Prasetya, Didimus Sutanto B
Sekolah Tinggi Teologi REAL, Batam

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Reposisi Hakikat Beragama di tengah Kemajemukan Indonesia Didimus Sutanto B Prasetya; Candra Gunawan Marisi
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO Vol 4, No 2: Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46929/graciadeo.v4i2.95

Abstract

The philosophy of the state of the Indonesian people is Pancasila with the first principle " Belief in One Supreme God" meaning that Indonesian citizens are human beings who believe in God in the diversity of beliefs and religions in Indonesia. It is ironic that as a country based on God, religion has become an identity to be proud of, but the moral decline is also shown. This study aims to find and reposition the nature of religion in realizing religious moderation in Indonesia's pluralism. The method in this research is descriptive qualitative, where data is collected through research literature in the form of books and journals related to the topic of the problem. Religion should be placed in a private space. This restores religion as the most essential human right, there is no majority or minority, every individual has the same rights. Based on this understanding, religion and the nature of religion must be positioned in the privacy of each individual, so that religion is not indicated by its level of religiosity alone but rather to its spiritual level, personal relationship with God. AbstrakFalsafah bangsa Indonesia adalah Pancasila dengan sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” artinya bahwa warga negara Indonesia merupakan manusia yang ber-Tuhan dalam kebera-gaman kepercayaan dan agama di Indonesia. Ironis sebagai negara yang berlandaskan Ketuhanan, agama menjadi suatu identitas yang dibanggakan namun kemerosotan moral juga dipertontonkan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan memposisikan kembali hakikat beragama dalam mewujudkan moderasi beragama di tengah kemajemukan Indonesia. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, di mana data dikumpulkan melalui literatur research yang berupa buku maupun jurnal yang berkaitan dengan topik permasalahan tersebut. Agama harus ditem-patkan pada ruang pribadi. Hal ini mengembalikan agama sebagai hak asasi manusia yang paling hakiki, tidak ada pemeluk mayoritas ataupun pemeluk minoritas, setiap individu memiliki hak yang sama. Berdasar dari pemahaman tersebut, agama dan hakikat beragama harus diposisikan pada ruang privasi setiap individu, sehingga agama bukanlah ditunjukkan dengan tingkat religio-sitasnya semata melainkan lebih kepada tingkat spiritualnya, hubungan pribadi dengan Tuhannya.
Kepemimpinan Pelayan dalam Membangun Lifestyle Spiritual Generasi Digital Joni Manumpak Parulian Gultom; Martina Novalina; Didimus Sutanto B Prasetya
EPIGRAPHE (Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani) Vol 6, No 1: Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v6i1.341

Abstract

The virtual world affects the growth of the spiritual lifestyle of the digital generation. The digital era is in a different quality of church leadership. A breakthrough in servant leadership by looking at Jesus' leadership is very significant. This article raises servant leadership as a solution to building a digital generation lifestyle. The question is; what is Servant Leadership in the Bible? How is the practice? And what strategies are used in developing a digital generation lifestyle? The objectives of the research are [1] to describe the biblical notion of servant leadership, [2] to explain the practice of leadership, and [3] to formulate strategies for developing a digital generation lifestyle. The research method is descriptive and qualitative. Servant leadership is [1] based on empathy, communication, and adaptability in small groups. [2] Passionate non-judgmental spirituality, and good verbal communication. [3] The strategy of forming a digital generation lifestyle with the capacity of the gift of the Holy Spirit, actions to become a beloved leader, and building high integrity. Research contributions; [1] pastoral team in serving the digital generation, [2] reference sources in the practice of spiritual ministry,[3] for prospective pastors and students from theological schools who are prepared to become church leaders.AbstrakDunia virtual telah mempengaruhi pertumbuhan lifestyle rohani gene-rasi digital. Generasi digital berada dalam kualitas kepemimpinan gereja yang berbeda.Terobosan baru dalam kepemimpinan pelayan dengan melihat model kepemimpinan Yesus sangat penting. Artikel ini mengangkat kepemimpinan pelayan sebagai solusi membangun lifestyle generasi digital. Pertanyaannya; apakah yang dimaksud Kepemimpinan Pelayan dalam Injil? Bagaimana praktik-nya? Serta strategi apakah yang digunakan dalam membangun lifestyle generasi digital? Tujuan dari penelitian [1] Menjabarkan pengertian kepemimpinan pela-yan yang Alkitabiah, [2] Menjelaskan praktek dalam kepemimpinan tersebut, [3] Merumuskan strategi dalam pembangunan lifestyle generasi digital. Metode pe-nelitian dengan kualitatif deskriptif. Hasil nya kepemimpinan pelayan[1] menda-sarkan atas empati, komunikasi dan adaptif dalam kelompok kecil. [2] Spiritua-litas bergairah tanpa menghakimi, dan komunikasi verbal yang baik. [3] Strategi pembentukan lifestyle generasi digital  dengan kapasitas karunia Roh Kudus, tindakan untuk menjadi pemimpin dicintai, serta membangun integritas tinggi. Kontribusi penelitian; [1] team penggembalaan dalam melayani generasi digital, [2] Sumber referensi dalam praktek pelayanan rohani,[3] untuk calon pendeta dan mahasiswa dari sekolah teologi yang dipersiapkan menjadi pemimpin gereja
Pujian dan Penyembahan Sebagai Strategi Pemuridan di Bethany Church Malaysia, Ipoh-Perak Didimus Sutanto B Prasetya; Martina Novalina; Candra Gunawan Marisi; Joni MP Gultom; Ronald Sianipar
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 4, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34081/fidei.v4i2.276

