Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP KINERJA USAHATANI PADI DI SULAWESI TENGGARA AMIRUDDIN SYAM; DEWI SAHARA; DAHYA -
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 7, No. 2 Juli 2007
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB.Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia. Telp: (0361) 223544 Email: soca@unud.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.149 KB)

Abstract

ABSTRACT Rice is an agricultural commodity that has strategic value economic, environmental live, social and political aspect. Several governments, policies imply on production process immediately or not especially food crop. The research was done to know the impact of increasing price of fuel oil gas on farming system performance in Southeast Sulawesi Province. The data were collected in Konawe and Kolaka as centre of rice production in Southeast Sulawesi. The result showed that there was in impact on agriculture tools especially tractor rent service, water pump, power thresher and RMU. As the effect on increasing price of fuel oil gas, tractor rent price increased to Rp 600.000 (50 %). Operational cost was fully been responsible for farmer, so the profit was better. The use of water pumps still low. Payment system for service of water pump is sharing holder system, 15 % for pump service and 85 % for farmer. There was no change on sharing composition; the profit obtained by farmer was more increase in relevant with increasing of price of agriculture commodity. The thresher service has change from 6.7 % to 9, 1 % and also service of RMU, 1 kg of 11 kg of rice was given to service hulling. Therefore, the effect of increasing fuel oil gas was burdened to farmer directly or indirectly, so the farmer position was still weak. Keyword: Government Policy, Oil Fuel Gas Price, Farming System Performance, Rice ABSTRAK Padi merupakan komoditas pertanian yang memiliki arti strategis baik dari segi ekonomi, lingkungan hidup, sosial maupun politik. Beberapa kebijakan yang dibuat pemerintah secara langsung maupun tidak langsung berimplikasi terhadap proses produksi terutama tanaman pangan, dari kebijakan pencabutan subsidi pupuk hingga kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk melihat dampak kenaikan harga BBM terhadap kinerja usahatani padi di Sulawesi Tenggara. Pengambilan data dilakukan di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka sebagai sentra produksi padi di Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak kenaikan harga BBM terhadap alsintan terutama jasa sewa traktor, pompa air, power thresher dan penggilingan padi (RMU). Sebagai akibat kenaikan harga BBM usaha jasa traktor mengalami kenaikan sewa sebesar 50 % dari Rp 400.000/ha menjadi Rp 600.000/ha. Fakta di lapangan menunjukkan penambahan biaya operasional sepenuhnya ditanggung oleh petani sehingga keuntungan usaha jasa traktor semakin membaik. Penggunaan pompa air relatif sangat sedikit. Sistem pembayaran untuk jasa pompa air adalah dengan sistem bagi hasil dari hasil kotor, yaitu 15 % untuk jasa pompa dan 85 % untuk petani. Dengan tidak adanya perubahan dalam komposisi pembagian maka keuntungan yang diperoleh pemilik pompa semakin meningkat dengan meningkatnya harga komoditas pertanian. Penggunaan thresher untuk merontok padi juga mengalami perubahan ongkos sewa, yaitu dari 6,7 % (dari 15 karung, 14 karung untuk pemilik dan 1 karung untuk jasa thresher) menjadi 9,1 % (dari 12 karung, 11 karung untuk pemilik dan 1 karung untuk jasa thresher). Demikian pula dengan ongkos jasa RMU. Ongkos pembayaran giling dalam bentuk natura, yaitu dari 11 kg beras yang dihasilkan dipotong 1 kg untuk jasa penggilingan (90,0 % untuk pemilik beras dan 9,1 % untuk jasa RMU) menjadi 90 % untuk pemilik beras dan 10 % jasa RMU. Mencermati secara mendalam hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM sepenuhnya dibebankan kepada petani baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga posisi petani baik sebagai pengguna input maupun sebagai produsen padi cukup lemah. Kata kunci: Kebijakan Pemerintah, Harga BBM, Kinerja Usahatani, Padi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO DI SULAWESI TENGGARA DEWI SAHARA; DAHYA -; AMIRUDDIN SYAM
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 6, No. 1 Februari 2006
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB.Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia. Telp: (0361) 223544 Email: soca@unud.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.44 KB)

