Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Qulsum, Afitaria; -, Ismonah; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2012
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecemasan pasien yang akan menjalani operasi dikarenakan mereka tidak tahu konsekuensi dan prosedur pembedahan. Pada pasien pre operasi untuk membantu mengontrol kecemasan dapat diberikan terapi musik klasik. Musik merupakan getaran udara yang harmonis, syaraf di telinga yaitu koklearis menangkapnya kemudian diteruskan ke syaraf otak dan akan mempengaruhi hipofisis serta mengaktifasi sistem limbik yang berhubungan dengan perilaku emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan rancangan one group pre-post test design, dengan jumlah sampel 18 responden dengan teknik quota sampling. Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan nilai p 0,000 atau < 0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan sesudah pemberiaan terapi musik klasik. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah untuk mengontrol kecemasan pasien pre operasi maka dapat diberikan terapi musik klasik.   Kata kunci: kecemasan, pre operasi, dan terapi musik klasik
PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN KANKER SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG Endarto, Andreas; -, Ismonah; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2012
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker merupakan penyakit pada tubuh sebagai akibat dari sel-sel tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal di luar batas kewajaran dan sangat liar, serta dapat menimbulkan berbagai macam keluhan diantaranya nyeri. Nyeri adalah keluhan utama yang paling sering diutarakan oleh penderita dan merupakan alasan paling umum untuk mencari dan mendapatkan bantuan medis. Terapi musik bermanfaat untuk symptom management yang dapat mengurangi sakit dan mual karena kanker serta meningkatkan kualitas hidup secara psikologis walaupun tidak dapat menyembuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan  intensitas nyeri pada pasien kanker sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Jenis penelitian ini adalah “eksperimental klinik” dengan menggunakan rancangan penelitian Pretest-Postest One Design. Banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 responden. Berdasarkan analisis dari 16 responden, intensitas nyeri responden sebelum diberikan terapi musik klasik berada pada skala mengganggu aktivitas (skala 6) sebanyak 9 responden (56,3%), agak mengganggu (skala 4) sebanyak 6 responden (37,5%) dan sangat mengganggu (skala 8) sebanyak 1 responden (6,3%). Sesudah diberikan terapi musik klasik, intensitas nyeri responden pada skala berat menurun menjadi tidak ada (0%), mengganggu aktivitas (skala 6) sebanyak 3 responden (18,8%), sedikit sakit (skala 2) sebanyak 4 responden (25,0%), tidak sakit (skala 0) sebanyak 9 responden (56,3%). Hasil uji wilxocon signed test menunjukan nilai p=0,001 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan intensitas nyeri pada pasien kanker sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di Rumah Sakit Telogorejo Semarang. Kata kunci: Kanker, Intensitas Nyeri, Terapi Musik Klasik
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI IMAJINASI TERBIMBING PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KROBOKAN SEMARANG Fuad, Aprilina Nurhayati; -, Ismonah; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2012
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit mematikan atau sering disebut dengan ‘‘silent killer“.Pada hipertensi dapat menggunakan penatalaksanaan non farmakologi, salah satunya dengan teknik relaksasi. Teknik relaksasi merupakan teknik yang bertujuan untuk menahan terbentuknya respon stres, terutama dalam sistem saraf dan hormon.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi imajinasi terbimbing pada pasien hipertensi di wilayah Puskesmas Krobokan Semarang. Desain penelitian ini adalah pre–experiment design dengan jenis one group pretest – posttest design. Jumlah sampel 18 responden dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro – Wilk yang menunjukkan p value < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji beda menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan nilai p < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi imajinasi terbimbing pada pasien hipertensi di wilayah Puskesmas Krobokan Semarang. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah untuk dapat diaplikasikan secara langsung bagi pasien hipertensi yang datang untuk berobat atau saat kunjungan perawat puskesmas ke rumah pasien.   Kata kunci : tekanan darah, teknik relaksasi imajinasi terbimbing, hipertensi
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Sehati, Hari Mukti; -, Ismonah; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2012
