Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TEKNIK PEMBERIAN AIR SUSU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE PADA NEONATUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEBDOSARI KOTA SEMARANG Widyah Setiyowati; Rizki Lestari Widia Larasati
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1611.524 KB) | DOI: 10.52299/jks.v9i2.13

Abstract

Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan dapat menyerang semua kelompok usia, terutama banyak dialami oleh bayi dan anak balita. Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah TB dan Pneumonia. Penyebab diare pada bayi tidak dapat dilepaskan dari kebiasaan hidup sehat dari setiap keluarga. Faktor tersebut meliputi pemberian ASI, makanan pendamping ASI, penggunaaan air bersih yang cukup, kebiasaan mencuci tangan pada ibu, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya, serta membuang tinja yang benar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang teknik pemberian air susu dengan perilaku pencegahan diare pada neonatus di wilayah kerja Puskesmas Lebdosari Kota Semarang. Penelitian ini termasuk penelitian bidang ilmu kebidanan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada neonatus dengan pendekatan retrospektif. Penelitian ini dilaksanakan Desember 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi kurang dari 4 bulan yang berjumlah 55 responden dan sampel yang diambil berjumlah 55 responden dengan teknik sampling jenuh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dengan kuesioner dan data sekunder meliputi jumlah ibu yang mempunyai bayi kurang dari 4 bulan. Tingkat pengetahuan ibu tentang teknik pemberian air susu termasuk kategori cukup (50,9 %). Perilaku pencegahan diare pada neonatus termasuk perilaku yang mendukung (60,0 %). Hasil analisis bivariat sebesar 11,969 dengan p value sebesar 0,001 (p = 0,001 < 0,05) maka ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang teknik pemberian air susu dengan perilaku air susu dan perilaku pencegahan diare pada neonatus di wilayah kerja Puskesmas Lebdosari. Diharapkan para ibu yang memiliki bayi neonatus untuk mengetahui teknik pemberian air susu yang benar dan juga pencegahan diare sekaligus tanda gejala jika bayi mengalami diare sehingga morbiditas dan mortalitas diare pada neonatus dapat berkurang.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT III AKBID ABDI HUSADA SEMARANG Widyah Setiyowati; Tri Mey Suryaningsih
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1406.061 KB) | DOI: 10.52299/jks.v8i2.37

Abstract

Penelitian tentang gangguan menstruasi yang dilakukan oleh Sianipar dll (2009) dari 57 responden penelitian, 63,2 % responden mengalami gangguan menstruasi. Salah satu factor psikologis yang diduga dapat memicu terjadinya gangguan siklus menstruasi adalah kecemasan.Dari studi pendahuluan di kampus Akbid Abdi Husada Semarang. Diambil 10 mahasiswi secara acak dari tingkat 1 hingga tingkat 3, menyatakan bahwa semua responden cemas terhadap proses perkuliahan yang sedang ditempuh. Didapatkan hasil 7 orang mahasiswi (70 %) mengalami gangguan siklus menstruasi dengan perincian mahasiswi tingkat 1 sebanyak 1 (10 %) orang, tingkat 2 sebanyak 2 (20 %) orang dan tingkat 3 sebanyak 4 (40 %) orang. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat III Akbid Abdi Husada Semarang angkatan X. Kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, 2005). Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya (Wiknjosastro, 2005; Octaria, 2009). Jenis penelitian ini adalah penelitian rancangan belah lintang cross sectional untuk mendeskripsikan hubungan tingkat kecemasan dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat III Akbid Abdi Husada Semarang.Menggunakan sampel 32 mahasiswi dengan teknik purposive sampling.Variabel independen adalah tingkat kecemasan dan variabel dependen adalah gangguan siklus menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 18,8% mahasiswi Akbid mengalami tingkat kecemasan ringan, 15,6% mengalami tingkat kecemasan sedang, 18,8% mengalami tingkat kecemasan berat, 3,1% mengalami tingkat kecemasan berat/panik, 43,8% tidak mengalami tingkat kecemasan. Sedangkan mahasiswi yang mengalami gangguan siklus menstruasi sebanyak 59,4% dan sisanya 40,6% tidak mengalami gangguan siklus atau normal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan gangguan siklus menstruasi. Hal ini didasarkan pada uji Fisher’s exact yang diperoleh p value sebesar 0,000 (p value < 0,05). Saran bagi institusi adalah diharapakan dapat menjadi sumber studi kepustakaan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan para mahasiswi tentang materi psikologi dan menstruasi.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PENANGANAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI KOTA SEMARANG Titik Kurniawati; Widyah Setiyowati; Dwi Mahardika
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.313 KB) | DOI: 10.52299/jks.v11i1.60

