Arni Irawaty Djais
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Komplikasi pascareseksi mandibula (laporan kasus) Hasmawati Hasan; Andi Tajrin; Arni Irawaty Djais
Makassar Dental Journal Vol. 6 No. 2 (2017): Vol 6 No 2 Agustus 2017
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.134 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v6i2.25

Abstract

Kasus komplikasi setelah reseksi mandibula akibat ameloblastoma telah dilaporkan berupa patahnya plat, merupakan kasus yang jarang ditemukan. Laporan kasus ini bertujuan menjelaskan penatalaksaan kasus komplikasi patahnya plat pascareseksi mandibula. Laporan kasus: Seorang pasien berumur 21 tahun datang ke rumah sakit swasta dengan keluhan rasa nyeri dan tidak nyaman pada daerah bekas operasi pascareseksi mandibula akibat tumor ameloblastoma dengan tindakan radikal dan pemasangan plat. Dari anamnesis pasien menyatakan tiba-tiba terjadi rasa nyeri dan tidak nyaman pada rahangnya. Pemeriksaan intraoral pasien sulit membuka mulut. Pemeriksaan ekstraoral tampak pembengkakan. Pada pemeriksaan foto ronsen panoramik terlihat plat tidak menyatu lagi. Pasien didiagnosis mengalami kepatahan plat penyangga mandibula. Penatalaksanaannya dengan tindakan operasi penggantian plat yang utuh untuk mengembalikan fungsi mastikasi pasien. Simpulan: Komplikasi patahnya plat pasca reseksi mandibula pada pasien ameloblastoma dapat terjadi dan perawatannya dengan penggantian plat yang utuh dan lebih kuat.
Kombinasi perancah silk-fibroin dari kepompong ulat sutera (Bombyx mori) dan konsentrat platelet sebagai inovasi terapi regenerasi tulang alveolar Silk-fibroin scaffold from silkworm cocoon (Bombyx mori) and platelet concentrate-based mineralized plasmati Adrian Rustam; Fransiske Tatengkeng; Andi Muh. Fahruddin; Arni Irawaty Djais
Makassar Dental Journal Vol. 6 No. 3 (2017): Vol 6 No 3 Desember 2017
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.024 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v6i3.32

Abstract

Latar belakang: Destruksi tulang alveolar secara progresif akan berdampak buruk pada aspek fungsional, estetik, dan prognosis perawatan prostetik. Upaya regenerasi diperlukan untuk mengembalikan fungsi tulang alveolar. Dewasa ini, penggunaan konsentrat platelet seperti platelet-rich fibrin (PRF) dan platelet-rich plasma (PRP) terbukti mampu memicu pembentukan tulang alveolar. Namun, proses penyembuhan tulang memakan waktu lama. Selain itu, volume tulang yang terbentuk sulit dipertahankan sehingga konsentrat platelet perlu dimodifikasi. Penambahan scaffold bone-graft terbukti dapat meningkatkan efektivitas konsentrat platelet. Kandungan silk-fibroin dalam kepompong ulat sutera (Bombyx mori) berpotensi sebagai material scaffold yang ideal karena memiliki sifat mekanis dan biokompatibilitas yang unggul. Tujuan: Mengkaji potensi scaffold silk-fibroin kepompong ulat sutera yang dikombinasikan dengan konsentrat platelet sebagai inovasi terapi regenerasi tulang alveolar. Pembahasan: Mineralized plasmatic matrix (MPM) merupakan terobosan terbaru yang mengkombinasikan scaffold bone-graft dengan PRP dan PRF. Konsentrat platelet dalam MPM kaya akan growth factor (PDGF, TGF-β, VEGF, IGF), monosit, dan serabut fibrin yang berperan dalam menstimulasi proliferasi, diferensiasi, dan migrasi sel-sel osteoprgenitor, dan osteogenik pada area kerusakan. Penggunaan scaffold silk-fibroin yang disintesis dari kepompong ulat sutera mampu meningkatkan efektivitas konsentrat platelet dengan cara mempercepat proses osteogenesis dan menyediakan matriks ekstraseluler yang akan memandu migrasi sel osteogenik saat proses pematangan tulang. Selain itu, silk-fibroin mampu menginduksi angiogenesis, memfasilitasi osteokonduksi, dan mengoptimalkan proses osteoinduksi. Dengan sifat mekanisnya yang unggul, silk-fibroin mampu mempertahankan volume tulang. Simpulan: Perpaduan scaffold silk-fibroin kepompong ulat sutera dengan konsentrat platelet berpotensi dalam menstimulasi dan mempercepat proses pembentukan serta mempertahankan volume tulang alveolar.
Penggunaan fiber polyethylene (ribbond) sebagai splint periodontal Asdar Gani; Sri Oktawati; Arni Irawaty Djais; Miftahendarwati .; Novita Sari Silamba
Makassar Dental Journal Vol. 6 No. 3 (2017): Vol 6 No 3 Desember 2017
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.996 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v6i3.39

