Baidhowy, Arief Shofyan
Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Penerapan pencucian luka menggunakan air rebusan daun jambu biji terhadap tingkat malodor pasien luka kaki diabetik Arief Shofyan Baidhowy; Yunie Armiyati; Jazil Imandarri
Holistic Nursing Care Approach Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.69 KB) | DOI: 10.26714/hnca.v2i1.8758

Abstract

Pasien Diabetes Mellitus memiliki masalah yang serius terkait komplikasi Ulkus kaki diabetik. Dampak dari ulkus kaki diabetik meliputi malodor (bau), gangguan integritas kulit dan jaringan serta nyeri akut. Pencucian luka menggunakan air rebusan daun Jambu biji mampu menurunkan malodor dan membantu memperbaiki integritas jaringan. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun Jambu biji terhadap tingkat malodor pasien ulkus kaki diabetik. Studi kasus menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan. Subyek studi kasus adalah pasien penyakit Diabetes Mellitus yang mengalami komplikasi ulkus kaki diabetik dengan malodor berjumlah 2 orang. Hasil studi kasus menunjukan bahwa pasien mengalami penurunan rata-rata skor malodor sebanyak 3 poin setelah dilakukan tindakan pencucian luka menggunakan air rebusan daun jambu biji 3 hari sekali selama dua pekan. Tindakan pencucian luka menggunakan air rebusan daun jambu biji mampu menurunkan tingkat malodor pasien ulkus kaki diabetik.
Penerapan Kompres Hangat Jahe Merah Terhadap Manajemen Nyeri Pada Pasien Gout Arthritis Alvina Lutfiani; Arief Shofyan Baidhowy
Holistic Nursing Care Approach Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.854 KB) | DOI: 10.26714/hnca.v2i2.9855

Abstract

Gout Arthritis merupakan peradangan pada sendi yang diakibatkan oleh peningkatan kadar asam urat dalam darah, karena terganggunya metabolisme purin (hiperurisemia) dalam tubuh yang ditandai dengan nyeri sendi, sehingga dapat mengganggu aktivitas. Penanganan Gout Arthritis salah satunya bisa menggunakan teknik nonfarmakologi yaitu dengan menggunakan kompres hangat jahe merah yang sering digunakan untuk mengatasi peradangan sendi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompres hangat jahe  merah terhadap penurunan skala nyeri pada pasien Gout Arthritis di desa Kodokan. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif studi dengan pendekatan proses keperawatan menggambarkan pengelolaan kasus dalam mengaplikasikan pemberian kompres hangat jahe merah pada pasien Gout Arthritis yang berjumlah 3 orang yang diperoleh dari pre-test yang sesuai dengan kriteria inklusi. Nyeri yang dirasakan diukur menggunakan Numeric Rating Scale. Hasil studi kasus pada ketiga responden dengan Gout Arthritis setelah dilakukan kompres hangat jahe merah selama 7 hari dengan waktu 15-20 menit terjadi penurunan skala nyeri dari sebelum di kompres skala nyeri 6 setelah dilakukam kompres hangat jahe merah nyeri dapat berkurang menjadi skala 2  dan 3 dalam nyeri. Kompres hangat jahe merah menjadi salah satu terapi komplementer yang efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien Gout Arthritis.
THE RELATIONSHIP BETWEEN FEAR OF COVID-19 AND ADHERENCE FOR PEOPLE WITH END STAGE RENAL DISEASES WITH HEMODIALYSIS Nining Puji Astuti; Arief Shofyan Baidhowy; Erlangga Galih Zulva Nugroho
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 5 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikmb.v5i1.1575

