Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH PENGEKANGAN TEXTILE REINFORCED CONCRETE SERAT CANTULA (AGAVE CANTULA ROXB) TERHADAP KUAT TEKAN BETON Stefanus Adi Kristiawan; Edy Purwanto; Galang Akbar Wayne Syam Putra
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38489

Abstract

Secara umum Textile Reinforced Concrete (TRC) adalah suatu komposit yang terdiri dari reinforcement yang berupa tekstil dan beton sebagai matriks. TRC merupakan salah satu metode untuk memperbaiki atau memperkuat beton agar bangunan dapat berfungsi kembali. TRC diaplikasikan sebagai confinement concrete pada beton untuk mengetahui pengaruh anyaman serat cantula dengan variasi pada kuat tekan dan perkembangan kuat tekan beton. TRC pada penelitian ini terdiri dari matriks berupa silinder beton dengan dimensi 75 mm x 150 mm. Reinforcement berupa anyaman serat cantula yang direkatkan dengan Polymer Modified Mortar kemudian dikekangkan pada beton dengan ketebalan 10 mm. Anyaman serat cantula memiliki variasi arah penulangan aksial sesuai dengan dimensi 10 mm x 10 mm, 10 mm x 15 mm, 10 mm x 20 mm. Pengujian pada TRC dilakukan pada umur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan beton terkekang yang tertinggi yaitu pada TRC 200 sebesar 20,25 MPa, sedangkan perkembangan kuat tekan terbesar yaitu pada TRC 200 sebesar 12,58%. Hal ini menunjukkan bahwa pengekangan anyaman serat cantula berpengaruh pada kuat tekan TRC dan variasi anyaman serat cantula mengakibatkan perkembangan kuat tekan yang berbeda.
Pengaplikasian Building Information Modeling (BIM) Dalam Desain Bangunan Gedung Senot Sangadji; Stefanus Adi Kristiawan; Inton Kurniawan Saputra
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38475

Abstract

Berbagai macam konflk dalam proses konstruksi, umumnya terjadi karena ketidakpahaman, kurang koordinasi, kekurangan biaya, kekurangan waktu, dan sebagainya. Untuk menyelesaikan konfik-konflik tersebut perlu pendekatan teknologi. Setelah berbagai percobaan, maka munculah sebuah inovasi dengan pendekatan teknologi bernama Building Information Modeling atau disebut BIM. Dengan BIM, pekerjaan konstruksi dapat dikerjakan dengan lebih mudah, efesien, dan tepat sasaran. BIM terdiri beberapa klasifikasi menurut fungsinya. Metode studi ini dilakukan dengan membuat perencanaan model bangunan. Kemudian ada komponen dari model tersebut yang diganti guna mendapatkan kelebihan dari cara kerja BIM. Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa sistem kerja BIM adalah sistem kerja yang berintegrasi dan perubahan suatu komponen dapat dilakukan secara otomatis pada seluruh bangunan.
EFEK SUSUT DAN RANGKAK TERHADAP REDISTRIBUSI TEGANGAN DAN LENDUTAN PADA ELEMEN BALOK PRATEGANG (STUDI KASUS HOTEL ALILA, SURAKARTA) Satya Adie Pratama; Stefanus Adi Kristiawan; Edy Purwanto Purwanto
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1024.441 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i1.37303

