Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PEMBENTUKAN RUANG TERBUKA BAGI MASYARAKAT KEBANGSREN GG.7 “KAMPUS GO TO KAMPUNG” Y.A. Widriyakara S; Josephine Roosandriantini; Desrina Yusi. I; Anas Hidayat
Asawika : Media Sosialisasi Abdimas Widya Karya Vol 3 No 2 (2018): Desember: Asawika
Publisher : LPPM Unika Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.58 KB) | DOI: 10.37832/asawika.v3i2.16

Abstract

Perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk di permukiman yang semakin pesat memunculkan permasalahan di pemukiman. Permasalahan tersebut adalah fasilitas masyarakat dan ruang terbuka di kawasan permukiman menjadi berkurang. Kondisi tersebut juga membawa dampak pada beberapa kampung di wilayah Surabaya. Lahan di kampung semakin padat dan banyak pembangunan gedung di setiap sudut Kota Surabaya. Padahal ruang bersama kampung berfungsi sebagai simbol dari suatu masyarakat, terutama dalam suatu permukiman. Ruang bersama kampung menggambarkan budaya kebersamaan atau keguyuban. Keberadaan ruang bersama juga sesuai dengan budaya warga Surabaya yaitu cangkrukan. Cangkrukan berfungsi menjalin ikatan kekerabatan, kebersamaan dan keguyuban yang berlangsung setiap waktu dalam kehidupan warga kampung. Latar belakang masalah tersebut membuat tim pengabdian melakukan pengabdian masyarakat di Kampung Kebangsren Gg.7. Kampung Kebangsren Gg.7 merupakan permukiman padat penduduk yang masih bertahan di tengah kota Surabaya. Pengabdian masyarakat dilakukan di kampung Kebangsren Gg.7 untuk membantu warga Kebangsren menciptakan dan menata ruang bersama. Hal ini bertujuan mempertahankan budaya cangkrukan warga Surabaya. Kata Kunci: Kebangsreng, Permukiman, Ruang Bersama
Marketing Perspective: Product Counterfeiting Dilemma Anas Hidayat
Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen Vol. 10 No. 2 (2008)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/js.v10i2.3805

Abstract

Kawasan Negara-negara Asia telah menjadi tertuduh utama bisnis pembajakan produk. Di kawasan ini nampaknya tidak ada produk yang memiliki reputasi bebas dari pem-bajakan, mulai dari produk makanan sampai produk tehnologi canggih (Johnson, 2001/2002). Namun bukan berarti Negara kawasan Asia tidak memiliki niat baik membrantas bisnis ini, misalnya Indonesia telah meluncurkan produk hukum HaKI pada tahun 2000, China mengi-jinkan pelaku bisnis pemegang merek membentuk asosiasi (the Quality Brand protection Committee atau QBPC) dalam upaya memantau produk bajakan. Ketidakefektifan pem-brantasan karena belum adanya sebuah tindakan yang terpadu antar negara akibat perbe-daan cara pandang HaKI. Akibatnya Hukum dan peraturan tidak membuat jera pelaku bahkan menciptakan strategi baru bagi pembajak bagaimana mengindari produk hukum dan aturan tsb. (Johnson, 2001/2002). Hasilnya, bisnis bidang ini tetap subur di Asia.Dilemma di atas membangkitkan kesadaran peneliti dengan melihatnya dari berbagai sudut pandang keilmuan. Penelitian pembajakan produk yang dikaitkan dengan disiplin ilmu pemasaran memang sudah dilakukan, baik sisi permintaan maupun sisi pena-waran (Chaudhry and Walsh, 1996; Phau et al. 2000); and Miller, 1999). Akan tetapi, mes-kipun penelitian di bidang pembajakan produk sudah mulai menadapatkan apresiasi dari pa-ra ahli, penelitian yang dikaitkan dengan ilmu pemasaran masih tergolong baru, dan hasilnya masih bersifat sporadis, belum menemukan konsep teori yang kuat, baik penelitian pada sisi permintaan maupun sisi penawaran produk. Dengan demikian, banyak ahli setuju bahwa penelitian di bidang pemasaran dikaitkan dengan produk bajakan belum menemukan bentuk yang kuat untuk memetakan bisnis produk bajakan. Karenanya, penelitian di bidang ini masih ter-buka lebar.Keywords: Product counterfeiting, Demand side studies, supply side studies, counterfeiting strategies, and anti-counterfeiting strategies.
Pengaruh Persepsi Kualitas, Persepsi Harga dan Reputasi Toko terhadap Niat Beli dan Perilaku Beli Konsumen Di Retail Modern Mazda Halim; Anas Hidayat; Raden Roro Ratna Roostika
Syntax Idea Vol 2 No 12 (2020): Syntax Idea
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v2i12.840