Abstract

Cocoa is Southeast Sulawesi’s prime commodity which has area about 127.547,02ha. Kolaka regency is the central of cocoa development which contributed 73,39 % withfarmer involved about 101.062 head of family. This commodity is to be source of mainfarmer income and regional income, so to know value income of cocoa farming system, itwas done analysis to the factors which influenced profit level. The research was surveymethod on November – December 2004 in Pinanggosi and Aladadio villages, Lambadiasub district, Kolaka regency. The result showed that farmer income can be increasedthrough extensification and increasing the use of fertilizer. The average of area propertywas 2,69 ha and fertilizer used by farmer was still under recommendation. Therefore,cocoa farming system in this research area hasn’t given the maximal profit for farmersyet.
TINGKAT PENDAPATAN PETANI TERHADAP KOMODITAS UNGGULAN PERKEBUNAN SULAWESI TENGGARA DEWI SAHARA; ZAINAL ABIDIN; DAHYA -
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 7, No. 2 Juli 2007
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB.Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia. Telp: (0361) 223544 Email: soca@unud.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.447 KB)

Abstract

ABSTRACT The study had been done to cocoa farmers in Kolaka regency and cashew nut farmer in Muna regency on April to July 2004 used survey method. This study was aimed to observe farming system description, income rates and contribution of farming system income on structure of household income so that could be known the welfare of farmer. The result showed that income rates of cocoa farmers were greater than cashew nut farmers. The amount burden of cocoa farmers were 4,32 people, while that income was Rp 7.059.943,70 per years, contribution of farming system income was 76,38 % of the total of farmer income with B/C ratio 2,80. the income rates of cashew nut farmers were Rp 4.437.475,54 per years with 4,62 people, contribution of farming system income was 16,34 % of the total of farmer income with B/C ratio 1,17. Both had B/C ratio > 1, so that farming system were still beneficial and reasonable to be developed. The welfare of cocoa farmers was above poverty line while income per capita per years was equivalent to 710,51 kg rice, where as welfare of cashew nut farmers was almost be in poor criteria, income per capita was equivalent to 384,30 kg rice. Therefore one of the ways to increase cashew nut farmers income was to repair farming system by giving production input and making the land use effective. Keywords: IncomeRates, Welfare, Superiorcommodity ABSTRAK Pengkajian tingkat pendapatan petani terhadap komoditas unggulan perkebunan telah dilakukan pada petani kakao di Kabupaten Kolaka dan petani jambu mete di Kabupaten Muna pada bulan April – Juli 2004 dengan menggunakan metode survei. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran usahatani, tingkat pendapatan dan kontribusi pendapatan usahatani terhadap struktur pendapatan rumah tangga sehingga diketahui taraf hidup petani di Sulawei Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan petani kakao lebih besar daripada petani jambu mete. Jumlah tanggungan keluarga petani kakao 4,32 jiwa dengan pendapatan sebesar Rp 7.059.943,70 per tahun, kontribusi pendapatan usahatani sebesar 76,38 % dari total pendapatan petani dengan nilai B/C ratio 2,80. tingkat pendapatan petani jambu mete sebesar Rp 4.437.475,54 per tahun dengan tanggungan keluarga sebanyak 4,62 orang, kontribusi pendapatan usahatani 16,34 % dari total pendapatan dengan nilai B/C ratio 1,17. Dari nilai B/C ratio yang lebih besar dari satu (B/C > 1) maka kedua usahatani tersebut masih menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Taraf hidup petani kakao sudah diatas garis kemiskinan dengan pendapatan per kapita per tahun setara dengan 710,51 kg beras, sedangkan taraf hidup petani jambu mete masih dalam kriteria hampir miskin dengan dengan pendapatan per kapita per tahun setara dengan 384,30 kg beras. Oleh karena itu, salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup petani jambu mete dalah dengan memperbaiki pola usahatani dengan memberikan input produksi dan mengefektifkan lahan diantara tanaman jambu mete dengan tanaman semusim. Kata kunci: Tingkat Pendapatan, Taraf Hidup, Komoditas Unggulan
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI DEWI SAHARA; YUSUF -; SUHARDI -
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 5, No. 3 November 2005
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB.Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia. Telp: (0361) 223544 Email: soca@unud.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.206 KB)

