SUHARTININGSIH
Unknown Affiliation

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Tata Rias

PENGARUH JUMLAH TEPUNG TELUR TERHADAP SIFAT FISIK MASKER WAJAH DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) NURJANNAH, ANIZA; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masker wajah adalah sediaan kosmetika perawatan yang digunakan pada permukaan wajah dengan berbagai manfaat sesuai kebutuhan pada masing-masing kulit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : 1) Pengaruh jumlah tepung telur pada masker wajah daun kelor (moringa oleifera) terhadap sifat fisik masker wajah, dan 2) Masa simpan masker wajah terbaik. Jenis penelitian ini adalah eksperimen sesungguhnya (True Experimental Reseach) dengan variabel bebas berupa jumlah tepung telur (5 gram, 2 gram dan 1 gram), variabel terikat berupa sifat fisik (aroma, warna, tekstur, daya lekat dan tingkat kesukaan panelis) dan variabel kontrol berupa daun kelor, beras IR 64 dan kulit jeruk mandarin. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi oleh 30 orang panelis. Hasil observasi menunjukkan : 1) terdapat pengaruh jumlah tepung telur pada masker wajah daun kelor (moringa oleifera) terhadap sifat fisik masker wajah. Sediaan masker terbaik adalah X1 (jumlah tepung telur 5 gram) yang menghasilkan aroma daun kelor dan telur lebih seimbang, lebih berwarna kuning kehijauan, bertekstur lebih halus, lebih lekat dan lebih disukai panelis. 2) Masa simpan masker wajah tepung telur dan daun kelor (moringa oleifera) X1 hingga hari ke sembilan masih layak digunakan. Hal ini disebabkan oleh jumlah koloni bakteri hingga hari ke sembilan berjumlah 101, lebih kecil dari standart uji mikroba sediaan masker wajah berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pengawas Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI Nomor : HK.00.06.4.02894 yang menetapkan total maksimum berumah 105 koloni. Kata kunci : masker wajah, tepung telur dan bubuk daun kelor.
PENGARUH PROPORSI TANAH LIAT (CLAY) DAN ESTRAK DAUN BINAHONG (ANREDERA CORDIFOLIA (TENORE) STEENIS) TERHADAP SIFAT FISIK MASKER BUBUK WAJAH TRADISIONAL VENTUREINA ANASTASIA FLORENTINA, FERNANDA; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fernanda Ventureina A.F S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya fernandaflorentina@mhs.unesa.ac.id Dra. Hj. Suhartiningsih, M.Pd Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya suhartiningsih1957@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi Tanah liat (clay) dan Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap 1) Sifat fisik masker wajah tradisional yang meliputi aroma, warna, tekstur, dan daya lekat, dan Kesukaan Panelis. 2) Kadar air masker wajah tradisional terbaik. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah proporsi tanah liat dan ekstrak daun binahong yaitu X1 (1:2), X2 (2:3), X3 (1:1), dan X4 (7:3). Variabel terikat adalah sifat fisik yang meliputi aroma, warna, tekstur, daya lekat, dan kesukaan panelis serta uji kadar air masker terbaik. Pengumpulan data dengan metode observasi yang dilakukan oleh 30 panelis dan uji kadar air untuk mengetahui jumlah kadar air masker. Data dianalisis dengan menggunakan anova tunggal dan dilanjutkan dengan uji duncan menggunakan program spss versi 16. Hasil penelitian ini terdapat pengaruh nyata yang signifikan terhadap sifat fisik masker wajah tradisional tanah liat dan ekstrak daun binahong meliputi aroma, warna, tekstur dan daya lekat dan kesukaan panelis. Berdasarkan hasil uji Duncan masker terbaik diperoleh sampel X4 dengan kriteria tidak beraroma khas daun binahong, warna coklat muda, tekstur yang dihasilkan sangat halus, dan daya lekat yang diperoleh adalah sangat lekat dan terasa kencang saat mengering. Semakin banyak jumlah tanah liat maka hasilnya akan