Abstract

Dalam perkembangan dunia kontruksi, banyak pembangunan yang di peruntukkan untuk bangunan dengan bentang yang sangat panjang seperti gedung pertemuan, gedung olahraga maupun gedung lain yang tidak memperbolehkan banyak kolom di sepanjang balok. Masalah utama pada perencanaan bangunan dengan bentang yang panjang adalah resiko keretakan pada struktur balok yang terjadi akibat rendahnya kemampuan beton untuk menerima gaya tarik. Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tersebut, diberikan gaya ke arah longitudinal elemen struktural. Gaya yang dikenal dengan gaya prategang ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau mengurangi tegangan tarik dibagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban kerja. Namun tiap perencanaan beton prategang juga harus memperhitungkan efek jangka panjangnya. Salah satu tahapan perhitungan yang penting untuk perhitungan beton prategang adalah perhitungan besarnya kehilangan prategang akibat adanya susut dan rangkak pada beton, di mana akan berakibat pada perubahan tegangan dan lendutan pada baja pretagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana pengaruh jangka panjang dari rangkak dan susut pada perencanaan balok prategang.Metode yang digunakan saat memprediksi besarnya nilai susut dan rangkak adalah metode ACI 209R, CEB-FIP 1990, dan AS 3600-2001.Nilai susut dan rangkak tersebut digunakan untuk memprediksi besarnya perubahan tegangan yang terjadi di mana pengaruh perubahan tegangan tersebut digunakan juga untuk memprediksi besarnya perubahan lendutan pada daerah kritis pada kondisi beban kerja. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai ultimate untuk susut dengan metode ACI 209R, CEB-FIP 1990, dan AS 3600-2001 berturut-turut adalah adalah -1,062 x 10-4, -4,430 x 10-4, dan -2,735 x 10-4. Sedangkan nilai rangkak ultimate berturut-turut adalah 1,3197;1,8450;dan 1,6465. Efek susut dan rangkak pada elemen balok prategang berakibat pada pengurangan gaya prategang yang juga berakibat pada perubahan nilai tegangan dan lendutan pada beton tersebut dimana efek pengurangannya akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu hingga mencapai ultimate dan dianggap konstan. Nilai perubahan tegangan akhir maksimum pada layer baja prategang setelah umur penelitian selama 30 tahun adalah 179,1796 Mpa. Sedangkan hasil lendutan maksimum pada akhir masa penelitian adalah 14,0877 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa perencanaan balok prategang tersebut masih sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan. Dimana baja masih berada pada kondisi elastis dan lendutan tidak melebihi standar kenyamanan yang ditentukan (L/300).
PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG HIGH VOLUME FLY ASH SELF COMPACTING CONCRETE (HVFA-SCC) USIA 90 HARI. Reyhan Prastha Wijaya; Agus Setiya Budi; Stefanus Adi Kristiawan
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.065 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36535

Abstract

Fly ash merupakan limbah pembakaran batu bara yang memiliki kandungan kimia berupa silika dan alumina mencapai 80%. Senyawa tersebut bereaksi dengan Ca(OH)2 hasil proses hidrasi semen dan membentuk C3S2H3 atau tubermorite yang dapat menambah kekuatan beton. Penggunaan fly ash dalam jumlah besar yaitu 50% subtitusi semen dan penambahan superplastictizer mampu menghasilkan struktur beton yang daktail dan dapan mengalir sendiri atau disebut High Volume Fly Ash – Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). Pada pengaplikasiannya dapat digunakan juga untuk pembuatan balok beton bertulan. Penelitian ini mengkaji perilaku lentur balok dengan penambahan 50% flay ash pada balok beton bertulang dan dibandingkan dengan lentur balok beton normal. Metode yang digunakan adalah eksperimen dimana digunakan 3 balok beton bertulang HVFA-SCC dan 3 balok beton bertulang normal dengan dimensi panjan 2000 mm, lebar 150 mm, dan tinggi 300 mm. Sampel tersebut diseragamkan berdasarkan mutu yaitu 40 MPa. Pengujian beton segar HVFA-SCC dilakukan dengan 3 metode yaitu : flow table test, L-box test, dan V-funnel test. Sedangkan pada beton normal dilakukan pengujian slump. Pengujian balok menggunakan alat loading frame yang akan dibebani dengan 2 buah titik pembebanan pada 1/3 untuk mencari kuat lentur balok tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada balok beton bertulang HVFA-SCC memiliki lendutan yang lebih besar dari pada balok beton bertulang normal akan tetapi balok beton bertulang normal dapat menerima beban yang lebih besar dari pada balok beton bertulang HVFA-SCC.
PENGARUH VARIASI ANYAMAN LATERAL SERAT CANTULA (AGAVE CANTULA ROXB) PADA TEXTILE REINFORCED CONCRETE (TRC) TERHADAP KUAT TEKAN BETON Edy Purwanto; Stefanus Adi Kristiawan; Dhanes Prabaswara
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2020): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.196 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i1.41514

Abstract

Penggunaan beton bertulang telah menjadi material pokok sebagai struktur penguat suatu bangunan. Beton yang mengalami kerusakan maupun degradasi kekuatan tersebut dapat diperbaiki untuk mengembalikan atau menambah kekuatan dan kemampuannya dalam menopang struktur seperti sedia kala. Textile Reinforced Concrete (TRC) merupakan komposit yang terdiri dari tekstil yang berfungsi sebagai reinforcement dan fine-grained concrete sebagai matriks. Textile  reinforcement yang digunakan umumnya berupa material non-nature, seperti serat kaca tahan alkali (AR), aramid, basalt dan carbon fabrics. Terdapat pula material alam yang dapat digunakan pada textile reinforcement, salah satunya yaitu serat cantula. Agave Cantula Roxb merupakan serat alam yang memiliki kemampuan mekanik yang tinggi. Textile Reinforced Concrete (TRC) yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari silinder beton sebagai matrik dan reinforcement berupa anyaman serat cantula yang dikekang pada beton yang memiliki variasi arah penulangan lateral sesuai dengan dimensi yang ditentukan. Variasi anyaman tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh yang paling optimal pada kuat tekan beton. Variasi anyaman serat cantula yang digunakan adalah 10 mm x 10 mm, 15 mm x 10 mm , 20 mm x 10 mm. Pengujian pada Textile Reinforced Concrete dilakukan pada umur 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan aktual (f’c) yang terbesar yaitu pada benda uji dengan kode TRC 100, sebesar 18,33 MPa. Selain itu, terjadi peningkatan kekuatan pada beton yang telah terkekang oleh serat cantula terhadap beton normal. Prosentase peningkatan nilai kuat tekan terbesar yaitu pada benda uji dengan kode TRC 100 sebesar 1,89 %.
PENGARUH VOLUME AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT SEGAR DAN KUAT TEKAN PADA HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE (HVFAC) Valentino Rio Andriawan; Stefanus Adi Kristiawan; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.964 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i3.37396

