Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Penilaian Unjuk Kerja dalam Praktikum Fisika Sarjono Sarjono
Madaniyah Vol 5 No 1 (2015): 5 (1) Edisi Januari 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.836 KB)

Abstract

Kualitas pendidikan seseorang menentukan posisinya dalam tata pergaulan di masyarakat, dan lebih luas lagi kualitas pendidikan di suatu Negara dapat menentukan posisinya di kancah dunia. Rendahnya prestasi pelajar Indonesia di kancah Internasional, terutama dalam bidang sains dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal, salah satunya adalah kualitas pembelajaran dan penerapan penilaian hasil belajar yang kurang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan peserta didik. Berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia telah dilakukan, antara lain melalui perbaikan kebijakan, pengembangan kurikulum, seperti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir adalah Kurikulum 2013 yang mewajibkan guru untuk melakukan PKB (Penilaian Unjuk kerja Berkelanjutan). Penilaian merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas pendidikan, terutama penilaian dalam pelajaran fisika, khususnya penilaian praktikum fisika yang selama ini belum mendapat perhatian yang serius. Penilaian unjuk kerja cocok diterapkan pada praktikum fisika sekolah menengah. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian hasil belajar peserta didik secara menyeluruh, yang meliputi kemampuan dan sikap siswa yang di dalamnya mengandung unsur kognitif, afektif dan psikomotor, yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan atau unjuk kerja yang berkaitan dengan keterampilan mendemonstrasikan.
Pengembangan Soal Fisika SMA/MA Politomus Berbasis Taksonomi Bloom Revisi Sarjono Sarjono
Madaniyah Vol 6 No 1 (2016): 6 (1) Edisi Januari 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.27 KB)

Abstract

Tujuan pendidikan Indonesia sangat komplek, tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi menjadikan masyarakat yang cerdas, makmur dan berakhlak mulia. Pendidikan merupakan ujung tombak suatu kehidupan seseorang dan tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Mutu pendidikan juga merupakan salah satu indikator keberhasilan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Banyak upaya pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan tersebut belum mencapai hasil seperti yang di harapkan. Taksonomi Bloom pada ranah kognisi direvisi oleh Anderson dan Krathwohl, dalam revisinya Anderson dan Krathwohl membagi kognisi menjadi dua dimensi yang berbeda, yaitu knowledge dimension dan cognitive process dimension. Pada umumnya perkembangan tersebut belum diterapaan di sekolah. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial dalam semua aspek kehidupan, tak terkecuali di bidang pendidikan. Kesimpulan bahwa: 1) perlu dikembangkan soal prestasi belajar fisika yang kisi-kisinya mengacu pada taksonomi Bloom revisi, 2) perlu dikembangkan soal prestasi belajar fisika bentuk uraian, 3) perlu dikembangkan pedoman penskoran, 4) soal bentuk uraian lebih akurat disbanding dengan soal bentuk pilihan ganda, 5) soal bentuk uraian lebih adil terhadap siswa, 6) soal bentuk uraian lebih detail mengungkap kemampuan siswa.
Internalisasi Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Fisika Sarjono Sarjono
Madaniyah Vol 7 No 2 (2017): 7 (2) Edisi Agustus 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.176 KB)

Abstract

Berpikir kritis merupakan factor penting dalam pembelajaran pada semua mata pelajaran terutama pelajaran fisika. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial dalam semua aspek kehidupan. Kemampuan berpikir kritis bukan warisan dari orang tua atau bawaan sejak lahir, tetapi berpikir kritis merupakan sesuatu yang perlu pembiasaan, yaitudilatih secara bertahap dan berkesinambungan. Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang autentik, esensial, dapat dilogika dan dinalar dengan akal sehat serta merupakan ilmu yang sangat mendasar. Pembelajaran dengan pembiasaan berpikir kritis dapat dilakukan dengan menggunakan suatu permasalahan yang ada disekitarnya, pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk berpartisipasi aktif, baik secara individu maupun kelompok dengan menggunakan suatu permasalahan sebagai titik awal disetiap pertemuan. Seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dituntut untuk menjadikan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan bisa memecahkan masalah dalam kehidupan nyata setelah lulus nanti, karena persaingan di era globalisasi dan era informasi seperti sekarang ini sangat ketat.
Pentingnya Laboratorium Fisika di SMA/MA dalam Menunjang Pembelajaran Fisika Sarjono Sarjono
Madaniyah Vol 8 No 2 (2018): 8 (2) Edisi Agustus 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.842 KB)

