Zulwanis, Zulwanis
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN KOTORAN DOMBA DENGAN BERBAGAI LEVEL TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT KOLONJONO (BRACHIARIA MUTICA) Resthu, Muhammad; Jamilah, Maryam; Zulwanis, Zulwanis
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 11 No. 2 (2023)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jitp.v11i2.30958

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk kandang domba yang bervariasi terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun rumput Kolonjono (Brachiaria mutica). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Kadar pupuk kandang domba yang diberikan adalah P0 = tanpa pupuk, P1 = 77 g/lubang, P2 = 154 g/lubang, P3 = 231 g/lubang, dan P4 = 308 g/lubang. Percobaan berlangsung selama 60 hari dan beberapa parameter laju pertumbuhan rumput Kolonjono diukur selama percobaan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun rumput Kolonjono. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat variasi yang teramati pada setiap parameter pertumbuhan rumput Kolonjono, namun nilai tersebut tidak berbeda nyata antar kelompok perlakuan. Tanaman tertinggi terdapat pada kelompok P2 (118,05 ± 11,31 cm). Jumlah daun terbanyak terdapat pada kelompok P3 (230 ± 45,18 helai), sedangkan kelompok P3 menunjukkan nilai luas daun tertinggi (50,34 ± 1,5 cm2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang domba hingga dosis 308 g tidak memberikan pengaruh terhadap perbedaan laju pertumbuhan rumput Kolonjono.
Uji Efektivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) dan Batang Serai (Cymbopogon citratus) Terhadap Bakteri Escherichia coli Zulwanis, Zulwanis; Kulla, Periskila Dina Kali; Saulie, Diffa Aprilydia
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.4034

Abstract

Diare di Indonesia merupakan suatu penyakit yang umum terjadi dan dapat menjadi situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang potensial sering disertai dengan kematian. Diare dapat dipicu oleh berbagai jenis bakteri, salah satunya adalah bakteri Escherichia coli, bakteri ini biasanya hidup disaluran pencernaan makhluk hidup. Metode pada penelitian ini menggunakan metode difusi cakram Kirby Bauer dengan beberapa konsentrasi minyak atsiri kulit jeruk manis dan batang serai yaitu, 15%, 20%, 25% dan 30%. Ceftiaxone 5% sebagai kontrol positif dan n-Hexan 99% sebagai kontrol negatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, zona hambat pada minyak atsiri kulit jeruk manis pada konsentrasi 15%, 20%, 25% dan 30% memiliki masing-masing zona hambat dengan rata-rata 6,27 mm, 6,33 mm, 6,35 mm, 7,26 mm. Zona hambat pada minyak atsiri batang serai dengan konsentrasi yang sama memiliki masing-masing zona hambat dengan rata-rata 6,21 mm, 6,24 mm, 6,32 mm dan 7,2 mm. Sedangkan pada kombinasi minyak atsiri kulit jeruk manis dan batang serai tidak menghasilkan zona hambat (0 mm).Kata kunci: Kulit jeruk manis, batang serai, aktivitas, Escherichia coliDiarrhea in Indonesia is a common disease and can be a potential Extraordinary Event (KLB) situation that is often accompanied by death. Diarrhea can be triggered by various types of bacteria, one of which is the Escherichia coli bacteria, this bacteria usually lives in the digestive tract of living things. The method in this study uses the Kirby Bauer disc diffusion method with several concentrations of essential oils of sweet orange peel and lemongrass stems, namely, 15%, 20%, 25% and 30%. Ceftiaxone 5% as a positive control and n-Hexan 99% as a negative control. The results of the study showed that the inhibition zones in sweet orange peel essential oil at concentrations of 15%, 20%, 25% and 30% had each inhibition zone with an average of 6.27 mm, 6.33 mm, 6.35 mm, 7.26 mm. The inhibition zones in lemongrass stem essential oil with the same concentration had each inhibition zone with an average of 6.21 mm, 6.24 mm, 6.32 mm and 7.2 mm. Meanwhile, the combination of essential oils, sweet orange peel and lemongrass stems does not produce an inhibition zone (0 mm).Keywords: Sweet orange peel, lemongrass stalks, activity, Escherichia coli
Perbandingan Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Dan Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) Terhadap Bakteri Gram Negatif Escherichia coli Azkia, Hanin; Kulla, Periskila Dina Kali; Zulwanis, Zulwanis; Kesumawati, Kesumawati; Astryna, Syarifah Yanti
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3362

