Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INTERAKSI SIMBOLIK ORGANISASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA Muhammad Luthfie; Aida Viyala S Hubeis; Amiruddin Saleh; Basita Ginting
Informasi Vol 47, No 1 (2017): INFORMASI
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.711 KB) | DOI: 10.21831/informasi.v47i1.13036

Abstract

This research analyze the symbolic interaction of Muhammadiyah as a communityorganization in order to anticipate conflict due to different religious views to be ableto participate in rural development. Symbolic interaction as the role of communicationis done to influence society to accept Muhammadiyah and give opportunity to runits organization program. The purpose of the research is to analyze the symbolicinteraction of Muhammadiyah to realize the trust and support of the community inrural development. Through qualitative methods, research results show that symbolicinteractions made through interpersonal communication, dialogical communicationand group communication can achieve consensus and can reduce conflict, fromorganizations that were initially rejected until they became accepted organizations andsubsequently succeeded in becoming pioneers in rural development.AbstrakPenelitian ini menganalisis interaksi simbolik Muhammadiyah sebagai organisasimasyarakat dalam rangka mengantisipasi konflik akibat perbedaan pandangankeagamaan untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan desa. Interaksi simboliksebagai peranan komunikasi tersebut dilakukan untuk mempengaruhi masyarakatagar dapat menerima Muhammadiyah dan memberikan kesempatan untukmenjalankan program-program organisasinya. Tujuan penelitian, adalah menganalisisinteraksi simbolik Muhammadiyah untuk mewujudkan kepercayaan dan dukunganmasyarakat dalam pembangunan desa. Melalui metode kualitatif, hasil penelitianmenunjukkan interaksi simbolik yang dilakukan melalui komunikasi interpersonal,komunikasi dialogis dan komunikasi kelompok dapat mewujudkan konsensus dan dapatmeredam konflik, dari organisasi yang awalnya ditolak sampai menjadi organisasi yangditerima dan selanjutnya berhasil menjadi pelopor dalam pembangunan desa.
JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN Muhammad Luthfie
Jurnal Sosial Humaniora Vol. 9 No. 1 (2018): APRIL
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.039 KB) | DOI: 10.30997/jsh.v9i1.1376

Abstract

Penelitian ini menganalisis peran Muhammadiyah dalam pembangunan desa. Untuk memperkenalkan eksistensinya dan mendukung partisipasinya dalam pembangunan di Desa Plompong, Muhammadiyah Plompong sebagai organisasi masyarakat telah membentuk dan memperluas jaringan komunikasi dengan pihak-pihak terkait, terutama dengan Pemerintah Desa Plompong. Hal ini sangat beralasan, karena dinamika organisasi tidak akan terlepas dari komunikasi organisasi eksternal. Sistem-sistem organisasi yang terdiri dari banyak sub sistem dibangun melalui pertukaran energi, informasi dan makna melalui jaringan dan saluran komunikasi. Jaringan komunikasi (communication network) dapat dilakukan secara spontan atau terencana, sementara saluran biasanya ditentukan dan dibatasi. Untuk menggambarkan jaringan komunikasi Muhammadiyah Plompong dalam rangka memperkenalkan eksistensinya dan partisipasinya dalam pembangunan desa di Desa Plompong, perlu dilakukan identifikasi proses interaksi komunikasi yang terjadi antara Muhammadiyah Plompong dan pihak-pihak yang terkait sehingga membentuk jaringan komunikasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kemudian mendeskripsikan struktur komunikasi dan proses interaksi komunikasi yang terjadi antara Muhammadiyah Plompong dan pihak-pihak yang terkait sehingga membentuk jaringan komunikasi. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, indepth interview, dan focus group discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur komunikasi dan jaringan komunikasi Muhammadiyah telah mampu menciptakan harmonisasi dan akses organisasinya dalam pembangunan desa di Desa Plompong.
Makna Mitos Aspek Spiritual Lukisan Bali Adu Ayam dan Barongsai Karya I Nyoman Sukari (SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) Nida Fauziah; Muhammad Luthfie; Agustini Agustini
JURNAL KOMUNIKATIO Vol. 7 No. 1 (2021): Jurnal Komunikatio
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.709 KB) | DOI: 10.30997/jk.v7i1.3506

Abstract

Bali menjadi daerah yang kaya akan keindahan tradisi, budaya dan seni. Tradisi dan budaya Bali memiliki hubungan yang sangat kuat dengan lingkungan spiritual. Tidak hanya tradisi dan budaya, namun dalam hal seni pun juga melekat pada kehidupan masyarakat Bali, seperti lukisan yang menggambarkan kehidupan Bali, hal ini merupakan kebiasaan dari nenek moyang atau leluhur masyarakat Bali. Seniman-seniman lukis pun banyak terlahir dari daerah Bali, salah satunya I Nyoman Sukari dalam karya lukisnya selalu mengangkat tema akar tradisi Bali dari penggambaran objek figur-figur seram dan ritual tradisi Bali yang memiliki sisi mitos, seperti pada lukisan adu ayam dan lukisan barongsai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui makna mitos aspek spiritual lukisan Bali adu ayam dan barongsai ditinjau dari analisis semiotika Roland Barthes. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif analisis teori semiotika Roland Barthes. Pengumpulan data melalui data primer yaitu observasi dengan mencari data mengenai lukisan adu ayam dan barongsai melalui internet sebagai gambaran dengan didukung wawancara informan oleh pengamat lukisan, dua orang asal Bali yaitu Manika (Key Informan) dan Bram. Data sekunder yaitu dokumentasi dan triangulasi pada analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa lukisan adu ayam dan barongsai memiliki makna mitos aspek spiritual pada objek dua ayam jantan dan sosok barongsai yang memiliki hubungan dengan makhluk gaib dan konsep rwa bhinneda. Kesimpulan makna mitos pada lukisan adu ayam dan barongsai adalah makhluk gaib atau jahat bhuta kala dan nien.Keywords: Semiotika; lukisan; Tradisi Bali; mitos.