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien infark miokard sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi otot progresif di RSUD Tugurejo Semarang. Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan rancangan One group pre - post test design. Sampel dalam penelitian ini adalah 16 responden yang dipilih dengan teknik quota sampling. Pada karakteristik responden infark miokard dengan cemas umur yang paling banyak < 40 tahun sebanyak 9 responden (56,2%). Responden paling banyak laki-laki 14 (87,5%) dan berpendidikan SMP 6 (37,5%) serta tidak bekerja 7 (43,8%). Responden sebelum diberikan intervensi didapatkan kecemasan berat sebanyak 9 responden (56,3%) dan kecemasan ringan 7 responden (43,8%) setelah diberikan intervensi yang mengalami kecemasan berat sebanyak 3 responden (18,8%) dan kecemasan ringan 13 responden (81,3%). Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan nilai p 0,002 maka dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien infark miokard sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi otot progresif. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat memberikan intervensi non farmakologi terhadap pasien yang mengalami kecemasan, terutama pasien yang menderita infark miokard.Kata Kunci: Infark Miokard, Kecemasan, Relaksasi Otot Progresif.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Suherly, Muhammad; -, Ismonah; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2012
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kelompok penyakit kardiovaskuler, khususnya hipertensi adalah penyakit yang paling banyak ditemui di Indonesia, pada tahun 2006 hipertensi menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak dengan prevalensi sebesar (4,67%). Dalam kesehatan, musik adalah rangkaian bunyi-bunyi indah yang memiliki efek luar biasa untuk kesehatan tubuh. Sedangkan terapi musik adalah pemanfaatan kemampuan musik dan elemen musik oleh terapis untuk meningkatkan dan merawat kesehatan fisik, memperbaiki mental, emosional, dan kesehatan spritual. Bila dibandingkan dengan terapi menggunakan obat-obatan, terapi musik memiliki efek samping lebih kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian One Group Pre test - Post Test, pada 28 responden dengan teknik accidental sampling. Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon untuk tekanan darah sistolik dan diastolik menunjukkan nilai p = 0,000 (< 0,05). Hal ini berarti pada tingkat signifikan 5% terbukti ada perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien sebelum dan sesudah pemberian terapi musik klasik. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah sebagai alternatif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.   Kata Kunci: Terapi Musik Klasik, Tekanan Darah, Hipertensi
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH HEMODIALISIS PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK (STUDI KASUS DI RS TELOGOREJO SEMARANG) Lolyta, Rika; -, Ismonah; Solechan, Achmad
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2012
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Gagal Ginjal Kronik (GGK) kini telah menjadi persoalan serius kesehatan masya­rakat di dunia. GGK sering menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya pada kardiovaskuler. Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang sering menyebabkan mortalitas pada klien GGK yang menjalani cuci darah (hemodialisis). Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat sekitar 220.000 klien yang menjalani hemodialisis dan kemungkinan mortalitas akibat gangguan kardiovaskuler hampir 40%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tekanan darah hemodialisis pada klien dengan gagal ginjal kronik di RS Telogorejo Semarang. Desain penelitian ini adalah explanatory, jumlah sampel 48 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara usia, jenis kelamin, penggunaan obat antihipertensi, dan UFR dengan tekanan darah klien yang menjalani hemodialisis (p>0,05). Sedangkan untuk riwayat keluarga, diet dan IDWG memiliki pengaruh yang signifikan dengan tekanan darah klien yang menjalani hemodialisis (p<0,05). Dari ketiga variabel yang signifikan tersebut yang mempunyai hubungan paling kuat adalah diet, dengan hasil B pada regresi logistik (B = 2.495). Rekomedasi hasil penelitian ini adalah diharapkan klien dapat memperhatikan diet baik makanan maupun minuman agar tidak terjadi pertambahan berat badan lebih dari yang diharapkan sehingga tidak terjadi komplikasi pada kardiovaskuler.   Kata Kunci: GGK, Tekanan Darah, Hemodialisis  
PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Murti, Tri; -, Ismonah; Meikawati, Wulandari
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2012
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada kesempatan yang berbeda. Hipertensi yang tidak tertangani akan merusak pembuluh darah di seluruh tubuh yaitu mata, jantung, ginjal dan otak sehingga untuk mencegah komplikasi tersebut dilakukan salah satunya dengan relaksasi otot progresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial sebelum dan sesudah pemberian relaksasi otot progresif di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental menggunakan rancangan one group pre-post test design dengan jumlah sampel yang digunakan 18 responden dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian menggunakan uji Paired Sample T-test menunjukkan p-value 0,000 atau < 0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial sebelum dan sesudah pemberian relaksasi otot progresif di RSUD Tugurejo Semarang. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah sebagai alternatif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial.   Kata kunci:  relaksasi otot progresif, tekanan darah, dan hipertensi
