Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Performa Budidaya Lobster Sistem Submersible Cage di Desa Ekas Buana Kabupaten Lombok Timur Muhammad Junaidi; Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti; Dewi N. Setyowati; Salnida Y. Lumbessy; Alis Mukhlis; Baiq Hilda Astriana
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.519 KB)

Abstract

Kegiatan kaji tindak dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan performa budidaya lobster dengan sistem keramba jaring tenggelam (submersible cage). Metode pelaksanaan dimulai dengan survei lapangan,  selanjutnya analisis dan desain, perakitan, pengujian dan pemeliharaan dan pendampingan dan evaluasi. Keberhasilan program dinilai dari seberapa besar pemanfaatan teknologi dalam peningkatan performa budidaya lobster.  Kegiatan kaji tindak budidaya lobster dengan sistem submersible cage  mendapat tanggapan yang sangat positif oleh masyarakat pembudidaya dan mampu memberikan motivasi dalam peningkatan performa usahanya. Budidaya lobster dengan  sistem submersible cage diperoleh laju pertumbuhan berat 1,678 - 3,084 %/hari, laju pertumbuhan panjang karapaks 0.780 - 1,259 %/hari dan sintasan 100%. Budidaya lobster dengan sistem submersible cage lebih baik dibandingkan dengan sistem floating net cage yang selama diterapkan dalam masyarakat pembudidaya lobster di perairan Teluk Ekas. Dengan demikian, kegiatan ini perlu diperluas dalam skala yang lebih dengan melibatkan lebih dari satu kelompok dengan waktu yang relatif lebih lama.
PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii) YANG DIPUASAKAN SECARA PERIODIK Amri Wijaya; Ayu Adhita Damayanti; Baiq Hilda Astriana
Jurnal Perikanan Vol 8 No 1 (2018): Jurnal Perikanan
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.977 KB) | DOI: 10.29303/jp.v8i1.69

Abstract

The objective of this research was to address the effect of fasting and periodical fasting pattern on feed efficiency and growth rate of Subnose Pompano (Trachinotus blochii). The resarch was conducted at Balai Perikanan Budidaya Laut Sekotong (Sekotong Marine Aquaculture Center), West Lombok, from July to August 2017. This research used experimental method with Completely Randomized Design consisting of 5 treatments for the fishincluding (P1) feeding without fasting, (P2) a day of feeding and a day of fasting, (P3) a day of fasting and 2 days of feeding, (P4) a day of fastingand 3 days of feeding, (P5)a day of fasting and 4 days of feeding. Growth and survival rate data were analyzed by using ANOVA (? =5%) and LSD (? =5%). Whereas, data regarding water quality were analyzed descriptively. The result showed that Subnose Pompano experiencing periodical fasting had decreasing growth rate and feed efficiency. However, analysis on survival rate data did not show a significant difference between the treatments.
PENGARUH PENGGUNAAN PROBIOTIK YANG DIFERMENTASI DENGAN SUMBER KARBON YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAME (Litopenaeus vannamei) Ika Citria; Zaenal Abidin; Baiq Hilda Astriana
Jurnal Perikanan Vol 8 No 1 (2018): Jurnal Perikanan
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.953 KB) | DOI: 10.29303/jp.v8i1.71

Abstract

The goals of this study were to know the effect of utilization of various carbon sources fermented on growth of probiotic bacteria and to know the effect of the probiotic application on shrimp (Litopenaeus vannamei) growth. The experiment was conducted at Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Pantai (BPBPP), West Nusa Tenggara. The probiotic bacteria werecultivated by using three different fermented carbon sources, i.e., fermented tapioca, fine bran, and corn meal. The bacteria then were tested to the postlarva 20 of shrimp. The result showed that all of the carbon sources increased the number of colony of bacteria on 7th and 30th days. Tapioca as a carbon source resulted in the highest number of colony by 3.69x1011 CFU/ml compared to fine bran and corn meal. The utilization of probiotic bacteria resulted from the multiplication showed that probiotic using tapioca as carbon source resulted in the highest growth rate compared with those of other carbon sources.
PENGOLAHAN LIMBAH UDANG VANNAME DALAM RANGKA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT PADA MASA PANDEMI COVID19 DI DESA PEMENANG, LOMBOK UTARA Baiq Hilda Astriana; Ayu Adhita Damayanti; Chandrika Eka Larasati; Paryono; Mahardika Rizki Himawan; Dewi Putri Lestari
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v2i1.503

