Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

USAHATANI KOPI ROBUSTA DENGAN PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING SEBAGAI PUPUK ORGANIK DI BALI , Rubiyo; Guntoro, S.; , Suprapto
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coffee farming system assessment using dung manure decomposed by worms, Rummino bacillus, andnormally decomposed was done in Buleleng, Bali in 2001-2002. The productive coffee plantation assessed inthis study was owned by farmers and planted in 1994. The assessment consisted of three farmers’ groups and 5farmers were selected from each group or total of 15 participating farmers treated as replication with 3 types oforganic fertilizers as technology introduced, namely (a) P0 = normally decomposed, (b) P1 = dung manure ofgoats decomposed by worms, and (c) P2 = dung manure of goats decomposed by Rummino bacillus. The resultsshowed that P2 produced the average highest yield of 948.80 kilograms per hectare of coffee beans with profitsof Rp 863,800 per year and return to cost (R/C) ratio of 1.35. P0 gave the lowest yield of 550.40 kilograms perhectare of coffee beans and its R/C ratio of 0.89.Key words : robusta coffee, farming systems, organic fertilizer Pengkajian usahatani kopi robusta dengan pupuk organik dari kotoran kambing yang dikomposkandengan cacing, Rummino bacillus dan cara pengomposan biasa telah dilakukan pada tahun 2001-2002 diBuleleng Bali. Tanaman kopi yang digunakan sebagai obyek pengkajian adalah jenis kopi robusta milik petanidan telah menghasilkan (TM) tahun tanam 1994. Pengkajian melibatkan 3 kelompok tani dan tiap kelompokdiambil 5 orang sehingga terdapat 15 petani kooperator sebagai plot pangkajian (ulangan) dengan 3 macampupuk organik digunakan sebagai introduksi teknologi yaitu (a) PO= Pengomposan dilakukan dengan cara biasa(b) P1= Pupuk dari kotoran kambing yang dikomposkan dengan cacing (kascing) dan (c) P2= Pupuk dari kotorankambing yang dikomposkan dengan menggunakan Rummino bacillus. Hasil pengkajian menunjukan bahwateknologi P2 menghasilkan jumlah produksi kopi tertinggi dengan rata-rata 948,80 kg kopi beras/ha dengankeuntungan Rp 863.800/tahun dengan tingkat R/C 1,35. PO menghasilkan produksi terendah, yaitu 550,40 kgkopi beras/ha dengan tingkat R/C 0,89.Kata kunci : kopi robusta, usahatani, pupuk organik
PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI DI LAHAN KERING DI KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG, BALI , Suprapto
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This assessment was conducted in dry land of Patas village, Gerokgak Sub District, Buleleng District, from1999 to 2001. It began with Participatory Rural Appraisal approach, water reservoir demonstration and adaptiveresearch on reservoir water use for some corn varieties, and integrated farming system. The PRA approach showedthat farmers faced many constraints, such as lack of capital, lack of information on new technology, water shortageespecially in dry season, and unknown new corn varieties including easily-fallen stalks of Arjuna variety prior toharvest period. The results of adaptive research on reservoir water use on some corn varieties showed that Bismavariety produced high yield between 4.8 to 5 tons/ha of dried grain. Bisma variety also showed highest yield inadaptive research on integrated farming system with its yield of 4.650 kg/ha, profit of Rp 3,899,500, and B/C ratio of2.04. This farming system assessment was able to improve average farmers’ incomes from Rp 2,012,422/ha in 1999(before the assessment was carried out) to Rp 5,717,635/ha or an average increase of 184 percent. Bisma corn varietyhas been adopted by the farmers in almost all districts in Bali. The farmers in Bali Province also began adoptingtechnology water reservoir and its utilization for farming system on dry land.Key words : dry land, water reservoir, corn farming income Pengkajian dilaksanakan di lahan kering Desa Patas Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng dari tahun1999 sampai dengan 2001. Pengkajian dimulai dengan mengadakan study PRA (Participatory Rural Apraisal),pembuatan percontohan embung (water reservoir), Uji Adaptasi pemanfaatan air embung terhadap beberapa varietasJagung, pola tanam dan sistem usahatani terpadu. Hasil yang diperoleh dari PRA, banyak kendala-kendala yangdihadapi petani antara lain kurangnya permodalan,kurangnya informasi teknologi yang diterima