Abstract

Jeruk purut (Citrus hystrix DC) merupakan tanaman herbal yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kulit buah dan daun Jeruk purut mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, serta saponin yang terkenal sebagai senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas ekstrak etanol kulit buah dan daun jeruk purut dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium, dengan besar konsentrasi untuk masing-masing ekstrak yaitu 15%, 20%, 25% dan 25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah jeruk purut menghasilkan rata-rata diameter zona hambat dari konsentrasi rendah ke tinggi sebesar 15.6 mm, 18.3 mm, 18.6 mm dan 19.3 mm. Sementara itu, ekstrak etanol daun menunjukkan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk sebesar 13.6 mm, 14 mm, 15.3 mm dan 16.3 mm. Diameter zona hambat yang terbentuk dari kedua ekstrak masuk dalam kategori kuat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit buah dan daun jeruk purut mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk. Konsentrasi ekstrak etanol kulit buah dan daun jeruk purut sebesar 30% merupakan dosis terbaik dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Ekstrak etanol kulit buah jeruk purut memiliki sifat anti bakteri lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak etanol daun (berdasarkan luas diameter zona hambat yang terbentuk)Kata kunci : Jeruk purut (Citrus hystrix DC), Aktivitas anti bakteri, Escherichia coliKaffir lime (Citrus hystrix DC) is an herbal plant that is widely used by people in daily needs. Kaffir lime peel and leaves contain alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins which are known that compounds potentially to inhibit bacterial growth. This study aims to compare the activity of the ethanol extract of kaffir lime peels and leaves in inhibiting the growth of Escherichia coli. The research method used was laboratory experimental, with various doses of concentration is 15%, 20%, 25% and 25%. The results showed that the ethanol extract of kaffir lime peel with average diameter of the inhibition zone from low to high concentrations is 15.6 mm, 18.3 mm, 18.6 mm and 19.3 mm. Meanwhile, the ethanol extract of the leaves showed an average diameter of the inhibition zone formed of 13.6 mm, 14 mm, 15.3 mm and 16.3 mm. The diameter of the inhibition zone from the two extracts included in the strong category of antibacterial activity. Based on the results of the study it can be concluded that the ethanol extract of kaffir lime peels and leaves is able to inhibit bacterial growth. The higher the concentration of the extract used, the larger the diameter of the inhibition zone formed. Concentration of 30% ethanol extract of kaffir lime peel and leaves are the optimum dose for inhibiting bacterial growth. The ethanol extract of kaffir lime peel has stronger anti-bacterial activities than the ethanol extract of the leaves (based on the diameter of the inhibition zone)Keyword : Kaffir lime (Citrus hystrix DC), Anti bacterial activity, Escherichia coli
Skrining Fitokimia Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) dan Batang Serai (Cymbopogon citratus) Saulie, Diffa Aprilydia; Kulla, Periskila Dina Kali; Zulwanis, Zulwanis; Marniati, Marniati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.3939

