Kurniawati .
The English Study Program of the Language and Art Education Department of Teacher Training and Education Faculty of Tanjungpura University, Jl. Ahmad Yani, Pontianak

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

An Analysis of Lexico-Grammatical Errors Committed by the Students of XI IPS 1 Class at SMA Negeri 2 Banjar in Writing Narrative Texts ., Kurniawati; ., Drs. I Wayan Suarnajaya,MA., Ph.D.; ., Dr. Sudirman, M.L.S
Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris undiksha Vol 5, No 2 (2017): November
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpbi.v5i2.12111

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan lexico-grammar yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 2 Banjar dalam menulis teks naratif beserta penyebab kesalahannya. Data dianalisis secara kualitatif. Ada 10 jenis kesalahan lexico-grammar yang digunakan sebagai pedoman dalam menganalisis kesalahan siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa ada 382 kesalahan dari 23 teks naratif siswa. Jumlah kesalahan siswa dalam hal leksis adalah 134 kesalahan yang terdiri dari 56 kesalahan ejaan (14.65%), 49 kesalahan diksi (12.82%), dan 29 kesalahan tanda baca (7.59%). Selanjutnya, jumlah kesalahan dalam hal tata bahasa adalah 231 kesalahan, termasuk 5 kesalahan konjungsi (1.30%), 17 kesalahan pluralisasi (4.45%), 144 kesalahan bentuk kata kerja (37.69%), 17 kesalahan susunan kata (4.45%), 16 kesalahan artikel (4.18%), 38 kesalahan kata ganti (9.94%), dan 11 kesalahan preposisi (2.87%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 2 Banjar cenderung melakukan kesalahan dalam bentuk kata kerja, di mana mereka harus menulis bentuk kata kerja lampau dalam teks naratif mereka. Untuk mengetahui penyebabnya, kuesioner digunakan untuk mendapat informasi yang paling jelas. Ditemukan bahwa ada 4 sumber kesalahan siswa yang dominan, yaitu konteks pembelajaran, struktur kebahasaan, intralingual transfer, dan interlingual transfer. Penelitian ini memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang kesalahan lexico-grammar yang dapat membantu guru bahkan siswa dalam menentukan kesalahan-kesalahan yang muncul.Kata Kunci : Penyebab-penyebab kesalahan, Kesalahan lexico-grammar, Teks naratif This study aimed at analyzing the lexico-grammatical errors committed by the students of XI IPS 1 class at SMA Negeri 2 Banjar in writing narrative texts and the causes of the errors. The data were analyzed qualitatively. There were 10 types of lexico-grammatical errors that were used as guidance in analyzing the students’ errors. The result showed that there were 382 errors from 23 students’ narrative texts. The total number of students’ errors in terms of lexis was 134 errors comprising 56 spelling errors (14.65%), 49 diction errors (12.82%), and 29 punctuation errors (7.59%). Furthermore, the total number of grammatical error was 231, including 5 conjunction errors (1.30%), 17 pluralization errors (4.45%), 144 verb form errors (37.69%), 17 word order errors (4.45%), 16 article errors (4.18%), 38 pronoun errors (9.94%), and 11 preposition errors (2.87%). So, it can be concluded that the students of XI IPS 1 class at SMA Negeri 2 Banjar tended to commit errors in terms of verb form, in which they had to write the past form of verb/copular verb in their narrative texts. To know the causes of students’ errors, questionnaire was used to gain the clearest information. It was found that there were 4 dominant sources of students’ errors, namely, context of learning, language features of narrative text, intralingual transfer, and interlingual transfer. This study provides wider knowledge about lexico-grammatical errors that can help an English teacher even students in identifying mistakes or errors. keyword : Causes of error, Lexico-grammatical error, Narrative text
IMPACT OF THERAPEUTIC COMMUNICATION (ORIENTASI LEVEL) TO LEVEL OF FEAR DUE HOSPITALIZATION ON SCHOOL AGE CHILDREN PATIENT (6-12) YEARS, AT SERUNI ROOM, RSUD JOMBANG ., Kurniawati; Aisyah, Nur
Eduhealth Vol 2, No 1 (2012): Jurnal Eduhealth
Publisher : Eduhealth

