Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu untuk mengetahui bagaimana implementasi Instagram dapat menciptakan: a) simulasi realitas perpustakaan yang dapat meningkatkan akses informasi di perpustakaan, b) hiperrealitas perpustakaan yang dapat meningkatkan keterlibatan pengguna dengan informasi, c) simulacra perpustakaan yang dapat membentuk persepsi pengguna perpustakaan terhadap perpustakaan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis tematik, dan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Instagram dapat menciptakan: a) simulasi realitas perpustakaan dapat meningkatkan akses informasi di perpustakaan melalui promosi koleksi perpustakaan, informasi tentang kegiatan perpustakaan, dan komunikasi dengan pengguna perpustakaan, b) Hiperrealitas perpustakaan dapat meningkatkan keterlibatan pengguna dengan informasi melalui ketertarikan pengguna untuk mengakses informasi, aktivitas pengguna dalam berinteraksi dengan informasi, dan keterlibatan pengguna dengan komunitas perpustakaan, c) Simulacra perpustakaan dapat membentuk persepsi pengguna perpustakaan terhadap perpustakaan, baik secara positif maupun negatif. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi Instagram dapat menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan manajemen informasi di perpustakaan. Namun, implementasi Instagram harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat. Pengelola perpustakaan harus memahami konsep hiperrealitas Jean Baudrillard dan menerapkannya pada Instagram perpustakaan.