Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Mathematical model of growth of two purelines of Padjadjaran female quail aged 0 to 6 weeks Anang, A.; Indrijani, H.; Sujana, E.
Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture Vol 42, No 2 (2017): June
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitaa.42.2.66-71

Abstract

A research was conducted at Quail Breeding Centre of Padjadjaran University.  A hundred quails of female black and brown color of each line was observed from hatch to age of six weeks. Four growth models were compared: Gompertz, Logistic, Richards, and MMF. The best fit was measured with Coefficient of determination (R2) and standard error of prediction (se). The results showed that all observed models have high accuracy with R2 ranging from 0.9950 to 0.9988 for black color, and 0.9984 to 0.9992 for brown color respectively. Standard errors of prediction (SE) ranged from 1.99 g to 4.01 g for black, and from 1.92 g to 2.52 g for brown, respectively. Gompertz model was more favorable with R2 and SE of 0.9988 and 1.99 g for black, and 0.9991 and 1.92 g for brown, respectively. Age at inflection, maximum average daily gains and weights at inflection were 4.18 week, 27.87 g and 100.23 g for black line and 3.38 week, 25.05 g and 75.34 g for brown line, respectively.
The objective of this research was to investigate the genetic and phenotypic correlations for several productive traits on Madura cattle. The results were expected as a fundamental consideration in selection programme. The research was conducted in Bangkalan Madura for a year. Hundred and eighty calves were analysed from 9 sires sampled using stratified random analysis. At the end of the research 3 bulls were sold thus in the final analysis 120 calves from 6 sires were analysed using resemblance Nasipan Usri; M.P. Rukmana; A. Anang
Media Veteriner Vol. 8 No. 1 (2001): Media Veteriner
Publisher : Media Veteriner

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this research was to investigate the genetic and phenotypic correlations for several productive traits on Madura cattle. The results were expected as a fundamental consideration in selection programme. The research was conducted in Bangkalan Madura for a year. Hundred and eighty calves were analysed from 9 sires sampled using stratified random analysis. At the end of the research 3 bulls were sold thus in the final analysis 120 calves from 6 sires were analysed using resemblance between relatives. The results indicated that genetic and phenotypic correlations between birth weight and weaning weight were 0.43±0.31 and 0.32±0.18, respectively. Genetic and phenotypic correlations between birth weight and pre weaning gain were 0.38±0.28 and 0.32±0.18, respectively. Genetic and phenotypic correlations between weaning weight and yearling weight were 0.59±0.11 and 0.31 ±0.27, respectively, and finally genetic and phenotypic correlations between weaning weight and post weaning gain were 0.43±0.13 and 0.47±0.24, respectively. Based on the correlations, a selection will be able to be conducted based on birth and weaning weight.
Model Matematika Kurva Produksi Telur Ayam Broiler Breeder Parent Stock A. Anang; h H. Indrijani; Ta Sundara
Jurnal Ilmu Ternak Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v7i1.2224

Abstract

Produksi telur membentuk suatu kurva dengan model matematika tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model matematika terbaik untuk menggambarkan  kurva produksi telur ayam broiler breeder parent stock Cobb 500 umur 24-45 minggu. Model matematika yang diuji dalam penelitian ini ada empat, yaitu model Mc Millan, model Yang, model Logistik, dan model Adams-Bell. Model Adams-Bell dengan rumus  memiliki kecocokan yang  paling baik dengan koefisien determinasi (R2) = 0,9998, koefisien korelasi (r) = 0,999, dan galat baku (SE) = 1,060. Dengan menggunakan model Adams-Bell ini, dapat dibuat suatu dugaan kurva produksi telur broiler breeder parent stock umur 24-45 minggu.Kata Kunci:   Kurva Produksi Telur, Ayam Broiler Breeder Parent Stock    
Karakteristik Hasil Penetasan Puyuh Pedaging Malon dan Jepang Terseleksi Generasi ke Lima Endang Sujana; T. Widjastuti; I. Setiawan; A. Anang
Jurnal Ilmu Ternak Vol 18, No 2 (2018): December
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.803 KB) | DOI: 10.24198/jit.v18i2.18287