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKHospitalisasi dan saat sakit, merupakan pengalaman yang penuh tekanan bagi anak-anak. Dengan adanya komunikasi diharapkan terjadi interaksi personal antara perawat dan klien sehingga masalah-masalah yang dihadapi klien dapat terselesaikan. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisa Pengaruh Komunikasi Terapeutik (Tahap Orientasi) Terhadap Tingkat Kecemasan pada pasien anak usia sekolah (6-12 tahun). Desain dalam penelitian ini adalah Pre-eksperimental “Static Group Comperasion” dengan populasi semua pasien usia sekolah (6-12 tahun) di Ruang Seruni RSUD Jombang. Sampelnya adalah pasien usia sekolah (6-12 tahun) dengan tehnik Convisience Sampling sebanyak 30 responden, dengan 15 responden diberikan komunikasi terapeutik (tahap orientasi) dan 15 responden sebagai kontrol. Variabel yang diteliti meliputi komunikasi terapeutik (tahap orientasi) sebagai variabel independen dan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah (6-12 tahun) sebagi variabel dependen. Uji Statistik Wilcoxon nilai p=0,00. Dari hasil berarti ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan komunikasi terapeutik (tahap orientasi) terhadap tingkat kecemasan akibat hospitalisai pada pasien anak usia sekolah (6-12 th). Kemudian untuk mengetahui ada pengaruh menggunakan uji Mann-Whitney ada pengaruh antara responden yang diberikan komunikasi terapeutik (tahap orientasi) dan responden yang tidak diberikan komunikasi terapeutik (tahap orientasi) di Ruang Seruni RSUD Jombang. Melihat adanya pengaruh tersebut, diharapkan para perawat lebih meningkatkan pelayanannya, khususnya dalam komunikasi terapeutik pada saat kontak atau akan melakukan tindakan pada pasien.Kata Kunci : komunikasi terapeutik, tingkat kecemasan. ABSTRACTHospitalization or during suffering the illness is such a full pressure experience for the children. Through communication, expectedly personal interaction can be occured between nurse and patients in order to have the solution for theri problems. Therapeutic communication is not only the menners of speaking softly or politely, but as well it is such a therapy. Design of the reseach is pre-experimental “Static Group Comparison” with all school population patiens aged (6-12 years) at Seruni Room, Jombang RSUD. The sample are patients whose aged (6-12 years) with convisience sampling technique, with the result 30 respondents, 15 respondents provided with communication therapeutic (orientation phase) and 15 respndents as a control. Variabel examined include therapeutic communication (orientation phase) as indendent variable dan level of fear due hospitalization on school age children (6-12 years) as dependent variable. To observe level of fear on school age children pre-provided with therapeutic communication (orientation phase), level of fear on them post-provided therapeutic communication (orientation phase), and level of fear on school age children who are not provided with therapeutic communication (orientation phase). After obtaining information, subsequently analysingthe level of fear on school age children before and after given the therapeutic communication (orientation phase) using Wilcoxon p=0.000. From the result, which means there is the difference of fear level before and after therapeutic communication treatment (orientation phase) to level of fear due hospitalization school age children patient (6-12 years). And then to identify that there is the effect of using Mann-Whitney p=0.000, which means there is the effect between the respondent who is treated an untreated with therapeutic communication (orientation phase) at Seruni Room, Jombang RSUD. According to those effects, hoped that the nurses can be more capable and focus on their services, specifically in therapeutic communication during contact or about to do further action on patients.Key words : level of fear, therapeutic communication
ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK ., Kurniawati; Erwan, Komala; ., Said
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2015): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNTAN
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan ketetapan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Ketentuan pengoperasian kendaraan Bermotor dalam wilayah Kota Pontianak menetapkan Lintasan dapat diketahui daftar jalan yang diperbolehkan /diizinkan dilewati jenis kendaraan angkutan barang truk head dengan kereta gandengan panjang 40 feet, yang memiliki muatan sumbu terberat (MST) maksimal 8 ( Delapan) Ton . Penelitian ini menyajikan pengaruh angkutan peti kemas terhadap arus lalu lintas pada ruas jalan Pak Kasih – Tanjungpura – Imam Bonjol – Adisucipto dan dilakukan selama empat hari  dari jam 06.00 – 18.00 WIB. Parameter yang dianalisa berupa data volume lalu