Agus Supriyo
Assessment Institute for Agricultural Technology of South Kalimantan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU PADA LAHAN KERING DI JAWA TENGAH Dewi sahara; Agus Supriyo
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 20, No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v20n2.2017.p91-100

Abstract

Optimization of The Use of Production Inputs on Cassava Farming on Dry Land in Central Java. The cassava farming in Central Java is not the main farming developed in dry land.   Utilization of dry land for cassava production requires adequate productin inputs.  This research aimed to know : 1) performance the use of production inputs, 2) factors that affect the production of cassava, and 3) optimization of the use of production inputs. The research was done in three areas of cassava development, namely Wonogiri, Pati and Purworejo district on April-December 2016.  Multiple regression linear was used to analysis the factors influencing production and was continued by optimization test.  The result showed that planting area and Phonska fertilizer have positive effect, while SP-36 fertilizer have negative effect on cassava production.  Therefore, to obtain the maximum production, the farmers reduce SP-36 fertilizer because it was not optimal and addition of Phonska fertilizer because it was less than optimal.optimization, production inputs, cassava Usahatani ubi kayu di Jawa Tengah merupakan usahatani sampingan yang dikembangkan di lahan kering.  Pemanfaatan lahan kering untuk usahatani ubi kayu memerlukan input produksi yang memadai.  Penelitian bertujuan untuk mengetahui : 1) keragaan penggunaan input produksi, 2) faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ubi kayu, dan 3) optimasi penggunaan input produksi pada usahatani ubi kayu.  Penelitian dilaksanakan di tiga kabupaten yang merupakan wilayah pengembangan ubi kayu, yaitu di Kabupaten Wonogiri, Pati dan Purworejo pada bulan April-Desember 2016.  Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dengan menggunakan regresi linear berganda, dilanjutkan dengan uji optimasi penggunaan input produksi.  Hasil analisis fungsi produksi menunjukkan bahwa luas tanam dan pupuk Phonska berpengaruh positip, sedangkan pupuk SP-36 berpengaruh negatif terhadap produksi ubi kayu.  Oleh karena itu untuk mendapatkan produksi yang maksimal petani perlu mengurangi jumlah pupuk SP-36 karena sudah berlebih dan menambah pupuk Phonska karena jumlahnya belum optimal.optimasi, input produksi, ubi kayu
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Ramah Lingkungan Terhadap Hasil Padi dan Emisi Gas Rumah Kaca di lahan Sawah Irigasi Agus Supriyo; Yulis Hindarwati; R Nurlaily
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 1 (2020): April 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.105 KB) | DOI: 10.14710/jil.18.1.15-22

Abstract

Budidaya padi merupakan salah satu sumber potensial penyumbang gas rumah kaca seperti gas methan (CH4), yang menyumbang sekitar 11% berupa emisi gas CH4di dalam atmosfer. Implementasi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah ramah lingkungan diharapkan mampu menekan emisi gas methan. Pengkajian telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan paket teknologi PTT padi Ramah Lingkungan yang  meningkatkan hasil padi dan menurunkan emisi gas methan pada lahan sawah irigasi. Pengkajian di lahan petani (“Onfarm research”) telah dilaksanakan pada daerah penghasil varietas Rojolele yaitu di Desa Gempol, Kab. Klaten dari bulan Maret sampai bulan September 2016 seluas 1,8 ha yang melibatkan sembilan petani binaan, setiap petani seluas 0,20 hektar. Rancangan Acak Kelompok digunakan dengan delapan ulangan. Dua jenis PTT Padi Ramah Lingkungan dan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi eksisting.Pertama, PTT Padi  Ramah Lingkungan (PTTRL)) teridiri atas dua sumber pupuk organik yaitu pupuk kandang (PTTPukan)  dan petroganik (PTTPetro) . Kedua, PTT eksisting yang dominan (PTTExist). Data yang dikumpulkan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, komponen hasil dan hasil padi. Pengamatan emisi (gas CH4 dan gas N2O) dengan menggunakan “sungkup”  pada umur 42, 63, 105 dan 112 Hari setelah tanam (Hst). Pengukuran emisi rumah kaca dilaksanakan di Kantor Balingtan Pati. Analisis data menggunakan Uji beda Duncan pada taraf 0,05. Hasil penelitan menunjukkan bahwa  (1) Penerapan (PTTPetro) memberikan hasil yang tertinggi (5,219 t GKP/ha) meningkatkan hasil sebesar 30 % di atas kontrol ((3.620 t GKP/ha), dan menurunkan emisi gas CH4 sebesar 13,6% di bawah kontrol (emisi:76,05kg CH4/ha/musim).
EFEKTIFITAS PEMBERIAN PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO PADA TANAH KERING Agus Supriyo; S. Minarsih S. Minarsih; B. Prayudi B. Prayudi
Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Vol 16, No 1 (2014): AGRITECH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/agritech.v16i1.1014