Abstract

Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Ipoh-Perak, Malaysia sebagian besar memiliki masalah multidimensi dari kampung halaman; umumnya mengalami rendah diri, tidak mempunyai cita-cita, umur relatif muda dan miskin akan pengalaman. Tekanan demi tekanan dari lingkungan pekerjaan, masalah ekonomi, pergaulan buruk dan kekuatiran masa depan di negeri asing justru menambah dampak negatif psikologi. Gereja menjadi bagian penting untuk memberikan pendampingan dan kekuatan iman kepada PMI tersebut, gereja mengelola, mengatur dan melibatkan jemaat dalam pelayanan dan menjaga pengajaran yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui strategi pentingnya peranan pujian dan penyembahan sebagai strategi pemuridan di BCM Ipoh, Malaysia, (2) mengetahui fungsi pujian dan penyembahan sebagai cara yang berkesinambungan dalam pemulihan gambar diri. Tulisan ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka atau literatur. Sebagai hasilnya adalah pujian dan penyembahan dapat menjadi suatu strategi dalam pemuridan yaitu, sebagai pengajaran yang akan menuntun umat kepada pengertian yang benar sehingga menghasilkan respon dan iman kepercayaan (Rom. 10:17). Pujian dan penyembahan memiliki peranan yang penting untuk menyadarkan umat akan posisinya di dalam Kristus dan menyadarkan akan dosa, sehingga bertobat dan berbalik kepada jalan Tuhan, pengalaman pribadi dengan Tuhan, mendatangkan hadirat Tuhan yang membangun iman, harapan dan kasih sehingga menjadi kunci pembuka dalam memulihkan gambar diri PMI di Malaysia.
Teologi Pastoral dalam Menghadapi Tantangan Kepemimpinan Kristen di Era Post-Modern: Tinjauan Yesaya 40:11 Candra Gunawan Marisi; Didimus Sutanto; Ardianto Lahagu
DIEGESIS: Jurnal Teologi Kharismatika Vol 3, No 2: Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.726 KB) | DOI: 10.53547/diegesis.v3i2.80

