Tanggon Kosala
Vol. 2 No. 1 (2013): Tanggon Kosala (April, 2013)

PENUMBUHAN SIKAP POSITIF BAHASA UNTUK MEMPERKOKOH KUALITAS KARAKTER POLISI

Nurhadi, Rokhmat (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Apr 2013

Abstract

Salah satu indikator profesional-tidaknya seorang polisi terlihat dari bagaimanaseorang polisi mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Tribrata danCaturprasetya pada aktivitas sehari-harinya, terlebih ketiga berdinas. Pada brata yangketiga terdapat istilah mengayomi, sedangkan pada prasetya yang keempat terdapatpernyataan “memelihara perasaan tenteram dan damai”. Dua komponen ini bisa dilihatdari kacamata yang sama, yakni bahwa polisi memiliki tugas utama membuatmasyarakat menjadi tenteram, damai, tidak mengalami ketertekanan, dan tidakmengalami ketakutan. Kondisi seperti ini bisa diwujudkan salah satunya melalui sikapbahasa yang positif pada diri Polri. Sikap bahasa yang positif antara lain berwujud sikapmengambil posisi secara positif terhadap masyarakat yang berbicara dan memilihbahasa yang “berdampak” positif pada masyarakat. Sikap positif dalam berbahasa inimenjadi bagian dari karakter yang harus dikembang-tumbuhkan di tubuh anggotakepolisian Republik Indonesia. Masyarakat Akademi Kepolisian sebagai bagian darimasyarakat secara luas memiliki tuntutan untuk mampu berkomunikasi yang baiktersebut. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa yang baik mutlak diperlukan olehmasyarakat Akpol. Pembiasaan menggunakan bahasa yang baik merupakan cerminkarakter masyarakat Akpol secara khusus atau masyarakat (anggota) kepolisian secaraumum. Pentingnya pendidikan karakter bagi taruna akpol dengan demikian didalamnya juga terkandung pembiasaan berbahasa yang baik atau dalam tulisan inidisebut dengan istilah bersikap positif terhadap bahasa, terhadap aktivitas berbahasa,dan terhadap proses berkomunikasi secara umum. Pemerolehan keempat keterampilanberbahasa melalui urutan yang teratur. Mula-mula, sejak kecil kita belajar menyimakkemudian disusul dengan berbicara. Baru pada waktu sekolah kita belajar membacadan menulis. Atas dasar proses tersebut, kita bisa menganalogikan bahwa untukmenjadi pembicara yang baik seseorang dituntut menjadi pendengar yang baik pula;untuk menjadi penulis yang baik seseorang dituntut menjadi pembaca yang baik pula.Bahasa yang santun menunjukkan kepribadian atau karakter yang santun pula. Itulahsebabnya pendidikan karakter menjadi mutlak untuk diwariskan melalui pendidikan.Pendidikan karakter tidak saja dilakukan secara formal, dalam pengertian terintegrasidalam kurikulum pendidikan formal, melainkan juga dalam pendidikan informal dannonformal. Dengan demikian, tanggung jawab pendidikan karakter tidak saja ada dipundak lembaga pendidikan formal, tetapi juga pada seluruh lapisan masyarakat.Akademi kepolisian sebaga lembaga pendidikan formal dengan sendirinya jugamemiliki kewajiban besar dalam melangsungkan pendidikan karakter ini.

Copyrights © 2013






Journal Info

Abbrev

tanggonkosala

Publisher

Subject

Law, Crime, Criminology & Criminal Justice Social Sciences

Description

Tanggon Kosala (ISSN 2087-0043) merupakan Jurnal Ilmiah yang diterbitkan oleh Akademi Kepolisian Republik Indonesia yang menerbitkan artikel-artikel hasil penelitian ataupun artikel ulasan berkaitan dengan Kajian Ilmu Kepolisian dalam berbagai perspektif keilmuan. Jurnal ini diharapkan menjadi ...