petani, kekuranganair terutama pada musim kemarau dan kurang dikenalnya varietas- varietas baru termasuk kendala tanaman jagungvarietas Arjuna yang roboh (pada saat tanaman belum masak). Uji adaptasi pemanfaatan air embung terhadapbeberapa varietas jagung , Bisma memberikan hasil yang cukup tinggi berkisar 4,8 ton sampai dengan 5 ton / hapipilan kering. Pada uji adaptasi pola tanam jagung, pola introduksi dengan menggunakan varietas Bisma pada lahanpetani memberikan hasil dan keuntungan paling tinggi dibandingkan pola yang lain dengan hasil 4,650 kg/hakeuntungan Rp 3.899.500,- B/C rasio 2,04. Pengkajian sistem usahatani terpadu dapat meningkatkan pendapatanpetani dari pendapatan tahun 1999 (sebelum pengkajiaan dilakukan) Rp 2.012.422 menjadi Rp 5.717.635 ataumeningkat 184 persen. Pola tanam jagung Bisma telah diadopsi hampir di semua kabupaten di Bali. Pemanfaatan danpembuatan embung dan Sistem usahatani di lahan kering sudah mulai diadopsi oleh masyarakat di lahan kering diProvinsi Bali.Kata kunci : lahan kering, embung, pendapatan usahatani
ANALISIS PENDAPATAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PERKEBUNAN BERBASIS KELAPA DI KABUPATEN TABANAN , Suharyanto; , Suprapto; , Rubiyo
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Objective of this study was to assess income, income contribution, and income distribution of plantingpractices of perennial crops, i.e., coconut + cocoa, coconut + cloves, and coconut + cocoa + cloves in Tabananregency. The study was conducted for three months (July to September 2002) using cross-sectional data of 90 samplefarmers and consisting of 30 sample farmers of each planting practice. LSD (Least Significant Difference) test wasused to compare average farmers’ household income, off-farm income, and income contribution. Income distributionwas analyzed using Gini coefficient and Lorenz curve. The result showed that farming income per hectare and incomecontribution of coconut+cocoa+clove were highest than those of coconut+cocoa and coconut+clove planting practices.Income was most evenly distributed in coconut+cocoa planting practice with Gini coefficient of 0,19. Off-farmincome and total household income were most evenly distributed in coconut+cocoa diversification pattern with Ginicoefficients each of 0,20 and 0,23.Key words : income, coconut, cocoa, clove, income distributionPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan, kontribusi pendapatan dan distribusi pendapatan polausahatani perkebunan berbasis kelapa di kabupaten Tabanan. Cara tanam tumpangsari yang digunakan petani adalahkelapa+kakao, kelapa+cengkeh dan kelapa+kakao+cengkeh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September2002 dengan menggunakan data primer sebanyak 90 petani sampel yang terdiri dari 30 petani sampel untuk setiappola diversifikasi. Untuk membandingkan rata-rata pendapatan, pendapatan luar usahatani dan kontribusi pendapatandigunakan uji LSD (Least Significant Difference). Distribusi pendapatan dianalisis menggunakan Koefisien Gini danKurva Lorenz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani per hektar dan kontribusi pendapatanusahatani terhadap pendapatan total rumah tangga tertinggi pada pola diversifikasi kelapa+kakao+cengkeh dengannilai koefisien Gini 0,19. Sedangkan distribusi pendapatan luar usahatani perkebunan yang paling merata adalah poladiversifikasi usahatani kelapa+kakao dengan nilai koefisien Gini 0,20. Secara keseluruhan distribusi pendapatan didaerah ini adalah 0,20 - 0,35.Kata kunci : pendapatan,kelapa,kakao,cengkeh,distribusi pendapatan
DETERMINASI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN PERIODE 2012-2016 , SUPRAPTO; , HARIYATI
Jurnal Akuntansi AKUNESA Vol 6, No 3 (2018): AKUNESA (Mei 2018)
Publisher : Jurnal Akuntansi AKUNESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The economic crisis that occurred in the United States in 2008, major impact on the world?s economy situation, especially in Indonesia. On of some sector that experienced a decline in the global export market is mining sector. This situation make a research about any factor that can affect financial distress in a firm is needed. This study aims to determine the effect of leverage, liquidity, firm size and profitability on financial distress. The total sample of this study was 37 companies. The results of this study indicate that leverage can affect positive financial distress. liquiditycan affect negative financial distress. profitability can affect negative financial distress. Keywords: Leverage, Liquidity, Firm Size, Profitability, And Financial Distress
