Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penurunan Nilai Ambang Dengar Penderita Keganasan Kepala Leher Yang Mendapat Kemoterapi Cisplatin dan Radiasi Eksternal Ferri Daniel; Wiratno -; Muyassaroh -
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 1 No. 2 (2012): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.436 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v1i2.50

Abstract

Latar belakang : Cisplatin dan radiasi eksternal tunggal maupun kombinasi, memproduksi radikal bebas yang bisa menyebabkan kerusakan sel rambut organ korti dengan akibat penurunan nilai ambang dengar. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa penurunan nilai ambang dengar pada kelompok penderita keganasan kepala leher (KKL) yang mendapatkan cisplatin dan radiasi eksternal lebih besar dibandingkan kelompok yang hanya mendapat cisplatin saja. Metode : Penelitian randomized controlled trial pre-post test group design pada KKL selama 3 bulan. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi di klinik THT-KL RSUP Dr. Kariadi Semarang dibagi dua kelompok, yaitu cisplatin 2 seri+2000cGy radiasi eksternal (perlakuan) dan cisplatin (kontrol). Data meliputi nilai ambang hantaran tulang audiogram nada murni kedua kelompok. Analisis data dengan chi-square dan independent-sample t-test. Hasil : Terdapat 29 subyek terdiri dari 14 subyek kelompok perlakuan dan 15 subyek kelompok kontrol. Rerata nilai ambang kedua kelompok tidak berbeda bermakna (telinga kanan p=0,34; telinga kiri p=0,26). Penurunan nilai ambang dengar hantaran tulang kelompok perlakuan lebih besar dibanding kelompok kontrol dengan perbedaan selisih nilai ambang hantaran tulang bermakna (telinga kanan p=0,02 ; telinga kiri p=0,01 ). Simpulan : Penurunan nilai ambang hantaran tulang audiogram nada murni penderita KKL dengan terapi cisplatin dan radiasi eksternal terbukti lebih besar dibanding kelompok dengan terapi cisplatin saja. Kata kunci : Kanker kepala dan leher, cisplatin dan radiasi eksternal, hantaran tulang.
Pengaruh Kombinasi Vitamin C dan D Dosis Tinggi Terhadap System Hemopoetik Penderita Kanker Kepala Leher yang Mendapat Kemoterapi Cisplatin Yusuf Aminullah; Wiratno -; Neni Susilaningsih
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 1 No. 2 (2012): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.967 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v1i2.51

Abstract

Latar belakang : Cisplatin dapat menyebabkan penurunan sistem hemopoetik akibat Radical oxygen spesies (ROS) pada penderita kanker kepala dan leher (KKL). Kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi sebagai antioksidan dari luar diperlukan untuk menetralisir ROS. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi dapat mengurangi penurunan sistem hemopoetik penderita KKL akibat cisplatin. Metode : Penelitian eksperimental pre-post test design. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari klinik dan bangsal THT-KL RSUP Dr. Kariadi Semarang dilakukan randomisasi blok, kemudian dibagi menjadi dua kelompok; kelompok perlakuan diberikan kombinasi vitamin C 1000 mg dan E 400 mg dan kelompok kontrol diberikan vitamin C 2x50 mg selama 5 minggu. Analisis data dengan chi square, paired t-test dan independent t-test. Hasil : Empat puluh delapan subyek memenuhi kriteria inklusi, usia terbanyak 50–59 tahun yaitu 35,6%, laki-laki dan perempuan 3 : 1, KNF 32(71,1%), stadium IV 27(60%). Terdapat penurunan hemoglobin dan lekosit yang bermakna antara kedua kelompok (p<0,05), sedangkan penurunan eritrosit dan trombosit tidak berbeda bermakna (p>0,05) Simpulan : Kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi dapat mengurangi penurunan kadar hemoglobin dan jumlah lekosit penderita KKL akibat cisplatin. Kata kunci: Kombinasi vitamin C dan E dosis tinggi, cisplatin, sistem hemopoetik.
PENGARUH POLIFENOL TEH HIJAU TERHADAP SISTEM IMUN PENDERITA KARSINOMA NASOFARING YANG MENDAPAT RADIOTERAPI KAJIAN JUMLAH MONOSIT DAN LIMFOSIT SERTA PRODUKSI TNF-, IFN- DAN IL-2 Wiratno -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2008: CONTINUING MEDICAL AND HEALTH EDUCATION (CMHE) | Peran Biomolekuler dalam Penegakan Diagnosis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.502 KB)

Abstract

Latar belakang : Telah dibuktikan bahwa polifenol teh hijau (PFTH) termasuk golongan antioksidan yang potensial menghambat kerusakan oksidatif, namun sampai sekarang pengaruhnya terhadap sistem imun penderita KNF yang mendapat radioterapi belum diketahui dengan jelas. Tujuan penelitian ialah hendak membuktikan pengaruh PFTHdalam menghambat efek supresi radioterapi terhadap monosit dan limfosit serta produksi TNF-, IFN- dan IL-2 pada penderita KNF yang mendapat radioterapi.Metode dan material : Penelitian eksperimental pada 50 penderita KNF stadium II, III dan IV dengan pre-test post-test randomized control group design. Penderita KNF dibagi menjadi 25 kelompok perlakuan dan 25 kelompok kontrol secara random blok. Semua penderita mendapat radiasi 200 cGy/hari sampai 33 kali. Kelompok perlakuan mendapatintervensi dua kali sehari 2900 mg ektrak teh hijau non-kafein (mengandung 986 mg EGCG dan 1711 mg polifenol yang lain) yang terbagi dalam 4 kapsul. Kelompok kontrol mendapat plasebo. Kapsul PFTH atau plasebo dibagikan tiap hari, dikonsumsi 2 jam sebelum dan 10 jam setelah RT. Bahan penelitian 10 ml darah vena kubiti diambil 5 – 7hari sebelum dan 3 - 5 jam setelah selesai seluruh radioterapi. Darah dibagi dua yaitu untuk pemeriksaan darah rutin dan variabel penelitian. Sitokin dalam supernatan, TNF- sekresi dari monosit setelah diinduksi dengan LPS, IFN- sekresi dari limfosit setelah diinduksi dengan PHA dan IL-2 sekresi dari limfosit diinduksi dengan LPS, semuanjadinilai dengan metode ELISA secara ex vivo Hasil : Pada kelompok kontrol pasca RT didapatkan semuanya menurun, monosit : -39,21%, limfosit : -59,21%, kadar TNF- : -3,72%, IFN- : -36,27% dan IL-2 : -23,85%.Pada kelompok perlakuan pasca RT didapatkan penurunan pada monosit : - 25,39%, limfosit : -28,01% dan TNF-: -26,64%, sedangkan IFN- dan IL-2 meningkatmasing-masing sebesar +11,75% dan +11,43%. Untuk mengetahui efek PFTH dilakukan uji t tes terhadap data logaritma monosit, limfosit dan TNF- ke dua kelompok hasilnyamonosit dan limfosit berbeda bermakna (p < 0,05), sedangkan TNF- tidak berbeda bermakna (p>0,05). Untuk IFN- dan IL-2 di uji dengan Mann-Whitney terhadap data delta antara ke dua kelompok didapatkan berbeda bermakna (p < 0,05).Kesimpulan : PFTH menghambat secara bermakna penurunan jumlah monosit dan limfosit serta produksi IFN- dan IL-2, tetapi tidak menghambat secara bermakna peningkatan TNF-.Kata kunci : Karsinoma nasofaring, radioterapi, polifenol teh hijau, monosit, limfosit, TNF-, IFN-, IL-2.