Chomsin S Widodo
Brawijaya University

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L. Urban) DAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP KANDUNGAN RADIKAL BEBAS PADA DAGING AYAM YANG DIRADIASI DENGAN SINAR ULTRAVIOLET saputro, ribut hadi; Juswono, Unggul P; Widodo, Chomsin S
Physics Student Journal Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Radiasi sinar UV berbahaya bagi kesehatan. Radiasi UV bisa menyebabkan terjadinya radikal bebas. Radiasi sinar UV berbahaya bagi kulit, karena dapat menyebabkan kanker kulit. Munculnya radikal bebas dapat dicegah oleh suatu zat antioksidan. Bengkuang dan lidah buaya digunakan sebagai antioksidan karena dapat mengurangi kandungan radikal bebas. Bengkuang dan lidah buaya memiliki kandungan antioksidan berupa saponin, flavonoid, isoflavon, lignin, vitamin E dan vitamin C. Bengkuang berperan sebagai antioksidan yang lebih baik dibanding dengan lidah buaya. Bengkuang dapat menangkal radikal bebas (SO4-), (SO3-), sedangkan lidah buaya hanya menangkal radikal bebas (SO4-). Kata kunci: radiasi ultraviolet, radikal bebas, antioksidan, bengkuang, lidah buaya
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA ROKOK TERHADAP EMISI PARTIKEL ULTRAFINE (UFP) nita, wichda khusnia; Wardoyo, Arinto Y.P; widodo, Chomsin S
Physics Student Journal Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partikel ultrafine dengan ukuran lebih kecil yaitu 0.1 μm dapat dihasilkan dari hasil pembakaran, salah satunya adalah pembakaran rokok . Jumlah partikel yang dihasilkan tergantung dari jenis rokok yang digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui emisi patikel ultrafine dengan menambahkan zat aditif. Pengukuran kosentrasi partikel ultrafine dengan metode micro-environmental chamber dengan menggunakan P-TACK Ultrafine Particle Counter. Konsentrasi partikel ultrafine ini digunakan untuk menentukan nilai faktor emisi ultrafine dari satu batang rokok . hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penambahan zat aditif mengubah karakteristik partikel ultrafine sehingga nilai emisi faktor partikel lebih tinggi pada penambahan zat aditif pada rokok 0.4 ml.Kata Kunci : Ultrafine, Micro-environmental chamber, Faktor Emisi.
PENGUKURAN KONSENTRASI PARTIKEL ULTRAFINE DI RUANG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN P-TRACK ULTRAFINE PARTICLE COUNTER yusufa, virginia alisya; wardoyo, Arinto YP; widodo, Chomsin s
Physics Student Journal Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Partikel ultrafine dengan ukuran lebih kecil dari 0,1 µm dapat dihasilkan dari pencemaran udara yang berada di dalamr uangan. Padapenelitian ini tentang pengukuran konsentrasi partikel ultrafine padaruangperkantoranFisika, MIPA, Kimia, Biologi danMatematika di lingkunganfakultas MIPA dengan menggunakan alat ukur p-track particle counter.Dari hasil pengukuran bahwa konsentrasi partikel ultrafine bervariasi di ruangan ruangan tersebut berbeda satu sama lain.Didapatkan konsentrasi artikel ultrafine bervariasi antara range 9.4 x 103pt/cm3hingga 1.32 x 104 pt/cm3dengan partikel ultrafine tertinggi adalah sebesar 1.32 x 104 pt/cm3 di ruangp erkantoran fisika dan konsentrasi partikel ultrafine terendah adalah sebesar 9.4 x 103pt/cm3 di perkantoran Matematika . Kata Kunci :pengukuran, partikel ultrafine, indoor, aktifiitasdanruangperkantoran
THE EFFECT OF MICROWAVE RADIATION FROM MOBILE PHONE TO PROTEIN CONTENT OF BEEF fitriani, umi; Juswono, Unggul P; Widodo, Chomsin S
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hand phone (HP) is becoming a primary need after food, clothing and shelter. Hand phone is an electronic device that is capable of emitting microwave radiation. Although the radiation emitted by hand phones are essentially small, but capable of long user interactions potentially cause health problems or even damage to the tissue and cells. This study was conducted to determine the effect of duration of exposure and the distance of  sources of hand phone radiation to the protein content of beef. Beef samples irradiated with long exposure variation 50, 60, 70, 80 and 90 minutes, and the variation of the radiation source spacing 1.5, 5, 10, 15 and 20 cm to the object. Then the sample was measured a protein content of beef by using UV-Vis spectrophotometer. The results showed a decrease in the percentage of protein content of beef irradiated from normal state with increasing duration of exposure, and otherwise the percentage of protein content of beef  with increasing distance of the radiation source. This occurs because intensity of radiation received increase with increasing of radiation exposure  and decreasing of distance of the radiation source. The effect of duration of exposure and the distance of the radiation source to the protein content of beef as evidenced with decreasing the percentage of protein content occurred at the long exposure time of 90 minutes and the distance of the radiation source from material is 1,5 cm.