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU PADA BALOK KAYU LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI BERDASARKAN PENYUSUNAN LAMINASI UNBALANCED TERHADAP KUAT LENTUR DWINANDA RAMADHAN, YOGI; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemanfaatan teknologi perekatan laminasi pada balok kayu sebagai bahan baku konstruksi sudah lama dipergunakan tetapi perkembangannya tidak sepesat teknologi beton dan baja. Balok kayu laminasi merupakan salah satu hasil dari rekayasa yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas kayu serta menjawab kebutuhan dimensi dan panjang bentang kayu struktural. Berdasarkan penyusunan laminanya terbagi menjadi 2 yaitu penyusunan Balanced dan Unbalanced. Penelitian menerapkan teknologi laminasi dengan memanfaatkan kayu sengon dan kayu meranti berupa balok laminasi (Glued Laminated Timber) yang bertujan untuk mengetahui pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) terhadap kuat lentur balok laminasi. Balok laminasi pada penelitian ini menggunakan 3 lapis kayu dengan susunan Meranti?Sengon-Meranti. Benda uji pada penelitian ini adalah balok berdimensi b= 4cm, h= 6cm, dan l= 100cm dengan 5 variasi ketebalan laminasi kayu sebagai berikut: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm-2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), dan LE (3cm-2cm-1cm). Hasil penelitian didapatkan bahwa pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) ditinjau dari kuat lentur dan lendutannya, semakin besar ketidakseimbangan ketebalan antar lapisan laminasi mengakibatkan berkurangnya kuat lentur yang terjadi pada balok laminasi tersebut serta balok laminasi dengan penebalan pada bagian bawah menjadi lebih getas dan kaku dibandingkan dengan variasi dengan penebalan pada bagian atas. Dari hasil pengujian didapatkan ketebalan untuk mendapatkan kuat lentur yang optimal jika ditinjau dari beban layan adalah variasi LA (1cm-2cm-3cm) sedangkan jika ditinjau dari beban maksimalnya adalah penyusunan pada variasi LC (2cm-2cm-2cm) dengan kuat lentur sebesar 614.68 kg/cm², nilai kuat lentur tersebut lebih baik dan tidak lebih getas dari semua variasi lainnya. Kata Kunci: Balok Laminasi, Laminasi Kayu Unbalanced, Kuat Lentur Balok Laminasi Abstract The utilization of laminated gluing technology on wood beams as construction materials have long been used but the progress is not as much as concrete and steel technology. Laminated wood beams is one of the results of the engineering to improve the quality of wood and answer the needs of the dimensions and length of structural wood. Based on the layout of lamination that is divided into 2 layouts are Balanced and Unbalanced layout. This research apply laminated technology by using Sengon wood and Meranti wood in the form of laminated beams (Glued Laminated Timber) which has been applied to find out the effect of unbalanced lamination to bending strength laminated beams. Laminated beams in this research using 3 layers of wood with Meranti?Sengon-Meranti compotition. The semple on this research is a beam with dimension B = 4cm, H = 6cm, and L = 100cm with 5 thickness variations of wood laminate as follows: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm -2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), and LE (3cm-2cm-1cm). The results of this research are the effects of unbalanced layout reviewed from bending strength and deflection, The higher unbalanced thickness among the layers causes reducement in bending strength that happens in glued laminated beams, also with the thickening at the bottom side of the glued laminated beams becomes more rigid and brittle than variatoions of thickening at the top side. The more balanced thickness among wood layers that resulted in laminated beams being more strong to bending strength. From the results of the research are the effects of thickness to get an optimal bending strength if based on service load is LA (1cm-2cm-3cm) meanwhile if based on maximal load is the variation of LC (2cm-2cm-2cm) with a result of bending strength test of 614.68 kg/cm ². That value of bending strength is better and not more ducked than all other variations. Keywords: Laminated Beam, Unbalanced Laminated Timber , Bending Strength of Laminated Beam.