Abstract

Manfaat limbah udang berupa cangkang dan kepala udang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Padahal menurut penelitian yang pernah dilakukan, hasil analisis tepung dari limbah ini memiliki kandungan protein sebesar 63%. Apabila bahan ini ditambahkan ke makanan sehari-hari maka dapat meningkatkan nilai gizi makanan tersebut. Desa Pamenang, sebagai salah satu Desa di Kabupaten Lombok Utara, dikenal sangat mengandalkan sektor wisata sebagai mata pencaharian masyarakatnya mengingat posisinya yang berhadapan lansung dengan Gili Matra. Dengan adanya bencana alam yaitu gempa di tahun 2018 yang diikuti oleh pandemi COVID19, lumpuhnya sektor wisata menyebabkan menurunnya pendapatan masyarakat di desa tersebut. Masalah lain yang muncul adalah meningkatnya lokus stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis di daerah ini. Oleh karena itu, pemberian pelatihan pengolahan cangkang dan kepala udang menjadi bubuk kaldu udang sebagai zat aditif alami yang memiliki nilai gizi diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan masyarakat setempat. Selain itu, diversifikasi pemanfaatan kaldu bubuk udang ini diharapkan dapat meningkatkan added value dari panganan lokal. Metode pendekatan yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian ini adalah metode penyelesaian masalah yang meliputi penyuluhan serta pelatihan yang dibarengi dengan inisiasi pembentukan dan pendampingan kelompok masyarakat termasuk pemberian bantuan peralatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan peserta kegiatan mengenai manfaat limbah udang, dan diperolehnya keterampilan mengolah limbah udang menjadi bahan makanan yang memiliki nilai gizi dan ekonomi. Selain itu, sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, sampel kaldu bubuk udang yang dihasilkan dianalisa di laboratorium untuk mengetahui kandungan nutrisi yang dimiliki.
The Pengolahan Buah Mangrove Jenis Sonneratia alba Menjadi Permen Jelly di Desa Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur Chandrika Eka Larasati; Ayu Adhita Damayanti; Paryono; Baiq Hilda Astriana; Mahardika Rizqi Himawan; Wiwid Andriyani Lestariningsih
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 4 (2022): Oktober-Desember 2022
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.525 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i4.2204

Abstract

Mangrove fruit processing in Jerowaru Village is still not utilized properly. Whereas mangrove fruit has great potential to be processed into various products. One form of processed mangrove fruit is to make jelly candy. Its sweet and sour taste makes this product an alternative that is much in demand by children and adults because it contains nutrients such as carbohydrates, vitamin C, phenols to anti-oxidants for the body and can have economic value for the surrounding community. One alternative is to conduct training in the manufacture of jelly candy made from raw materials of mangrove fruit. This is done as an effort to increase added value in making local food that has nutritional and economic value. The approach method applied in this service activity is an active participation method, namely by involving coastal community groups in making jelly candy. The enthusiasm of the local community to be able to take part in this activity was high, so we limited the number of participants to 25 people. The participants of the activity included the PKK women's group, youth youth groups and the Bale Mangrove Pokmaswas group. The material presented was about the process of processing mangrove fruit into jelly candy that can be used. The results of this service activity are increasing the knowledge and skills of the participants in processing Sonneratia alba mangrove fruit into jelly candy that can be consumed by all types of people. Furthermore, jelly candy can be packaged as attractively as possible to increase marketability and can be used as a characteristic of Jerowaru Village.
KELIMPAHAN FITOPLANKTON SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS PERAIRAN DI PERAIRAN LAUT LABANGKA, KABUPATEN SUMBAWA Baiq Hilda Astriana; Aryan Perdana Putra; Muhammad Junaidi
Jurnal Perikanan Vol 12 No 4 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i4.400

Abstract

Salah satu kecamatan dengan produksi udang terbesar saat ini di Kabupaten Sumbawa adalah kecamatan labangka. Mengingat akan dikembangnya kegiatan tambak budidaya udang secara ekstensif di Kecamatan tersebut, maka perlu diketahui kondisi existing dari perairan laut di wilayah ini. Hal ini dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan tambak budidaya udang agar produksi udang serta kualitas perairan dapat terjaga. Salah satu indicator perubahan lingkungan perairan yang dapat diamati yaitu fitoplankton. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan fitoplankton dan parameter kualitas air lainnya di perairan laut Labangka sehingga dapat diketahui kondisi awal dari perairan laut Labangka sebelum dimulainya kegiatan pengembangan tambak udang di kawasan ini. Sampling plankton maupun air laut menggunakan purposive sampling. Analisis data Fitoplankton meliputi penghitungan kelimpahan (D), indeks diversitas (H’), indeks keseragaman E, dan indeks dominansi (D). Sedangkan parameter kualitas air yang diukur yaitu pH, total ammoniak, fosfat, nitrat, nitrit, dan BOT. Hasil perhitungan kelimpahan fitoplankton dan hasil pengukuran parameter kualitas air selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan korelasi Pearson untuk melihat hubungan antar variable yang diukur. Hasil pengamatan sampel fitoplankton menunjukkan bahwa terdapat 11 genera yaitu Coscinodiscus, Biddulphia, Nitzschia, Rhizosolenia, Pleurosigma, Triceratium, Ceratium, Pelagothrix, Trichodesmium, Dinophysis, dan Thallasionema. Selain itu, diketahui bahwa perairan ini masih dapat dikatakan aman karena kelimpahan fitoplankton terhitung kurang dari 15.000 ind/L. Sementara itu, nilai pH, total ammoniak, fosfat, nitrat, nitrit, dan BOT masih dalam kisaran aman walaupun ada parameter yang memiliki nilai melebihi baku mutu. Dapat disimpulkan bahwa perairan Labangka memiliki kualitas perairan yang baik dan sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya. Key words: abundance, Labangka, phytoplankton, water quality