Abstract

Kerusakan struktur pendukung gigi dapat menyebabkan terjadinya mobilitas gigi. Mobilitas gigi akan berefek buruk pada fungsi, estetika, dan rasa nyaman pasien. Splinting digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saat dihadapkan dengan dilema mengenai cara mengatasi gigi dengan permasalahan periodontal, splinting gigi yang mengalami mobilitas dengan gigi di sebelahnya yang lebih kuat merupakan suatu pilihan yang tepat. Artikel ini bertujuan untuk membantu memberi gambaran para klinisi tentang salah satu bahan splinting yaitu mewadahi para klinisi tentang gambaran terbaru mengenai bahan splinting fiber polyethylene (ribbond) dan pengaplikasianya dalam kasus periodontal. Ribbond adalah salah satu bahan yang biasa digunakan pada splinting telah menjadi populer saat ini dan terbuat dari fiber polyethylene molekul ultra-high. Selain digunakan sebagai splinting, fiber ribbon dapat diaplikasikan beragam kasus lain pada bidang kedokteran gigi.
Perawatan bedah periodontal pada pasien hipertensi disertai pembesaran gingiva dan abses periodontal (laporan kasus): Management of periodontal surgery on hypertension patient with gingival hyperplasia and periodontal abscess (case report) Arni Irawaty Djais; Hasmawati Hasan
Makassar Dental Journal Vol. 5 No. 3 (2016): Vol 5 No 3 Desember 2016
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.342 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v5i3.107

Abstract

Masalah dan tujuan penulisan: Pembesaran gingiva disertai abses periodontal merupakan suatu keadaan yang sering dijumpai pada pasien dengan penggunaan obat hipertensi. Pembesaran gingiva menyebabkan sulitnya pasien menjaga kebersihan mulut sehingga berlanjut menjadi abses periodontal dan gigi menjadi goyang. Laporan kasus ini bertujuan melaporkan penatalaksanaan pasien hipertensi disertai pembesaran gingiva disertai abses periodontal dengan teknik bedah periodontal. Laporan kasus: Seorang pria berumur 60 tahun datang ke tempat praktek dengan keluhan gigi goyang dan rasa tidak nyaman pada gigi depan atas dan bawah. Pemeriksaan klinis menunjukkan gingiva yang membesar terutama di daerah interdental, warna merah terang pada attached gingiva dan pus pada margin gingiva, serta gigi 11, 12, 21, 22, 31, 32, 41 dengan kegoyangan 2°, gigi 42 kegoyangan 3°. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Penatalaksanaan kasus berupa scalling root planning (SRP), splinting, selective grinding, dan bedah periodontal. Pada kontrol 1 bulan tampak gingiva normal, dan pasien merasa puas dengan hasil perawatan. Simpulan: Bedah periodontal merupakan tindakan yang efektif dalam mengembalikan fungsi gigi pada pasien hipertensi disertai pembesaran gingiva dan abses periodontal sehingga tindakan pencabutan dapat dicegah.
Perawatan pasien dengan abses periodontal Arni Irawaty Djais
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 4 (2014): Vol 3 No 4 Agustus 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.53 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i4.189

Abstract

Abses periodontal merupakan infeksi lokal bakteri yang terjadi di dalam jaringan periodonsium. Penyakit ini menempati posisi ketiga dari kegawatdaruratan medis dalam bidang kedokteran gigi, 6-14% dari semua kondisi kedaruratan gigi. Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk menjelaskan tentang perawatan pasien dengan diagnosis abses periodontal. Dengan penatalaksanan yang segera, penatalaksanaan secara lebih awal dan penatalaksaan definitif merupakan bentuk terapeutik untuk abses periodontal. Pemberian antibiotik sistemik juga dianjurkan selama tahap perawatan. Penisilin, metronidazole, tetrasiklin, dan klindamisin dapat menjadi obat pilihan. Akhir kata, disimpulkan bahwa penetapan diagnosis abses periodontal serta penatalaksanaannya perlu dilakukan sedini mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Frenektomi untuk kebutuhan perawatan ortodonsi (laporan kasus): Frenectomy for orthodontic treatment needs (case report) Nur Rahmah H; Arni Irawaty Djais
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.023 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.241

