Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN PROSES PERSIAPAN DAN SOSIALISASI PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI RAYON 14 UNESA Rr. Nanik Setyowati, ; Harmanto, ; Anik Juwariyah,
Pendidikan Sekolah Dasar Vol 6, No 4 (2011)
Publisher : Pendidikan Sekolah Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bahasa Indonesia Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar, yang hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor tenaga pendidik. Sebagaimana yang dikemukakan Muhari (2004) bahwa guru merupakan instrumental input  dalam sistem  pendidikan nasional. Sebagai salah satu instrumen tentu saja dalam konteks pembangunan pendidikan, guru adalah jantungnya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik di sekolah adalah dengan melakukan sertifikasi bagi guru. Penelitian ini dilaksanakan di rayon 14 Unesa yang meliputi Surabaya, Gresik, Jombang, Tuban, Bojonegoro, Kota Mojokerto dan Kab Mojokerto serta Sidoarjo. Melalui penelitian ini akan diketahui langkah-langkah, hambatan, persiapan dan sosialisasi yang dilakukan guru maupun dinas terutama dalam pelaksanaan sertifikasi, dan hasil akhinya berupa bentuk proses persiapan dan sosialisasi terkait program sertifikasi guru melalui jalur portofolio.   Abstrak Bahasa Inggris Education is determined by the quality of teaching and learning process, which it is strongly influencce by factor of educators. As Muhari steted that teachers are one of the efforts made to improve the quality of educators in schools is to de a certification for the teachers. The study wasconucted in 14 Unesa rayon by doing this research will be known the steps, obstacles, preparation and teacher socialization and services performed promarily in the implementation of certification, and the result is the preparation form and socialization processes  related to teacher certification program through the portofolio.
The Visual Language of Consumerism in Contemporary Artworks Singgih Prio Wicaksono; Anik Juwariyah
Journal of Urban Society's Arts Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jousa.v6i1.2263

Abstract

Bahasa Visual Konsumerisme dalam Karya Seni Kontemporer. Artikel ini mendeskripsikan wacana konsumerisme ketika dibahasakan secara visual dalam karya kontemporer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan visualnya, gaya ungkapannya, serta social effect dari karya-karya tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan obyek kajian empat karya kontemporer dunia yang sangat terkenal, “Campbell’s Soup Cans” karya Andi warhol, “Jesus Christ with Shopping Bags” kaya Banksy, “I Shop Therefore I Am” karya Barbara Kruger, “Super Supper” karya Ron English. Berdasarkan analisis terhadap empat karya tersebut dapat disimpulkan bahwa kecenderungan visual pada karya-karya tersebut adalah: (1) memiliki karakteristik visual bergaya Pop Art dengan penggunaan simbol-simbol budaya populer, (2) sarat akan unsur jenaka, satir dan sarkastik, (3) menimbulkan persoalan etis dan estetis.This article describes how consumerism discourse is visualized in contemporary works with the aim to find out how the visual approach, how the style of expression, as well as the social effects of these works. Using a descriptive approach with the object of study of four world famous contemporary works, “Campbell’s Soup Cans” by Andi warhol, “Jesus Christ with Shopping Bags” rich in Banksy, “I Shop Therefore I Am” by Barbara Kruger, “Super Supper” by Ron English. Based on the analysis of the four works, it can be concluded that the visual tendencies in these works are: (1) having visual characteristics of Pop Art style with the use of symbols of popular culture, (2) full of humorous, satirical and sarcastic elements, (3) giving rise to ethical and aesthetic issues.
METODE DEWEY (KOMUNIKATIF, KONSTRUKTIF, INVESTIGATIF, ARTISTIK) PADA PEMBELAJARAN MUSIK UNTUK ANAK USIA DINI DI KELAS LITTLE MOZART IM MUSIC SCHOOL SURABAYA ISABELLA IRENE ANANDA; ANIK JUWARIYAH
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jps.v6n1.p%p

