p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Furnace
Haryono, Didied
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Simulasi Monitoring Proses Flotasi Kolom Dengan Electrical Capacitance Volume Tomography Haryono, Didied; Nugraha, Harisma; Faishal, Hermansyah Emir
Jurnal Furnace Vol 4, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Department of Metallurgical Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Flotasi merupakan proses pemisahan mineral berharga dari pengotornya. Monitoring proses flotasi saat ini hanya bisa dilakukan pada sumbu x-y. Untuk memonitoring pada sumbu x, y dan z digunakan teknologi tomografi yaitu Electrical Capasitance Volume Tomography (ECVT). Untuk melihat kemampuan sistem ECVT dalam memonitoring proses flotasi dilakukan simulasi dengan software komputasi OpenFOAM. Tahap pertama simulasi ini adalah melakukan studi literatur tentang simulasi CFD dan Simulasi ECVT untuk menentukan batasan simulasi. Tahap kedua yaitu melakukan simulasi CFD flotasi kolom dengan variabel; ukuran gelembung dan kecepatan injeksi udara atau laju alir udara. Tahap ketiga melakukan simulasi ECVT dengan objek gelembung statis dan tahap terakhir melakukan simulasi integrasi ECVT-CFD. Pada gelembung 3, 6 dan 9 layers didapatkan distribusi permitivitas dari objek yang berada didalam sensor yang ditampilkan dalam bentuk peta warna. Pada daerah warna yang lebih cerah menandakan daerah gelembung. Dengan distribusi permitivitas relatif Daerah gelembung 3, 6 dan 9 layer berturut-turut 0,2584, 0,2563, dan 0.,2495. Sedangkan daerah warna yang lebih gelap (merah) menandakan daerah air dengan dtsribusi permitivtas ralatif adalah 1. Pada simulasi gelembung dinamis diperoleh volume gelembung untuk setiap laju udara yang diberikan 3, 4, dan 5 liter/menit yaitu 13.319 mm3, 15.733 mm3 dan 22.337 mm3. Jumlah gelembung hasil simulasi flotasi kolom pada laju alir udara 3,4 dan 5 liter/menit adalah 14,75%, 15,63% dan 19,34%. Sedangkan hasil eksperimen 14,06%, 15,23%, dan 18,55%. Berdasarkan hasil tersebut simulasi flotasi kolom yang dilakukan mampu menghasilkan gelembung dengan kondisi yang hampir sama dengan eksperimen.
Inspeksi Cacat Sambungan Las Pelat Baja Karbon Rendah menggunakan Magnetic Induction Tomography dengan Sensor Planar 2 Channel Fitriani, Annisa Nur; Haryono, Didied; Al-huda, Mahfudz
Jurnal Furnace Vol 4, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Department of Metallurgical Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelasan logam merupakan proses fabrikasi untuk membuat sambungan antara dua atau lebih logam dengan memanaskannya hingga mencapai titik leleh logam tersebut dengan atau tanpa penggunaan tekanan dan logam pengisi. Kualitas hasil lasan dipengaruhi oleh ada tidaknya cacat pada hasil lasan. Cacat adalah diskontinuitas dengan ukuran melebihi batas dari spesifikasi dan standar yang telah ditentukan. Diskontinuitas las merupakan interupsi pada struktur lasan seperti ketidakhomogenan sifat mekanik, metalurgi, atau fisika pada material atau lasan. Salah satu metode untuk mengetahui keberadaan diskontinuitas adalah dengan pengujian tidak merusak (non- destructive test). Metode pengujian tidak merusak yang umum digunakan untuk menginspeksi hasil lasan adalah radiografi dan ultrasonik. Saat ini, salah satu metode yang sedang dikembangkan untuk pengujian tidak merusak adalah Magnetic Induction Tomography (MIT). Selain karena bersifat non-intrusive dan contacless, kelebihan MIT adalah aman dari bahaya radiasi dan relatif murah. Penelitian ini menggunakan sensor MIT fleksibel dengan koil pemancar dan koil penerima terbuat dari koil tembaga. Kedua koil dililit sebanyak tiga kali hingga membentuk koil spiral berdiameter 5 mm. Sampel yang digunakan adalah pelat baja A53 yang telah diberi cacat buatan. Eksperimen dilakukan dengan menggeser sensor secara perlahan searah sumbu-x melewati lokasi diskontinuitas. Diskontinuitas yang diinspeksi adalah cacat lubang berdiameter 1-4 mm serta cacat retak dengan orientasi arah horizontal dan vertikal. Perubahan fase yang diperoleh untuk cacat lubang berdiameter 1, 2, 3, dan 4 mm berturut-turut adalah 2.1o, 8.7 o, 10.1 o, dan 19.5 o. Sedangkan perubahan fase tertinggi yang diperoleh untuk cacat retak horizontal dan vertikal berturut-turut adalah 14 o dan 3 o.