Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Model Rasio Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Wilayah Adat Ha Anim Piter Nizu Kekry, Boy
Jurnal Sosial dan Teknologi Vol. 1 No. 10 (2021): Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Publisher : Green Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/jurnalsostech.v1i10.222

Abstract

Latar belakang: Berbagai kendala pembangunan yang terjadi di Provinsi Papua selama ini, memberikan sebuah orientasi tersendiri dalam membangun skema kesejahteraan yang berbasis pada etnografi Papua. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai model rasio pertumbuhan pendapatan asli daerah di wilayah adat Ha Anim tahun 2015-2019, mendeskripsikan orientasi ilmiah, dalam membangun daya saing Pendapatan Asli Daerah dalam ruang lingkup keuangan daerah. Metode penelitian: Metode analisis ini terdapat dua rasio pertumbuhan yang diterapkan yaitu Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr). Hasil penelitian: Hasil menunjukkan bahwa perkembangan pertumbuhan pendapatan asli daerah hanya mampu mencapai 1,74%, potret ini sebagai wujud dari wajah kemandirian fiskal pada wilayah adat Ha Anim periode 2015-2019. Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan pertumbuhan pendapatan asli daerah hanya mampu mencapai 1,74%, potret ini sebagai wujud dari wajah kemandirian fiskal pada wilayah adat Ha Anim periode 2015-2019. Tentunya pertumbuhan negatif pada komponen PAD Kabupaten Pemekaran Boven Digoel menjadi salah satu tantangan dimasa yang akan datang. Melalui hasil Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) wilayah adat Ha Anim, ternyata Kabupaten Boven Digoel memiliki pola tanda RPip [negatif] pada komponen retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah. Tentunya hal ini mengindikasikan penerimaan potensi kedua komponen PAD ini, belum optimal memberikan dampak kepada daya saing kemandirian fiskal dengan Kabupaten Merauke, sebagai Kabupaten Induk.
Kepatuhan Belanja Wajib Pendidikan dan Kesehatan: Studi Kasus 34 Provinsi di Indonesia Klara Wonar; Boy Piter Nizu Kekry
KEUDA (Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah) Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.807 KB) | DOI: 10.52062/keuda.v7i1.1957

Abstract

The purpose of this study is to reveal the level of compliance with compulsory education and health spending in 34 provinces in Indonesia. The method of analysis uses descriptive quantitative decision-making process through testing the assessment criteria. Consideration of the application of the method in the context of the effectiveness of the assessment of results, disclosure of facts with research objectives. The main finding of the study is that 34 provinces in Indonesia have not simultaneously complied with the laws and regulations regarding the allocation of 20 percent of compulsory education spending and 10 percent of health. It is realized that this research is limited in only one period of the fiscal year, besides that it only focuses on health and education. So it is hoped that further research can measure mandatory spending on infrastructure and villages nationally with time series data, the most important thing is whether mandatory spending compliance provides leverage on human development performance in Indonesia.
ANALISIS KUALITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI PAPUA Yundy Hafizrianda; Ida Ayu Purbariani; Boy Pieter Nizu Kekry
KEUDA (Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah) Vol 4, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.587 KB) | DOI: 10.52062/keuda.v4i3.1094

Abstract

In general, the aim of this study is to measure and analyze the quality of regional financial management in the Papua Provincial Government in a structured and comprehensive manner. Where the measurement and analysis methods used include a model of fiscal independence, the effectiveness and efficiency of local government revenue, as well as expenditure ratio models. Based on the results of measurements with the local government budgeting management analysis tools founds that overall the quality of local government budgeting management of the Provincial Government of Papua is good. The indicators of the quality of local government budgeting management can be seen from the timeliness in preparing the APBD-Induk  and APBD-Perubahan, the efficiency and effectiveness of local government revenue, the ratio of PAD to local government revenue, absorption of Government Expenditure, the trend of SILPA, and BPK's opinion on LKPD. The quality of local government budgeting management by using the Timeliness Indicator in the preparation of the APBD-Induk and APBD-Perubahan looks varied and said to be of good quality, especially in 2015 and 2016, both the determination of APBD-Induk and APBD-Perubahan indicated on time. Furthermore, when analyzed in the trend of local government revenue, categorized quite well, where the level of efficiency and effectiveness is high, but its independence is still very low. In the composition of local government expenditure, capital expenditure tends to be always above employee expenditure, besides that the absorption capacity of local government expenditure is good because it averages close to 90% per year during the 2013-2015 period, so that the overall quality of local government budgeting management when observed from the performance of local government expenditure rated good. Next, in the SILPA APBD position, it tends to be always in a fluctuating positive value during 2013-2015, and categorized as good quality. Finally, based on the opinion of the BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) on the LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah), throughout 2015-2018 the Papua Province always received the title of WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), so from the development of this opinion indicated that the local government budgeting management of the Provincial Government of Papua is very good.
Pengeluaran Wajib Anggaran Pendidikan dan Kesehatan di Papua Boy Piter Nizu Kekry
Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Ministry of National Development Planning Republic of Indonesia/Bappenas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36574/jpp.v6i1.268

