutan untuk mampu berkomunikasi yang baiktersebut. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa yang baik mutlak diperlukan olehmasyarakat Akpol. Pembiasaan menggunakan bahasa yang baik merupakan cerminkarakter masyarakat Akpol secara khusus atau masyarakat (anggota) kepolisian secaraumum. Pentingnya pendidikan karakter bagi taruna akpol dengan demikian didalamnya juga terkandung pembiasaan berbahasa yang baik atau dalam tulisan inidisebut dengan istilah bersikap positif terhadap bahasa, terhadap aktivitas berbahasa,dan terhadap proses berkomunikasi secara umum. Pemerolehan keempat keterampilanberbahasa melalui urutan yang teratur. Mula-mula, sejak kecil kita belajar menyimakkemudian disusul dengan berbicara. Baru pada waktu sekolah kita belajar membacadan menulis. Atas dasar proses tersebut, kita bisa menganalogikan bahwa untukmenjadi pembicara yang baik seseorang dituntut menjadi pendengar yang baik pula;untuk menjadi penulis yang baik seseorang dituntut menjadi pembaca yang baik pula.Bahasa yang santun menunjukkan kepribadian atau karakter yang santun pula. Itulahsebabnya pendidikan karakter menjadi mutlak untuk diwariskan melalui pendidikan.Pendidikan karakter tidak saja dilakukan secara formal, dalam pengertian terintegrasidalam kurikulum pendidikan formal, melainkan juga dalam pendidikan informal dannonformal. Dengan demikian, tanggung jawab pendidikan karakter tidak saja ada dipundak lembaga pendidikan formal, tetapi juga pada seluruh lapisan masyarakat.Akademi kepolisian sebaga lembaga pendidikan formal dengan sendirinya jugamemiliki kewajiban besar dalam melangsungkan pendidikan karakter ini.