Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERTUNJUKAN MUSIK DANGDUT ORGAN TUNGGAL Andaryani, Eka Titi
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v11i2.2209

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  : (1) Bentuk pertunjukan dan budaya masyarakat setempat terhadap pertunjukan musik dangdut organ tunggal; (2) Persepsi masyarakat Kota Tegal terhadap pertunjukan musik dangdut organ tunggal. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan cara menggambarkan atau menguraikan keadaan yang terjadi pada objek penelitian yang dalam hal ini pertunjukan musik dangdut organ tunggal di kota Tegal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi, wawancara serta dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis data deskriptif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertunjukan musik dangdut organ tunggal di kota Tegal seringkali dihadiri oleh banyak penonton dari berbagai tingkatan usia. Lagu-lagu yang disajikan pada pertunjukan organ tunggal sebagian besar berupa tarling dangdut. Pertunjukan musik dangdut tersebut dijadikan cerminan status sosial masyarakat Kota Tegal. This study is aimed to find out: (1) Performing Arts and Culture of local people in solo organ dangdut musical performance; (2) Tegal People’s Perception towards solo organ dangdut musical performance. This study uses descriptive-qualitative approach by describing or figuring out the facts in the solo organ dangdut musical performance in Tegal. Techniques of data collection in this research include library study, observation, interview and documenting. This research uses descriptive analysis. From this research, it is concluded that the solo organ dangdut performance in Tegal attracts more audience of different ages. The songs that are presented in the solo organ performance are mostly dangdut. The dangdut musical performance can reflect social status of Tegal people.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERTUNJUKAN MUSIK DANGDUT ORGAN TUNGGAL Andaryani, Eka Titi
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v11i2.2209

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  : (1) Bentuk pertunjukan dan budaya masyarakat setempat terhadap pertunjukan musik dangdut organ tunggal; (2) Persepsi masyarakat Kota Tegal terhadap pertunjukan musik dangdut organ tunggal. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan cara menggambarkan atau menguraikan keadaan yang terjadi pada objek penelitian yang dalam hal ini pertunjukan musik dangdut organ tunggal di kota Tegal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi, wawancara serta dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis data deskriptif. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertunjukan musik dangdut organ tunggal di kota Tegal seringkali dihadiri oleh banyak penonton dari berbagai tingkatan usia. Lagu-lagu yang disajikan pada pertunjukan organ tunggal sebagian besar berupa tarling dangdut. Pertunjukan musik dangdut tersebut dijadikan cerminan status sosial masyarakat Kota Tegal. This study is aimed to find out: (1) Performing Arts and Culture of local people in solo organ dangdut musical performance; (2) Tegal People’s Perception towards solo organ dangdut musical performance. This study uses descriptive-qualitative approach by describing or figuring out the facts in the solo organ dangdut musical performance in Tegal. Techniques of data collection in this research include library study, observation, interview and documenting. This research uses descriptive analysis. From this research, it is concluded that the solo organ dangdut performance in Tegal attracts more audience of different ages. The songs that are presented in the solo organ performance are mostly dangdut. The dangdut musical performance can reflect social status of Tegal people.
PROSES TERJADINYA SUATU KARYA SENI Eka Titi Andaryani
Imaji Vol 14, No 2 (2016): IMAJI OKTOBER
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.004 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v14i2.12179

Abstract

Seni adalah keindahan yang tertuang di dalam sebuah karya. Karya seni muncul tidak dengan serat-merta. Artinya, ada beberapa tahapan atau proses yang melingkupi kemunculan suatu karaya seni. Peran manusia (seniman) sangat menentukan proses terjadinya karya seni. Proses karya seni ini dapat diibaratkat sama dengan proses kemunculannya seorang manusia di bumi ini.  Tahapan-tahapan proses karya seni memberikan sejauh mana karya seni itu muncul sebagai realitas yang estetis. Tahapan-tahapan tersebut, antara lain:  kehamilan, pertumbuhan, kemasakan, sketsa,  dan pembentukan. Kelima tahapan proses terjadinya karya seni tersebut membentuk suatu kesatuan kreativitas manusia (seniman).
PELATIHAN MEMAHAMI PENDIDIKAN SENI ANAK USIA DINI BAGI GURU-GURU PAUD Oka Irmade; Paulus Widjanarko; Eka Titi Andaryani
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 5, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v5i2.7913