Abstract

Pastoral Theology has its own challenges facing this postmodern era. Postmodern phenomena that prioritize rationality, pragmatism, and relativism make truths subjective in nature based on context. The reluctance to place the absolute truth of the Bible even more so makes pastoral theology at a point that continues to erode. Where its role continues to be sued and replaced by other disciplines. Now the pastoral theology is questioned for its relevance to be able to provide answers to current pastoral problems. This study aims to answer the relevance of pastoral theology to the challenges of Christian leadership in this postmodern era. The method used is descriptive qualitative method with a literature study approach. Analyze journal data, books, and also do a theological review by exegeting Isaiah 40:11 to get data on information about pastoral theology to answer the challenges of Christian leadership today. This research has produced a formulation of pastoral theology that is still relevant to address the challenges of the times including this postmodern era. Pastoral theology must be based on the absolute truth of the Bible, where study through textual exegesis of Isaiah 40:11 produces a shepherd triplet which is a unit that must be worked on together. The shepherding triplets are Shepherd, Leader, Managerial.AbstrakTeologi Penggembalaan memiliki tantangan tersendiri menghadapi era postmodern ini. Gejala postmodern yang mengedepankan rasionalitas, pragmatisme dan relativisme menjadikan kebe-naran bersifat subyektif yang didasarkan pada konteks semata. Keengganan menempatkan kebenaran absolut Alkitab, justru semakin membuat teologi pastoral berada pada titik yang terus terkikis habis. Di mana perannya terus digugat dan digantikan oleh disiplin ilmu yang lain. Kini teologi pastoral dipertanyakan relevansinya untuk dapat memberi jawab akan permasalahan-permasalahan penggembalaan masa kini. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab relevansi teologi pastoral terhadap tantangan kepemimpinan kristen di era postmodern ini. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kepustakaan. Mengana-lisis data jurnal, buku-buku dan juga melakukan tinjauan teologis dengan mengeksegesis Yesaya 40:11 untuk mendapatkan suatu data mengenai informasi-informasi tentang teologi pas-toral guna menjawab tantangan kepemimpinan Kristen masa kini. Penelitian ini telah meng-hasilkan suatu rumusan mengenai teologi pastoral yang masih relevan menjawab tantangan zaman termasuk era postmodern ini. Teologi pastoral harus di dasarkan pada kebenaran absolut Alkitab, di mana telaah melalui eksegesis tekstual Yesaya 40:11 menghasilkan triperan peng-gembalaan yang merupakan satu kesatuan yang harus dikerjakan bersama-sama; Gembala, Pemimpin, dan Manejerial. 
Etika Teologis Dalam Memandang Tanggung Jawab Kristen Terhadap Kelestarian Budaya Nusantara Candra Gunawan Marisi; Didimus Sutanto B. Prasetya; Dewi Lidya S; Rikson Situmorang
Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia Vol 2, No 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.852 KB) | DOI: 10.46445/jtki.v2i1.367

Abstract

Indonesia merupakan bangsa yang dikarunia Tuhan dengan kekayaan akan keragaman budayanya. Kekayaan khasanah budaya nusantara telah memikat dan menarik perhatian masyarakat mancanegara. Kekaguman mereka akan budaya nusantara membawa ketertarikan untuk mempelajari corak dan keragaman budaya bumi khatulistiwa ini. Budaya yang memikat dunia manca ternyata berbanding terbalik dengan di dalam negeri sendiri, di mana masyarakat Indonesia, tidak lagi menghargai dan melestarikannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan deskriptif untuk melihat bagaimana pandangan etika terhadap kebudayaan nusantara dan begaimana tanggung jawab etika teologi dalam menjaga kelestarian kebudayaan nusantara. Dalam tanggung jawabnya melestarikan budaya nusantara, maka etika teologi berperan terhadap adanya inkulturasi dan kontekstualisasi Injil dan Budaya. Injil harus dapat menerangi kebudayaan, sehingga dalam kontekstualisasi, konteks (budaya) harus diterangi oleh teks (Alkitab). Injil lebih tinggi dari budaya, sehingga budaya nusantara yang netral dan tidak bertentangan dengan Injil harus dapat dilestarikan.
Modifikasi Pemuridan dalam Mempersiapkan Generasi Digital Menghadapi Tantangan Zaman: Analisis Pemuridan dalam Perjanjian Lama Didimus Sutanto B Prasetya; Candra Gunawan Marisi
TEMISIEN: Jurnal Teologi, Misi, dan Entrepreneurship Vol 3, No 2: September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9876/temisien.v3i2.80

Abstract

Generasi digital memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi kemajuan zaman yang sarat dengan kecanggihan teknologi. Kemajuan teknologi ini berdampak pada ketakutan dan kekuatiran generasi digital dalam menghadapi persaingan dunia kerja sekaligus mengalami disrupsi akan spiritualitas keimanannya. Hal ini merupakan ironi yang melanda generasi digital. Gereja sebagai mandataris Allah, harus dapat menjawab tantangan ini dalam mempersiapkan generasi yang takut akan Tuhan tetapi juga kompeten dalam bidang keahliannya. Tulisan ini bertujuan untuk merumuskan suatu metode atau model pemuridan yang relevan untuk generasi masa kini sehingga dapat menghadapi tantangan zaman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui riset literatur dan metode induktif melalui analisis pemuridan Musa dan Elia dalam Perjanjian Lama. Pemuridan vokasional menjadi salah satu model pemuridan yang dapat menjawab kebutuhan generasi saat ini dengan memilih murid; profesionalitas; melibatkan dan mendelegasikan.