Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH KOMUNIKASI WORD OF MOUTH, KUALITAS PELAYANAN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DIMEDIASI KEPUASAN PELANGGAN UMKM KERUPUK TEMPE PADA UD DUA PUTRA DESA MENONGO KECAMATAN SUKODADI (ANALISIS METODE PARTIAL LEAST SQUAR Muhtarom, Abid; Cholidah, Lilik Nur; Priambodo, Wisnu; Husen; Ningseh, Dewi Wulan Agustin
Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (PENATARAN) Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Manajemen STIE Kesuma Negara Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to examine the effect of Word of Mouth communication, service quality, consumer trust and brand image on customer loyalty mediated by customer satisfaction of Tempe crackers at UD Two sons of Menongo Village, Sukodadi District. This research uses quantitative methods with SEM analysis through the Smart-PLS version 3.0 application. The tests carried out are the measurement model (Outer Model), structural model (Inner Model), mediation test and hypothesis testing. The research sample was 166 respondents. Based on the results of the study, it was obtained partially that the word of mouth communication relationship had a positive and significant effect on customer loyalty and customer satisfaction, service quality had a positive and significant effect on customer loyalty and customer satisfaction, consumer trust has a positive and significant effect on customer loyalty and customer satisfaction and brand image has a positive and significant effect on customer loyalty and customer satisfaction. The results of the mediation test partially show that Word of Mouth communication, service quality and consumer trust have a positive and insignificant effect on customer loyalty mediated by customer satisfaction said to be Non Mediation. Brand image has a positive and significant effect on customer loyalty mediated by customer satisfaction, which is called Partial Mediation. Service quality and consumer trust have no significant positive effect on customer loyalty mediated by non-mediation. Brand image has a positive and significant effect on customer loyalty mediated by customer satisfaction, which is called Partial Mediation. Service quality and consumer trust have no significant positive effect on customer loyalty mediated by non-mediation. Brand image has a positive and significant effect on customer loyalty mediated by customer satisfaction, which is called Partial Mediation. Keywords: Word of Mouth Communication, Service Quality, Consumer Trust, Brand Image, Customer Loyalty and Customer Satisfaction
Kegiatan Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) Di RW–010, Kelurahan Leuwinanggung Kecamatan Tapos Kota Depok Jawa Barat Sulistyo P, Bambang; Husen
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 4 No. 1 (2023): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (IN PRESS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam lingkungan masyarakat, keluarga sangat penting untuk dilakukan karena memiliki manfaat yakni mencegah penyakit infeksi, mendukung produktivitas, mendukung tumbuh kembang anak, melestarikan kebersihan dan keindahan lingkungan. Realitanya, masih banyak orang yang kurang memperhatikan pentingnya PHBS bagi kesehatan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. PHBS dapat diterapkan di lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat umum. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberikan penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat karena program ini masih kurang dilakukan masyarakat diantaranya pemilahan sampah organik dan anorganik di rumah tangga dan bagaimana cara cuci tangan yang benar. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan kepada masyarakat di Kelurahan Leuwinanggung Kecamatan Tapos Kota Depok Jawa Barat (khususnya wilayah RW 010 ( RT 01,RT 02,RT 03 dan RT 04). Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara sosialisasi dan memberikan pendampingan pada masyarakat secara langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan checklist ( daftar pertanyaan wawancara) dan Observasi langsung mendatangi masyarakat sekitar nya untuk mencari data. Hasil dari pengabdian masyarakat ini sangat positif dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dalam meminimalkan dan menghasilkan sampah dengan melakukan proses daur ulang sampah dengan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Penyuluhan Penerapan untuk Peningkatan Budaya K3 di tempat kerja di PT XYZ, Karang Ampel, Indramayu Sulistyo P, Bambang; Husen; Sahuri