Abstract

Abstrak: Pengetahuan pendidikan Seni Anak Usia Dini merupakan merupakan salah satu bagian dari perkembangan kognitif. Melalui seni, anak-anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan fantasi dan kreativitas dengan berbagai cara dan juga mereka akan belajar bagaimana mengekspresikan diri, minat, kemampuan, serta keterampilan mereka. Anak-anak dapat menuangkan gagasannya dalam berbagai karya seni. Melalui seni, otak kanan dan kiri anak dapat berkembang dengan baik. Rendahnya kemampuan guru dalam memahami pendidikan seni bagi anak usia dini, Berdasarkan pengamatan saya, seorang guru PAUD perlu memahani tentang pendidikan seni dalam hal ini seni musik menjadi yang di utamakan dalam pelatihan kali ini. Fakta yang ada di lapangan guru hanya memiliki sedikit pengetahuan mengenai pendidikan seni khususnya seni musik. Metode yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) pendekatan secara partisipatif dan dialogis, yaitu dengan cara menghubungi Ketua PAUD Saraswati terlebih dahulu. Setelah itu, guru-guru tersebut dikumpulkan dan diajak bermusyawarah dengan tim pelaksana. (2) metode pelaksanaan program meliputi tahap pendahuluan, sosialisasi, tahap pelaksanaan pelatihan. Hasil yang dicapai melalui pelatihan ini telah di sampaikan mengenai wawasan tentang pendidikan seni anak usia dini, dalam pelatihan kali ini di beri wawasan tentang Definisi-definisi seni dalam 3 kategori, yakni : teori mimesis, teori ekspresi, teori citarasa dan lain-lain. Luaran yang dihasilkan publikasi artikel pengabdian dalam jurnal ilmiah.Abstract: Early Childhood Art education knowledge is one part of cognitive development. Through art, children have the opportunity to develop fantasy and creativity in a variety of ways and also they will learn how to express themselves, their interests, abilities, as well as skills. Children can pour their ideas into various works of art. Through art, a child's right and left brain can develop properly. The low ability of teachers in understanding art education for early childhood, based on my observations, a PAUD teacher needs to understand art education in this case music art becomes the main one in training this time. The fact that in the field of teachers has little knowledge about art education, especially the art of music. The methods carried out are as follows: (1) participatory and dialogical approach, namely by contacting the Chairman of PAUD Saraswati first. After that, the teachers are gathered and invited to consult with the implementation team. (2) The methods of program implementation include the preliminary stage, socialization, and training implementation stage. The results achieved through this training have conveyed insights on early childhood art education, in this training gave insight into the definitions of art in 3 categories, namely: mimesis theory, expression theory, taste theory, and others. Externally produced the publication of devotional articles in scientific journals.
Pengaruh Musik Sebagai Moodboster Mahasiswa Eka Titi Andaryani
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v1i2.31

Abstract

Musik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia dan dapat memberikan kekuatan mentalitas yang baik bagi pendengarnya. Orang yang mendengarkan musik, akan memiliki mental yang kuat, emosi yang tenang, hidup lebih nyaman dan santai serta menjadikan hidup mereka lebih percaya diri dengan mengembangnya intelektual serta pengetahuan bagi mereka. Musik juga dapat mempengaruhi penurunan depresi pada mahasiswa. Hal ini dibuktikan oleh Lerik & Prawitasari (2005) yang meneliti sekelompok mahasiswa yang mengalami depresi. Hasilnya, musik sebagai media terapi mampu menurunkan tingkat depresi setelah pelaksanaan satu bulan. Musik yang dipakai pun dalammenurunkan gangguan neurotik, salah satunya kecemasan, dapat bermacam-macam. Musik yang dapat memberikan ketenangan dan kedamaian adalah musik dengan tempo yang lebih lambat (Rachmawati, 2005).
Peran Dan Manfaat Kurikulum Merdeka Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di Jenjang Sekolah Dasar Aisyah Wardatun Nisa; Eka Titi Andaryani
Simpati: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Bahasa Vol. 1 No. 4 (2023): Oktober: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Bahasa
Publisher : CV. Alim's Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/simpati.v1i4.441

Abstract

As we already know, the independent curriculum is a new curriculum that is currently being published. From year to year, the educational curriculum is increasingly undergoing changes, these changes are adapted to technological developments and developments in this new industrial era. Approximately 2 years ago, in the pandemic era or Covid-19 era, the curriculum that applied in schools was the 2013 curriculum and the prototype curriculum. The prototype curriculum is a curriculum that develops progress from the 2013 curriculum, where the curriculum is referred to as the emergency curriculum for the 2022 and 2023 school years. At that time the government established the Merdeka curriculum for all schools deemed ready to implement this curriculum, various technical guidance that is currently needed for school principals as well as teachers and educational staff in implementing the Merdeka curriculum, it can be implemented through technical guidance, which is carried out online. This online guidance is expected to be able to make participants comfortable and more motivated to continue following or remain focused until the material and learning design they want to achieve is achieved properly. good and students can receive the results of guidance from these techniques using the learning management system
Analysis of Learning Interest Indonesian Indar Listia Ningsih; Eka Titi Andaryani
International Journal of Educational Technology Research Vol. 1 No. 2 (2023): June 2023
Publisher : MultiTech Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59890/ijetr.v1i2.199