semakin lekat dan kencang. Berdasarkan hasil uji kadar air pada masker wajah terbaik yaitu (X4=[4,89 ± 0,72]%b/b) sesuai syarat Depkes RI, 1985 menyatakan bahwa kadar air bahan alami dalam penelitian tidak lebih dari 10%, sehingga usia simpan masker tradisional dapat lebih lama. Kata kunci: masker wajah tradisional, tanah liat, ekstrak daun binahong. Abstract The purpose of this research is to know the influence proportion of clay and binahong leaf extract (Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis) to 1) The physical characteristic of traditional face mask include smell, color, texture, stickiness and panelist preferences. 2) Water Content of the best result traditional face mask. The type of this research is experiment. The free variable in this research are the proportion that is X1 (1: 2), X2 2(: 3), X3 (1: 1), X4 and (7: 3). Dependent variable the physical properties that include scent, color, texture, adhesion, and panelist preferences and water content. Data collection0with observation0method which was conducted by 30 panelists and water content test to know the result. Data analysis used by single anova and continued with Duncan test using spss program version 16. The result of this research is has a real effect and significant for physical characteristic of clay and binahong leaf extract face mask consisting of color, texture, smell, stickiness and panelist preference. Based on result Duncan test the best face mask is sampel X4 with highest obtained with the criteria is doesn?t have typical smell of binahong leaves, has a light brown color, this texture has very smooth, and for stickiness has very stickiness and feels tight when dries. More than clay quantity then the result will more sticky and more tight. Based on result water content test on the best face mask is is (X4=[4,89 ± 0,72]%b/b) consistent with requirement of Department of Health Republic of Indonesia, 1985 that statetment is water content result of natural ingredient from research isn?t more than 10% so that save period of traditional mask can be for a long time.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT LEMON (CITRUS LIMON L.) TERHADAP SIFAT FISIK SHAMPOO ANTI KETOMBE FRISTIKA, DWIAN; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kulit lemon mengandung vitamin C, minyak atisiri yang berpotensi sebagai bahan anti jamur dan anti mikroba untuk mengurangi ketombe pada kulit kepala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kulit lemon terhadap sifat fisik yang meliputi aroma, warna, kekentalan, daya buih, dan tingkat kesukaan panelis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas penelitian ini adalah jumlah penambahan ekstrak kulit lemon 15%, 20%, 25%, 30%. Variabel terikat adalah sifat fisik yang meliputi aroma, warna, kekentalan, daya buih, tingkat kesukaan panelis dan masa simpan shampoo. Pengumpulan data menggunakan metode observasi yang dilakukan oleh 30 panelis. Analisis data menggunakan analisis varian tunggal (one way anova) dan uji Duncan dengan bantuan program SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penambahan ekstrak kulit lemon terhadap sifat fisik shampoo dengan nilai signifikan 0.000 sig < 0,05 yang meliputi aroma, warna, kekentalan, daya buih, dan tingkat kesukaan panelis. Berdasarkan hasil uji Duncan hasil terbaik ditunjukkan pada X3 penambahan ekstrak kulit lemon 25% dengan kriteria beraroma khas ekstrak kulit lemon, berwarna kuning, mudah berbusa, kurang kental, dan paling disukai panelis. Dari keempat produk shampoo anti ketombe memiliki hasil rata-rata pH yakni 5,24 yang sesuai SNI 06-2692-1992 pH shampoo yakni 5,00 ? 