Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Evaluasi Kerasionalan penggunaan Antibiotik Pada Pasien ISPaA Usia Balita Di Puskesmas Ketapang Kota Tangerang Periode Januari-Desember 2022 Fadjariah, Siti; Panduwiguna, Ivans; Nugrahini, Lestari
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59969/jfk.v3i1.34

Abstract

ISPA adalah penyakit menular yang menginfeksi saluran pernafasan manusia yang disebabkan karena mikeoorganisme misalnya bakteri, jamur dan virus. Pengobatan ISPaA yang disebakan oleh bakteri diatasi dengan menggunakan antibiotik. Metode penelitian dipakai adalah deskriptif dengan pengumpulan data rekam medis secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 154 rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Pederita ISPA atas pada laki-laki sebanyak 79 orang (51%) dan perempuan sebanyak 75 orang (49%). interval usia 2-3 tahun sebanyak 101 (66%) dan interval usia 4-5 tahun sebanyak 53 (49%).Antibiotik yang digunakan pada pengobatan ISPaA Balita paling banyak Amoksisilin sebesar 152 (99%) dan Kotrimoksazole sebanyak 2 (1%). Selanjutnya dilakukan evaluasi pemakaian antibiotik pada penderita ISPaA dengan tepat pasien, tepat obat, tepat indikasi dan tepat dosis. Evaluasi rasionalisasi pemakaian antibiotik pasien ISPaA memberikan hasil yaitu semua tepat untuk pasien, semua tepat untuk obat, semua tepat untuk indikasi dan sembilan puluh persen tepat untuk dosis.
EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT ARV (ANTI RETROVIRAL) PADA PASIEN ODHA (ORANG DENGAN HIV AIDS) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE OKTOBER – DESEMBER 2022 Astuti, Tri; Panduwiguna, Ivans; Nugrahini, Lestari
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59969/jfk.v3i1.35

Abstract

Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang menyerang dan menginfeksi sel darah putih sehingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang disebabkan oleh HIV, ditandai dengan imunosupresi yang menyebabkan infeksi oportunistik.Obat antiretroviral (ARV) adalah obat yang digunakan oleh pasien HIV/AIDS untuk mengurangi risiko penularan HIV, mencegah infeksi oportunistik menjadi lebih buruk, dan mengurangi jumlah virus dalam darah ke tingkat yang tidak terdeteksi. Bagi pasien dengan HIV/AIDS. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kerasionalan penggunaan obat ARV pada pasien HIV/AIDS  berdasarkan tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari catatan rekam medis pada bulan Oktober - Desember 2022 di RSUD Kota Tangerang. Obat ARV yang paling banyak diberikan pada pasien RSUD Kota Tangerang yaitu Triple FDC mencakup 61 % dimana usia pasien yang paling banyak terkena HIV/AIDS yaitu pasien dengan usia produktif yaitu umur 26 – 45 tahun sebesar 63% dan paling banyak pasien laki-laki dengan jumlah 81%. Hasil tepat pasien diperoleh 100%, tepat indikasi 99%, tepat dosis 99% dan tepat obat 99%.
ANALISA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISA DI KLINIK XYZ Anggraeni, Silvia; Panduwiguna, Ivans; Yunaidy, Boy; Sulistiawati, Febi; Jerry, Jerry
Jurnal Farmasi Kryonaut Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Kryonaut
Publisher : LPPM STIKES BULELENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59969/jfk.v3i1.88

Abstract

Di Indonesia angka kejadian gagal ginjal kronis berdasarkan data dari Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi gagal ginjal kronis 0,2% dari penduduk Indonesia. Hanya 60% dari pasien gagal ginjal kronis tersebut yang menjalani terapi dialisis. Di Provinsi Sumatera Barat prevalensi penyakit gagal ginjal kronis 0,2% dari penduduk dari pasien gagal ginjal kronis di Indonesia, yang mencakup pasien mengalami pengobatan, terapi penggantian ginjal, dialysis peritoneal dan Hemodialisis pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif yang tujuan utamanya membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Data primer yaitu suatu teknik pengambilan data yang dilakukan mulai dengan beberapa pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat antihipertensi pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisa saat lagi tidak menempuh hemodialisa didapatkan ketepatan dosis nya sebesar 58 pasien dengan presentase 96,67%, dan yang tidak tepat dosis sebesar 2 pasien dengan presentase 3, 33%.. Dan berdasarkan analisa data dan pembahasan maka berdasarkan data gambaran pengunaan obat pada 60 pasien tersebut dievaluasi bedasarkan empat aspek yaitu aspek tepat pasien, tepat obat, tepat indikasi dan tepat dosis. Penelitian ini nilai pemakaian obat berlandaskan tepat pasien bernilai 100% karena kesemua obat yang diresepkan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di instalasi hemodialisis Klinik Muslimat NU Cipta Husada I Jakarta Selatan tahun 2018 telah sesuai dengan keadaan patologi serta fisiologi pasien dan tidak menimbulkan kontraindikasi untuk pasien.
DAMPAK KETEPATAN WAKTU TERAPI ANTIBIOTIK PADA HASIL PASIEN DENGAN SEPSIS DAN SYOK SEPTIK Angelia, Stevany; Panduwiguna, Ivans
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 12, No 1 (2024): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v12i1.2153