Abstract

Saat ini pendidikan dapat ditempuh sedini mungkin baik secara formal maupun nonformal. Banyak lembaga musik di Surabaya yang menawarkan pendidikan untuk anak usia dini seperti Yamaha, Quatro, Raxton Music School namun yang menarik adalah lembaga IM Music School dengan metode Dewey yang berpusat pada perhatian dan insting anak yang meliputi insting komunikatif, konstruktif, investigatif dan artistik. Penelitian ini memiliki tiga rumusan masalah yaitu bagaimana bentuk perencanaan pembelajaran? Bagaimana pelaksanaan pembelajaran? Bagaimana hasil pembelajaran menggunakan metode Dewey?Tujuan dari penulisan karya tulis ini ialah untuk memberikan gambaran kepada masyarakat khususnya para guru dan instansi musik bahwa metode Dewey dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang inovatif dan efektif untuk anak usia dini. Teori yang mendukung penelitian ini antara lain yaitu teori belajar seperti metode pembelajaran, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data antara lain ialah wawancara, observasi, dokumentasi dan perekaman. Hasil penelitian menunjukkan bentuk perencanaan pembelajaran untuk kelas musik Little Mozart antara lain menggunakan materi berupa buku, CD/DVD, flashcard, boneka dengan metode Dewey, demontrasi dan praktikum. Model pembelajarannya menggunakan explicit nstruction dan media pembelajaran yaitu By Design Learning dengan alokasi waktu 60 menit per tatap muka. Dalam kelas musik Little Mozart, guru telah melaksanakan rancangan yang dibuat sebelumya. Selain itu suasana kelas yang tercipta sangat menyenangakan sehingga membuat anak selalu aktif dan dapat menerima pembelajaran dengan mudah. Hasil evaluasi pembelajaran untuk kelas Little Mozart berupa ujian kenaikan level, konser musik fiesta dan ujian penampilan tengah semester sehingga anak-anak tidak hanya mampu bermain musik dalam kelas namun juga berani untuk tampil di depan umum.Kata Kunci : Metode Dewey, Pembelajaran Musik, Anak Usia Dini, Little Mozart
METODE LATIHAN PADUAN SUARA GOLDEN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA CINDY MAYA HERNANDHES; ANIK JUWARIYAH
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jps.v6n1.p%p

Abstract

Paduan Suara Golden Universitas Trunojoyo Madura merupakan salah satu paduan suara perintis dan yang paling eksis mengikuti lomba-lomba di luar daerah Bangkalan. Meskipun perkembangan paduan suara di Bangkalan belum berkembang secara pesat namun Paduan Suara Golden membawa perubahan yang baik bagi masyarakat Bangkalan melalui prestasi-prestasi yang diraih. Fenomena ini mendasari peneliti untuk mengkaji lebih dalam proses latihan melalui metode latihan Paduan Suara Golden Universitas Trunojoyo Madura.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode latihan PS Golden Universitas Trunojoyo Madura, mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam latihan kelompok PS Golden Universitas Trunojoyo Madura, mendeskripsikan hasil penerapan metode latihan PS Golden Universitas Trunojoyo Madura. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Subjek penelitian yaitu timPaduan Suara Golden dengan objek penelitian ditekankan pada metode latihan yang diterapkan oleh pelatih. Sumber data dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu: (1) Sumber data primer, (2) Sumber data sekunder. Pengumpulan data melalui beberapa cara yaitu: (1) Observasi, (2) Wawancara, (3) Dokumentasi, (4) Rekaman, (5) Kuisioner. Validitas data dalam penelitian iniyaitu: (1) Triangulasi Sumber, (2) Triangulasi Teknik.PS Golden Universitas Trunojoyo Madura menerapkan tiga metode yang paling efektif untuk menunjang proses latihan, yaitu: metode imitasi, metode drill, metode tutor sebaya/Asisten pelatih. Dimana ketiga metode tersebut saling berkaitan. Kendala-kendala yang terjadi dalam proses latihan, antara lain: (1) Keterbatasan kemampuan anggota dalam membaca notasi, (2) Regenerasi anggota penyanyi laki-laki, (3) Keterbatasan waktu untuk mempelajari teknik vokal dan materi lagu, (4) Ketidaklengkapan anggota saat berlatih, (5) Kesulitan dalam menggarap lagu dengan tingkat kesulitan tinggi. Hasil dari penerapan metode tersebut (1) Anggota Paduan Suara Golden lebih cepat menggarap materi lagu, (2) Melatih pendengaran (solfegio) setiap anggota menjadi lebih baik, (3) Tutor Sebaya berperan penting dalam kelompok tiap suara, (4) Kesulitan dalam menggarap lagu dengan tingkat kesulitan tinggi, (5) Kurangnya interpretasi lagu. Kata Kunci: Metode, Latihan, Paduan Suara.
KONSTRUKSI LANGEN TAYUB NGANJUK DALAM PERSPEKTIF BERGERIAN Anik Juwariyah
Jurnal Budaya Nusantara Vol 1 No 2 (2014): BUDAYA ADI LUHUNG
Publisher : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol1.no2.a413