9,00. Berdasarkan hasil uji mikrobiologi shampoo anti ketombe ekstrak kulit lemon pada sampel terbaik X3 penambahan ekstrak kulit lemon 25% dapat diketahui bahwa memiliki jumlah bakteri dan jamur yang terdeteksi di bawah batas maksimal yakni 105. Produk shampoo ekstrak kulit lemon dapat digunakan hingga hari ke 7 dan sesuai Keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Nomor : HK.00.06.4.02894. Kata kunci : Shampoo anti ketombe, Kulit lemon, Sifat Fisik, Masa simpan. Abstract Lemon peels contain vitamin C, essential oil which has the potential as an anti-fungal and anti-microbial agent to reduce dandruff on the scalp. This study aims to determine the effect of addition of lemon peel extract on physical properties including aroma, color, thickness, froth, and the level of panelist preference. This type of research is experimental. The independent variable of this study was the addition of lemon peel extract 15%, 20%, 25%, 30%. Dependent variables are physical properties which include aroma, color, thickness, frothiness, panelist preference level and the shelf life of the shampoo. Data collection using the method of observation conducted by 30 panelists. Data analysis used single way analysis (one way anova) and Duncan test with the help of SPSS version 16. The results showed that there was an effect of adding lemon peel extract to the physical properties of shampoo with a significant value of 0,000 sig <0.05 which included aroma, color, viscosity, foaming, and the level of panelist preference. Based on Duncans test results the best results are shown in X3 addition of 25% lemon peel extract with the characteristic scented criteria of lemon peel extract, yellow, easy to foam, less viscous, and most preferably panelists. Of the four anti-dandruff shampoo products, the average pH is 5.24 according to SNI 06-2692-1992. The pH of the shampoo is 5.00 - 9.00. Based on the results of microbiological tests anti-dandruff shampoo lemon peel extract in the best sample X3 addition of lemon peel extract 25% can be seen that has the number of bacteria and fungi detected below the maximum limit of 105. Lemon peel extract shampoo products can be used until the 7th day and according Decree of the Director General of Drug and Food Control Number: HK.00.06.4.02894. Keywords: Anti-dandruff shampoo, Lemon peel, Physical properties, Shelf life.
PENINGKATAN KETERAMPILAN RIAS KARAKTER 3 DIMENSI DI KECAMATAN KAMAL DAN KOTA BANGKALAN MADURA MELALUI PELATIHAN AJENG TYAS UTAMI, TRI; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan keterampilan rias karakter 3 dimensi melalui pelatihan dengan materi efek luka bakar derajat dua dengan media gelatin crystal gel bagi para pemerhati seni teater dikecamatan Kamal dan kota Bangkalan Madura. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) keterlaksanaan pelatihan, 2) peningkatan keterampilan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan 3) respon peserta pada keterlaksanaan pelatihan keterampilan rias karakter 3 dimensi. Jenis penelitian ini adalah pre experimental dengan rancangan penelitian pre-test and post-test group design. Subyek penelitian dengan total populasi berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, test dan angket. Analisis data digunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pelatihan diperoleh rata-rata keseluruhan 3,9 (sangat baik), keterampilan rias karakter 3 dimensi pada prestest rata-rata 4,2 (kurang), sedangkan hasil posttest rata-rata 7,6 (baik), sedangkan hasil uji-t berpasangan 37,027 taraf signifikasi 0,000<0,05. Hal ini membuktikan bahwa ada peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan sebesaar 3,4. Serta respon peserta diperoleh rata-rata 100% dengan kriteria sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan rias karakter 3 dimensi dapat meningkatkan keterampilan para pemerhati seni di kecamatan kamal dan kota bangkalan madura. Kata Kunci: Pelatihan tata rias wajah karakter 3 dimensi, efek luka bakar derajat dua.