Abstract

Fisika dipandang sebagai pelajaran penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran terpisah dengan beberapa pertimbangan. Ada dua hal penting yang saling terkait dan tak terpisahkan dalam studi fisika, yaitu studi teori dan observasi di laboratorium fisika. Keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain, saling ketergantungan dan saling mengisi. Fisika dipandang sebagai proses dan produk sehingga keberhasilan pembelajaran fisika harus mempertimbangkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pelajaran Fisika menyediakan perlengkapan belajar untuk peserta didik, sebagai sarana untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Kemampuan berpikir ini berguna untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, juga berguna untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan pendidikan fisika adalah laboratorium. Melalui kegiatan praktikum di laboratorium dapat ditunjukkan fenomena alam dan konsep fisika yang dibahas di dalam kelas, dapat diperagakan dan dibuktikan. Selain itu, kegiatan praktikum dapat menumbuhkan sikap mandiri, sikap ilmiah, minat, kejujuran dan melatih keterampilan psikomotor di antara peserta didik.
FABRIKASI KERNEL DAN PELAPISAN BUFFER (BUFFER LAYER) PADA KERNEL CeO2-STABILIZED ZrO2 SEBAGAI MATERIAL SURROGATE KERNEL UO2 Sarjono Sarjono; Sri Rinanti Susilowati Susilowati; Erilia Yusnitha Yusnitha; Sugeng Rianto Rianto; Sukarsono Sukarsono
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 12, No 23 (2019): Oktober 2019
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Telah dilakukan penelitian fabrikasi pelapisan buffer kernel zirkonia (ZrO2) yang distabilkan oleh ceria (CeO2) atau disebut juga ceria-stabilized zirconia (CSZ). Pada disain bahan bakar TRISO, lapisan buffer atau lapisan pengangga yang berdensitas rendah dimaksudkan  sebagai  ruang  ekspansi  untuk  menahan  dan  menampung  hasil  fisi,  serta menahan perubahan bentuk partikel. Lapisan buffer difabrikasi dengan metode deposisi uap kimia hasil pemecahan molekul gas asetilen dalam reaktor fluidisasi pada temperatur antara1100 oC – 1400oC. Porositas dan ketebalan merupakan variabel kunci dalam fabrikasi lapisan buffer, di mana porositas dikontrol melalui kombinasi parameter-parameter seperti temperatur reaktor, laju deposisi, luas permukaan reaktor, ukuran kernel, dan laju dan komposisi gas asetilen sedangkan ketebalan dikontrol oleh parameter waktu proses deposisi. Kernel dipreparasi   melalui   rute   larutan   koloid   secara   prenetralisasi   dan   penambahan   urea. Penggunaan zirconium 1,1 mol/L dalam umpan menghasilkan kernel CSZ tersinter dengan diameter rerata 0,615 mm dan sferisitas 1,103. Beberapa parameter dalam preparasi kernel gel, misalnya konsentrasi metal dalam umpan, jumlah urea dalam umpan, tingkat prenetralisasi larutan zirkonium nitrat, dan viskositas umpan, masih perlu dioptimasikan untuk mendapatkan besaran diameter yang mendekati diameter acuan yaitu 0,5 mm dengan sferisitas sama dengan atau lebih kecil dari 1,07. Pelapisan buffer pada kernel CSZ tersinter menunjukkan hasil hasil lapisan yang tidak merata dengan lapisan yang rapuh. Peralatan CVD milik PTBBN BATAN masih  memerlukan perbaikan atau  modifikasi agar  mampu beroperasi dengan parameter- parameter proses pelapisan buffer sesuai acuan. Kata kunci: Ce-stabilized Zirconia , analog, gelasi eksternal, bahan bakar, RDE ABSTRACT. Research on buffer coating of ceria-stabilized zirconia (CeO2-Stabilized ZrO2 or CSZ) kernels has been carried out. This buffer layer in TRISO fuel design has a low density and is intended to serve as an accomodation volume   for retaining and containment of fission products as well as preserving the particle shape from changing. The buffer layer is fabricated by chemical vapor deposition of acetylene   pyrolysis products in a fluidization reactor at a temperature range of 1100 oC – 1400oC. The porosity and thickness of the resulting layer are the key parameters during buffer layer fabrication, where the porosity is controlled by a combination of parameters such as reactor temperature, deposition rate, reactor surface area, kernel size, and acetylene flow rate and composition, while the resulting thickness is governed by deposition time. The kernels used for the deposition process were fabricated from colloidal solution prepared by preneutralization and addition of urea. The use of 1.1 mol/l zirconium precursors in the feed solution resulted in sintered CSZ kernels with an average diameter of0.615 mm and an average sphericity value of 1.103. Several parameters involved in the gel microspheres preparation, such as the concentration of metal, the ammount of urea added, the degree of preneutralization of the nitrate precursors solution, and the viscosity of the feed solution still need to be optimized in order to obtain sintered kernels fulfilling the reference specifications, i.e.,   0.5 mm diameter and ≤ 1.07 sphericity. Results of the buffer layer process indicates inhomogenous deposition layer with lacking strength, which may be influenced by the CVD reactor performance. It is recommended that the CVD equipment owned by PTBBN
Simulasi Diameter Gel Basah Pada Fabrikasi Kernel Yttria-Stabilized Zirconia Menggunakan Alat Gel-Casting Erilia Yusnitha; Sarjono Sarjono; Sri Rinanti Susilowati; Winter Dewayatna; Wahyudi Budi Setiawan
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 24, No 3 (2018): Oktober, 2018
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1327.671 KB) | DOI: 10.17146/urania.2018.24.3.4984