Abstract

Latar belakang: Senyum yang menarik sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi. Keseimbangan senyum dapat dipengaruhi oleh posisi gigi dan keadaan frenulum labialis. Abnormalitas dari frenulum dapat menyebabkan diastema gigi insisivus sentral, iritasi pada jaringan periodontal, menghalangi pembersihan gigi, menghalangi pergerakan piranti ortodontik, mengganggu pemakaian gigi tiruan serta berpengaruh pada estetik. Tujuan: Untuk memaparkan koreksi diastema sentral dengan frenektomi frenulum labialis untuk mendukung keberhasilan perawatan ortodontik dan meningkatkan estetika. Kasus dan manajemen: Pasien wanita usia 21 tahun ingin merapikan giginya. Ditemukan kondisi diastema sentral dengan frenulum labialis mencapai gingival margin dan pembesaran papila insisivus. Pasien dirujuk ke bagian periodonsia untuk perawatan perioestetik berupa frenektomi dengan metode incision below the clamp. Kontrol 1 bulan pascaoperasi menunjukkan diastema sentral telah terkoreksi dan pasien merasa sangat puas. Diskusi: Frenektomi dilakukan untuk menghilangkan faktor predisposisi penyakit periodontal akibat perlekatan frenulum yang tinggi serta bertujuan untuk mengoreksi diastema sentral bersama-sama dengan perawatan ortodontik. Simpulan: Frenektomi efektif untuk mengoreksi gangguan estetika berkaitan dengan diastema sentral akibat frenulum yang tinggi dan membantu keberhasilan perawatan ortodontik.
Incision below the clamp: frenektomi dengan perdarahan yang minim: Incision below the clamp: frenectomies with minimal bleeding Shek Wendy; Arni Irawaty Djais
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.319 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.245

Abstract

Masalah: Perlekatan frenulum yang tinggi dapat menimbulkan gangguan terhadap jaringan periodontal dan estetik, seperti gingivitis, resesi gingiva, dan diastema sentral sehingga membutuhkan tindakan frenektomi. Frenektomi adalah pengangkatan frenulum secara menyeluruh, termasuk perlekatan pada tulang di bawahnya, menyebabkan luka lebar serta memicu perdarahan. Tujuan: memaparkan prosedur frenektomi dengan teknik incision below the clamp (IBC) untuk mengurangi perdarahan. Kasus: Seorang pasien wanita usia 28 tahun datang ke RSGM Unhas, dengan keluhan gusi depan atas sering berdarah dan kadang terasa ngilu pada area tersebut. Pemeriksaan klinis terlihat kalkulus pada kedua gigi anterior, resesi gingiva 1-2 mm akibat perlekatan frenulum labialis superior yang mencapai gingiva cekat. Penatalaksanaan dilakukan frenektomi dengan teknik IBC menggunakan scalpel. Pada teknik IBC tampak luka tidak melebar dan perdarahan yang kurang selama prosedur frenektomi. Simpulan: Pasien sangat puas dengan hasil perawatan. Teknik IBC merupakan prosedur perawatan alternatif yang bisa dilakukan dengan estetik yang baik dan perdarahan yang kurang selama proses frenektomi.
Peranan dokter gigi dalam disaster victim identification: The role of dentists in disaster victim identification Muliaty Yunus; Arni Irawaty Djais; Dwi Putri Wulansari; Meilissa Thunru
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.787 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.264

Abstract

Disaster victim identification (DVI) adalah suatu istilah yang digunakan sebagai prosedur dalam mengidentifikasi identitas korban meninggal akibat suatu bencana massal, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan mengacu pada standar baku Interpol. Salah satu metode identifikasi primer yang diakui oleh Interpol adalah status/ keadaan gigi geligi, karena gigi geligi dapat bertahan hingga suhu 1600 °C tanpa kehilangan struktur mikro dan bersifat lebih tahan lama terhadap proses pembusukan. Hal ini yang membuat bidang kedokteran gigi menjadi unik dan dokter gigi memiliki peran yang sangat penting dalam DVI, yang diawali dari pengumpulan data postmortem dan antemortem, hingga rekonsiliasi.