Abstract

Patients with End-Stage Renal Disease (ESRD) are highly vulnerable with the multiple comorbidities that make them susceptible to adverse outcomes with COVID-19. Over 2 million people worldwide receive maintenance hemodialysis (HD) at outpatient centers. In Indonesia, people have to come to dialysis centre at hospital for maintenance dialysis although in pandemic. Governments have been trying to fight the outbreak, by enacting various restrictions to maintain social distancing and effectively preventing the spread of infection among HD centre, healthcare personnel, and patients is essential to ensure the continued delivery of dialysis to ESRD patients but this condition affect in mental health people with hemodialysis such as fear of covid-19. The present study aimed to understand the relationship between fear of covid-19 and adherence people with hemodialysis to maintaining hemodialysis at hospital. The study group of the research consisted of 60 patients with hemodialysis were selected by the purposive sampling method. The research method is the correlational survey model. Data was obtained using the Demographic Information Form, fear of covid-19 scale and The End Stage Renal Disease Adherence Questionnaire (ESRD-AQ). Group comparison analysis revealed that women experienced higher levels of fear of the coronavirus. While those with postgraduate education reported significantly lower levels of fear of the coronavirus than those with other education levels. Fear of the coronavirus did not differ according to the age range, income level, and marital status of the participants. According to the results of the correlation analysis, a positive correlation between the fear of coronavirus and adherence people with hemodialysis to take medication at hospital was found.
Perawatan Metode Kanguru Meningkatan Suhu Tubuh Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Fenny Dwi Kurniasih; Heryanto Adi Nugroho; Arief Shofyan Baidhowy
Ners Muda Vol 3, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/nm.v3i3.6307

Abstract

Berat badan lahir berat badan kurang dari 2500 gram yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal, salah satu intervensi yang dapat dilakukan dengan metode kanguru, metode ini dapat membuat suhu tubuh bayi menjadi stabil karena bayi yang berada di dalam perawatan metode kanguru akan merasa seperti ada dalam rahim ibunya, selain itu perawatan metode kanguru ditujukan untuk membantu mempercepat proses peningkatan suhu tubuh bayi serta dapat menstabilkan suhu tubuh pada bayi yang mengalami berat badan lahir rendah. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus asuhan keperawatan menggunakan rancangan pre and post test yang dilakukan pada 2 responden. Sebelum diberikan metode kanguru responden 1 dan responden 2 mengalami berat badan rendah yang diukur dengan menggunakan lembar observasi selama 3 hari sedangkan setelah diberikan meode kanguru responden 1 dan responden 2  mengalami kenaikan berat badan yang diukur dengan menggunakan lembar observasi selama 3 hari ditandai dengan berat badan normal. Terapi perawatan metode kanguru mampu meningkatkan suhu tubuh pada bayi dengan berat badan lahir rendah di ruang perinatologi Rumah Sakit K.R.M.T Wongsonegoro Semarang.
TINJAUAN LITERATUR : PENERAPAN KOMPRES DINGIN UNTUK MENGURANGI NYERI DAN HEMATOMA PADA PASIEN POST PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION (PCI) Baidhowy, Arief Shofyan; Antarika, Gde Yasa; Sungkono, Sungkono; Rumayara, Abraham Bernadus; Listiani, Listiani
Jurnal Perawat Indonesia Vol. 5 No. 3 (2021): November 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.487 KB)

Abstract

Coronary heart disease is a narrowing of blood vessels due to arteriosclerosis and atherosclerosis. Noninvasive intervention to open and widen blood vessels is Percutaneous Coronary Intervention (PCI). Pain and hematoma is the most common microvascular complication following PCI.  One of the measures to reduce pain is by applying cold compress on the affected area. This study aims to determine the affect of cold compress on the  pain and hematoma reduction in post PCI patients. The method used in this study is literature review. Articles in this study is obtained from PubMed, Science Direct, Wiley, ProQuest and Springer Link database  from 2016 to 2021 by using “Percutaneous Coronary Intervention” or “ balloon angioplasty” or “Cardiac Catheterization” and “Application of cold” “Cold Compress” or “Ice bag” or “Ice pack” and “Pain” and “Hematoma”  as key words. The searching for the articles was based on the inclusion and exclusion criteria and followed by review. This study found five articles that were included in the analysis for a literature review. These articles describe the effectiveness of cold compress application on post PCI patients by means of its physiological effects such as blood vessels vasoconstriction, slowing tissue metabolism, increased blood viscosity and local anesthetic. The conclusion of the study is that cold compress proved to be effective in reducing pain and hematoma in post PCI patients.
Balloon Therapy to Reduce Shortness of Breath in Chronic Obstructive Lung Disease Patients Khoiriyah, Khoiriyah; Rahayu, Farida Adi; Nurhidayati, Tri; Baidhowy, Arief Shofyan
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No S2 (2022): Suplement 2
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.865 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7iS2.1410

