Herawati .
Program Studi PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE

PERAN AYAH MILLENIAL DALAM MEMBENTUK MENTAL SPIRITUAL ANAK DI PAUD INKLUSI KASYA KOTA BANDA ACEH ., Herawati; Suri, Murnia; Ihsan, Khairul
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 6, No 2 (2020): Vol. 6 No. 2 OKtober 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v6i2.1122

Abstract

Abstrak Peran ayah tradisional Aceh, masih mendominasi pada aspek pemenuhan finansial anak semata. Namun pergeseran budaya di era modern ini, juga menuntut para ibu berkarir/bekerja di luar rumah, tentu berdampak signifikan terhadap peran para ayah dalam mendidik   mental   spiritual   anak.   Tujuan   penelitian   ini   adalah   untuk   mengetahui: pemahaman dan peran ayah dalam mendidik mental spiritual anak, serta upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas perannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan  melakukan tiga teknik  pengumpulan data, yaitu:  telaah dokumentasi, observasi langsung, dan wawancara mendalam yang dilakukan terhadap ayah millenial dan ibu. Analisis data melalui tiga tahap, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil kajian menunjukkan bahwa:(1) para ayah memahami dengan baik bahwa tanggungjawab mendidik anak tidak hanya tanggung jawab seorang ibu; bahkan mendidik anak, tidak hanya untuk hal-hal yang bersifat duniawi semataa; akan tetapi mental dan spiritual anak juga menjadi pondasi dasar pendidikan yang harus dibina agar mereka dapat menjadi generasi bangsa yang religius. Dalam hal mendidik anak, para ayah menjadikan Lukmanul Hakim, Ibrahim, dan Rasulullah saw sebagai panutan untuk 3 aspek spiritual anak, yaitu: tauhid/iman, ibadah dan akhlak. (2) Para ayah millenial telah menjalankan perannya dengan baik, baik peran sebagai pendidik iman/tauhid, pendidik ibadah maupun pendidik akhlak anak dengan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari bersama anak, dan (3) Para ayah dengan:mengikuti berbagai kegiatan parenting,membersamai seluruh proses tumbuh kembang anak bersama ibu, membaca berbagai referensi terkait peran pengasuhan ayah   dalam   keluarga,   mengikuti   pengajian-pengajian   rutin   yang   sekiranya   dapat menambang  nilai-nilai  spiritual  diri  yang  nantinya  akan  bermanfaat  dalam  mendidik mental spiritual anak, berkonsultasi dengan pakar untuk menghadapi sesuatu hal yang sulit dikendalikan atau diperbaiki dari anak, terutama anak ABK, meningkatkan quality time dengan anak setiap hari dan berupaya menetapkan prinsip 60 minutes with father, dan mengurangi ego untuk mementingkan kesenangan/hobi pribadi untuk lebih banyak membersamai keluarga di rumah.   Kata Kunci: Peran, Ayah, Millenial, Mental Spiritual, Anak Usia Dini
NUANSA EDUKASI ISLAMI INTERAKSI SOSIAL DOSEN DAN MAHASISWA Rijal, Syamsul; ., Herawati; Bako, Arpaini
JOURNAL OF EDUCATION SCIENCE Vol 6, No 2 (2020): Vol. 6 No. 2 OKtober 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jes.v6i2.1166

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui; bentuk-bentuk interaksi edukatif dan gambaran interaksi sosial dosen dan mahasiswa bernuansa edukatif  di UIN Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tiga teknik: telaah dokumentasi, observasi langsung, wawancara mendalam terhadap dosen dan mahasiswa Prodi PAI dan MPI Fakultas Tarbiyah UIN SU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: interaksi sosial yang terbentuk adalah interaksi asosiatif meliputi: kerjasama (cooperation) dan akomodasi (accommodation) yang terwujud melalui beberapa aktivitas formal maupun non formal, seperti: perkuliahan, bimbingan akademik (PA, KRS, skripsi, dsb), kegiatan-kegiatan kemahasiswaan lainnya (kegiatan himpunan mahasiswa, program studi maupun permasalahan personal/individu), serta aktivitas-aktivitas akademik di luar kampus, seperti: penggalangan dana untuk korban bencana alam, anak yatim/fakir miskin, dll. Namun demikian interaksi disosiatif juga berlaku di UIN SU; dengan adanya dosen yang sulit ditemui dan dihubungi mahasiswa, adanya perselisihan pendapat antara dosen dan mahasiswa dalam forum-forum diskusi, sikap mahasiswa yang kurang relevan dengan nilai-nilai pendidikan Islam di dalam beberapa kesempatan, seperti: tidak bertegur sapa saat bertemu dosen, kurang santun dalam berkomunikasi (baik dalam interaksi langsung maupun tidak langsung menggunakan telepon, SMS, WA, FB, dan sejenisnya), acuh terhadap kondisi sekitar atau kurang mempedulikan/mendahulukan orang lain termasuk dosen sebagai orangtua yang sepatutnya dihormati, dll. Berbagai upaya telah dilakukan dosen untuk mewujudkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam interaksi sosial dengan mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya perencanaan interaksi edukatif yang telah diformat sedemikian rupa dalam buku saku kode etik dosen dan mahasiswa; guna mewujudkan interaksi edukatif islami sesuai dengan visi misi UIN SU. Pelaksanaan interaksi edukatif juga dilakukan secara terpadu dalam seluruh aktivitas akademik, dimana setiap dosen senantisa berupaya mengendalikan interaksi sosial sesuai dengan prinsip nilai-nilai pendidikan Islam (akidah, akhlak, dan muamalah yang mengutamakan kemaslahatan umat). Selain itu, proses evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, baik secara personal maupun klasikal dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) bulan sekali dalam berbagai kegiatan/aktivitas dosen dan mahasiswa. Namun para dosen merasa prihatin terhadap kondisi dan etika/akhlak mahasiswa dalam interaksi sosial selama ini. Hal ini mengindikasi bahwa upaya-upaya dosen dalam mewujudkan interaksi edukatif berbanding terbalik dengan realita perilaku mahasiswa. Dengan kata lain, terjadinya reduksi antara keinginan dan realita. Fenomena ini disebabkan oleh empat faktor: (1) Latar belakang pendidikan mahasiswa sebelumnya; (2) pengaruh negatif (brokenhome, tidak berpendidikan, dsb); serta (4) Skop lingkungan kampus yang sempit. Kata Kunci: Epistemologi, Interaksi Edukatif, Dosen, Mahasiswa