Abstract

The research on increasing farmer’s income thorough repairing pepper farmingsistem had done on November to December 2003 in Mowila and Lakomea villages,Landono sub district, Kendari regency, Southeast Sulawesi. The research aimed to knowfarmer’s income degree who repaired their farming sistem with integrated farming sistemcompared farmer’s income who used monoculture sistem so that to obtain description ofdifferent degree of income. The research was survey method and direct interviewed to 14farmers who integrated pepper with goat livestock and 16 farmers who had monoculturesistem. The result showed that pepper productivity on integrated farming sistem reached622,30 kg/ha while monoculture reached 242,85 kg/ha or 156,63 % in different.Difference of production caused difference of income Rp 5.536.919,23 each year or 341,85% in different. Income contribution of goat livestock on pepper farming sistem was 27,18% of totally farmer’s income. Besides as added value, goat livestock can also as a sourceof organic matter and could 50, 54 % production cost of total production economically.Therefore, to sustainability of pepper farming sistem and to emphasize production cost,raise goat livestock insentivelly near pepper area can be done.
EFISIENSI PRODUKSI SISTEM USAHATANI PADI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS DEWI SAHARA; IDRIS -
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 7, No. 3 November 2007
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB.Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia. Telp: (0361) 223544 Email: soca@unud.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.691 KB)

Abstract

Product efficiency of lowland rice field farming system research had been conductedin technical irrigation on July to November 2005 in Uepai, Konawe district, SoutheastSulawesi province. Purposive sampling was used to choose location based on AgroEcological Zone (AEZ). This research aimed to know farmer’s rationality in using productionfactor. Multiple regression linear was used to analysis the factors influencing production andwas continued by allocate efficiency test. The result showed that harvest area, pesticide, andlabors have positive effect on production factors. Then, to find maximum benefit, farmerneeded reduce the use of SP-36 fertilizer. Therefore, to reach both optimum production andadvantage need to extend harvest area, addition of pesticide and labor, and to reduce SP-36fertilizer dosage.
ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH DEWI SAHARA; ENDANG S. GUNAWATI
SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol. 5, No. 3 November 2005
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB.Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia. Telp: (0361) 223544 Email: soca@unud.ac.id

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.475 KB)

Abstract

Soybean demand analysis research in Banyumas regency used time series data from1994 – 2003. Soybean demand function was estimated by double dynamic linear regressionanalysis model in logarithm with put last year demand variable. Analysis result showed thefactor affected soybean demand were price of soybean, population, and price of corn.Decreasing of soybean demand was caused by decreasing of soybean price and corn price.The demand will increase together with increase in population. Soybean demand was elasticto both price change and income change. This meant that increasing of income may causeincreasing of soybean quantity on each increasing of price, so soybean was normal goods.Elasticity crossed obtained was smaller than one (EQ,P1 < 1), so it was complementrelationship between corn and soybean. Short run soybean demand elasticity value waslarger than long run demand. It meant that in short run, demand change was directlyinfluenced by change of price and income, but in long run context, its change response tendsto decrease due to adaptation process.
Persepsi dan Preferensi Petani terhadap Karakter Varietas Unggul Padi Gogo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Dewi Sahara; Chanifah Chanifah; Elly Kurniyati; Budi Hartoyo
JURNAL PANGAN Vol. 30 No. 3 (2021): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v30i3.535