PENENTUAN EFISIENSI WHOLE BODY COUNTER ( WBC ) DUAL PROBE NaI(Tl) PADA LIMA KELOMPOK UMUR Putri, Intan Pemata; Widodo, Chomsin S; -, Bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penentuan efisiensi Whole Body Counter (WBC) dual probe NaI(Tl) untuk lima kelompok umur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh besarnya nilai cacahan WBC dual probe NaI(Tl) PTKMR – BATAN dengan jarak optimum antara detektor, tyroid dan abdomen pada pengukuran Ba-133 dan Cs-137, serta menentukan nilai efisiensi dan batas terendah deteksi dari WBC dual probe NaI(Tl) untuk lima kelompok umur yaitu kelompok umur balita (0 – 1 tahun), anak – anak (1 – 10 tahun), remaja (11 – 15 tahun), dewasa wanita dan dewasa pria (16 – 20 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai cacahan radioaktivitas terbesar ada pada jarak terdekat 6 cm, jarak ini yang disebut Jarak Optimum pengukuran. WBC dual probe NaI(Tl) yang dirancang mempunyai kemampuan mendeteksi kontaminasi interna pada kelompok umur 0-1 tahun, 1-10 tahun, 11-15 tahun, 16-20 tahun dewasa wanita dan 16-20 tahun dewasa pria yaitu sekitar 6,93. 10-4 % sampai 2,14.10-3 % untuk Ba-133 (356 keV) dan sebesar 6,02. 10-4 %  sampai 1,29.10-3 %   untuk Cs-137 (661,66 keV). Mampu mendeteksi kontaminasi Ba-133 terendah pada 129 Bq dan Cs-137 terendah sebesar 326 Bq saat kedaruratan nuklir untuk waktu pencacahan selama 8 menit.
Studi Pengukuran Kapasitansi Dan Konstanta Dielektrik Pada Cabe Merah (Capsicum annum L.) Giling Sutrisno, Bambang Adi; Widodo, Chomsin S; Saroja, Gancang
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik kelistrikan pada cabe merah giling dengan menggunakan metode dielektrik frekuensi rendah. Karakteristik kelistrikan yang diukur yaitu kapasitansi dan konstanta dielektrik. Kapasitansi diukur dengan menggunakan plat kapasitor yang terbuat dari plat tembaga dengan ukuran 20 x 10 mm dengan jarak antar plat 5 mm. Pada bagian tengah plat di letakkan cabe merah giling dan dihubungkan pada LCR meter GW-instek seri 816 dengan probe ganda L dan H, sedangkan konstanta dielektrik diperoleh dari perhitungan nilai kapasitansinya. Pengukuran kapasitansi dilakukan dengan range frekuensi 100 – 2000 Hz dengan interval 50 Hz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode dielektrik dapat digunakan untuk mengukur nilai kapasitansi dan konstanta dielektrik pada cabe merah giling. Nilai kapasitansi dan konstanta dielektrik semakin menurun dengan bertambahnya frekuensi.
PERKIRAAN LAJU DOSIS NEUTRON TERMAL DAN EPITERMAL DI MEDAN KALIBRASI RADIASI NEUTRON DENGAN AKTIVASI KEPING INDIUM Khasanah, Nur; Widodo, Chomsin S; Satimin, Bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama ini surveimeter lingkungan dan dosimeter personal hanya dikalibrasi dengan sumber radiasi beta, gamma dan neutron cepat. Sedangkan, kontribusi neutron dalam kalibrasi surveimeter lingkungan dan dosimeter personal masih seringkali diabaikan. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus mengenai evaluasi laju dosis neutron termal dan laju dosis neutron epitermal. Pengukuran dosis neutron termal dan dosis neutron epitermal dilakukan dengan aktivasi keping Indium yang dilakukan di fasilitas polyetilen dan grafit, serta di fasilitas beton berbentuk U terbalik. Sumber radiasi neutron yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cf252. Spektrum radiasi neutron dapat dihasilkan dengan menggunakan Bonner sphere. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa  sekitar 73,9% di fasilitas grafit dan polyetilene adalah neutron termal.  Pada fasilitas beton berbentuk U terbalik, sekitar 80,3% di dominasi oleh radiasi neutron epitermal.
KALIBRASI FILM GAFCHROMIC XR-QA2 MENGGUNAKAN SUMBER BETA Sr-90, Kr-85 dan Pm-147 hidayah, nurul; widodo, chomsin s; bunawas, bunawas bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Film Gafchromic XR-QA2 merupakan film dosimeter yang digunakan untuk mengetahui kualitas radiasi saat terapi. Terdapat sumber beta yang digunakan untuk terapi, agar film gafchromic XR-QA2 dapat digunakan sebagai kualitas kontrol radiasi sumber beta, maka dilakukan  penelitian untuk mengetahui respon film gafchromic XR-QA2 terhadap dosis dan terhadap energi dari sumber radiasi beta. Pengukuran respon film Gafchromic XR-QA2 terhadap dosis dilakukan dengan menggunakan variasi dosis 0,3 Gy, 0,5 Gy, 0,7 Gy, 1,0 Gy, sedangkan pengukuran respon film Gafchromic XR-QA2 terhadap energi dilakukan dengan pemberian dosis yang sama pada setiap sumber yang memiliki energi yang berbeda yaitu dengan dosis sebesar 1,0 Gy. Pengukuran respon film Gafchromic XR-QA2 terhadap dosis dapat disimpulkan bahwa semakin besar dosis yang diterima, semakin besar nilai densitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa respon film linier terhadap besarnya dosis yang dipaparkan. Sedangkan untuk pengukuran respon film Gafchromic XR-QA2 terhadap energi, dapat disimpulkan bahwa film gafchromic XR-QA2 bergantung pada besarnya energi dari sumber beta 90Sr, 85Kr, 147Pm.   Kata Kunci: Radiasi Beta, Film Gafchromic XR-QA2. Sr-90, Kr-85, Pm-147