Abstract

Internalization’s phase of society as a subjective fact implies that the objective reality interpreted subjectively by the individual. In a process of interpreting that internalization took place. Internalization is the process experienced by humans to ‘take over’ the world that are inhabited neighbor. Internalization lasts a lifetime involving socialization, both primary and secondary. Developing knowledge in agrarian societies instituted in continuous tradition and heredity.In theory of Berger and Luckmann, this sort of thing is to be part of a social construction, in particular objectivationstage. For Berger, is a product of human society, rooted in externaliation phenomenon. Langen tayub is seen as a knowledge that is maintained and applied through tradition and process interactions that exist in society.Keywords: Langen Tayub construction, Nganjuk, Bergerian.
KONSTRUKSI SOSIAL UPACARA ADAT KARO SUKU TENGGER DI DESA TOSARI, KECAMATAN TOSARI, KABUPATEN PASURUAN Endang Kumala Ratih; Anik Juwariyah
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v9i2.42103

Abstract

Nowadays social relations in a society are less aware of, be it with nature, society, and society with God, especially in today's young people who are mostly influenced by digital technology that is growing very rapidly and is inherent in life which makes them very focused with cellphones and indirectly make them individualistic creatures. Through this article, the writer hopes to provide insight, especially to young people, that awareness of social relations is needed that can be realized through culture. The relationship between humans and God, humans and nature, and humans with each other has indirectly formed a social relationship, such as the Karo traditional ceremony, which is worship of the spirits of the ancestors in which there are several rituals as an expression of gratitude for a good harvest. . The Karo Day traditional ceremony involves village communities, one of which is in Tosari Village. The relationship between society and God, society and nature, society and each other, which is formed from the implementation of the Karo Day traditional ceremony, indirectly has a social relationship. This relationship was investigated using the social construction approach of Peter L. Berger and Thomas Luckmann. Data collection includes: 1) observation, by looking at the phenomena that are directly or indirectly related to the subject and object of research; 2) interview with the perpetrator; and 3) literature study and documents in the form of photos. The results of this study indicate that traditional ceremonies have an important role in maintaining and forming a social relationship. The Karo traditional ceremony is carried out every year by the Tengger tribe who believe in their ancestors, making a community that is full of tolerance, and adheres to values.Keywords: Karo Traditional Ceremony, Tengger Tribe Community, Social Construction AbstrakPada jaman sekarang hubungan sosial dalam suatu masyarakat kurang disadari, baik itu dengan alam, masyarakat sesamanya, dan masyarakat dengan Tuhan, khususnya dilingkungan anak muda jaman sekarang yang kebanyakan sudah terpengaruh oleh tekonologi digital yang berkembang sangat pesat dan melekat dalam kehidupan yang menjadikan mereka sangat terfokus dengan handphone dan secara tidak langsung menjadikan mereka makhluk individualis. Melalui artikel ini penulis berharap dapat memberikan wawasan khususnya kepada anak muda bahwa diperlukan kesadaran tentang hubungan sosial yang dapat direalisasikan melalui kebudayaan. Hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesamanya secara tidak langsung telah membentuk sebuah hubungan sosial, seperti pada upacara adat Hari Raya Karo yang merupakan pemujaan terhadap roh para leluhur yang didalamnya terdapat beberapa ritual sebagai pengungkapan rasa syukur atas hasil panen yang bagus. Upacara adat Hari Raya Karo melibatkan masyarakat desa, salah satunya didesa Tosari. Hubungan antara masyarakat dengan Tuhan, masyarakat dengan alam, masyarakat dengan sesamanya yang terbentuk dari pelaksanaan upacara adat Hari Raya Karo secara tidak langsung telah terjadi suatu hubungan sosial. Hubungan tersebut diteliti dengan menggunakan pendekatan konstruksi soial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Pengumpulan data meliputi : 1) observasi, dengan melihat fenomena yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan subjek dan objek penelitian; 2) wawancara dengan pelaku; dan 3) studi kepustakaan dan dokumen berupa foto. Hasil dari penelitian ini bahwa upacara adat memiliki peranan penting dalam menjaga dan membentuk sebuah hubungan sosial. Upacara adat Karo yang dilakukan setiap tahunnya oleh masyarakat suku Tengger yang percaya dengan leluhur, menjadikan masyarakat yang penuh toleransi, dan mentaati nilai-nilai.Kata Kunci : Upacara Adat Karo, Masyarakat Suku Tengger, Konstruksi Sosial