Abstract

Pendahuluan: Dari hasil penelitian di Amerika Serikat persentase kejadian dismenore sekitar 60%, Swedia 72% dan di Indonesia 55%. Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dismenore dialami oleh 30-50% wanita usia reproduksi dan 10-15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan keluarga, kehilangan kesempatan kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan keluarga. Metode: Jenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectional, untuk melihat hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada subyek yang dilakukan bersamaan pada satu waktu, di wilayah Kelurahan Pakintelan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, pada bulan Mei 2019. Populasi adalah remaja putri di Kelurahan Pakintelan Kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang mengalami dismenorea yang berjumlah 30 orang. Sampel berjumlah 30 orang, dengan tehnik sampling yaitu total sampling. Hasil: Pengetahuan remaja putri tentang Dismenorea terbanyak pada kategori cukup sebesar 18 orang (60,0%). Penanganan dismenorea sebagian besar adalah ditangani yaitu 27 responden (90,0%). Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai p value sebesar 0,884 (0,884 > 0,05) sehingga lebih besar dari 0,05. Bahwa tidak ada hubungan pengetahuan tentang dismenorea dengan penanganan dismenorea pada remaja putri di Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Diharapkan Puskesmas wilayah setempat dapat memberikan informasi dan konseling tentang kesehatan reproduksi.
HUBUNGAN PENGETAHUAN PREMENSTRUAL SYNDROM DENGAN UPAYA MENGATASI PREMENTRUAL SYNDROM PADA REMAJA PUTRI DI RW 1 DESA KLUNJUKAN, KECAMATAN SRAGI, KABUPATEN PEKALONGAN Widyah Setiyowati; Titik Kurniawati; Mei Nursaroh
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 11 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.05 KB) | DOI: 10.52299/jks.v11i1.61

Abstract

Masalah kesehatan reproduksi merupakan masalah yang kompleks sehingga memerlukan penanganan secara intensif dan terkoordinasi baik secara lintas program, lintas sektor maupun lintas disiplin ilmu memperhatikan sosial budaya. Salah satunya adalah masalah reproduksi pada remaja. Menurut suatu penelitian, sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun mengalami premenstrual syndrome. Dalam suatu penelitian terhadap 384 jiwa wanita yang berusia 15 tahun melaporkan bahwa mereka yang mengalami premenstrual syndrome sebanyak 14%. Premenstrual syndrome (PMS) merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita muda pertengahan, ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten. Gejala dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada 7-14 hari sebelum menstruasi dan akan mengilang pada saat menstruasi. Pengetahuan remaja tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan premenstrual syndrom dengan upaya mengatasi premenstrual syndrom pada remaja putri di Desa Klunjukan RW 01, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini termasuk penilitian bidang ilmu kebidanan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan pada remaja. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 36 remaja putri sedangkan sampel yang diambil dengan tehnik total sampling pada keseluruhan populasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dengan kuesioner dan data sekunder. Tingkat pengetahuan remaja tentang premenstrual syndrome termasuk kategori cukup 63,9%. perilaku mengatasi premenstrual syndrom termasuk dalam kategori tidak ada upaya sebanyak 94,4%. Hasil analisis bivariat diperoleh hasil p value sebesar 0,283, (0,283>0,05), maka tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan premenstrual syndrome dengan upaya mengatasi premenstrual syndrome pada remaja putri di Desa Klunjukan RW 01, Kecamatan Sragi, Kabupaten pekalongan. Saran diberikan pada remaja putri agar meningkatkan pengetahuan dan upaya mengatasi premenstrual syndrom sehingga meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya.
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA 1 FASE AKTIF PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI KLINIK NAMIRA KOTA SEMARANG Titik Kurniawati; Widyah Setiyowati; Amaliyatul Fitriyah
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.331 KB) | DOI: 10.52299/jks.v12i1.74