Abstract

Tujuan ini untuk melihat apakah apakah toko persepsi kualitas, toko persepsi harga, reputasi toko, berpengaruh positif niat beli konsumen Indomaret dan untuk melihat apakah niat beli berpengaruh positif terhadap perilaku beli konsumen Indomaret. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survei. Penelitian dilakukan di wilayah yogyakarta pada konsumen yang sudah pernah melakukan pembelian di indomaret yogyakarta. Variabel independen berupa kualitas persepsi merek, harga persepsi merek, reputasi toko. Variabel dependen berupa niat beli dan perilaku beli. Teknik data yang digunakan dengan menggunakan kuesioner atau angket. Hasil pengujian menunjukkan H1 diterima yaitu perceived brand quality berpengaruh positif terhadap niat beli, H2 diterima bahwa perceived brand price berpengaruh positif terhadap niat beli, H3 diterima bahwa reputasi store berpengaruh positif terhadap niat beli, H4 diterima artinya niat beli berpengaruh positif terhadap perilaku beli konsumen. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang bisa diambil sebagai berikut: (1) kualitas merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli. Hal ini berarti semakin tinggi percieved brand quality maka niat beli juga akan meningkat. (2) harga merek yang dipercaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli. Hal ini berarti bahwa peningkatan harga merek akan meningkatkan niat beli. (3) reputasi toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli. Hal ini berarti semakin tinggi reputasi toko maka niat beli juga akan meningkat. (4) niat beli berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku beli. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi niat beli maka perilaku beli konsumen juga akan meningkat.
A Marketer’s Point of Views: Strategy of Developing and Reinforcing Brand Loyalty In The 1990’s Anas Hidayat
Jurnal Siasat Bisnis 2005: Edisi Khusus (Pemasaran)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The rapid change in competition and technology results in decrease in brand loyalty and business decline. This means that keeping customer loyalty is a very challenging effort today because brand loyalty is very important to acquire, maintain, and develop market share. To keep customer loyal to a certain brand or to keep a brand valuable in front of the customers’ eye, marketer must be able to reduce marketing cost, to maintain trade leverage, to attract new customers, and to provide time to respond to competitive trade.  Strategies that support to gain and retain the loyalty of today’s consumers are understanding the customers, keeping brand image consistent, running promotion that develop loyalty, maintaining high standards of customer service, and soliciting retailer participation. Nevertheless, even for the company who has strong brand, reinforcing brand loyalty is still needed. There are seven factors that will relate to build brand loyalty reinforcement.Key words:  customer or brand loyalty.
Pembajakan Produk: Problema, Strategi dan Antisipasi Strategi Anas Hidayat; Katherine Mizerski
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 1 No. 10 (2005)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemakaian ‘merek’ dalam dunia perdagangan telah dilakukan sejak jaman Yunani kuno. Demikian pula peniruan atau pembajakan terhadap produk bermerek. Di abad pertengahan, ancaman sangsi terhadap pe¬langgaran penggunaan merek juga telah dilakukan, misalnya ancaman hukuman gantung bagi para pelaku pem¬bajakan.Di era bisnis modern, bisnis produk bajakan menjadi semakin merajalela dengan skala internasional. Kerjasama internasional antar Negara telah dilakukan dalam menggalang pemberantasan dengan menghasilkan produk-produk hukum penangkalnya. Demikian pula upaya pemerintah domestik masing-masing negara di dunia di bawah koordinasi WTO, telah dan sebagian masih dalam proses menerapkan hukum perlindungan HKI. Misal¬nya Indonesia mencanangkan pemberlakuan UU HKI sejak tahun 2000.Meskipun penelitian di bidang pembajakan produk sudah mulai mendapatkan apresiasi dari para ahli, namun penelitian yang dikaitkan dengan ilmu pemasaran masih tergolong baru, dan hasilnya masih bersifat spo¬radis, belum menemukan konsep teori yang kuat, baik penelitian pada sisi permintaan maupun sisi penawaran produk. Penelitian sisi penawaran memang lebih dahulu mendapatkan perhatian dari para ahli dengan meng¬indentifikasikan strategi masuk pasar para pembajak dan memformulasikan anti strategi pembajakan produk. Namun anti strategi pembajakan produk belum menunjukkan hasil yang efektif, jika dilihat dari kenyataan di lapa¬ngan bahwa pembajakan masih merajalela, terutama di pasar Asia (Callan 1998).Kata Kunci: Pembajakan produk, strategi pembajakan, strategi anti pembajakan
Pembajakan Produk: Dilema Budaya antara Barat dan Timur Kajian Literatur pada Sisi Permintaan Anas Hidayat; Ian Phau
