Tampubolon, Manuppak Irianto
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN KRIM DARI TANAMAN HERBAL DAUN JELATANG DAN SARI LIDAH BUAYA Ritonga, Ahmad Hafizullah; Tampubolon, Manuppak Irianto; Purba, Hana Ike Dameria Br.
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 3 No. 1 (2022): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (In Press)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lidah buaya (Aloe vera) telah lama digunakan sebagai bahan alami untuk perawatan kulit. Kandungan saponin dalam lidah buaya dapat membersihkan kotoran dari kulit, sedangkan vitamin E dapat melembutkan, melembabkan, dan menyehatkan kulit. Jelatang dan lidah buaya ketika dikombinasi dapat digunakan untuk perawatan kulit dan melembabkan kulit. Tujuan pengabdian ini dilakukan untuk menambah pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan bahan herbal yang berasal dari alam baik dalam bidang pengobatan maupun bidang kosmetik. Setelah melaksanakan kegiatan pelatihan ini masyarakat dapat lebih memanfaatkan daun jelantang dan lidah buaya yang dapat dibuat menjadi sediaan krim.
EVALUASI PROTAP RECALL DI PEDAGANG BESAR FARMASI PT. MILLENNIUM PHARMACON INTERATIONAL TBK CABANG MEDAN Surbakti, Christica Ilsanna; Waruwu, Syukur Berkat; Tampubolon, Manuppak Irianto
Jurnal Farmanesia Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v10i1.4873

Abstract

Penarikan kembali suatu produk atau lebih dikenal dengan product recall Hal ini biasa terjadi pada produk cacat yang disebabkan oleh kelalaian perusahaan pada saat produksi. Produsen melakukan tindakan product recall untuk meningkatkan citra produsen dan menjaga kepercayaan konsumen, karena produsen tentunya tidak ingin kehilangan konsumennya. Adapun tujuan recall adalah menjamin proses penarikan obat dari seluruh gudang (pusat/cabang) dan/atau pelanggan dalam batas waktu yang telah ditentukan, dengan prinsip: tepat waktu, dalam jumlah yang tepat, dan dengan proses yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. sesuai petunjuk BPOM/prinsipal agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat
POLA PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK DAN ANTIPIRETIK DENGAN RESEP DOKTER DI APOTEK UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN Br Ginting, Grace Anastasia; Prayoga, Andre; Tampubolon, Manuppak Irianto
Jurnal Farmanesia Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v9i1.4880

Abstract

Analgesik atau yang sering disebut dengan obat pereda nyeri merupakan zat yang dapat mengurangi atau memblokir rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran. Pola peresepan obat analgesik dan antipiretik yang tidak tepat juga sering menimbulkan efek samping dan interaksi obat yang menimbulkan reaksi serius dan merugikan obat yang diresepkan dan biasa digunakan untuk mengatasi nyeri, demam, dan proses inflamasi. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pola penggunaan obat analgesik dan antipiretik yang diresepkan oleh dokter di Apotek Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan dan mengetahui pola penggunaan obat analgesik dan antipiretik sesuai dengan pedoman penggunaan. dari analgesik dan antipiretik. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei retrospektif dan dengan teknik simple random sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 82 resep yang mengandung obat analgetik dan antipiretik. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa lembar resep diambil dari 82 lembar resep Analgesik dan Antipiretik di Apotek Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, diperoleh 39 (42%) lembar resep berisi obat analgesik dan antipiretik sebanyak 47 lembar resep. (51%) dan kombinasi analgesik dan antipiretik sebanyak 6 (7%) lembar resep. Penggunaan obat analgesik dan antipiretik terbanyak pada wanita dengan jumlah resep sebanyak 48 resep (59%). Berdasarkan usia, kasus terbanyak terjadi pada usia 20–59 tahun, yaitu sebanyak 52 resep (63%). Dokter yang memberikan resep obat analgesik dan antipiretik terbanyak adalah dokter umum yaitu sebanyak 65 resep (79,28%). Bentuk sediaan yang paling banyak diresepkan adalah bentuk kapsul sebanyak 64 resep (69,56%). Berdasarkan golongan dan nama analgesik yang paling banyak digunakan adalah Golongan Non Opioid yaitu sebanyak 81 resep (98,79%). Berdasarkan golongan dan nama obat antipiretik yang paling banyak digunakan adalah golongan Paraaminofenol yaitu sebanyak 42 resep (79,25%). Berdasarkan jenis obatnya, yang paling banyak digunakan adalah obat analgesik dan antipiretik generik sebanyak 71 resep (87%). Berdasarkan lama penggunaan obat analgesik dan antipiretik yang paling banyak digunakan adalah tiga hari sebanyak 69 (75%) resep, dan kombinasi analgesik dan antipiretik yang digunakan adalah Parasetamol dan Asam Mefenamat sebanyak 4 resep.