Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Biskuit Berbahan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Tepung Pisang (Musa paradisiaca) Suherman Rate; Syamsopyan Ishak; Sutriningsih Sutriningsih; Oktaria Safitri; Ritma Dewanti; Hernianti Herman; Afiska Prima Dewi; Anto J. Hadi
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 8 No 2 (2023): Vol. 8 No. 2 Desember 2023
Publisher : Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v8i2.1255

Abstract

Produk biskuit yang berkualitas tentunya tidak hanya sekedar produk dengan rasa yang enak, namun juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula pembuatan biskuit terbaik berdasarkan hasil uji organoleptik, kemudian menganalisis kandungan gizi pada biskuit tersebut antara lain protein, kalsium dan zat besi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium dengan perlakuan substitusi tepung daun kelor dan tepung pisang pada biskuit dengan perbandingan formulasi tepung terigu, tepung daun kelor dan tepung pisang dengan 5 perlakuan yaitu F1 : Biskuit sebagai kontrol, F2 : Biskuit dengan perbandingan 80% : 5 % : 15% , F3 : Biskuit dengan perbandingan 70% : 10% : 20%, F4 : Biskuit dengan perbandingan 60% : 15% : 25% , F5 : Biskuit dengan perbandingan perbandingan 50% : 20% : 30%. Observasi dilakukan dengan menganalisis penerimaan panelis terhadap tekstur, aroma, warna, dan rasa, serta uji analisis kandungan kadar protein, kalsium, dan zat besi pada biskuit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biskuit yang memiliki nilai organolaptik tekstur, aroma, warna, dan rasa tertinggi adalah pada perlakuan F1, F1, F1, dan F1, sedangkan nilai organoleptik terendah pada pengujian adalah perlakuan F3 dan F5. , masing-masing. , F5, F5, dan F5. Kandungan kalsium, protein dan zat besi tertinggi masing-masing terdapat pada perlakuan F4, F5 dan F5. Berdasarkan penelitian tersebut, daun kelor berpotensi untuk dijadikan bahan pembuatan biskuit dengan penambahan tepung pisang.
Pengaruh Pola Asuh dan Karakteristik Ibu terhadap Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Padang Kabupaten Tapanuli Selatan : The Influence of Parenting Patterns and Mother Characteristics on Stunting in the Working Area of Pintu Padang Health Center Tapanuli Selatan Regency Nurani Harahap; Rusdiyah Sudirman Made Ali; Anto J. Hadi
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 11: NOVEMBER 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i11.4298

Abstract

Latar belakang: Stunting erat kaitannya dengan pola asuh ibu, didalam keluarga biasanya para ibu berperan penting mengatur makanan keluarga, oleh karena itu para ibu adalah sasaran utama untuk pendidikan gizi keluarga. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pola asuh dan karakteristik ibu terhadap kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Pintu Padang Kabupaten Tapanuli Selatan. Metode: Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study. Populasi adalah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pintu Padang sebanyak 1.935 balita. Sampel penelitian adalah sebagian balita yang dijadikan peneltian sebanyak 182 yang diambil menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate random sampling dengan uji statistik menggunakan chi-square dan regresi logistik. Hasil: Penelitian diperoleh bahwa usia ibu (p=0,000), pendapatan keluarga (p=0,001), tinggi badan ibu (p=0,000), pola asuh (p=0,000) dan pola pemberian makan (p=0,000) adalah variabel yang berpengaruh dengan kejadian stunting. Variabel pendidikan (p=0,299) dan suku (p=0,205) tidak berpengaruh dengan kejadian stunting serta pola pemberian makan yang paling berpengaruh terhadap kejadian stunting dengan nilai Exp (B) 5,381. Kesimpulan: Diperoleh bahwa temuan pada penelitian ini dipengaruhi oleh faktor usia ibu, pendapatan keluarga, tinggi badan ibu, pola asuh serta pola pemberian makan sehingga diperlukan komunikasi, informasi dan edukasi pada keluarga atau masyarakat terkait stunting pada balita.