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUNGA KAMBOJA KUNING (PLUMERIA ALBA) TERHADAP SIFAT FISIK DAN MASA SIMPAN SABUN MANDI CAIR WIJIARTI, RITA; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sabun mandi cair adalah senyawa kalium dengan minyak nabati atau lemak hewani yang berbentuk cairan kental, digunakan sebagai pembersih dengan menambahkan zat pewangi dan bahan lainnya yang tidak membahayakan kesehatan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak bunga kamboja kuning terhadap sifat fisik dan masa simpan sabun mandi cair. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas penelitian ini adalah penambahan ekstrak bunga kamboja kuning 2 gr, 4 gr dan 6 gr. Variabel terikat adalah sifat fisik yang meliputi aroma, warna, kekentalan, daya buih dan masa simpan sabun mandi cair. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh 30 orang panelis. Analisis data menggunakan analisis varian tunggal (one way anova) dan uji lanjut Duncan dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penambahan ekstrak bunga kamboja kuning terhadap sifat fisik meliputi aroma, warna, kekentalan, dan daya buih pada sabun mandi cair. Adapun pengaruhnya yaitu X2 (4 gr) dan X3 (6 gr) sama-sama beraroma khas ekstrak bunga kamboja kuning, X3 (6 gr) lebih berwarna kuning tua, X2 (4 gr) lebih kental, dan X2 (4 gr) dan X3 (6 gr) sama-sama berbusa. Berdasarkan hasil uji mikrobiologi sabun mandi cair ekstrak bunga kamboja kuning dapat diketahui bahwa ketiga sampel sabun mandi cair memilki jumlah perkembangan bakteri dan jamur di bawah , sehingga ketiga sampel sabun mandi cair ekstrak bunga kamboja kuning sampai hari ke 7 masih dapat digunakan dan masih di bawah syarat mutu sabun mandi cair yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional No. SNI 06-4085-1996.Kata kunci: Sabun mandi cair, Ekstrak bunga kamboja kuning, sifat fisik dan masa simpan sabun mandi cair. Abstract Liquid bath soap this is helping farmers with vegetable oils or animal fats in form of a magical liquid, used a cleanser with added substance and other ingredients are fragrances do not endanger the health skin. This research aims to know the influence of addition extract flowers cambodia yellow against the physical properties which include the aroma, color, viscosity, effervescence and scum liquid bath soap. The kind of research experiments. the free variables of this study is to extract the cambodian yellow flowers 2 gr, 4 gr and 6 gr. Bound variables are physical properties that include the aroma, color, viscosity, sum and effervescence liquid bath soap. Data collection using sheets of observations by 30 peoples. Data analysis use analysis varians single (one way anova) and advanced test duncan with the help of the program SPSS. The results showed that there was influence of addition extract flowers cambodia yellow against the physical properties include the aroma, color, viscosity, and scum liquid bath soap. as for his influence, namely X2 (4 gr) and X3 (6 gr) equally flavorful flower extract typical cambodian yellow, X3 (6 gr) more colorful dark yellow, X2 (4 gr) is thicker, and X2 (4 gr) and X3 (6 gr) were equally frothy. Based on the results of the microbiological testing of liquid bath soap flower extract cambodia yellow can note that a third of the sample liquid bath soap featuring a number of the development of bacteria and fungi on the bottom , so the third sample soap bath liquid floral extracts cambodia yellow until the 7th day can still be used and still under the terms of the quality of liquid bath soap set by national standardization agency no. sni 06-4085-1996. Keywords: Liquid Bath Soap, Flower Extracts cambodia yellow, Physical properties and save the liquid bath boap.