Abstract

Perluasan tanam padi saat ini di lahan sawah non irigasi dengan varietas unggul baru (VUB) padi gogo. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi petani terhadap karakter tanaman, karakter beras dan karakter nasi, serta mengetahui preferensi petani terhadap karakter nasi VUB padi gogo. Penelitian dilaksanakan di Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali pada bulan April–Juli 2020 dengan metode survei kepada petani yang menanam padi gogo varietas Rindang 1, Rindang 2, Inpago 10, Inpago 12 dan Ciherang. Data dianalisis secara deskriptif dengan nilai rata-rata, teknik skoring dengan Perceptual Mapping dan nilai persentase. Hasil penelitian menunjukkan petani memiliki persepsi yang baik terhadap karakter tanaman pada varietas Inpago 12 karena mempunyai produktivitas tertinggi (5,81 ton/ha GKG), terhadap karakter beras pada varietas Rindang 1 dan Inpago 12, terhadap karakter nasi pada varietas Rindang 2, Inpago 10 dan Ciherang. Preferensi petani terhadap karakter nasi VUB padi gogo tertinggi diperoleh pada varietas Rindang 2 (96,7 persen) karena memiliki rasa nasi yang lebih manis dan tekstur nasi pulen. Oleh karena itu untuk mengembangkan varietas padi gogo perlu memerhatikan produktivitas tanaman, warna dan ukuran beras serta rasa dan tekstur nasi.
PENERAPAN METODE GAP PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN DI PT KMK GLOBAL SPORT . Adiyanto; Dewi Sahara
Insan Pembangunan Sistem Informasi dan Komputer (IPSIKOM) Vol 6, No 1 (2018): JUNI
Publisher : Universitas Insan Pembangunan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58217/ipsikom.v6i1.89

Abstract

Abstrak - Pengisian jabatan yang kosong pada proses kenaikan jabatan sering mengalamikesulitan karena pengajuan calon kandidat yang bisa menempati jabatan tersebut dengan carapencocokan profil karyawan dan profil jabatan kurang terdefinisi dengan baik. Untukmeminimumkan kendala tersebut diperlukan suatu sistem pendukung keputusan yang bisamenganalisis beberapa karyawan yang sesuai dengan profil jabatan yang ada. Sistempendukung keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap ini dibuat berdasarkandata di PT. KMK Global Spor. Proses profile matching dilakukan untuk rekomendasikaryawan dalam sistem kenaikan jabatan berdasarkan 3 variable yaitu intelektual, sikap danperilaku. Hasil dari seleksi berupa skor akhir karyawan sebagai rekomendsi sebagaipengambilan keputusan untuk memilih karyawan yang cocok pada jabatan yang kosongtersebut.Kata kunci : Sistem Pendukung keputusan, Profile Matching, Kenaikan Jabatan
Kontribusi Lahan Sawah Tadah Hujan terhadap Kesejahteraan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah Dewi Sahara; Agus Supriyo
JURNAL PANGAN Vol. 31 No. 3 (2022): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v31i3.606

Abstract

Lahan sawah tadah hujan memiliki kesuburan dan ketersediaan air yang rendah, namun masih menjadi sumber pendapatan petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen dari Oktober–Desember 2021, dengan metode survei. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani padi, sumber pendapatan dan pengeluaran rumah tangga dan mengidentifikasi kesejahteraan rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani dari usahatani padi sebesar Rp21.050.905,00/ha/musim. Pendapatan rumah tangga petani berasal dari usahatani padi, usahatani jagung, dan luar pertanian dengan kontribusi 41,52 persen, 18,88 persen, dan 39,60 persen. Distribusi pendapatan digunakan untuk konsumsi pangan (31,10 persen), konsumsi nonpangan (41,89 persen), biaya usahatani (22,84 persen), dan 4,16 persen pendapatan tidak dibelanjakan. Rata-rata rumah tangga petani lahan sawah tadah hujan berada dalam kondisi sejahtera, ditunjukkan dengan nilai pendapatanlebih besar dibandingkan nilai pengeluaran, pendapatan perkapita lebih tinggi dari angka garis kemiskinan dan nilai tukar pendapatan rumah tangga sebesar 1,78. Pekerjaan di luar pertanian mengurangi jumlah rumah tangga di bawah garis kemiskinan dari 9 menjadi 2 rumah tangga dan meningkatkan jumlah rumah tangga sejahtera dari 31 menjadi 38 rumah tangga. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani diharapkan dapat memberi pelatihan keterampilan agar petani memiliki akses terhadap kesempatan kerja di daerah pedesaan, baik di sektor pertanian maupun nonpertanian.