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume agregat halus terhadap karakteristik sifat segar dan kuat tekan pada beton yang memiliki kandungan fly ash dalam volume tinggi.Metodeyang dipakaidalampenelitianiniadalahmetodeeksperimen,yaitu membuatkomposisicampuranbetondengan variasi volume agregat halus yang ideal untuk menghasilkan campuranHigh Volume Fly Ash Concrete (HVFAC). Pengujianbetonsegar dilakukandengan5(lima)metode,yaitu :slump flowtest,j-ringflow test,l-box test,box type test danv-funneltest. Pengujianbetonkerasdilakukan terhadap kuat tekan silinder beton dengan menggunakan alat uji kuat tekan padaumur 7 hari, 28 hari, 56 hari serta90 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi agregat halus dengan kadar tertentu mempengaruhi sifat segar dari campuran beton. Pada penelitian ini dengan penambahan agregat halus, terdapat beberapa campuran beton yang memenuhi syarat sifat segar. Penambahan agregat halus pada kadar tertentu dapat menaikkan ataupun menurunkan kuat tekannya. Pada pengujian ini nilai kuat tekan yang paling tinggi yaitu pada variasi agregat halus 30%, untuk umur pengujian 7 hari, 28 hari, 56 hari serta 90 hari.
KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG HIGH VOLUME FLY ASH (HVFA) MEMADAT SEBDIRI DENGAN KADAR FLY ASH 60% TERHADAP BETON NORMAL Elfizar Nurfaizi; Agus Setiya Budi; Stefanus Adi Kristiawan
Matriks Teknik Sipil Vol 7, No 4 (2019): DESEMBER
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.114 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v7i4.38490

Abstract

Fly ash merupakan limbah pembakaran batu bara yang dapat digunakan untuk mensubtitusi semen karena memiliki sifat pozzolan. Penggunaan fly ash dengan kadar setidaknya 50% jumlah semen dan penambahan superplastictizer mampu menghasilkan struktur beton yang daktail dan dapat mengalir sendiri atau disebut High Volume Fly Ash - Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). Penelitian ini mengkaji kapasitas lentur balok beton bertulang dengan 60% fly ash dan dibandingkan dengan kapsitas lentur balok beton normal. Penelitian ini menggunakan 3 balok beton bertulang HVFA-SCC dan 3 balok beton bertulang normal dengan dimensi panjang 1500 mm, lebar 100 mm, dan tinggi 150 mm. Sampel tersebut diseragamkan berdasarkan mutu yaitu 30 MPa pada umur 28 hari. Pengujian beton segar HVFA-SCC dilakukan dengan 3 metode yaitu : flow table test, L-box test, dan V-funnel test. Sedangkan pada beton normal dilakukan pengujian slump. Untuk pengujian balok menggunakan alat loading frame yang akan diuji menggunakan metode four point loading yaitu pembebanan dilakukan pada 2 buah titik pembebanan di 1/3 bentang untuk mencari kapasitas lentur balok tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada balok beton bertulang HVFA-SCC memiliki beban dan lendutan yang lebih besar dari pada balok beton bertulang normal.
STUDI PARAMETRIK PENGARUH KUAT TEKAN BETON DAN GAYA PRATEGANG AWAL TERHADAP DIMENSI PENAMPANG T BALOK BETON PRATEGANG (STUDI KASUS HOTEL ALILA, SURAKARTA) Aufan Armando Syaifullah; Stefanus Adi Kristiawan; Edy Purwanto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.947 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37045