lintas, hambatan samping serta geometrik jalan pada ruas jalan yang diteliti. Kemudian dari data tersebut dilakukan analisa pengaruh angkutan peti kemas terhadap derajat kejenuhannya dalam dua periode yaitu periode 1 jam dan 15 menit. Hasil penelitian tersebut yaitu 1) Tingkat pelayanan kinerja jalan sebagai akibat  pengaruh angkutan peti kemas yang melintas tidak mengalami penurunan secara signifikan terhadap tingkat pelayanan jalan tersebut dimana jalan Pak Kasih yaitu Tingkat A, jalan Tanjungpura yaitu Tingkatan B, jalan Imam Bonjol yaitu Tingkat A dan jalan Adisucipto yaitu tingkat A. 2) Berdasarkan analisa data tentang pengaruh volume angkutan peti kemas terhadap arus lalu lintas untuk periode 1 jam di Kota Pontianak tidak terlalu besar,hal ini dapat terlihat yaitu Derajat kejenuhan pada jalan Pak kasih dari adanya angkutan peti kemas sebesar 0,319 dan tidak adanya angkutan peti kemas menjadi 0.316, Derajat kejenuhan pada jalan Tanjungpura dari adanya angkutan peti kemas sebesar 0,564 dan tidak adanya angkutan peti kemas menjadi 0,559, Derajat kejenuhan pada jalan Imam Bonjol dari adanya angkutan peti kemas sebesar 0,370 dan tidak adanya angkutan peti kemas menjadi 0,366, Derajat kejenuhan pada jalan Adisucipto dari adanya angkutan peti kemas sebesar 0,350 dan tidak adanya angkutan peti kemas menjadi 0,347 sedangkan dari hasil perhitungan analisa derajat kejenuhan jalan dalam periode 15 menit di kota Pontianak maka dapat diketahui pengaruh angkutan peti kemas yaitu derajat kejenuhan  pada jalan Pak kasih dari kondisi tanpa 0,24078 serta kondisi maksimal angkutan peti kemas sebesar 0,24972, derajat kejenuhan  pada jalan Pak Tanjungpura dari kondisi tanpa angkutan peti kemas 0,52990 serta kondisi maksimal angkutan peti kemas sebesar 0,37992. Derajat kejenuhan  pada jalan Imam Bonjol dari kondisi tanpa angkutan peti kemas sebesar 0,33432 serta kondisi maksimal angkutan peti kemas sebesar 447 smp/15menit dan 0,30302. Penyebab DS yang tidak signifikan menunjukkan pengaruh truk peti kemas terhadap arus lalu lintas yang tidak berpengaruh besar tehadap kinerja jalan yang ditinjau.   Kata Kunci : Angkutan Peti kemas, Pengaruh, Derajat kejenuhan, Tingkat Pelayanan
IMPROVING THE ABILITY OF READING DESCRIPTIVE TEXT THROUGH STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TECHNIQUE ., Kurniawati; Susilawati, Endang; Arifin, Zainal
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 7 (2013): Juli 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: MeningkatkanKemampuanMembacaTeksDeskriptifmelaluiTeknikStudent Team Achievement Divisions (STAD).Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmemecahkanmasalahprestasisiswadan proses belajarmengajarmembacateksdeskriptifmelaluiStudent Team Achievement Divisions (STAD) teknik. Penelitianinidilakukandenganmenggunakanpenelitiantindakankelas.Berdasarkanhasilpengamatansiklus 1 sampai 3, penulismenyimpulkanbahwasikapdansiswasiswakemampuanmembacateksdeskriptif yang berlangsungbaiksetelahdiajarkanmelaluiteknik STAD.Tingkat minimum melewatiskorpadaketerampilanmembacateksdeskriptifdidasarkanpada KKM (KriteriaKetuntasan Minimal) di kelas XI MAS Al-Ishlah Pontianak itu 60.Memperhatikanpeningkatannilaidansikapsiswa, penulismenyimpulkanbahwakemampuanmembacateksdeskriptifsetelahdiajarkanmelaluiteknikStudent Team Achievement Divisions (STAD) dapatmeningkatkansukses. Kata kunci: membaca teks deskriptif, teknik STAD Abstract:Improving the Ability of Reading Descriptive Text through Student Team Achievement Divisions (STAD) Technique.The purpose of this research was to solve the problem of students achievement and teaching learning process of reading descriptive text through Student Team Achievement Divisions (STAD) technique.This research was conducted using a classroom action research. Based on the result of the observation of cycle 1 to 3, the writer concluded that the students attitude and the students ability of reading descriptive text were in good progress after being taught through STAD technique. The minimum level of passing score on reading skill of descriptive text was based on KKM (KriteriaKetuntasan Minimal) at the eleventh grade of MAS Al-Ishlah Pontianak that was 60. Noticing the increasing of students score and attitude, the writer concluded thatthe ability of reading descriptive text after being taught through the technique of Student Team Achievement Divisions (STAD) can improve successfully. Key words: reading descriptive text, STAD technique