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU PADA BALOK KAYU LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI BERDASARKAN PENYUSUNAN LAMINASI UNBALANCED TERHADAP KUAT LENTUR DWINANDA RAMADHAN, YOGI; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemanfaatan teknologi perekatan laminasi pada balok kayu sebagai bahan baku konstruksi sudah lama dipergunakan tetapi perkembangannya tidak sepesat teknologi beton dan baja. Balok kayu laminasi merupakan salah satu hasil dari rekayasa yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas kayu serta menjawab kebutuhan dimensi dan panjang bentang kayu struktural. Berdasarkan penyusunan laminanya terbagi menjadi 2 yaitu penyusunan Balanced dan Unbalanced. Penelitian menerapkan teknologi laminasi dengan memanfaatkan kayu sengon dan kayu meranti berupa balok laminasi (Glued Laminated Timber) yang bertujan untuk mengetahui pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) terhadap kuat lentur balok laminasi. Balok laminasi pada penelitian ini menggunakan 3 lapis kayu dengan susunan Meranti?Sengon-Meranti. Benda uji pada penelitian ini adalah balok berdimensi b= 4cm, h= 6cm, dan l= 100cm dengan 5 variasi ketebalan laminasi kayu sebagai berikut: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm-2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), dan LE (3cm-2cm-1cm). Hasil penelitian didapatkan bahwa pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) ditinjau dari kuat lentur dan lendutannya, semakin besar ketidakseimbangan ketebalan antar lapisan laminasi mengakibatkan berkurangnya kuat lentur yang terjadi pada balok laminasi tersebut serta balok laminasi dengan penebalan pada bagian bawah menjadi lebih getas dan kaku dibandingkan dengan variasi dengan penebalan pada bagian atas. Dari hasil pengujian didapatkan ketebalan untuk mendapatkan kuat lentur yang optimal jika ditinjau dari beban layan adalah variasi LA (1cm-2cm-3cm) sedangkan jika ditinjau dari beban maksimalnya adalah penyusunan pada variasi LC (2cm-2cm-2cm) dengan kuat lentur sebesar 614.68 kg/cm², nilai kuat lentur tersebut lebih baik dan tidak lebih getas dari semua variasi lainnya. Kata Kunci: Balok Laminasi, Laminasi Kayu Unbalanced, Kuat Lentur Balok Laminasi Abstract The utilization of laminated gluing technology on wood beams as construction materials have long been used but the progress is not as much as concrete and steel technology. Laminated wood beams is one of the results of the engineering to improve the quality of wood and answer the needs of the dimensions and length of structural wood. Based on the layout of lamination that is divided into 2 layouts are Balanced and Unbalanced layout. This research apply laminated technology by using Sengon wood and Meranti wood in the form of laminated beams (Glued Laminated Timber) which has been applied to find out the effect of unbalanced lamination to bending strength laminated beams. Laminated beams in this research using 3 layers of wood with Meranti?Sengon-Meranti compotition. The semple on this research is a beam with dimension B = 4cm, H = 6cm, and L = 100cm with 5 thickness variations of wood laminate as follows: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm -2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), and LE (3cm-2cm-1cm). The results of this research are the effects of unbalanced layout reviewed from bending strength and deflection, The higher unbalanced thickness among the layers causes reducement in bending strength that happens in glued laminated beams, also with the thickening at the bottom side of the glued laminated beams becomes more rigid and brittle than variatoions of thickening at the top side. The more balanced thickness among wood layers that resulted in laminated beams being more strong to bending strength. From the results of the research are the effects of thickness to get an optimal bending strength if based on service load is LA (1cm-2cm-3cm) meanwhile if based on maximal load is the variation of LC (2cm-2cm-2cm) with a result of bending strength test of 614.68 kg/cm ². That value of bending strength is better and not more ducked than all other variations. Keywords: Laminated Beam, Unbalanced Laminated Timber , Bending Strength of Laminated Beam.