Abstract

On-farm experimental were conducted in dry land of Banyusri villages, Wonosegoro sub district, Boyolali district in 2013/2014 WS. Randomizied block designed was used with four replications. Eight treatments consisted of fertilizers based on Dry soil test kit as control (P1), 50% NPK fertilizers recommended + Probio (P2), 50% NPK fertilizers recommended + Remicer (P3), 50% NPK fertilizers recommended + Starmik + 2 t FYM/ha (P4), 50% NPK fertilizers recommended + Agrimeth (P5), 50% NPK fertilizers recommended + Biovam plus (P6), 50% NPK fertilizers recommended + Glyocompoct (P7), 50% NPK fertilizers recommended (P8), 50% NPK fertilizers recommended + 2 t FYM/ha (P9). Parameters were observed i.e. plant growth (plant height and tiller numbers per hills), rice yield (converse plot sized 2.5 m x 2.5 m in hectares at 14 % water contents) and farmer respons on biofertilizers used were evaluated. Research resulted showed thats (a) the applicaton of biofertilizers such as Probio, Glyocompost and Starmix were combined to 50% NPK fertilizers recommended gave the rice yield same with combined to NPK fertilizers recommended, its means that usage recommendation of 50% NPK fertilizers combined to third biofertizers able to 50% NPK fertilizers efficient. (b). The farmer respons to usage of biofertilizers applied showed that (b1) 83.3% cooperator farmers positive respons in application of biofertilizer. (b2) 61.20 % farmers most easierly on biofertilizers applied. (b3) 94,4% farmers has benefit from biofertilizers applied. (b4) 83,3 % cooperators farmer able to buy biofertilizers in the markets. (b4) Cooperator farmers to select in liquid forms of biofertiliers with Rp 10.000 per sacheet prices. But if solid type of biofertilizers with prices Rp 1.000,- per kg. Keywords : efectivness, biofertilizer, gogo rice
Kontribusi Lahan Sawah Tadah Hujan terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah Dewi Sahara; Agus Supriyo
JURNAL PANGAN Vol. 31 No. 3 (2022): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v31i3.606

Abstract

Lahan sawah tadah hujan memiliki kesuburan dan ketersediaan air yang rendah, namun masih menjadi sumber pendapatan petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen dari Oktober–Desember 2021, dengan metode survei. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani padi, sumber pendapatan dan pengeluaran rumah tangga dan mengidentifikasi kesejahteraan rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani dari usahatani padi sebesar Rp21.050.905,00/ha/musim. Pendapatan rumah tangga petani berasal dari usahatani padi, usahatani jagung, dan luar pertanian dengan kontribusi 41,52 persen, 18,88 persen, dan 39,60 persen. Distribusi pendapatan digunakan untuk konsumsi pangan (31,10 persen), konsumsi nonpangan (41,89 persen), biaya usahatani (22,84 persen), dan 4,16 persen pendapatan tidak dibelanjakan. Rata-rata rumah tangga petani lahan sawah tadah hujan berada dalam kondisi sejahtera, ditunjukkan dengan nilai pendapatanlebih besar dibandingkan nilai pengeluaran, pendapatan perkapita lebih tinggi dari angka garis kemiskinan dan nilai tukar pendapatan rumah tangga sebesar 1,78. Pekerjaan di luar pertanian mengurangi jumlah rumah tangga di bawah garis kemiskinan dari 9 menjadi 2 rumah tangga dan meningkatkan jumlah rumah tangga sejahtera dari 31 menjadi 38 rumah tangga. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani diharapkan dapat memberi pelatihan keterampilan agar petani memiliki akses terhadap kesempatan kerja di daerah pedesaan, baik di sektor pertanian maupun nonpertanian.