Abstract

Simulasi Diameter Gel Basah Pada Fabrikasi Kernel Yttria-Stabilized Zirconia Menggunakan Alat Gel-Casting. Pada proses pembuatan kernel yttria-stabilized zirconia (YSZ), broth diteteskan melalui alat gel-casting untuk membentuk gel basah YSZ. Broth adalah umpan alat gel-casting yang berupa larutan terdiri dari zirconium (IV) nitrate, yttrium (III) nitrate hexahydrate, urea, tetrahydrofurfuryl alcohol (THFA), dan poly vinyl alcohol (PVA). Parameter proses alat gel-casting seperti frekuensi vibrasi dan kecepatan aliran broth diatur untuk memperoleh bentuk dan ukuran diameter gel basah yang diinginkan. Alat gel-casting yang berada di PTBBN BATAN memiliki satu buah nozzle dengan diameter 1 mm. Kegiatan simulasi ini perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah eksperimen di laboratorium sehingga mengurangi volume limbah yang diakibatkan trial and error dalam eksperimen. Selain itu, simulasi ini bertujuan untuk memprediksi diameter gel basah yang dihasilkan. Oleh karena itu, simulasi diameter gel basah perlu dilakukan dan diverifikasi dengan hasil eksperimen. Berdasarkan hipotesa, simulasi diameter gel basah dapat dilakukan dengan memperhitungkan parameter alat gel-casting seperti kecepatan aliran broth dan frekuensi vibrasi. Selain itu karakteristik dari broth seperti densitas juga mempengaruhi diameter gel basah. Diameter gel basah yang dihasilkan alat gel-casting diukur menggunakan alat mikroskop digital. Diameter gel basah dari eksperimen didekati menggunakan persamaan yang dimodifikasi dengan memperhitungkan frekuensi vibrasi, kecepatan aliran broth, konsentrasi metal dalam broth dan densitas broth. Hasil simulasi menunjukkan penyimpangan yang lebih kecil dari simulasi menggunakan persamaan sederhana yang hanya memperhitungkan frekuensi vibrasi dan kecepatan aliran broth.Kata kunci: simulasi, diameter, gel basah, broth, alat gel-casting.
PENGARUH METODE PREPARASI BROTH DAN JENIS PREKURSOR ZIRKONIUM PADA KARAKTERISTIK KERNEL YTTRIA-STABILIZED ZIRCONIA (YSZ) Sarjono Sarjono; Etty Mutiara, M.Eng; Erilia Yusnitha; Winter Dewayatna
Urania : Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Vol 26, No 1 (2020): Februari, 2020
Publisher : website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.542 KB) | DOI: 10.17146/urania.2020.26.1.5743