Abstract

Blowing the Balloon makes lung expansion and improves intercostal muscles. This process helps patients with COPD remove trapped carbon dioxide in the lungs. Management of COPD requires comprehensive treatment, both pharmacologically and non-pharmacologically. Balloon therapy is a non-pharmacological therapy to reduce shortness of breath. The purpose of this study is to analyze the effect of balloon therapy on reducing shortness of breath in COPD patients at PKU Muhammadiyah Temanggung Hospital. The design was used a Quasi-experiment research type one group pre-test post-test without a control group with 36 respondents using a simple random sampling technique. Measure the degree of shortness of breath using the Modified Medical Research Council Scale questionnaire. Ballon therapy intervention was carried out using breathing exercises by blowing a balloon until the balloon inflated with a diameter of 7 inches about 5 times per day for 14 days. The statistical test used the Wilcoxon signed-rank test. The results showed decreased shortness of breath in COPD patients before and after balloon therapy intervention. The average measurement result of the degree of shortness of breath on the first day was around 2.50, while on the 7th day it was 1.89, and on the 14th day of measurement, the average degree of shortness of breath was 1.06. There is an effect of balloon therapy in reducing shortness of breath in COPD patients in the pulmonary poly ward of PKU Muhammadiyah Temanggung Hospital with a p-value of 0.000 (p less than 0.005). Nurses are expected to provide education about balloon therapy to reduce the degree of COPD shortness of breath. The results of this study show that balloon therapy is effective in reducing shortness of breath in COPD patientsAbstrak: Meniup Balon membuat ekspansi paru-paru meningkatkan otot interkostal. Proses ini membantu pasien PPOK mengeluarkan karbon dioksida yang terperangkap di paru-paru. Penatalaksanaan PPOK memerlukan penanganan yang komprehensif, baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis. Terapi balon merupakan terapi nonfarmakologis untuk mengurangi sesak napas. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh terapi balon terhadap penurunan sesak napas pada pasien PPOK di RS PKU Muhammadiyah Temanggung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasi-experiment one group pre-test post-test tanpa kelompok kontrol dengan 36 responden menggunakan teknik simple random sampling. Pengukuran derajat sesak napas menggunakan kuesioner Modified Medical Research Council Scale. Intervensi terapi balon dilakukan dengan menggunakan latihan pernapasan dengan cara meniup balon hingga balon yang berdiameter 7 inci sebanyak 5 kali per hari selama 14 hari. Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan sesak napas pada pasien PPOK sebelum dan sesudah diberikan intervensi terapi balon. Hasil pengukuran rata-rata derajat sesak nafas pada hari pertama adalah sekitar 2,50 pada hari ke-7 sebesar 1,89 dan pada pengukuran hari ke-14 didapatkan rata-rata derajat sesak nafas sebesar 1,06. Ada pengaruh terapi balon dalam menurunkan sesak napas pada pasien PPOK di poli paru RS PKU Muhammadiyah Temanggung dengan p-value 0,000 (p kurang dari 0,005). Perawat diharapkan memberikan edukasi tentang terapi balon untuk menurunkan derajat sesak nafas PPOK. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi balon efektif dalam mengurangi sesak napas pada pasien PPOK
Pemberdayaan Kader Sekolah Sebagai Upaya Peningkatan Ketrampilan Hidup Sehat di SDN Plamongansari 02 Kecamatan Pedurungan Kota Semarang Siti Aisah; Sheila Destika R; Sabrina Della V; Arief Shofyan Baidhowy; Tri Hartiti; Eny Hidayati; Amin Samiasih
SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/sjpkm.v3i1.12871