EFEKTIVITAS ACTIVE ASISTIVE RANGE OF MOTION TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK Ariyanti, Destya; -, Ismonah; -, Hendrajaya
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2013
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dunia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2010, tiap tahun kurang lebih 15 juta orang di seluruh dunia terserang stroke. Pada era globalisasi ini, yang diikuti dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin modern yang serba instan dan praktis. Hal tersebut mengakibatkan orang semakin malas untuk beraktivitas dan menjalankan pola hidup sehat, sehingga memberikan kecenderungan baru dalam pola penyakit di masyarakat, yaitu memicu timbulnya pergeseran pola penyakit dengan peningkatan penyakit tidak menular, seperti penyakit stroke. Stroke dibagi dua jenis, salah satunya adalah stroke non hemoragik, yang merupakan salah satu bagian dari penyakit stroke yang mengakibatkan kelemahan di salah satu sisi tubuh atau hemiparese. Intervensi yang diharapkan dapat mempertahankan mobilitas sendi maksimun adalah latihan active asistive range of motion, yaitu latihan gerak untuk kontraksi otot secara aktif dengan bantuan gaya dari luar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas active asistive range of motion terhadap kekuatan otot ekstremitas pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini menggunakan quasi experiment design dengan rancangan pre dan post test design yang dilakukan selama 5 hari dengan perlakuan 2 kali sehari.  Sampel yang diambil sebanyak 28 responden dengan mengukur kekuatan otot sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hasil uji statistik Paired Sample T-Test diperoleh nilai ρ rata-rata pada hari ke-2 sore sebesar 2.17 (< 0.05), selanjutnya pada hari ke-3 pagi sebesar 2. 39 (< 0.05), hari ke-3 sore sebesar 2.78 (< 0.05), hari ke-4 pagi sebesar 3.17 (< 0.05), dan hari ke-5 sore sebesar 3.64 (< 0.05), sehingga dapat disimpulkan active asistive range of motion efektif terhadap kekuatan otot ekstremitas pada pasien stroke non hemoragik di RSUD Tugurejo Semarang. Rekomendasi hasil penelitian ini, agar menggunakan Active Asistive Range of Motion (A’AROM) sebagai intervensi keperawatan untuk pasien stroke non hemoragik. Kata Kunci: Stroke non Hemoragik, active asistive range of motion, kekuatan otot
EFEKTIFITAS KONSELING DIET CAIRAN TERHADAP PENGONTROLAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) PASIEN HEMODIALISIS DI RS TELOGOREJO SEMARANG Ananta Tanujiarso, Bagus; -, Ismonah; -, Supriyadi
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, angka kejadian CKD pada tahun 2010 sebanyak 2 juta kasus. Sedangkan pasien CKD yang menjalani hemodialisis baru sekitar 100.000 orang. Masalah yang sering terjadi pada pasien hemodialisis adalah peningkatan IDWG yang dapat dipengaruhi oleh ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan. Upaya untuk mencegah peningkatan IDWG dapat dilakukan dengan pemberian konseling diet cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konseling diet cairan terhadap pengontrolan IDWG pasien hemodialisis di RS Telogorejo Semarang. Rancangan penelitian ini menggunakan quasy experimental dengan desain penelitian pre-test and post-test with control. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 52 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Friedman dan dilanjutkan dengan analisis post hoc menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konseling diet cairan terbukti efektif terhadap pengontrolan IDWG dengan p value 0,000. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat menerapkan konseling diet cairan pada setiap pasien hemodialisis supaya mencegah peningkatan IDWG yang berlebihan.Kata Kunci: CKD, hemodialisis, IDWG, konseling diet cairan
PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP INTENSITAS NYERI SAAT PERAWATAN LUKA DIABETIK DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Wibowo, Rizqi Ady; -, Ismonah; -, Supriyadi
Karya Ilmiah S.1 Ilmu Keperawatan Tahun 2014
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka diabetik merupakan kondisi kerusakan jaringan kulit akibat gangguan metabolisme dan vaskularisasi. Upaya untuk mencegah perluasan luka dan membantu proses penyembuhan maka perlu dilakukan perawatan luka diabetik dengan baik. Perawatan luka membuat pasien merasa tidak nyaman karena adanya rasa nyeri yang timbul akibat rangsangan, iritasi atau trauma pada saraf. Untuk mengatasi nyeri dapat dilakukan melalui terapi non farmakologi yaitu hipnoterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap intensitas nyeri saat perawatan luka diabetik. Penelitian ini menggunakan rancangan pre eksperimental dengan menggunakan metode one group pretest – postest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil analisis didapatkan p value 0,000 (p <0,05) sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap intensitas nyeri saat perawatan luka diabetik. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah perlu diaplikasikannya hipnoterapi saat perawatan luka diabetik untuk mengurangi intensitas nyeri pasien.   Kata kunci : Hipnoterapi, luka diabetik, dan nyeri