ANALISIS OPTIMALISASI TINGGI FOKUS (F) PELENGKUNG PADA PERENCANAAN JEMBATAN LENGKUNG TIPE LANTAI ATAS (ARCH BRIDGE DECK TYPE) ZAINI, MOCH.; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2/REKAT/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Batang lengkung merupakan bagian dari struktur yang paling penting sekali karena seluruh beban di sepanjang beban jembatan dipikul olehnya. Tujuan dari skripsi ini untuk mengetahui pengaruh tinggi fokus (f) pelengkung terhadap kekuatan pilar pada perencanaan jembatan lengkung tipe lantai atas (Arch Bridge Deck Type) dan dapat mengetahui tinggi optimal jembatan pelengkung. Penelitian ini membahas desain jembatan pelengkung beton. Kemudian memodelkannya menjadi tiga model jembatan dengan tinggi fokus (f) yang berbeda-beda (10 m ? 12 m) untuk memperoleh hasil yang optimal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian simulasi dengan bantuan program CSI Bridge untuk memperoleh gaya dalam berupa aksial, momen, dan deformasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditinjau dari pilar dengan dimensi yang sama menunjukan bahwa tinggi fokus (f) mempengaruhi nilai aksial dan momen yang terjadi, sampai dengan 12 m. Semakin tinggi fokus (f) kemampuan aksial dan momen yang terjadi semakin efektif. Optimalisasi tinggi fokus (f) pada pilar tercapai pada model jembatan III dengan tinggi fokus (f) 12 m atau 1/5 L. Kata Kunci: jembatan pelengkung beton, tinggi fokus (f)The bridge in general is a construction that serves to connect the two parts of the road that is cut off by the obstacles such as deep valleys, river channels, lakes, irrigation channels, times, railroads, highways that are not in plane and other. The arch is the most important part of the structure because all loads along the bridge load are borne by it. The purpose of this research is to know the influence of high focus (f) curve of pillar strength in the planning of arch bridge upstrairs type (Arch Bridge Deck Type) and can know the optimal height of the bridge of the arch. This study discusses the design of concrete arch bridge. Then model it into three different types of bridge (f) (10 m ? 12 m) in different bridges to achieve optimal results. This research is a type of simulation research with the help of CSI Bridge program to obtain axial style, moment, and deformation. The results showed that viewed from the pillar with the same dimensions showed that the focal height (f) affects axial values and moment that occur, up to 12 m. The heigher the focus (f) the axial ability and the more effective the moment. The optimilization of the focal height (f) on the pillar was achieved on bridge III model with focal height (f) 12 m or 1/5 L. Keywords: concrete curve bridge, focal height (f)
PENGARUH VARIASI PANJANG SAMBUNGAN PADA SAMBUNGAN BALOK KAYU BIBIR MIRING BERKAIT TERHADAP KUAT LENTUR FAUZI ANDRIANSYAH, MUHAMMAD; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sambungan merupakan titik terlemah dalam sambungan kayu khususnya yang masih berupa sambungan konvensional, dimana faktor aman yang digunakan masih cukup tinggi sehingga mengakibatkan kurang hematnya pemakaian kayu. Jenis sambungan kayu bibir miring berkait merupakan sambungan yang banyak di aplikasikan seperti untuk balok (gording) dan kuda-kuda, dimana akan lebih banyak menerima gaya lentur maupun gaya tarik. Panjang sambungan kayu bibir miring berkait memiliki standar panjang sambungan sebesar 2,5h ? 3h. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui panjang efektif sambungan bibir miring berkait balok kayu meranti dan perilaku kerusakan dalam pengujian lentur, dengan acuan sifat fisik dan sifat mekanik kayu meranti. Pengujian lentur menggunakan model 2 tumpuan sendi-rol dengan beban terpusat ditengah bentang. Balok berdimensi 4/6 cm panjang 150 cm dengan 5 variasi panjang sambungan diantaranya: 2h, 2,5h, 2,75h, 3h dan 3,5h pada tengah bentang. Hasil penelitian menunjukkan sambungan paling baik adalah variasi panjang sambungan 2,75h dengan kuat lentur 647,06 kg/cm2, diikuti dengan variasi panjang sambungan 2,5h dan 3h dengan kuat lentur 630,47 kg/cm2, sedangkan variasi panjang sambungan 2h dan 3,5h memiliki kuat lentur terendah sebesar 580,69 kg/cm2. Rata-rata perilaku runtuh yang terjadi adalah kerusakan geser, semakin panjang sambungan kerusakan mengarah pada kerusakan lentur. Kata Kunci: Sambungan Bibir Miring Berkait, Panjang Sambungan, Perilaku Lentur. Abstract Connection was the weakest point in wood structures especially that still was conventional connection, while safety factor that was used still high enough resulting in less efficient use of wood. Angle-notched with hooked connection type was a wood connection that were widely applied such as beams (roof beam) and truss frame, which about received bending force and tensile force. Length of angle-notched with hooked connection type has a standard length within 2,5h ? 3h. The purpose of this research was to determine which the effective length of angle-notched with hooked connection type of meranti wood and behavior damaged on bending load experiment, with reference to the physical and mechanical properties of meranti wood. Bending load experiment was used 2 foothold pins and roller with one loaded will applied on the middle of the beams. The beams has measurement 4/6 cm and long 150 cm with has 5 length connection variations type among them: 2h, 2,5h, 2,75h, 3h and 3,5h in the middle of the beams. The result of the research showed the best connection bas variation in connection length of 2,75h with bending strength value about 647,06 kg/cm2 followed by variation in connection length of 2,5h and 3h type about 630,47 kg/cm2, while variations in connection length of 2h and 3,5h had the lowest bending strength value about 580,69 kg/cm2. The average of behavior damaged of the beams was shear damaged, if getting longer applied of the connection, the behavior damaged is aim to bending damaged. Keywords: Angle-Notched with Hooked Connection, Length Connection, Bending Load.
