Bunawas -
PTKMR BATAN

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengukuran Neutron Cepat di Ruang LInac Medis Menggunakan Detektor Jejak Nuklir CR-39 Firmansyah, Muhammad Agus; Juswono, Unggul Punjung; -, Bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akselerator linear medis (linac) merupakan pesawat pemercepat partikel yang digunakan dalam radioterapi. Linac dapat menghasilkan foton sinar-X energi tinggi yang sangat efektif untuk menyembuhkan tumor atau kanker. Akan tetapi linac yang dioperasikan lebih dari 8 MV dapat menghasilkan radiasi tambahan berupa neutron. Neutron tersebut dapat meningkatkan dosis pada pasien selama proses terapi maupun pada pekerja. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran neutron untuk mengetahui distribusi dosis dan fluks neutron, khususnya neutron cepat, di ruang linac medis tersebut. Pengukuran neutron dilakukan dengan menggunakan detektor jejak nuklir CR-39, yang dilapisi radiator polietilen dan filter tembaga (Cu). Detektor dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan sumber neutron standar 241Am-Be di laboratorium neutron PTKMR-BATAN dan diperoleh kurva kalibrasi berupa garis lurus linear. Sejumlah detektor kemudian diletakkan pada beberapa titik di ruangan 10 MV linac medis di rumah sakit Siloam Simatupang. Setelah penyinaran, detektor dietsa dengan larutan NaOH 6,25 N pada suhu 70ºC selama 7 jam, kemudian jejak pada detektor dihitung dengan menggunakan mikroskop optik. Hasil pengukuran menunjukkan distribusi dosis dan fluks neutron cepat di ruang linac medis tersebut nilainya bervariasi mulai dari yang terbesar di titik isocenter pada meja pasien, kemudian menurun seiring semakin jauh jaraknya dari isocenter, dan minimum pada ruang kontrol.
PENENTUAN EFISIENSI WHOLE BODY COUNTER ( WBC ) DUAL PROBE NaI(Tl) PADA LIMA KELOMPOK UMUR Putri, Intan Pemata; Widodo, Chomsin S; -, Bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penentuan efisiensi Whole Body Counter (WBC) dual probe NaI(Tl) untuk lima kelompok umur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh besarnya nilai cacahan WBC dual probe NaI(Tl) PTKMR – BATAN dengan jarak optimum antara detektor, tyroid dan abdomen pada pengukuran Ba-133 dan Cs-137, serta menentukan nilai efisiensi dan batas terendah deteksi dari WBC dual probe NaI(Tl) untuk lima kelompok umur yaitu kelompok umur balita (0 – 1 tahun), anak – anak (1 – 10 tahun), remaja (11 – 15 tahun), dewasa wanita dan dewasa pria (16 – 20 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai cacahan radioaktivitas terbesar ada pada jarak terdekat 6 cm, jarak ini yang disebut Jarak Optimum pengukuran. WBC dual probe NaI(Tl) yang dirancang mempunyai kemampuan mendeteksi kontaminasi interna pada kelompok umur 0-1 tahun, 1-10 tahun, 11-15 tahun, 16-20 tahun dewasa wanita dan 16-20 tahun dewasa pria yaitu sekitar 6,93. 10-4 % sampai 2,14.10-3 % untuk Ba-133 (356 keV) dan sebesar 6,02. 10-4 %  sampai 1,29.10-3 %   untuk Cs-137 (661,66 keV). Mampu mendeteksi kontaminasi Ba-133 terendah pada 129 Bq dan Cs-137 terendah sebesar 326 Bq saat kedaruratan nuklir untuk waktu pencacahan selama 8 menit.