Abstract

This study aims to reveal the phenomenon of compliance with mandatory spending on education and health in 29 regencies/cities in Papua. The data analysis method applies quantitative descriptive data by using regional financial data, namely: Regional Revenue and Expenditure Targets, Education and Health Expenditure Allocation for Fiscal Year 2021, Realization of Regional Income, and Expenditure, Education and Health Expenditure Allocation for the Fiscal Year 2017-2020. The main finding of this study is that 27 local governments have not complied with mandatory spending on education, while for health, there are six local governments in Papua. Of course, this fact indicates one of the weaknesses in achieving the competitiveness of human development in Papua. Next is the fact that study results show that the amount of regional income and expenditure is not necessarily accompanied by the level of compliance with mandatory spending. This indicates the poor quality of planning and budgeting at the local government level in Papua. The author is aware of the limitations of this study; in disclosing the facts of compliance with mandatory spending on education and health, it is hoped that further research can measure the impact of mandatory spending on regional development performance indicators through an econometric model approach.
Model Tata Kelola PON XX Tahun 2021 Provinsi Papua (Penerapan Result Based Management) Boy Piter Nizu Kekri; Hesti Murwaniputri
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55264/jumabis.v6i1.81

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan umum, merumuskan proses kebijakan tata kelola PON XX tahun 2021 Provinsi Papua. Model penyusunan tata kelola PON XX tahun 2021 Provinsi Papua menerapkan pengembangan model interaksi miles dan huberman serta results based management (RBM). Penelitian ini memaksilkan data kualitatif melalui sumber data sekunder, konsep dokumentasi data dan informasi melalui studi kepustakaan melalui teknik web scraping. Metode analisis data dan interpretasi ialah konten analisis. Hasil penelitian ini menemukan kecenderungan expert evidence menyatakan (1) Assessment: Memperhatikan pemanfaatan uttilitas infrastruktur dan kebijakan tata kelola pasca PON XX tahun 2021 Provinsi Papua; (2) Envision: PON XX tahun 2021 Provinsi Papua harus berdampak pada sosial ekonomi dan rasa nasionalisme masyarakat Papua; (3) Plan: Penyusunan kebijakan tata kelola pemanfaatan PON XX tahun 2021 Provinsi Papua. Berbagai konten yang diperoleh dari expert evidence, menjadi dasar dalam penyusunan hirarki kebijakan tata kelola PON XX tahun 2021 Provinsi Papua. Result Based Management menemukan terdapat 4 luaran level impact yang menjadi tantangan pengelolaan pasca PON XX tahun 2021 Provinsi Papua dimasa mendatang, pada level outcome terdapat 4 luaran, sedangkan untuk level output dan level process masing-masing terdapat 6 luaran, selanjutnya level hirarki input membutuhkan minimal 5 luaran.
Indeks Kemampuan Keuangan Daerah di Provinsi Papua Boy Piter Kekry
Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.854 KB) | DOI: 10.55264/jumabis.v4i1.63

Abstract

Tujuan utama dalam penelitian Indeks Kemampuan Keuangan Daerah di Provinsi Papua ialah: (1) Mengukur peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah dan Elastisitas Pertumbuhan Ekonomi pada 29 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua, (2) Mengukur Indeks Komposit Kemampuan Keuangan Daerah pada 29 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua. Pada prinsipnya penelitian ini menggunakan Pendekatan Kuantitatif dengan Lokus pada 29 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua dan memiliki fokus pada PAD, Belanja Daerah, dan Pertumbuhan Ekonomi periode tahun 2015-2019, adapun penerapan metode analisis data pada penelitian ini yaitu deskriptif kuantititaif pada pengukuran indeks tunggal dan komposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kinerja kuantitas PAD 29 Kabupaten/Kota di provinsi papua yang sebatas terukur dari nilai dekriptif kontribusi dan pertumbuhan tidak dapat dijadikan satu-satunya tolak ukur dalam memandang kinerja realisasi PAD di provinsi papua, (2) Pergerakan percepatan pertumbuhan ekonomi yang cenderung lambat selama ini, belum mampu mengungkit penerimaan PAD pada 29 KabupatenKkota di Provinsi Papua, (3) Kabupaten/Kota yang notabene menjadi barometer, belum sanggup menunjukkan kinerja secara konsisten dalam penilaian Indeks Kemampuan Keuangan Daerah di Provinsi Papua. Dengan ini, rekomendasi aplikatif yang hendak disikapi oleh pemerintah daerah baik provinsi papua dan pemerintah kabupaten/kota ialah: (1) Penyamaan persepsi berbasiskan pada fakta ilmiah dan konseptual mengenai kedudukan dari PAD itu sendiri, melalui adanya perubahan orientasi kedepan bahwa “Belanja untuk mendapatan Pendapatan”, (2) Pemetaan strategi peningkatan IKK pada 29 Kabupaten/Kota di provinsi papua perlu mengacu pada potensi baseline PAD dan potensi teoritis yang terkandung dalam peraturan daerah mengenai PAD.