Abstract

This study aims to find out information related to the learning interests of fifth grade students at SDN Banjaranyar 01 , Brebes Regency . This study uses a qualitative descriptive research method. Data collection techniques in this study, namely observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques use the Miles and Huberman model. Based on the results of the study, it was concluded that (1) there is a link between interest and learning outcomes obtained by fifth grade students, namely already satisfactory as evidenced by the acquisition of scores above the KKM in the student master book. High learning outcomes are influenced by students' interest in learning Indonesian; (2) there are factors that cause interest in learning, namely internal factors from within students' self-intentions to learn Indonesian. While external factors from the outside are influenced by various teacher teaching methods, family environmental conditions that pay little attention to student learning styles, and the lack of completeness of infrastructure in schools; (3) the teacher's efforts to increase interest in learning Indonesian by holding literacy culture habituation before learning activities begin for fifteen minutes and the teacher directs students who have problems in reading comprehension to go to the library accompanied by the BP teacher.
STEAM ANAK USIA DINI PADA PAUD IT INSAN CENDEKIA SURAKARTA Paulus Widjanarko; Suharto; Oka Irmade; Eka Titi Andaryani
PRATAMA WIDYA : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 8 No 2 (2023): Pratama Widya Oktober 2023
Publisher : UHN I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/pw.v8i2.3131

Abstract

Pendidikan seni melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan yang tertuang dalam kegiatan berekspresi, bereksplorasi, berapresiasi, dan berkreasi melalui gerak, rupa, dan bunyi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran STEAM pada pembelajaran seni yang dilakukan oleh pendidik. Metode penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan atau menguraikan tentang pembelajaran seni pada PAUD IT Insan Cendekia. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi dari pendidik dikuatkan lagi dengan dokumentasi. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data berupa foto, video, dan dokumen lainnya. Proses analisis kualitatif terdiri dari tiga tahap, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses penggalian dan pengolahan pengalaman yang dilakukan secara terus menerus, proses penggalian, pengolahan dan pengalaman membuat peserta didik menemukan jati diri yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, sehingga apa yang dilakukan oleh pendidik dalam proses pembelajarannya selalu memberikan pengalaman-pengalaman yang tertuju pada peserta didik yang akhirnya dapat meciptakan nilai-nilai karakter yang baik, pengalaman yang dilakukan oleh pendidik saat mendengarkan lagu kemudian menjelaskan pesan moral yang terdapat pada lagu tersebut, dapat menciptakan karakter yang lebih baik pada peserta didik PAUD IT Insan Cendekia. Pelajaran  musik  di PAUD IT Insan Cendekia tersebut   adalah bernyanyi, mengenal birama, belajar mengingat, gerak dan lagu, mendengarkan musik dan bermain alat musik.  
Pertimbangan Multikultural Dalam Pengembangan Kurikulum Untuk Menghadapi Keanekaragaman Siswa Sarnita Sarnita; Eka Titi Andaryani
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 4 No. 11 (2023): Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi)
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/japendi.v4i11.2233

Abstract

Pendidikan multikultural menjadi krusial dalam mengatasi keberagaman siswa di era globalisasi. Artikel jurnal ini membahas pertimbangan multikultural dalam pengembangan kurikulum, mencakup aspek budaya, sosial, politik, ekonomi, lingkungan, dan globalisasi. Metode penelitian menggunakan pendekatan pustaka dengan fokus pada pengumpulan dan analisis data dari berbagai sumber literatur. Hasil dan pembahasan menyoroti integrasi nilai multikultural dalam kurikulum untuk menciptakan pendidikan inklusif. Strategi pengembangan pendidikan multikultural, peningkatan kualitas guru, sistem pengelolaan pendidikan, dan peran masyarakat juga dibahas. Tantangan seperti kurangnya sumber daya, perlawanan, kurangnya kesadaran, stereotip, dan pelatihan guru yang kurang diatasi melalui upaya bersama dari guru, sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Kesimpulannya, pengembangan pendidikan multikultural memiliki peran kunci dalam menciptakan lingkungan belajar inklusif, dan meskipun dihadapi tantangan, upaya bersama dan strategi yang tepat dapat memastikan manfaat signifikan dalam mempromosikan inklusi, pemahaman budaya, dan keragaman dalam pendidikan.