Dewi, Ester Yunita
Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Bogor

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Prinsip-Prinsip Hidup yang Berkenan di Hadapan Tuhan dalam Pujian Penyembahan Menurut 2 Tawarikh 5-7 dan Aplikasinya bagi Orang Percaya Masa Kini Paulus Kunto Baskoro; Ester Yunita Dewi
JURNAL KADESI Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.716 KB) | DOI: 10.54765/ejurnalkadesi.v3i2.5

Abstract

Praise and worship are the foundation of every believer’s live. In almost all aspects of the believer’s life, worship is contorted with praise. Praise of worship became the focus of ehaven and especially in Old Testament times, praise worship became the center of worship tog God. However, it is still not too focused on the life of worship and praise. Whereas in worship praise, Jesus was present and touched His people. Sometimes what happens praise worship also becomes a routine in achurch. Even the lives of believers are not in accordance with God’s Word, so God is not present in worship praise. Because it cannot be separated between the life of believer and the praise of worship. A life that is in holiness is and absolute requirement for praise and worship to be pleasing before God. The context of this discussion is focused on the praised and worship that Salomon did when consctrating the Temple, where the Lord was present. This study uses a descriptive method, which is to leanr about the Principles of Living A Good Life Before God in Praise and Worship According to 2 Chronicles 5-7 and its Application for Believers Today. The goal is that through writing, namely : First, believers understand how important praise and worship are; Second : believers understand and have an attitude of life that is pleasing before God in praising and worshiping Him; Third, God is present in the worship of every believers.
Strategi Pelayanan Bersama “Penginjilan” bagi dan melalui Kaum Muda Berdasarkan Matius 28:19-20 Ester Yunita Dewi
JURNAL KADESI Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.321 KB) | DOI: 10.54765/ejurnalkadesi.v3i2.6

Abstract

Dunia pemuda adalah dunia yang mulai diwarnai dengan krisis dan permasalah-permasalah pemuda dalam rangka menuju kepada kemandirian dan kedewasaan. Masa pemuda secara psikologis sekitar umur 20-30 belum dapat dipastikan mereka semua sudah memiliki kestabilan dalam segala aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam hal kerohanian. Mereka memerlukan kehidupan kerohanian yang stabil. Kehidupan kerohanian yang stabil bagi pemuda dapat menjadi kekuatan dalam menghadapi persoalan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari yakni berkaitan dengan citra diri, jodoh, pergaulan dan pekerjaan. Namun, sebaliknya keadaan kerohanian yang kurang atau tidak stabil dapat membawa pemuda terjebak dalam kesulitan saat menghadapi krisis dan permasalah dalam rangka menuju kepada kemandirian dan kedewasaan. Bila kehidupan rohaninya kurang stabil persoalan karena keempat hal tersebut dapat menimbulkan masalah baru yang bagi dirinya dapat menjadi masalah serius atau tidak seperti suatu masalah, tetapi menimbulkan masalah bagi orang lain. Mereka perlu dijangkau dan dibawa kepada Kristus dan bagi yang sudah di dalam Kristus mereka perlu pembinaan untuk terlibat aktif dalam pelayanan kaum muda ini. Penginjilan adalah salah satu strategi yang cocok bagi pelayanan kaum muda. Pelayanan penginjilan sangat relevan bagi kaum muda dan dilakukan oleh kaum muda juga. Kaum muda memiliki banyak kreatifitas, waktu, kesempatan dan lainnya untuk melaksanakan strategi pelayanan ini. Tujuan penelitian secara rinci adalah (1) menjelaskan perihal menanamkan kesadaran penginjilan pada pemuda, (2) menguraikan strategi dalam memperlengkapi pemuda dengan pelajaran penginjilan dan (3) menguraikan kegiatan-kegiatan penginjilan bersama. Penelitian dengan pendekatan kualitatif-deskriptif pada karya ilmiah ini dilakukan terhadap teks Matius 28:19-20 dan kepustakaan yang memuat data-data yang dapat mendukung penerapan pelayanan penginjilan bagi dan melalui kaum muda.
Keilmuan Pendidikan Agama Kristen Arthinda Arthur Sailendra; Ester Yunita Dewi
JURNAL KADESI Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4. No. 2. 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Agama Kristen terus berkembang dan dilaksanakan dari generasi ke generasi bukan hanya karena perintah Tuhan semata-mata (Ul.6), tetapi menjadi suatu kebutuhan bagi gereja dan perlu juga di selenggarakan di sekolah. Keberlanjutan pendidikan ini membuktikan bahwa pelaksanaan pendidikan ini bukan hanya karena perintah Tuhan seperti disebutkan di atas tetapi karena pendidikan Kristen memenuhi kriteria sebagai ilmu, yang dapat dipelajari keabsahannya. Pembahasan keilmuan pendidikan Agama Kristen meliputi hakekat dan ciri-ciri suatu subyek pelajaran dikatakan sebagai ilmu, dalam hal ini pendidikan Agama Kristen. Dalam penelitian ini juga akan menyinggung hubungan pendidikan Agama Kristen dan ilmu filsafat khususnya secara Kristen dan juga membuktikan landasan Alkitab yang dipakai dalam pendidikan Kristen. Hasil penelitian terhadap keilmuan pendidikan Agama Kristen sebagai berikut: Pertama, pendidikan Kristen adalah Suatu Ilmu, yaitu memiliki Obyek peserta didik, metode, yaitu metode induktif yang adalah suatu metode yang tepat yang dapat dipakai untuk mempelajari Alkitab guna mendapatkan kebenaran dan penyajian kebenaran. Syarat suatu ilmu yang tidak boleh dilupakan adalah menyajikan kebenaran, dan kebenaran tersebut harus siap dan dapat diuji. Alkitab sebagai bahan sumber ajar telah memenuhi hal ini. Alkitab menyajikan kebenaran yang dapat diuji secara natural maupun supranatural.Kedua, pandangan Para Tokoh Pendidikan Kristen memberikan kesimpulan bahwa Alkitab adalah sumber yang dapat dipakai sebagai bahan penyelidikan bagi filsafat pendidikan Kristen yang teruji menyajikan kebenaran. Ketiga, Alkitab menjadi landasan Keilmuan Pendidikan Agama Kristen, yaitu nats dalam 2 Timotius 3:16, yang berbunyi, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan dan untuk memperbaiki kelakuan dan untuk menyatakan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Nats tersebut memberikan pernyataan yang jelas dan tegas mengenai keilmuan pendidikan Kristen menyatakan theoria, praksis dan poiesis bukan hanya kata-kata dalam nats tersebut, tetapi keseluruhan segala tulisan yang diilhamkan Allah, yaitu Kitab Suci atau Alkitab itu sendiri.