Abstract

Penelitian dengan judul Karakteristik Hasil Penetasan Puyuh Pedaging Malon dan Jepang Terseleksi Generasi Ke Lima telah dilaksanakan di Test Farm KVS Majalaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengevaluasi hasil penetasan  puyuh Pedaging Malon dan Jepang Terseleksi Generasi Ke Lima.  Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif.  Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan terhadap ukuran pemusatan yaitu nilai rata-rata dan ukuran penyebaran yaitu nilai standard deviasi.  Telur puyuh yang digunakan percobaan sebanyak 600 butir atau 300 butir setiap galur.  Peubah yang diamati adalah fertilitas (%), daya tetas (%), kematian embrio (%) dan bobot tetas.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penetasan telur puyuh pedaging Malon dan Jepang Terseleksi Generasi Ke Lima termasuk baik.  Hal ini dapat dilihat pada data hasil penelitian bahwa telur tetas yang berasal dari pembibitan puyuh Malon memiliki fertilitas yang tinggi (95,83%), daya tetas yang baik (80,76%), kematian embrio 19,24% dan bobot tetas yang tinggi 8,56 ±0,90g. Selanjutnya hasil penelitian bahwa telur tetas yang berasal dari pembibitan puyuh Jepang Terseleksi memiliki fertilitas yang tinggi (96,67%), daya tetas yang baik (82,73%), kematian embrio 17,27% dan bobot tetas yang tinggi 8,52 ±0,695 g.                           
Mathematical Models to Describe Egg Production in Laying Hens (Review) (Model Matematik untuk Menggambarkan Kurva Produksi Telur pada Ayam Petelur (Review)) A. Anang
Jurnal Ilmu Ternak Vol 6, No 2 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v6i2.2274

Abstract

Makalah ini bertujuan untuk me-review model matematik yang dapat mendeskripsikan kurva produksi telur pada ayam petelur. Kurva produksi telur umumnya sama, baik untuk bangsa ataupun strain, yaitu meningkat pada awal masa bertelur untuk mencapai puncaknya pada umur tertentu dan akan menurun secara gradual sampai akhir periode bertelur. Banyak model matematik kurva produksi telur yang sudah dipublikasikan, dan pada umumnya model-model tersebut sudah cukup bila digunakan untuk menduga produksi telur saja, tapi jika untuk keperluan pemuliaan ternak, perlu dikembangkan model yang bisa menduga produksi pada populasi yang kecil. Jika karakteristik kematangan seksual turut dipertimbangkan, maka model Yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan model-model matematik lainnya.Kata kunci: Model Matematik, Produksi Telur, Ayam Petelur
Efektivitas Catatan Test Day untuk Evaluasi Genetik Produksi Susu pada Sapi Perah H. Indrijani; A. Anang; R. R. Noor; C. Talib
Zuriat Vol 14, No 1 (2003)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v14i1.6818

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas catatan Test day dengan model regresi tetap untuk evaluasi genetic produksi susu pada sapi perah berdasarkan laktasi satu dan dua. Data produksi susu berasal dari sapi perah Frisian Holstein periode laktasi satu dan dua dari tahun 1989–2000 di PT. Taurus Dairy Farm Sukabumi. Catatan Test day sebanyak 7503 buah berasal dari 456 ekor sapi betina, 40 pejantan dan 342 ekor induk. Model yang digunakan adalah Model Regresi Tetap, varian komponen diduga dengan Animal Model dengan Restricted Maximum Likelihood (REML) dan Nilai Pemuliaan dengan Best Linier Unbiased Prediction (BLUP). Hasil analisis menunjukkan hari test ke-35 (TD2) merupakan puncak produksi. Pengaruh musim terhadap produksi susu Test day mempunyai pola yang kurang jelas. Ragam genetik aditif pada laktasi dua menurun sejalan dengan penambahan catatan Test day sampai dengan Test day ke-3, setelah itu meningkat sampai akhir laktasi. Dugaan nilai heritabilitas mengikuti pola yang sama dengan ragam genetik. Evaluasi genetic berdasarkan laktasi satu penuh yang ditambah dengan satu catatan Test day pada laktasi dua sudah cukup untuk mengevaluasi seluruh ternak, sedangkan untuk mengevaluasi pejantan, evaluasi harus diperpanjang sampai 3 catatan Test day pada laktasi dua.