Studi public relations di Indonesia dalam persepktif gender belum berkembang dibandingkan dengan negara-negara maju. Penelitian ini bertujuan untuk mencermati profesi public relations sector swasta lebih dominan maskulin atau feminism dan menggali lebih dalam mengenai indikasi feminitas dan maskulinitas pada profesi public relations sector swasta. Peneliti mengembangkan kerangka konseptual profesi public relations sebagai profesi gender dari tiga teori yakni kontruksi realitas social untuk memahami bagaiamana peran gender pada profesi public relations dikontruksi, teori social rules untuk menganalisa indikasi keseteraan gender pada profesi public relations, dan genderlect styles untuk menganalisa perbedaan persepsi PR wanita dan pria. Dua praktisi PR pria dan dua praktisi PR wanita dikaji dengan observasi partisipasi, diwawancarai, dan ditelaah dengan metode penelitian fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesi PR di perusahaan swasta cenderung lebih dominan maskulin daripada feminism namun pada industry perhotelan profesi public relations menjadi feminism-oriented profession menurut nilai hospitality. Peneliti juga menemukan adanya indikasi maskulinitas pada sektor swasta dan feminisasi pada sektor industri perhotelan karena stuktur dimensi budaya nasional Indonesia sebagai Negara maskulin, identitas perusahaan, kebutuhan perusahaan, kebijakan perusahaan, dan preferensi menejemen. Kebanyakan responden dalam penelitian ini mempersepsikan indikasi feminitas dan maskulinitas merujuk pada atribut komunal dan agentik. Pada situasi tertentu praktisi PR dalam penelitian ini memainkan peran yang berbeda bukan berdasarkan atribut komunal dan agentik.