Background: The mortality rate can be reduced with first aid in patients who experience happy hypoxia by adjusting the breathing pattern using breathing techniques to maintain or increase oxygen saturation values. People do not fully know that there are breathing techniques that can increase oxygen saturation.. Objective: This study aims to determine the effect of Buteyko's breathing on the value of oxygen saturation in Covid-19 patients. Method: This study used a quasi-experimental type of research with pretest and posttest methods in two groups with 2 interventions, the Buteyko technique and deep breathing relaxation. Samples were taken 32 respondents at the Quarantine House. Result: Analysis test using the Wilcoxon test obtained a p-value 0.005, so there is a difference in SaO2 between respondents who use breathing with the Buteyko technique. Conclusion: Buteyko has an influence on the patient's SaO2 value. Buteyko breathing therapy is a complementary therapy or complementary therapy that cannot be done alone, however, to be able to carry out the Buteyko breathing technique intervention, nurses must be able to carry it out properly so that it is necessary to increase knowledge and skills through training or breathing seminars, especially regarding Buteyko breathing techniques. Abstrak: Latar Belakang: Angka kematian dapat diturunkan dengan pertolongan pertama pada pasien yang mengalami hipoksia bahagia dengan mengatur pola pernapasan menggunakan teknik pernapasan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai saturasi oksigen. Masyarakat belum sepenuhnya mengetahui bahwa ada teknik pernapasan yang dapat meningkatkan saturasi oksigen. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pernapasan Buteyko terhadap nilai saturasi oksigen pada pasien Covid-19. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu dengan metode pretest dan posttest pada dua kelompok dengan 2 intervensi yaitu teknik Buteyko dan relaksasi nafas dalam. Sampel diambil 32 responden di Rumah Karantina. Hasil: Uji analisis menggunakan uji Wilcoxon diperoleh p-value 0,005, sehingga terdapat perbedaan SaO2 antara responden yang menggunakan pernapasan dengan teknik Buteyko. Kesimpulan: Buteyko berpengaruh terhadap nilai SaO2 pasien. Terapi pernapasan buteyko merupakan terapi komplementer atau terapi komplementer yang tidak dapat dilakukan sendiri, namun untuk dapat melakukan intervensi teknik pernapasan buteyko, perawat harus dapat melaksanakannya dengan baik sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan atau seminar pernafasan khususnya mengenai teknik pernafasan Buteyko.