PENGARUH PENAMBAHAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP SIFAT FISIK SHAMPO ANTI KETOMBE BERBAHAN DASAR LERAK (SAPINDUS RARAK) RAHMAWATI, YULIANA; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSalah satu jenis shampo anti ketombe tradisional dapat dibuat dari buah lerak sebagai bahan dasar yang ditambah dengan lidah buaya sebagai anti ketombe. Lerak mengandung senyawa saponin yang bersifat sebagai surfaktan alami serta sebagai anti jamur dan anti mikroba sedangkan gel lidah buaya mengandung saponin, vitamin A,B, Asam amino dan Zn. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan lidah buaya terhadap sifat fisik shampo anti ketombe berbahan dasar lerak. Jenis penelitian ini adalah eksperimen, variabel bebas adalah jumlah lidah buaya dengan 9 variasi yaitu : X1(1ml), X2(2ml), X3(3ml), X4(4ml), X5(5ml), X6(6ml), X7(7ml), X8(8ml), X9(9ml). Variabel terikat berupa sifat fisik shampo anti ketombe yang meliputi aroma, warna, daya buih, kesukaan panelis, viskositas dan pH. Variabel kontrol yaitu ekstrak lerak 5 ml dan minyak kulit jeruk purut 0,2 ml pada setiap sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi yang dilakukan oleh 30 panelis. Analisis data menggunakan SPSS anava tunggal dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penambahan lidah buaya terhadap seluruh sifat fisik shampo anti ketombe. Berdasarkan hasil uji anava tunggal terhadap aroma diperoleh nilai signifikan 0.000 sig<0,05, warna nilai signifikan 0.000 sig<0,05, daya buih shampo nilai signifikan 0.000 sig<0,05, tingkat kesukaan nilai signifikan 0.000 sig<0,05, pH shampo diperoleh nilai signifikan 0.000 sig<0,05. Adapun pengaruhnya pada produk X9 denga jumlah lidah buaya 9 ml merupakan produk shampo yang paling disukai panelis dengan kriteria shampo: tidak beraroma lerak dan lidah buaya, berwarna coklat muda, sangat berbuih, viskositas 2,21cp dengan nilai pH 5,01. Shampo Anti ketombe berbahan dasar lerak dengan kombinasi lidah buaya dapat diformulasikan sebagai sedian shampo yang telah memenui persyaratan uji sifat fisik dan sesuai dengan nilai pH shampo pada SNI yaitu pada rentang 5-9. Kata Kunci:Shampo Anti ketombe, Lerak, Lidah buaya, Sifat fisik shampo.AbstractOne type of traditional anti-dandruff shampoo can be made from sapindus rarak as a basic ingredient plus aloe vera for anti-dandruff. Sapindus rarak contains saponin compounds which are natural surfactants as well as anti-fungal and anti-microbial and aloe vera gel contains saponins, vitamins A, B, Amino acids and Zn. This research is experimental, the independent variables in this research are the sum of aloe vera with nine variations such as: X1 (1ml), X2 (2ml), X3 (3ml), X4 (4ml), X5 (5ml), X6 (6ml), X7 (7ml), X8 (8ml), X9 (9ml). The dependent variable is physical charakter of anti-dandruff shampoo which includes aroma, color, froth power, panelist fondnees, viscosity and pH. Control variables are 5 ml sapindus rarak extract and 0.2 ml kaffir lime oil in each sample. Data collection was carried by observation methods conducted by 30 panelists. Anayzing data use SPSS one way Anova and Duncan test. The results of research show that there was an effect of adding aloe vera to all the physical properties of anti-dandruff shampoo. Based on the results of one way Anova test on aroma obtained a significant ??of 0.000 sig <0.05, the color a significant of 0.000 sig <0.05, the shampoo froth power a significant of 0.000 sig <0.05, on the level of significant panelist preference of 0.000 sig <0.05, for the pH shampoo a significant of 0.000 sig <0.05. The effect on the X9 product with the amount of 9 ml of aloe vera is the most favorite product shampoo which panelists with the criteria: not flavorful of aloe vera and sapindus rarak, light brown colored, very foamy, viscosity 2.21cp with a pH of 5,01. Anti-dandruff shampoo made from sapindus rarak based with a combination of aloe vera can be formulated as a shampoos that have accepted the requirements for testing physical properties and in accordance with the pH value of shampoo on SNI, which is in the range 5-9.keyword: Anti-dundruff shampoo, Sapindus rarak, Aloe vera, Physical properties shampoo.