Perkiraan Dosis Ekuivalen Neutron Termal pada Pasien Radioterapi Linac 15 MV Hentihu, Fatimah Kunti; Noor, Johan A. E.; -, Bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan linac dengan energi foton lebih dari 10 MV akan menghasilkan neutron dari reaksi fotoneutron antara foton yang dihasilkan dengan bahan-bahan di sekitar kepala linac. Kami telah melakukan penelitian dengan menggunakan pesawat  linac 15 MV untuk mengukur dosis ekuivalen neutron termal di dalam tubuh dengan menggunakan sebuah fantom atropomorfik berbahan polietilen yang disisipi detektor CR-39 beradiator BN-1. Ketika neutron cepat masuk ke dalam fantom dan berinteraksi, neutron cepat akan mengalami moderasi dan termalisasi menjadi neutron termal. Neutron termal tersebut dideteksi dengan detektor CR-39 beradiator BN-1 karena reaksi antara neutron termal dengan boron menghasilkan partikel alfa yang akan berinteraksi dengan detektor CR-39 dan menghasilkan jejak. Sebelum digunakan, detektor dikalibrasi terlebih dahulu dengan sumber neutron 252Cf  untuk memperoleh persamaan kalibrasi    y = 164x. Sensitivitas detektor CR-39 pada penelitian ini sebesar 164 jejak/cm2.µSv. Dosis ekuivalen neutron termal dari penyinaran linac dengan dosis terapi 2 Gy dan 3 Gy sebesar 52 - 206 µSv dengan ketidakpastian ±5% dan 78-309 µSv dengan ketidakpastian ±4%. Variasi dosis tersebut berhubungan dengan letak titik (kedalaman dan jarak dari isosenter penyinaran) dan jenis bahan pada fantom.
Perkiraan Dosis Ekuivalen Neutron Cepat Pada Pasien Radioterapi Linac 15 MV Septiani, Dyah Fathonah; Noor, Johan A.E; -, Bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Linac yang dioperasikan di atas 10 MV akan menghasilkan radiasi tambahan berupa neutron cepat, karenaadanya interaksi antara foton dengan inti atom suatu material dengan nomor atom (Z) tinggi. Sehingga keberadaanpartikel ini perlu diperhatikan guna mencegah timbulnya dampak dari radiasi sekunder. Kami telah melakukanpengukuran untuk memperkirakan distribusi dosis ekuivalen neutron cepat pada tubuh manusia dengan menggunakanfantom antropomorfik. Pengukuran neutron dilakukan dengan menggunakan detektor jejak nuklir CR-39 yang dilapisidengan filter Cu serta radiator polietilen. Fantom yang telah dipasang detektor disinari dengan target di bagian isocentredengan linac 15 MV dengan dosis terapi sebesar 2 Gy dan 3 Gy. Kami mendapatkan nilai sensitivitas detektor sebesar211 jejak/cm2.mSv serta dosis berkisar antara tidak terdeteksi hingga 2,92 mSv dengan ketidakpastian 0,4% (dosisterapi 2 Gy) dan antara tidak terdeteksi hingga 4,09 mSv dengan ketidakpastian 0,4% (dosis terapi 3 Gy).
Pemantauan Radiasi Gamma dengan Detektor RadEye PRD-ER di Fasilitas Cyclotron Medik Selama Produksi Fluor-18 Pratiwi, Rosa Dian Teguh; Widodo, Chomsin Sulistya; -, Bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi Fluor-18 (F-18) dengan cyclotron di fasilitas pelayanan PET menghasilkan dampak negatif yaitu dihasilkannya radiasi gamma yang besarnya signifikan. Besar laju dosis radiasi gamma yang sampai ke ruangan kerja di fasilitas cyclotron perlu untuk diketahui agar dapat menjadi bahan kajian dalam upaya optimalisasi tindakan proteksi radiasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar laju radiasi gamma di ruangan Fasilitas Cyclotron dengan menggunakan dosimeter RadEye PRD-ER. Laju dosis ekuivalen gamma diukur dengan RadEye PRD-ER pada saat produksi F-18 dan radiofarmaka FDG dengan Cyclotron (Cyclone 18/9) pada waktu iradiasi target 25, 50, dan 70 menit. Laju dosis ekuivalen radiasi gamma yang terdeteksi pada saat produksi F-18 berkisar antara 0,03 - 0,05 µSv/jam dan pada saat sintesis, sampling, dan quality control FDG berkisar antara 0,10 – 25,10 µSv/jam.