Abstract

Pendahuluan: Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peran keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami terhadap ibu bersalin dengan lamanya kala 1 fae aktif pada persalinan. Metode: Penelitian menggunakan rancangan Retrospektif yaitu penelitian berusaha melihat kebelakang (backword looking). Jenis penelitian korelasi yaitu meneliti atau menelaah hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 15 responden ibu bersalin. Hasil: Terdapat 2 responden dengan umur di bawah 20 tahun, terdapat 12 responden ibu bersalin dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan terdapat 10 responden dengan tingkat pendidikan yaitu SMA. Dan ibu bersalin yang mendapatkan dukungan suami yaitu sebanyak 14 (93,3%) dan yang tidak mendapat dukungan suami yang hanya besar 1 (6,66%). Kesimpulan: Terdapat hasil nilai p value lebih kecil dari 0,005 (0,002 < 0,005) maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada hubungan antara dukungan suami dengan lama kala I fase aktif pada ibu bersalin di Klinik Namira Kota Semarang.
HUBUNGAN KENAIKAN BERAT BADAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN PADA PUS DI DESA JATIJAJAR RW 01 KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG Widyah Setiyowati; Titik Kurniawati; Atika Rizky Suryani
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.81 KB) | DOI: 10.52299/jks.v12i2.86

Abstract

Menurut UU No.10 tahun 1992 Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketabahan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Pengguna KB di Desa Jatijajar RW 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang sebanyak 148 jiwa terdiri atas IUD 8 jiwa, MOP 0 jiwa, MOW 2 jiwa, implant 1 jiwa, suntik 1 bulan 38 jiwa, suntik 3 bulan 89 jiwa, pil 4 jiwa, kondom 5 jiwa. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan lama pemakaian KB suntik 3 bulan dengan kejadian kenaikan berat badan pada akseptor KB. Jenis penelitian ini adalah survey dengan menggunakan rancangan penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 89 ibu yang mengunakan KB suntik 3 bulan. Jumlah sampel 47 responden dengan tekhnik simple random sampling. Pengujian hipotesisnya menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kenaikan berat badan 35 (74,5%) dan sebagaian besar responden telah memakai KB suntik 3 bulan ≥ 1 tahun yaitu sebanyak 38n (80,9%). Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan perhitungan Chi Square dengan α = 0,05 diperoleh nilai ρ sebesar 0,014, maka ada hubungan lama penggunaan dengan kenaikan berat badan. Saran yang diberikan kepada masyarakat khususnya ibu hendaknya aktif mencari informasi kepada tenaga kesehatan mengenai alat kontrasepsi yang akan dipakai agar dapat mengetahui efek samping kontrasepsi dan cara
ANALISA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IVA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN CA CERVIX DI KLINIK NAMIRA KOTA SEMARANG Widyah Setiyowati; Titik Kurniawati; Desi Rosalina
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.049 KB) | DOI: 10.52299/jks.v13i1.90

Abstract

Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan olehhuman papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kelompok berisiko untukterjadinya kanker serviks adalah wanita di atas usia 30 tahun yang memiliki banyak anak dan denganperilaku menjaga kesehatan reproduksi yang masih kurang. Kebiasaan gonta ganti pasangan seksualmerupakan salah satu faktor utama penularan virus HPV penyebab kanker serviks ini terjadi. Tujuanpenelitian ini adalah untuk menganalisa tingkat pengetahuan ibu tentang IVA dengan upaya pencegahanCa cervix. Jenis penelitian ini adalah descriptive analitik dengan rancangan cross sectional, sampeldalam penelitian ini adalah 30 orang, diambil dengan tehnik total sampling.pengujian hipotesismenggunakan chi square. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kurang sebesar 17(57%) responden dan memiliki upaya pencegahan yang kurang atau tidak pernah melakukan upayapencegahan sebesar 22 (73%) responden. Ada hubungan yang significan antara tingkat pengetahuantentang IVA dan upaya pencegahan ca cervix, Dengan hasil p value sebesar 0,03 <a (0,05). Sarandiberikan kepada masyarakat khususnya wanita PUS untuk meningkatkan pengetahuan dan upaya untukpencegahan Ca cervix
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PIJAT BAYI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN DI KLINIK LITTLE ANGEL MAPAGAN UNGARAN KABUPATEN SEMARANG Sri Endang Wahyuningsih; Widyah Setiyowati
Jurnal Ilmiah Maternal Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Ilmiah Maternal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Husada Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1527.554 KB) | DOI: 10.54877/maternal.v2i3.628