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 5 No. 1 (2024): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya penerapan Program peningkatan Budaya K3 di tempat kerja di PT XYZ, Karang Ampel, Indramayu”sudah seharusnya menjadi kebiasaan sehari-hari. Budaya K3 yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan pekerjaan, yang menjadi tantangan besar bagi seorang pemimpin keselamatan dalam membangun budaya K3 di tempat kerja, karena mereka harus mengubah kebiasaan banyak orang. Tidak dapat disangkal hingga kini aspek "kesehatan dan keselamatan kerja (K-3) belum mendapat perhatian serius di Indonesia. Kalaupun hal tersebut sering dibicarakan diberbagai seminar dan diskusi, umumnya tidak disertai dengan konsep implementasi yang jelas dan konkrit. Kenyataan ini tentu tidak akan menguntungkan bagi Indonesia di masa mendatang, sebab masalah tersebut sejak dua dekade silam sudah menjadi isu internasional yang serius, karena berkaitan erat dengan berbagai masalah lainnya yang kini mendapat sorotan dunia. . Pembinaan Peningkatan Budaya K3 di tempat kerja di PT XYZ, Karang Ampel, Indramayu”dapat dilakukan dalam bentuk program sebagai bentuk perwujudan pemberian pengalaman pengetahuan atau menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sekitar operasional PT.XYZ, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat menerapkan Budaya K3 tidak bisa dibentuk oleh satu individu, tetapi harus melibatkan semua orang yang ada di dalam organisasi atau perusahaan. Budaya keselamatan (Safety Culture) harus dilaksanakan oleh seluruh sumber daya yang ada, pada seluruh tingkatan dan tidak hanya berlaku untuk pekerja saja. Dari aspek penggunaan teknologi, misalnya perkembangan teknologi industri yang maju dengan pesat disatu sisi telah memberikan manfaat luar biasa bagi kehidupan ummat manusia. Namun disisi lain teknologi juga menebar beraneka ragam ancaman serius bagi kesehatan dan keselamatan masyarakat, terutama bagi para pekerja dan lingkungan sekitar lokasi industri. Potensi ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan kerja tersebut ada yang "latent" ada pula yang "manifest." Begitu pula proses kemunculannya ada yang berlangsung gradual ada pula yang muncul spontan. Dari sudut konfigurasi ketenaga-kerjaan tampilnya "kelompok pekerja profesional" sebagai elemen vital bagi kelangsungan dan kemajuan perusahaan, mendorong perlunya perhatian serius terhadap kelompok pekerja, baik demi kelangsungan perusahaan maupun demi peningkatan produktivitas..Dalam industri modern, posisi pekerja profesional memang menjadi faktor penentu mati hidupnya perusahaan. Sementara mendidik pekerja menjadi profesional selain membutuhkan biaya tinggi juga waktu panjang. Karena itu demi menopang kehidupan danperkembangan perusahaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja perlu perhatian serius agar kualitas para pekerja tidak mengalami degradasi. Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara sosialisasi dan memberikan pendampingan pada pekerja secara langsung. Observasi langsung berdiskusi dengan pekerja Hasil dari pengabdian masyarakat ini sangat positif dalam meningkatkan Implementasi Budaya K3 (Budaya Keselamatan / Safety Culture), budaya K3 dibangun atas komitmen bersama, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) yang mumpuni, dan persepsi bersama yang menekankan pentingnya K3, sehingga membentuk kebiasaan keselamatan kerja ( SafetyCulture)yang berkesinambungan.
The Impact of Classroom Action Research (CAR) and Innovation on Teacher Professionalism: an Intervention of Competence Yusron, Ali; Irawati, Junita; Teguh Setiawan Wibowo; Husen; Sudadi
Jurnal Informatika Ekonomi Bisnis Vol. 5, No. 2 (June 2023)
Publisher : SAFE-Network

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.333 KB) | DOI: 10.37034/infeb.v5i2.594

Abstract

The objective of this study is to examine the influence of Classroom Action Research and Innovation on Incentives, with Competence serving as the mediating variable. The variables investigated in the research are Classroom Action Research, Innovation, Competence, and Teacher Professionalism. The data collection method employed was a survey conducted through the distribution of questionnaires. The analysis was conducted using Smart PLS 3.2.8 software, specifically utilizing Partial Least Squares (PLS) analysis. The research findings is a) Classroom Action Research has a positive and significant impact on teacher professionalism, b) Innovation has a positive and significant effect on teacher professionalism, c) Competence shows a positive and significant association with teacher professionalism, d) Classroom Action Research has a positive and significant effect on teacher professionalism through Competence, e) Innovation has a positive and significant effect on teacher professionalism through Competence. Based on these results, it is recommended that teachers at Mandailing Natal Regency Elementary School prioritize and enhance the influence of Classroom Action Research, Innovation, and Competence on Teacher Professionalism. This will contribute to the overall improvement of teacher professionalism in the school. By emphasizing the importance of Classroom Action Research and Innovation, teachers can enhance their professional development and contribute to the advancement of education quality.