PENGARUH PROPORSI TEPUNG KETAN PUTIH (ORYZA SATIVA L. VAR GLUTINOSA) DAN TEPUNG PEPAYA (CARICA PAPAYA) TERHADAP SIFAT FISIK MASKER WAJAH TRADISIONAL FAJAR SURYADI, ARFIANTI; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENGARUH PROPORSI TEPUNG KETAN PUTIH (Oryza Sativa L. var Glutinosa) DAN TEPUNG PEPAYA (Carica Papaya) TERHADAP SIFAT FISIK MASKER WAJAH TRADISIONAL Arfianti Fajar Suryadi S1 Pendidikan Tata Rias,. Fakultas Teknik, Universitas Negeri. Surabayaa arfiantisuryadi@mhs.unesa.ac.id Dra. Hj. Suhartiningsih, M.Pd Dosen S1 Pendidikan Tata Rias, Fakultas Teknik,. Universitas. Negeri Surabaya suhartiningsih@unesa.ac.id Abstrak : Masker wajah tradisionall pada umumnya terbuat dari. bahan ? bahan alami. Berdasarkan survey dilapangan, beberapa masker wajah yang beredar dipasar mengandung bahan alami seperti jeruk nipis, pegagan, serta teh hijau. Penelitian ini menggunakan bahan dasar alami ketan putih, bahan aktif pepaya bangkok setengah matang, serta bahan aromatik melati putih sebagai inovasi baru masker wajah tradisional. Ketan putih memiliki kandungan amilopektin lebih tinggi sehingga masker dapat melekat dengan baik. Pepaya mengandung enzim papain yang dapat membersihkan wajah hingga ke pori ? porii dan mengangkat sell kulit mati.i Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh.hproporsii tepung. ketan putih dan tepung.g.pepaya terhadap sifat fisik masker yang meliputi warna, aroma, tekstur,r daya lekat,,t kekentalan, dan tingkat kesukaan panelis, serta untuk mengetahui masa simpan masker wajah tradisional..l Jenis penelitiannini adalah eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah proporsii tepung ketan putih dan. tepung pepaya yaitu X1 (1:1), X2 (3:2), X3 (7:3) dan X4 (4:1). Variabel terikat dalam penelitian inii adalahhsifatt fisik yang meliputi warna, aroma, tekstur, daya lekat, kekentalan, dan tingkat kesukaan panelis.sPengumpulan data dilakukan dengan observasi oleh 30 orang panelis. Analisis data menggunakan uji Anava Tunggal dilanjutkan uji Duncan dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh proporsi tepung ketan putih dan tepung pepaya terhadap semua aspek sifat fisik masker wajah tradisional. Uji duncan menunjukkan sifat fisik sediaan masker X4 (4:1) lebih berwarna coklatt muda, bertekstur lebih halus, lebih beraroma khas bunga melati, lebih lekat, lebih kental, dan lebih disukai.iipanelis.ssJumlah koloni bakteri dan jamur dibawah sehingga sampai hari ke 7 masker.r wajah tradisional masihhlayak digunakan. Disarankan untuk dilakukan uji masa simpan yang lebih lama. dengan syarat lebih meningkatkan kebersihan saat penambahan masker serta perbaikan proses pengeringan pada buah pepaya. Kata Kunci: Masker Wajah Tradisional, Ketan Putih, Pepaya. Abstract The traditional face mask is usually made of natural ingredients. Based on the field survey, most of face mask found in market are made of natural ingredients such as limes, kola and green tea. This study uses natural white rice as basic ingredient, active medium bangkok papaya, and additional ingredient as aromatic feature which is white jasmine as a new innovation in traditional face mask. White rice has higher amyl pectin that will make the mask become stickier. Papaya is a fit ingredient for face mask as it contains papaya enzyme that can clean face through its pores and eliminate skin?s dead cell. The objective of study aims to reveal the proportion effect on the physical properties that cover colors, fragrances, textures, stickiness, density, and preference level of panelists, another objective of this study to measure the use expectancy of traditional mask. The study uses experiment method. The free variable of study is white rice and papaya powder which are X1 (1:1), X2 (3:2), X3 (7:3), and X4 (4:1). The bound variables of study are the physical properties which are