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 2 No. 8 (2003)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Consumers are the actual force behind the counterfeiting trade. The main problem of the demand side is clearly an issue of consumer misbehaviour. Such behaviour is potentially harmful to business, the consumers themselves, and society as a whole. Astonishingly, Asian people who constitute the majority of the world’s population support this activity. Asian people generally have low expectations of branded products, because they tend to blindly believe that foreign brands are best, and they do not distinguish among different brands. It is possible that most of the Intellectual Property Rights (IPR) infringements taking place in Asian countries may stem from cultural differences in morality and perspective between people in the East and the West. Asian cultures have traditionally emphasized that individual developers or creators are obliged to share their developments with society. IPR, on the other hand, reflects a characteristic value of the Western World in general. Indeed, some Asian nations seem to believe that IPR is a Western concept created to maintain a monopoly over the distribution and production of knowledge and knowledge based products. As a result, when foreign countries on Asian countries to develop laws to counter trademark infringements place pressure, counterfeit products have not diminished.In relation to the demand for acknowledgment of original works of human intellect and the magnitude of the protection of intellectual property rights, the Indonesian Government has taken a number of considerable measures in establishing and improving the intellectual property rights system, with regards to its worldwide obligations as approved in the Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS) Agreement, as one of the agreements of the World Trade Organisation (WTO).  In fact, Intellectual Property Rights (IPR) has become one of the essential means of the global trade.
Smoking Behavior Study on Teenagers’ Virdiana Ramadhani; Anas Hidayat
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1 (2009)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the role of peers' influence, attitude towards cigarette advertising, and attitude towards smoking behavior on teenagers’ smoking intention. The respondents in this study were 150 students of high schools in Yogyakarta city. Quantitative data analysis methods used to test three hypotheses in this study is a Multiple Re-gression Analysis. Findings found that there are only two variables that have positive relation towards teenagers’ smoking intention, i.e. peers' influences and attitude towards smoking be-havior. Attitude towards cigarette advertising do not positively contribute for teenagers to have an intention to smoke. Keywords:    Peers’ Influence, Attitude towards Cigarette Advertising, Attitude towards Smoking Behavior, Teenagers’ Smoking Intention
Study of Consumer Attitudes Toward Television Advertising Using Celebrity Endorser Asmirandi Noor Hudha; Anas Hidayat
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 3 (2009)
Publisher : Management Development Centre (MDC) Department of Management, Faculty of Business and Economics Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research analyzed how the attractiveness of a celebrity endorser is able to influ-ence customers’ brand choice behavior and how customers perceive celebrity-based television advertising. The study is based on an empirical research approach, which use a convenience sample of 150 students who lives in Yogyakarta. The respondents rate the attractiveness of ce-lebrity-based on television advertising and the influence of celebrity-based television advertis-ing on consumers’ brand choice behavior. The sample of advertisement in this research is XL television advertising which is featuring Raffi Ahmad, a famous celebrity. The data evaluated by using several statistical techniques, including Descriptive analysis, and Analysis of Variance (One Sample t-Test) Based on the research findings and the analysis, it is proved that the ce-lebrity-based television advertising has positively attracted the consumers. As a consequence, this response significantly influences the consumers’ brand choice behavior. It can be con-cluded that the attractiveness of celebrity-based on television advertising is likely to have a positive relationship to consumers and celebrity-based television advertising is likely to have a positive influence toward consumers’ brand choice behavior.Keywords:    celebrity concept, power of celebrity endorsement, attitude towards the ad and brand, endorser selection criteria
The Impact of University's Programs Toward Alumni Perceived Development (A Case Study in International Program, Faculty of Economics, Islamic University of Indonesia) Anas Hidayat; Jaya Addin Linando; Sri Rejeki Ekasasi
INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia Vol. 1 No. 4 (2018): INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia - Edisi September 2018
Publisher : Forum Inovasi Bisnis dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.671 KB) | DOI: 10.31842/jurnal-inobis.v1i4.48