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi kandungan senyawa kimia dan potensi farmakologis minyak atsiri dari kulit jeruk manis (Citrus sinensis L) dan batang serai (Cymbopogon citratus). Skrining fitokimia mengidentifikasi flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid, sementara alkaloid tidak terdeteksi. Standarisasi menunjukkan semua parameter memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia (MMI). Rendemen minyak atsiri adalah 0,0778% untuk kulit jeruk dan 0,116% untuk batang serai. Senyawa bioaktif dalam minyak atsiri memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antijamur, antiinflamasi, dan antitumor. Temuan ini mendukung penggunaan minyak atsiri dari kedua tanaman dalam pengobatan tradisional dan modern.Kata kunci: Skrining Fitokimia, Citrus sinensis, Cympogon citratus, Minyak AtsiriThis study evaluated the content of chemical compounds and pharmacological potential of essential oils from sweet orange peel (Citrus sinensis L) and lemongrass stem (Cymbopogon citratus). Phytochemical screening identifies flavonoids, saponins, tannins, and triterpenoids, while alkaloids are not detected. Standardization shows that all parameters meet the requirements of Materia Medika Indonesia (MMI). The yield of essential oils is 0.0778% for orange peel and 0.116% for lemongrass stems. The bioactive compounds in essential oils have antioxidant, antibacterial, antifungal, anti-inflammatory, and antitumor activities. These findings support the use of essential oils from both plants in traditional and modern medicine.Keywords: Phytochemical Screening, Citrus sinensis, Cympogon citratus, Essential Oils
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ciplukan (Physalis angulata L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis Aldafi, Daevanul Aslam; Kulla, Periskila Dina Kali; Meilina, Rulia; Zulwanis, Zulwanis
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3562

Abstract

Ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman obat tradisional dari famili solanaceae sering dimanfaatkan dalam penyembuhan gangguan penyakit infeksi kulit. Daun Ciplukan (Physalis angulata L.) memiliki Aktivitas sebagai antimikroba pada pencegahan jerawat. Kandungan flavonoid dan saponin dalam daun ciplukan berperan penting sebagai permeabilitas dinding sel dan menimbulkan kematian sel. Daun ciplukan juga telah terbukti memiliki kandungan senyawa Flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas antibakteri dan kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol daun ciplukan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode difusi dan dilusi menggunakan kertas cakram dengan beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun ciplukan yaitu 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Tetrasiklin 0,25% sebagai kontrol positif dan Dimetil sulfoksida (DMSO) 1% sebagai kontrol negatif. Data hasil penelitian dianalisis dengan program elektrik computer yang dianalisis menggunakan komputerisasi sistem data (KSD) dengan hasil penelitian Diameter zona hambat serta kadar zona hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) yang dihasilkan pada pengujian ekstrak daun ciplukan terhadap Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 25 % mendapatkan nilai rata-rata sebesar 11,62 mm sebagai aktivitas antibakteri dan kadar hambat minimum (KHM). kesimpulan bahwa ekstrak daun ciplukan memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermis dengan kekuatan zona hambat dalam (kategori kuat), Namun kadar bunuh minimum (KBM) pada konsentrasi 25% belum mampu membunuh bakteri Staphylococcus epidermidis dengan pengujian >25% agar ekstrak mampu membunuh bakteri. Kata kunci: Daun Ciplukan, antibakteri, aktivitas, Staphylococcus epidermidisCiplukan (Physalis angulata L.) is a traditional medicinal plant from the solanaceae family often used in healing skin infection diseases. Ciplukan leaves (Physalis angulata L.) have antimicrobial activity in the prevention of acne. The flavonoids and saponins in ciplukan leaves play an important role as cell wall permeability and cause cell death. Ciplukan leaves have also been shown to contain flavonoids, saponins, tannins, and glycosides. The purpose of this study was to see the antibacterial activity and minimum inhibitory levels (KHM) and minimum kill levels (KBM) of ciplukan leaf ethanol extract against Staphylococcus epidermidis bacteria. This study uses diffusion and dilution methods using disc paper with several concentrations of ethanol extract of ciplukan leaves, namely 5%, 10%, 15%, 20% and 25%. Tetracycline 0.25% as positive control and Dimethyl sulfoxide (DMSO) 1% as negative control. The research data were analyzed with an electric computer program analyzed using a computerized data system (KSD) with the results of the study The diameter of the inhibition zone and the minimum inhibitory zone level (KHM) and the minimum kill level (KBM) produced in testing ciplukan leaf extracts against Staphylococcus epidermidis with a concentration of 25% getting an average value of 11.62 mm as antibacterial activity and minimum inhibitory levels.Keywords: Ciplukan leaves, antibacterial, activity, Staphylococcus epidermidis