Sumantri )
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV) DAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM DIKLOFENAK Kiki Rizqi Amalia; Sumantri ); Maria Ulfah
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Prosiding Seminar Nasional "Peranan dan Kontribusi Herbal dalam Terapi Penyakit Degeneratif"
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.669 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v0i0.379

Abstract

Beberapa metode analisis telah dikembangkan untuk menentukan kadar natrium diklofenak, diantaranya dengan metode spektrofotometri UV dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Metode spektrofotometri UV dan KCKT masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar natrium diklofenak secara spektrofotometri UV dan KCKT dalam hal ketepatan, ketelitian dan sensitivitas. Penetapan kadar natrium diklofenak dianalisis dengan metode spektrofotometri UV dengan melakukan penentuan panjang gelombang maksimal, penentuan operating time, pembuatan kurva baku, pengukuran serapan sampel, perhitungan kadar natrium diklofenak dalam sampel. Sedangkan metode KCKT dengan melakukan optimasi instrumen dan optimasi fase gerak, identifikasi natrium diklofenak dalam sampel, pembuatan kurva baku, pengamatan kromatogram sampel, perhitungan kadar natrium diklofenak dalam sampel. Pelarut yang digunakan adalah aquabidestilata dan fase gerak yang digunakan adalah campuran asetonitril  dan buffer fosfat 0,01 M pH 3,5. Sedangkan fase diam yang digunakan adalah Oktadesil Silikat (ODS) C18 (4,6x150mm). Data kadar yang diperoleh dari masing-masing metode dibandingkan ketepatan, ketelitian dan sensitivitas dari dua metode tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar rata-rata natrium diklofenak secara Spektrofotometri UV adalah 17,9 µg/ml. Sedangkan secara KCKT adalah 17,3 µg/ml. Kadar rata-rata natrium diklofenak dalam sampel secara spektrofotometri UV dan KCKT memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia yaitu memiliki nilai rekoveri yang masih dalam range 90,0 % -110 % dan memiliki nilai CV < 5%. Akan tetapi metode KCKT memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan metode Spektrofotometri UV.   Kata kunci:  Spektrofotometri UV, Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Natrium  Diklofenak
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica (L) Urb) SERTA IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIFNYA Fahrina Rachmawati; Maulita Cut Nuria; Sumantri )
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Prosiding Seminar Nasional "Peranan dan Kontribusi Herbal dalam Terapi Penyakit Degeneratif"
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.105 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v0i0.372

Abstract

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat dan terus berkembang dari waktu ke waktu dalam dunia kesehatan. Ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica (L) Urb) memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik daripada ekstrak petroleum eter dan air (Jagtap et al., 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antibakteri fraksi kloroform dari ekstrak etanol pegagan terhadap bakteri Gram positif (S. aureus dan B. subtilis) dan Gram negatif (E. coli, P. aeruginosa dan S. typhi), mengetahui besarnya aktivitas antibakteri dari fraksi kloroform tersebut dan mengidentifikasi golongan senyawa yang terkandung dalam fraksi tersebut. Ekstrak etanol pegagan diperoleh dengan menyari simplisia menggunakan penyari etanol 96% secara sokletasi, lalu diuapkan dengan rotary evaporator. Ekstrak tersebut kemudian difraksinasi bertingkat dengan pelarut n-heksan dan kloroform. Fraksi kloroform yang diperoleh diuapkan hingga kekentalan sekitar     300 cps kemudian dilarutkan dalam DMSO, konsentrasi yang digunakan adalah 2063; 1031,5; 515,7; 257,8; 128,9 µg/disk. Aktivitas antibakteri dilakukan secara difusi agar, identifikasi senyawa aktif menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Fraksi kloroform memiliki aktivitas antibakteri terhadap B. Subtilis dan P.aeruginosa, tetapi tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus, E. coli dan S. typhi. Fraksi kloroform tersebut dapat menghambat B. subtilis pada konsentrasi 257,8; 515,7; 1031,5; 2063 µg/disk dengan DDH berturut-turut sebesar 7,50; 7,86; 8,63; 9,76 mm, sedangkan P.aeruginosa pada konsentrasi 515,7; 1031,5; 2063 µg/disk dengan DDH berturut-turut sebesar    8,10; 9,10; 10,20 mm. Fraksi kloroform tersebut mengandung senyawa fenol dan terpenoid.   Kata kunci : Fraksi kloroform ekstrak etanol pegagan, aktivitas antibakteri, senyawa fenol dan terpenoid.