colors, fragrances, textures, stickiness, density, and preference level of panelists. The data. collection.n techniquee is using observation of 30 panelists. The data analysiss uses One ?Way Anova test followed by Duncan test by using SPSS program.m The result of study shows that there is an effect on the physical properties of traditional face mask. The Duncant test that shows the physical properties of preparation mask X4 (4:1) has lighter brown color, smoother texture, significance jasmine fragnance, and preferred by panelists. The number of bacteria anad fungus are less than , the traditional face mask is still able to use until 7th day of experiment. It is suggested to apply longer use expectancy within condition of cleaner situation while adding the mask and the fixation of drying process of papaya fruit. Keywords: Traditonal Face Mask, White Rice, Papaya
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (NOTHOPANAX SCUTELLARIUM MERR) TERHADAP SIFAT FISIK DAN MASA SIMPAN HAIR TONIC RAMBUT RONTOK PUTRI NURHAYATI, NIRMA; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hair Tonic merupakan salah satu kosmetika perawatan rambut yang dapat membantu menyuburkan rambut. Daun mangkokan dikenal sebagai herbal yang mampu mengatasi kerontokan rambut karena mengandung senyawa tanin, saponin, flavonoid yang berpotensi sebagai bahan penumbuh rambut. Hair Tonic dari ekstrak daun mangkokan adalah salah satu inovasi hair tonic yang memanfaatkan ekstrak daun mangkokan sebagai bahan aktif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh penambahan ekstrak daun mangkokan terhadap sifat fisik hair tonic untuk rambut rontok (2) Mengetahui masa simpan dari hasil terbaik hair tonic. Jenis penelitian adalah eksperimen, variabel bebas adalah jumlah ekstrak daun mangkokan yang ditambahkan yakni : X1 (2,5%), X2 (5%), X3 (7,5%). Variabel terikat berupa sifat fisik hair tonic rambut rontok yang meliputi aroma, warna, homogenitas, kesan pemakaian, dan tingkat kesukaan panelis. Variabel kontrol yaitu minyak aromatik bunga sedap malam 0,5% pada setiap sampel, jenis daun yang digunakan adalah daun mangkokan tua, alat dan proses pembuatan hair tonic. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi oleh 30 orang panelis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS anava tunggal dan uji Duncan, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan ekstrak daun mangkokan terhadap sifat fisik hair tonic meliputi aroma, warna, homogenitas, kesan pemakaian, dan kesukaan panelis. Hasil terbaik hair tonic terdapat pada penambahan ekstrak daun mangkokan 2,5% (X1) dengan kriteria tidak beraroma daun mangkokan, berwarna kuning kehijauan, homogen, terasa dingin dan mudah menyerap saat diaplikasikan ke permukaan kulit, dan paling disukai oleh panelis. PH hair tonic memiliki rata-rata 5,59 yang artinya netral sehingga sesuai dengan pH kulit. Masa simpan X1 dapat digunakan hingga hari ke-7 karena jumlah jamur (1,5×101) dan bakteri (7,7×104) yang masih berada dibawah SNI batas maksimal mikroba pada hair tonic yakni 105. Kata Kunci : Hair tonic Ektrak Daun Mangkokan, Sifat fisik, Masa simpan.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (NOTHOPANAX SCUTELLARIUM MERR) TERHADAP SIFAT FISIK DAN MASA SIMPAN HAIR TONIC RAMBUT RONTOK PUTRI NURHAYATI, NIRMA; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hair Tonic merupakan salah satu kosmetika perawatan rambut yang dapat membantu menyuburkan rambut. Daun mangkokan dikenal sebagai herbal yang mampu mengatasi kerontokan rambut karena mengandung senyawa tanin, saponin, flavonoid yang berpotensi sebagai bahan penumbuh rambut. Hair Tonic dari ekstrak daun mangkokan adalah salah satu inovasi hair tonic yang memanfaatkan ekstrak daun mangkokan sebagai bahan aktif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh penambahan ekstrak daun