Abstract

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pendidikan untuk meningkatkan derajat kesehatan di sekolah, dokter kecil sebagai penggerak hidup sehat di sekolah, harus dibekali pengetahuan dan kretrampilan. Kegiatan penyegaran ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dokter kecil tentang Pendidikan ketrampilan hiduo sehat di Sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan berupa edukasi Pendidikan Kesehatan dengan metode penyuluhan mulai dari ceramah hingga audio-visual yang ditujukan kepada dokter kecil di SDN Pelamongansari 02, terdiri dari 26 siswa dari perwakilan kelas 3,4, dan 5, yang sudah terpilih, dan bersedia menjadi responden. Hasil kegiatan penyegaran kader dokter kecil dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan kepada dokter kecil ini dapat meningkatkan pengetahuan kader dokter kecil tentang Pendidikan Kesehatan hidup sehat.
PENGARUH FOOT REFLEXOLOGY THERAPY TERHADAP TEKANAN DARAH DAN FATIGUE RESPONSE PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PENAWANGAN II Seli Setiyaningsih; Khoiriyah Khoiriyah; Arief Shofyan Baidhowy
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Lanjut usia mengalami perubahan pada struktur dan fungsi kardiovaskuler. Permasalahan yang dialami oleh pasien  hipertensi adalah fatigue. Terapi alternatif keperawatan yang dapat dijadikan pilihan untuk menurunkan tekanan darah yaitu foot reflexology therapy.Tujuan : tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh foot reflexology therapy terhadap tekanan darah dan fatigue response pada lanjut usia dengan hipertensi di Puskesmas Penawangan II. Metode : metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan time series design pada model pre-test and post-test with control group design. Populasi pada penelitian ini adalah lanjut usia dengan hipertensi di puskesmas Penawangan II dengan intervensi foot reflexology therapy dilakukan sebanyak tiga kali berturut-turut selama 15 menit, sampel terdapat 48 responden terdiri dari 24 orang dalam kelompok intervensi dan 24 orang dalam kelompok kontrol, dan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil : Hasil penelitian ini menggunakan uji mann whiteney U tekanan darah terdapat perubahan rata-rata skor tekanan darahdi minggu ke-1 dan ke-3. Hasil skor fatigue pada minggu pertama dan ke 3 p value 0,00 (p<0,05) kemudian hasil uji reapeted annova hasil tekanan darah dengan nilai p value 0,00 (p < 0,05) maka ada perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan foot reflexology therapy. Nilai p value skore fatiguedari minggu ke-1 hingga minggu ke-3 adalah 0,00 (p<0,05) terdapat perbedaan skor fatigue pada sebelum dan sesudah di berikannya foot reflexology therapy. Saran Peneliti selanjutnya dapat menperbesar sempel dan membandingkan dengan terapi non farmakologi lainnya sehinggadiperoleh hasil yang lebih baik.Kata Kunci : Foot Reflexology, Hipertensi, Fatigue.
Dilemma of Identification Patients Palliative Care Needs in Critical Care Unit Nining Puji Astuti; Sriyono Sriyono; Esti Yunitasari; Ninuk Dian Kurniawati; Arief Shofyan Baidhowy
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No 1 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6i1.2664

Abstract

Palliative care is start from diagnosis of serious illness until death and bereavement care. But, the term “Palliative Care” often mistakenly regarded identical to “End of Life Care” without any treatments. It’s caused dilemma among nurses to give maximum care of palliative care needs or let the patients get minimum of care. Methods: The aim of this article is to evaluate the dilemma palliative care needs in Intensive Care Unit. This is a case study report used a qualitative approach of 3 palliative patients in ICU used descriptive case study as well as in depth-interviews with patient’s family, nurses and internist. Results and Discussion: We present a case report of 3 patient who had been admitted to hospital with cancer and need palliative care in ICU. Patients subsequently suffered a pulmonary metastase with multiple organ failure. However the goal of end of life care for dying patients is to prevent or relieve suffering as much as possible while respecting the patient’s desires. But it is still a dilemma in Indonesia, especially palliative patients in ICU. According to medical decision, patients in ICU should receive maximum treatment, but if patient is facing multiple organ failure nurse should consider to providing palliative care. Conclusions: Palliative care approaches and provision within intensive care units can significantly impact care outcomes and increase the quality-of life people with end-of life period. Palliative care not to reduce the dose of drugs and patient care.