Abstract

Pada perencanaan struktur dengan bentang yang panjang, dibutuhkan gaya konsentris atau eksentris yang diberikan ke arah longitudinal elemen struktural, gaya tersebut disebut gaya prategang. Akan tetapi balok prategang memiliki harga yang tinggi dibanding dengan balok konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mencari penampang yang lebih optimum dan mengkaji lebih jauh tentang bagaimana pengaruh optimasi yang di aplikasikan dalam perencanaan luas penampang balok prategang pada elemen balok prategang gedung Hotel Alila Solo dengan bentang 42 m. Perhitungan yang dilakukan menggunakan fungsi konstrain yang mengacu pada SNI 7833 - 2012. Diperoleh nilai luas penampang yang lebih kecil yaitu 2,7503 m2 dari semula 3 m2, dan juga terdapat suatu pola optimasi yang menghubungkan antara parameter fc, parameter luas penampang (A), dan parameter gaya prategang (P). Semakin besar nilai fc dan P, maka semakin kecil nilai luas penampang (A), akan tetapi pada nilai tertentu, nilai A menjadi konvergen atau mendatar.
Pengembangan Textile Reinforced Concrete (TRC) Slab Menggunakan Serat Cantula dengan Berbagai Anyaman Fajar Teroja Alamsyah; Stefanus Adi Kristiawan; Bambang Santosa
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 4 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.291 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i4.36929

Abstract

Banyak bahan dan material alami di sekitar kita belum termanfaatkan dengan maksimal. Serat cantula yang berasal dari tumbuhan Agave Cantula Roxb adalah salah satunya. Bentuk pemanfaatan serat cantula yang saat ini sedang dikembangkan adalah sebagai salah satu material komposit untuk perkuatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks kuat lentur, indeks kekakuan, indeks toughness, indeks daktilitas dan prilaku retak dari slab mortar yang di beri perkuatan serat cantula. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen, dengan mengumpulkan data, bahan serta melakukan serangkaian percobaan dan pengujian kemudian menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Objek penelitian ini adalah menggunakan serat cantula yang di anyam dengan berbagai variasi sebagai material komposit perkuatan slab mortar dengan tujuan untuk mengetahui jenis anyaman yang dapat berkontribusi secara maksimal. Hasil penelitian ini didapatkan nilai indeks rata-rata sebagai berikut; kuat lentur normal = 9.7 MPa, Grid 1 = 9. MPa, Grid 2 = 8.4 MPa, Fishnet = 9.4 MPa ; kekakuan normal = 515.6 N/mm, Grid 1 = 147.7 N/mm, Grid 2 = 238 N/mm, Fishnet = 357.4 N/mm ; toughness normal = 69.9 Nmm, Grid 1 = 164.6 Nmm, Grid 2 = 125.5 Nmm, fishnet = 99.5 Nmm ; daktilitas normal = 1, Grid 1 = 12.6, Grid 2 = 6.2, Fishnet = 5. Prilaku retak yang terjadi secara umum benda uji mengalami retak pertama pada beban 56-61 N dengan lendutan 0.08- 0.22 mm sedangkan untuk pola keruntuhan seluruh benda uji terjadi keruntuhan tekan.
UJI BALOK BETON BERTULANG MEMADAT SENDIRI HIGH VOLUME FLY ASH 50% BEDA SENGKANG Agus Setiya Budi; Stefanus Adi Kristiawan; Vicktoreza Fatah Firdana
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2020): Juni
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v8i2.45190

Abstract

Fly ash adalah limbah hasil pembakaran batu bara pada tungku pembangkit listrik tenaga uap yang berbentuk halus, bundar, dan bersifat pozolanik (SNI, 2002). Penggunaan fly ash serta penambahan superplasticizer dapat meningkatkan kemudahan kerja dan daya tahan beton sehingga beton dapat mengalir mengisi ruang yang ada dan memadat dengan sendirinya yang dikenal dengan High Volume Fly Ash – Self Compacting Concrete (HVFA – SCC). Penelitian ini akan mengkaji mengenai perilaku geser lentur balok beton bertulang High Volume Fly Ash – Self Compacting Concrete (HVFA – SCC) dengan kadar fly ash 50 % dan membandingkannya dengan balok beton normal. Benda uji yang digunakan berupa balok beton bertulang dengan dimensi penampang 10 cm x 15 cm dan panjang 130 cm. Pada penelitian ini pengujian menggunakan alat loading frame dengan 2 titik pembebanan berjarak 20 cm ditengah bentang. Pada pengujian ini akan didapatkan grafik hubungan beban-lendutan serta perhitungan kapasitas geser balok beton HVFA-SCC 50% dan balok beton normal. Berdasarkan hasil penelitian ini kapasitas geser pengujian balok beton HVFA-SCC 50% memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan kapasitas geser hasil pengujian balok beton normal yang diuji pada umur 28 hari yakni sebesar 49,83 kN untuk HVFA-SCC 50% dan 48,625 kN untuk beton normal.