mangkokan terhadap sifat fisik hair tonic untuk rambut rontok (2) Mengetahui masa simpan dari hasil terbaik hair tonic. Jenis penelitian adalah eksperimen, variabel bebas adalah jumlah ekstrak daun mangkokan yang ditambahkan yakni : X1 (2,5%), X2 (5%), X3 (7,5%). Variabel terikat berupa sifat fisik hair tonic rambut rontok yang meliputi aroma, warna, homogenitas, kesan pemakaian, dan tingkat kesukaan panelis. Variabel kontrol yaitu minyak aromatik bunga sedap malam 0,5% pada setiap sampel, jenis daun yang digunakan adalah daun mangkokan tua, alat dan proses pembuatan hair tonic. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi oleh 30 orang panelis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS anava tunggal dan uji Duncan, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan ekstrak daun mangkokan terhadap sifat fisik hair tonic meliputi aroma, warna, homogenitas, kesan pemakaian, dan kesukaan panelis. Hasil terbaik hair tonic terdapat pada penambahan ekstrak daun mangkokan 2,5% (X1) dengan kriteria tidak beraroma daun mangkokan, berwarna kuning kehijauan, homogen, terasa dingin dan mudah menyerap saat diaplikasikan ke permukaan kulit, dan paling disukai oleh panelis. PH hair tonic memiliki rata-rata 5,59 yang artinya netral sehingga sesuai dengan pH kulit. Masa simpan X1 dapat digunakan hingga hari ke-7 karena jumlah jamur (1,5×101) dan bakteri (7,7×104) yang masih berada dibawah SNI batas maksimal mikroba pada hair tonic yakni 105. Kata Kunci : Hair tonic Ektrak Daun Mangkokan, Sifat fisik, Masa simpan.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (NOTHOPANAX SCUTELLARIUM MERR) TERHADAP SIFAT FISIK DAN MASA SIMPAN HAIR TONIC RAMBUT RONTOK PUTRI NURHAYATI, NIRMA; , SUHARTININGSIH
Jurnal Tata Rias Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hair Tonic merupakan salah satu kosmetika perawatan rambut yang dapat membantu menyuburkan rambut. Daun mangkokan dikenal sebagai herbal yang mampu mengatasi kerontokan rambut karena mengandung senyawa tanin, saponin, flavonoid yang berpotensi sebagai bahan penumbuh rambut. Hair Tonic dari ekstrak daun mangkokan adalah salah satu inovasi hair tonic yang memanfaatkan ekstrak daun mangkokan sebagai bahan aktif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh penambahan ekstrak daun mangkokan terhadap sifat fisik hair tonic untuk rambut rontok (2) Mengetahui masa simpan dari hasil terbaik hair tonic. Jenis penelitian adalah eksperimen, variabel bebas adalah jumlah ekstrak daun mangkokan yang ditambahkan yakni : X1 (2,5%), X2 (5%), X3 (7,5%). Variabel terikat berupa sifat fisik hair tonic rambut rontok yang meliputi aroma, warna, homogenitas, kesan pemakaian, dan tingkat kesukaan panelis. Variabel kontrol yaitu minyak aromatik bunga sedap malam 0,5% pada setiap sampel, jenis daun yang digunakan adalah daun mangkokan tua, alat dan proses pembuatan hair tonic. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi oleh 30 orang panelis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS anava tunggal dan uji Duncan, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penambahan ekstrak daun mangkokan terhadap sifat fisik hair tonic meliputi aroma, warna, homogenitas, kesan pemakaian, dan kesukaan panelis. Hasil terbaik hair tonic terdapat pada penambahan ekstrak daun mangkokan 2,5% (X1) dengan kriteria tidak beraroma daun mangkokan, berwarna kuning kehijauan, homogen, terasa dingin dan mudah menyerap saat diaplikasikan ke permukaan kulit, dan paling disukai oleh panelis. PH hair tonic memiliki rata-rata 5,59 yang artinya netral sehingga sesuai dengan pH kulit. Masa simpan X1 dapat digunakan hingga hari ke-7 karena jumlah jamur (1,5×101) dan bakteri (7,7×104) yang masih berada dibawah SNI batas maksimal mikroba pada hair tonic yakni 105. Kata Kunci : Hair tonic Ektrak Daun Mangkokan, Sifat fisik, Masa simpan.