Abstract

ABSTRACTBaby massage, also called stimulus touch, is one of the necessities that parents need to fulfill, the biological physical needs that are useful for brain development, sensory nervous system, and motor, the need for affection for emotional intelligence, inter and intrapersonal. Infant massage is also a stimulus requirement to stimulate all sensory and motor system work (Maharani, 2009) And by continuing the same pattern of physical stimulation as the baby develops, it means the baby has naturally increased its endurance. (Walker, 2011). The purpose of this study was to determine the relationship between the knowledge level of infant massage with the development of infants aged 0-12 months in Clinic of Small Angels Mapagan Ungaran Semarang Regency. The development of infants aged 0-12 months is strongly influenced by many things, such as touch therapy or touch stimulus, which in this case is baby massage (Sulistyawati, 2014). This research uses crossectional design and survey research type. The population in this study is the mother are massaging  infants at the clinic Small Angel Baby Spa in the  Mapagan Ungaran Village District Semarang amounted to 45 people. Samples were taken by sampling technique Total sampling. Analysis of univariate , and bivariate with Chi Square method The result is the respondent with the knowledge level of baby massage practice which is included in the good category as many as 23 (51,11%) respondent, with enough category 14 (31,11%) respondent and less category as many as 8 (17,77%) respondent . Respondent with infant growth was included in the normal category of 23 (51,11%) respondents, with questionable category as many as 17 (37,77%) respondents and abnormal category as many as 5 (11,11%) respondents.There is a relationship between the level of knowledge of massage with the development of infants aged 0-12 months at the Clinic Little Angel Baby Spa, in in the  Mapagan Ungaran Village District Semarang. Obtained chi Square value 68, 162 with p value 0.000. p value less than 0.05 (0,000 0.05), with Pearson correlation coefficient of 0.946.Suggestions submitted to the public should the public seek more detailed information about monitoring infant growth, so that the baby can wake up to grow flowers. The community is expected to understand the importance of baby massage knowledge for infant growth and development. More importantly for the elderly in the community can do the developmental stimulation correctly for the baby. Keywords: Knowledge, Baby Massage, Baby Development  ABSTRAK Pijat bayi atau disebut juga stimulus touch, merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang tua yaitu kebutuhan fisik biologis yang berguna untuk perkembangan otak, system syaraf sensorik, serta motorik, kebutuhan kasih sayang untuk kecerdasan emosi, inter dan intrapersonalnya. Pijat bayi juga  merupakan kebutuhan stimulus untuk merangsang semua kerja system sensorik dan motoriknya (Maharani, 2009) Dan dengan meneruskan pola stimulasi fisik serupa ketika sang buah hati berkembang, berarti bayi secara alami telah meningkat ketahanannya. (Walker, 2011). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan  pijat bayi dengan perkembangan bayi usia 0-12 bulan di Klinik Little Angel Mapagan Ungaran Kabupaten Semarang. Perkembangan bayi usia 0-12 bulan sangat dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah terapi sentuh atau stimulus touch, yang dalam hal ini adalah pijat bayi (Sulistyawati, 2014). Penelitian ini menggunakan rancangan crossectional dan jenis penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu beserta bayi yang memijatkan bayi di klinik Little Angel Baby Spa Kelurahan Mapagan Ungaran Kabupaten Semarang berjumlah 45 orang. Sampel diambil dengan teknik sampling Total sampling, Analisis data secara univariat, dan bivariat dengan  metode Chi Square. Hasil penelitian ini adalah responden dengan tingkat pengetahuan  praktik pijat bayi yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 23 ( 51,11%) responden, dengan kategoti cukup sebanyak 14 (31,11%) responden  dan kategori kurang sebanyak 8 (17,77%)  responden. Responden dengan perkembangan bayi yang termasuk dalam  kategori normal sebanyak 23 ( 51,11%) responden, dengan kategoti meragukan  sebanyak 17 (37,77%) responden  dan kategori abnormal sebanyak 5 (11,11%)  responden.. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan   pijat dengan perkembangan bayi usia 0-12 bulan di Klinik Little Angel Baby Spa, di Keluarahan Mapagan Ungaran Kabupaten Semarang. Didapatkan nilai chi Square sebesar 68, 162 dengan p value sebesar 0.000. nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,000 0.05), dengan koefisien Korelasi Pearson sebesar 0.946. Saran yang disampaikan kepada masyarakat hendaknya masyarakat mencari informasi yang lebih rinci mengenai pemantauan tumbuh kembang bayi, sehingga bayi dapat terjaga tumbuh kembangnya. Masyarakat diharapkan mampu memahami akan pentingnya pengetahuan  pijat bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Lebih penting lagi bagi orang tua di masyarakat dapat melakukan stimulus perkembangan dengan benar dan tidak berakibat fatal pada bayinya. Kata kunci: Pengetahuan, Pijat bayi, Perkembangan bayi
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Widyah Setiyowati; Rania Khilmiana Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang
Jurnal Kebidanan Volume 2 No. 1 Juni 2010
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v2i1.72

Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Widyah Setiyowati & Rania Khilmiana Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang ABSTRAK Pada perkembangan zaman saat ini terjadi peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kondisi pembangunan saat ini diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Sehubungan dengan hal tersebut kebijakan pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat pekerja. Sesuai dengan kodratnya wanita akan mengalami haid, kehamilan dan menyusui. Menyusui adalah hak setiap ibu tidak terkecuali ibu bekerja. Pemberian ASI eksklusif merupakan cara yang terbaik bagi peningkatan kualitas SDM  sejak dini. ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja sejak bayi lahir hingga berusia 6 bulan dan tidak mendapatkan makanan tambahan atau cairan lain. Namun cakupan pemberian ASI eksklusif di Jateng tahun 2007  hanya 65%, sedangkan target tahun 2010 sebesar 80%. Penelitian ini termasuk penelitian kebidanan komunitas dengan menggunakan rancangan cross sectional dan termasuk jenis penelitian studi korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan yang berjumlah 32 ibu dan sampel 30 ibu diambil dengan accidental sampling. Data yang dikumpulkan yaitu dengan membagikan kuesioner. Data diolah dengan editing, skoring, coding, entry, dan analisis data. Pada analisis univariat dilakukan penjabaran deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentasi untuk semua variabel. Sedangkan pada analisis bivariat digunakan uji Chi Square. Hasilnya responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 16 (53,3%) responden, dan yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 17 (56,7%) responden. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value 4,603. Saran ditujukan untuk tenaga kesehatan agar memberikan informasi mengenai ASI eksklusif, bagi peneliti dan institusi. Kata kunci    :           tingkat pengetahuan ibu bekerja, ASI eksklusif
Analisa Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Kunjungan Balita ke Posyandu Kabupaten Demak: Analysis of Mother's Knowledge Level with Toddler Visits to Posyandu, Demak Regency Titik Kurniawati; Widyah Setiyowati; Dwiki Endah Widiastuti
Public Health and Safety International Journal Vol. 2 No. 01 (2022): Public Health and Safety International Journal (PHASIJ)
Publisher : YCMM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.226 KB) | DOI: 10.55642/phasij.v2i01.146

Abstract

The Toddler Mortality Rate (AKABA) in Central Java Province in 2015 was 11.64/1,000 KH. Meanwhile, in 2016 there was an increase of 11.8/1,000 KH. And in 2017 it decreased to 10.47/1,000 KH. More than 1,500 posyandu in Demak Regency are active in carrying out various activities for community empowerment in the health sector. Based on posyandu data at Bumi Batursari Mas Housing, Mranggen District, Demak Regency in January-August there were 25 toddlers, and every month mothers of toddlers come to the posyandu at the Bumi Batursari Mas Posyandu, there is one toddler whose development is not in accordance with his age and there are 2 cases of stunting. This study was to analyze the relationship between mother's knowledge and frequency of posyandu visits at Poyandu Bumi Batursari, Mranggen District, Demak Regency. Posyandu is a community-based health effort, known to the public in both urban and rural areas. This type of research is correlative with a cross sectional approach. The population was 25 mothers, with a saturated sample (25 mothers were all taken), and the sampling technique was total sampling. The results showed that the knowledge of mothers under five about posyandu was mostly good, namely 21 (84%) respondents, with a good frequency of visits, namely 22 (88%) respondents and there was a relationship between mother's knowledge and frequency of visits to posyandu, with a p value of 0.002. Suggestions for the community to actively participate in posyandu activities and health workers to further improve health education about posyandu.