Abstract

Terdapat perbedaan pendapat mengenai target waktu terapi antibiotik pada pasien dengan sepsis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian antibiotik sejak dini mengurangi angka kematian akibat sepsis. Namun, penelitian lain tidak menemukan hubungan antara terapi antibiotik dini dan hasil pengobatan pasien. Terdapat perbedaan pendapat terkait target waktu terapi antibiotik yang tepat pada pasien sepsis yang mendorong kami untuk melakukan sistematic review untuk mengidentifikasi target waktu penggunaan antibiotik yang terkait dengan hasil yang menguntungkan. Kami melakukan pencarian pada empat data base (PubMed, EMBASE, ScienceDirect, dan Cochrane Library) untuk hasil penelitian cohort (retrospektif dan atau propektif) yang relevan terkait dampak waktu terapi antibiotik yang tepat pada pasien sepsis dan syok sepsis. Kami memasukan 7 penelitian yang sesuai yang melibatkan 19.364 pasien pada semua kelompok sepsis. Empat penelitian memberikan informasi mengenai kesesuaian terapi antibiotik pada 5.870 pasien. Tiga penelitian melaporkan adanya hubungan antara waktu penggunaan antibiotik dan kematian. Ambang waktu yang terkait dengan hasil akhir pasien terdiri dari berbagai batas waktu (1 jam, 125 menit, 3 jam atau 6 jam) dalam 6 penelitian, time to-antibiotik (pemberian dilakukaan saat masuk UGD) dalam 1 penelitian. Kesimpulan: Meskipun tiga penelitian sepsis melaporkan adanya hubungan antara pemberian terapi antibiotik dini dan outcome pasien, matriks waktu pemberian antibiotik bervariasi secara signifikan antar penelitian dan tidak ada batasan waktu pasti yang muncul.
Uji efek sedatif ekstrak etanol genjer (Limnocharis flava) terhadap mencit (Mus musculus) Panduwiguna, Ivans; Hardiana, Iyan; Priatma, Ari Putra; Hardiyati, Iin
Health Sciences and Pharmacy Journal Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : STIKes Surya Global Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32504/hspj.v8i1.669

Abstract

Tanaman genjer merupakan salah satu jenis tanaman di perairan darat yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia yang digunakan secara empiris sebagai sedatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efek sedatif dari ekstrak etanol genjer (Limnocharis flava). Metode uji efek sedasi yang digunakan yaitu metode yang modifikasi berenang paksa (Forced swimming test) dan penggantungan ekor (Tail suspension test) dan menganalisis Immobility time dari mencit tersebut dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok kontrol positif dengan dosis diazepam (0,39 mg/g BB) dan perlakuan sesuai dengan dosis yang telah di tetapkan dalam tiga besaran dosis yaitu dosis 1(143 mg/g BB), dosis 2 (214 mg/g BB) dan dosis 3 (283 mg/g BB) tiap ekstrak. Hasil peneltian diketahui bahwa ekstrak etanol  batang dan daun genjer (L. Flava) menghasilkan efek sedasi dilihat dari dosis batang 1 sampai 3 bahwa semakin besar dosis semakin terjadi penurunan immobility time pada mencit, sedangkan pada dosis daun 1 sampai 3 terjadi peningkatan gerak pada mencit terlihat dari semakin tinggi dosis maka semakin aktif atau banyaknya mencit bergerak, dimana meningkatkan mobilitas si mencit pada permukaan air dengan hasil Two Way Anova 0,1874. Pada metode tail suspension test kita bisa melihat bahwa mencit cenderung tidak banyak bergerak pada dosis 1 baik batang maupun daun, dan mobilitas mencit meningkat seiring penurunan dosis yang di berikan pada dosis ekstrak batang dan didapati nilai paling baik ialah di dosis 1 batang semakin rendah dosis dapat memiliki efek sedasi yang lebih baik dengan hasil uji wilcoxon 0,0078. Kata kunci: Gangguan tidur; genjer (Limnocharis flava); sedasi, force swimming test; tail suspension test; diazepam