Abstract

Education plays an important role as the value-shaper students. International Program Faculty of Economics, Universitas Islam Indonesia or IPFE UII is one of the universities that have role in education. IPFE UII is intended to be the value-shaper for its students. One of the way that is done by IPFE UII to achieve that goal is by providing several character building programs. IPFE UII compresses the values and tried it into five points, they are: professional behaviour, creative thinking, literacy skill, global understanding and communication skill. This research was done to evaluate whether the programs of IPFE UII have an impact on the perceived development of its students or not. The results of this research shows that based on simple regression analysis, all five variables are significantly influence perceived development as the dependent variable. While the result shown in multiple regression analysis are: 1) professional behaviour has positive significant influence to alumni perceived development; 2) creative thinking has negative influence to alumni perceived development; 3) literacy skill has positive but not significant influence to alumni perceived development; 4) global understanding has positive but not significant influence to alumni perceived development; 5) communication skill has positive influence to alumni perceived development.
The Role of Trust on Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use toward Purchase Intention among Yogyakarta’s Students Refi Primanda; Alldila N.A. Setyaning; Anas Hidayat; Sri Rejeki Ekasasi
INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia Vol. 3 No. 3 (2020): INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia - Edisi Juni 2020
Publisher : Forum Inovasi Bisnis dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.531 KB) | DOI: 10.31842/jurnalinobis.v3i3.140

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh review konsumen online terhadap kepercayaan konsumen dan niat membeli. Variabel yang terlibat dalam makalah ini adalah persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, kepercayaan, dan niat membeli. Sebanyak 210 tanggapan dari kuesioner yang dibagikan diperoleh dari siswa yang telah memiliki pengalaman belanja online sebelumnya dan tinggal di Yogyakarta, Indonesia. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan metode analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan software PLS. Temuan dari penelitian ini adalah kepercayaan konsumen dan niat mereka untuk berbelanja online secara positif dan signifikan dipengaruhi oleh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan OCR. Jelas, atribut OCR tersebut terkait dengan perkembangan lingkungan belanja, yang akibatnya dapat memengaruhi penjualan.