PENGARUH LETAK BIBIR BERKAIT KAYU PADA SAMBUNGAN BALOK KAYU BIBIR MIRING BERKAIT TERHADAP KUAT LENTUR KUSWOYO, ERIK; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSambungan merupakan titik terlemah dalam sambungan kayu khususnya yang masih berupa sambungan konvensional. Jenis sambungan kayu bibir miring berkait merupakan sambungan yang banyak di aplikasikan seperti untuk balok (gording) dan kuda-kuda, dimana akan lebih banyak menerima gaya lentur maupun gaya tarik. Letak bibir berkait atau takikan sambungan standarnya ada di tengah panjang sambungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui letak bibir berkait efektif pada sambungan bibir miring berkait balok kayu meranti dan perilaku kerusakan dalam pengujian lentur, dengan acuan sifat fisik dan sifat mekanik kayu meranti. Pengujian lentur menggunakan model 2 tumpuan sendi-rol dengan beban terpusat ditengah bentang. Balok berdimensi 4/6 cm panjang 150 cm dengan 5 variasi panjang sambungan diantaranya meliputi proporsi tinggi posisi takikan 50% dari h balok, tinggi posisi takikan 45% dari h balok, tinggi posisi takikan 40% dari h balok, tinggi posisi takikan 35% dari h balok dan tinggi posisi takikan 30% dari h balok dengan sudut sambungan yang sama.Hasil penelitian menunjukkan sambungan paling efektif secara kekuatan lentur adalah posisi takikan pada tinggi takikan 50% dari h balok dengan kuat lentur 597,29 kg/cm2 dan lendutan sepanjang 65,47 mm. Kerusakan yang terjadi pada variasi sambungan kayu paling banyak terjadi kerusakan geser karena adanya proporsi dari tegangan geser terhadap tegangan geser karakteristik yang lebih besar dibandingkan proporsi tegangan lentur terhadap tegangan lentur dari karakteristik kayu pada sambungan. Kerusakan lentur balok hanya terjadi pada benda uji pada tinggi takikan 50% dari h balok.Kata Kunci: : Sambungan Bibir Miring Berkait, Letak Bibir Berkait Kayu, Perilaku Lentur.AbstractConnection was the weakest point in wood structures especially that still was conventional connection. Angle-edge with hooked connection type was a wood connection that were widely applied such as beams (roof beam) and truss frame, which about received bending force and tensile force. Position of wood hook with hooked connection type has a standard on the middle of connection. The purpose of this research was to determine which the effective position of wood hook with hooked connection type of meranti wood and behavior damaged on bending load experiment, with reference to the physical and mechanical properties of meranti wood. Bending load experiment was used model of 2 foothold pins and roller with one loaded will applied on the middle of the beams. The beams has measurement 4/6 cm and long 150 cm with has 5 wood hook position on connection variations type among : proportion of height wood hook position 50% from height of beam, proportion of height wood hook position 45% from height of beam, proportion of height wood hook position 40% from height of beam, proportion of height wood hook position 35% from height of beam, proportion of height wood hook position 30% from height of beam with same angle for every variations conection.The result of the research showed the best connection was variation of proportion of height wood hook position 50% from height of beam with bending strength value about 597,29 kg/cm2 and have deflection number 65,47 mm. The average of behavior damaged of the beams was shear damaged because proportion of shear stress beam to shear stress characteristic wood more higher than proportion of bending stress beam to bending stress characteristic wood on connection. Bending stress damaged just happened to variation of proportion of height wood hook position 50% from height of beam.. Keywords: Angle-Edge with Hooked Connection, Position of Wook Hood Conection, Bending Collapse Analysis.
PENERAPAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X SMKN 2 SURABAYA PUSPA DEWI, AMANDA; , SUPRAPTO
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Vol 2, No 2/JKPTB/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendistribusian pengelompokkan level hasil analisis taksonomi SOLO dan menganalisis hasil belajar siswa setelah penerapan lembar kerja siswa yang sesuai dengan level taksonomi SOLO untuk siswa kelas X SMKN 2 Surabaya pada mata pelajaran Mekanika Teknik. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian R & D (Reasearch and Development). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas X Program Keahlian Desain Permodelan Informasi Bangunan di SMKN 2 Surabaya berjumlah 2 kelas. Siswa akan melalui 3 tahapan, yaitu pada tahapan pertama siswa akan diberikan soal tes dasar pengelompokkan berdasarkan taksonomi SOLO, pada tahapan kedua setelah mengetahui hasil pengelompokkan siswa akan diberikan LKS berdasarkan taksonomi SOLO, dan pada tahapan ketiga siswa kan diberikan soal post-test. Berdasarkan hasil penelitian distribusi hasil pengelompokkan level taksonomi SOLo pada kedua kelas uji coba secara umum masuk pada level Relational dan Extended Abstract. Pada level Relational kelas X DPIB 1 menunjukkan 34,74% dan kelas X DPB 2 menunjukkan 38,19%. Pada level Extended Abstract kelas X DPIB 1 menunjukkan 16,67% dan kelas X DPIB 2 menunjukkan 44,44%. Pada kedua kelas percobaan kondisi pada tatap muka ke-1 dan tatap muka ke-2 masih dalam proses penyesuaian dengan konsep pembelajaran yang diterapkan. Pada kedua kelas percobaan kondisi pada tatap muka ke-3 dan tatap muka ke-4 menghasilkan dampak yang semakin baik dan meningkat. Berdasarkan hasil penelitian untuk hasil belajar siswa setelah penerapan LKS berdasarkan taksnomi SOLO telah menunjukkan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan pada pertemuan terakhir mencapai rerata hasil belajar sangat baik 96,29 pada kelas X DPIB 1 dan 97,43 pada kelas X DPIB 2. Kata Kunci: Taksonomi SOLO, Lembar Kerja Siswa (LKS), Hasil Belajar. Abstract This research has purpose to analyze result from student grouping process based on solo taxonomy and analyze student learning result after application of Student Workheet according to level of taxonomy of SOLO for class X SMKN 2 Surabaya on subjects Mechanical Engineering. Research method used is reseacrh and development in accordance with RnD method. Research subjects used are students of class X DPIB in SMKN 2 Surabaya amounted to 2 classes. Students will go through 3 stages, in the first stages students will be given basic test grouping based on SOLO taxonomy, in the second stage after knowing the results of grouping students will be given LKS based on SOLO taxonomy, and in the third stage students will be given post-test questions. Based on the results of the study, the distribution of the SOLO taxonomy classification results in the two test classes generally goes to the level of Relational and Extended Abstract. At relational level class X DPIB 1 shows 34.72% and class X DPIB 2 shows 38.19%. At the Extended Abstract level of class X DPIB 1 shows 16.67% and class X DPIB 2 shows 44.44%. In both experimental classes the first face-to-face condition and 2nd face-to-face are still in the process of adjusting to the concept of applied learning. In both experimental classes the face-to-face condition of 3rd and 4th face-to-face results in a better and improved impact. Class X DPIB 2 is an experimental class that quickly adapts to the concept of applied learning. Based on the results of research for student learning outcomes after the implementation of LKS based on SOLO taxonomy has shown good results. This is shown at the last meeting to achieve the average of 96.29 excellent learning outcomes in class X DPIB 1 and 97.43 in class X DPIB 2. Keywords: SOLO Taxonomy, Student Worksheet (LKS), Learning Outcomes.