Abstract

PENGARUH METODE PREPARASI BROTH DAN JENIS PREKURSOR ZIRKONIUM PADA KARAKTERISTIK KERNEL YTTRIA-STABILIZED ZIRCONIA (YSZ). Telah dilakukan fabrikasi kernel yttria-stabilized zirconia (YSZ) secara gelasi eksternal dengan memvariasikan metode preparasi broth dan menggunakan dua jenis prekursor zirkonium. Pada preparasi larutan broth, dilakukan penambahan urea yang berfungsi sebagai agen presipitasi homogen untuk menghasilkan larutan sol dan sebagai agen penyedia porositas. Urea berfungsi sebagai agen presipitasi homogen jika ditambahkan pada suhu dekomposisi urea dan berfungsi sebagai agen penyedia porositas jika ditambahkan di bawah suhu dekomposisi. Jumlah urea yang ditambahkan divariasikan untuk mendapatkan nilai rasio mol urea/metal optimum yang ditentukan berdasarkan morfologi kernel tersinter. Prekursor zirkonium yang digunaan adalah zirkonium nitrat pentahidrat dan zirkonium oksinitrat hidrat. Pada penelitian ini, parameter proses pembentukan gel dari broth yang telah disiapkan, aging-washing-drying gel, kalsinasi dan penyinteran tidak divariasi. Karakterisasi produk meliputi pemeriksaan SEM kernel kering dan kernel tersinter untuk memperoleh data morfologi permukaan, pengukuran diameter dan densitas kernel tersinter, dan pemeriksaan XRD untuk penentuan fasa oksida zirkonium-yttrium yang dihasilkan. Berdasarkan pemeriksaan morfologi permukaan kernel tersinter yang dihasilkan, rasio mol urea/metal optimum untuk fungsinya sebagai agen presipitasi pada pereparasi sol adalah 1,0 dengan dekomposisi 80oC sementara rasio mol urea/metal optimum untuk fungsinya sebagai agen penyedia porositas gel adalah 1,5 pada suhu 50oC. Kernel larutan padat Y0,15Zr0,85O1,93 atau 92ZrO2.8Y2O3 diperoleh dari prekursor 16% mol yttrium nitrat dan 84% mol zirkonium nitrat dengan fasa cubic dan densitas 5,5636 gram/cc atau 93,34% densitas teoritis. Kenaikan konsentrasi prekursor menghasilkan kernel dengan diameter lebih besar. Diameter kernel yang mendekati 0,5 mm diperoleh dari broth dengan konsentrasi prekursor 0,855 mol/L yaitu 0,510 mm. Untuk mendapatkan kernel dengan diameter sesuai spesifikasi desain bahan bakar TRISO dapat dilakukan dengan penyesuaian jumlah prekursor dalam umpan atau broth.Kata kunci: kernel YSZ, sol-gel, dekomposisi urea, gelasi eksternal, TRISO, morfologi.
Penerapan Model Pemebelajaran Grup Ivestigation Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN 1 Senori Tahun Pelajaran 2019/2020 Sri Susi Wiji Astuti; Sarjono Sarjono; Ahmad Hariyadi
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 7, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.7.1.37-42.2021

Abstract

Activities and student learning outcomes by applying a group investigation learning model. This research was conducted at SMPN 1 Senori. The subjects of this study were class VII students in the 2019/2020 school year. The results of this study obtained data that teacher activity has increased namely in the first cycle 45.45%, the second cycle 70.45%, and the third cycle 81.81%. Student activity has increased namely in the first scilus by 44.93%, cycle II by 52.07%, and cycle III by 68.31% and student learning outcomes also increased by 62.83% and 72.90% for the first scilus , the second cycle was 71.22% and 75.96%, the third cycle was 72% and 78.06%. Based on the results of this study, it can be concluded that the application of the Group Investigation learning model can increase the activities and social learning outcomes of VII students grade of SMPN 1 Senori in the 2019/2020 school year.Aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran group investigation. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Senori. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII tahun pelajaran 2019/2020. Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa Aktivitas guru mengalami peningkatan yaitu pada siklus I sebesar 45,45%, siklus II sebesar 70,45%, dan siklus III sebesar 81,81%. Aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu pada skilus I sebesar 44,93%, siklus II sebesar 52,07%, dan siklus III sebesar 68,31% dan Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada skilus I sebesar 62,83% dan 72,90%, siklus II sebesar 71,22% dan 75,96%, siklus III sebesar 72% dan 78,06%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VII SMPN 1 Senori tahun ajaran 2019/2020.
Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Prestasi Belajar IPS SMP Taruna Kedung Adem Uswatun Hasanah; Sarjono Sarjono; Ahmad Hariyadi
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 7, No 1 (2021): January 2021
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.7.1.43-52.2021

Abstract

Penerapan model pembelajaran ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS pada pokok bahasan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan kelas VII SMP Taruna Kedungadem tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan dengan penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) memiliki kinerja yang lebih baik terhadap peningkatan prestasi belajar IPS Kelas VII SMP Taruna Kedungadem hal ini dilihat dari pengujian hipotesis dimana diperoleh nilai sig. (2-tailed) ≤ 0,05 yaitu, 0,000 ≤ 0,05. Sehingga dapat dikatakan Ho diterima dan Ha ditolak.
The Effect of Arm Muscle Strength and Waist Flexibility on Forehand Smash in Badminton Sarjono Sarjono
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 4 (2021): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series (Special Issue 1
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.265 KB) | DOI: 10.20961/shes.v4i5.66103

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekuatan otot lengan dan kelenturan pinggang terhadap keterampilan smash forehand di SD Negeri Jamus 1. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes. Teknik analisis data menggunakan uji F. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji F pengaruh kekuatan otot lengan terhadap keterampilan smash forehand dengan uji F antara F hitung 5,165 > F tabel 4,35 berpengaruh 21,4%, pengaruh fleksi pinggang terhadap keterampilan smash forehand dengan uji F antara F hitung 9,314 > F tabel 4,35 berpengaruh sebesar 32,9%, dan pengaruh kekuatan otot lengan dan fleksi pinggang terhadap keterampilan smash forehand dengan uji F antara F hitung 5,464 > F tabel 3,53 berpengaruh sebesar 37,8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kekuatan otot lengan dan fleksi pinggang terhadap keterampilan smash forehand di SDN 1 Jamus.