Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Distribusi dan Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Larva Anopheles di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara Rusdiyah Rusdiyah; Imam Bachtiar; Abd. Gafur; Nayodi Permayasa
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus Januari 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk146

Abstract

The high number of malaria cases in Mandailing Natal Regency, especially in the work area of the Siabu Health Center, shows that malaria eradication in Mandailing Natal Regency has not been carried out optimally, so it is necessary to have basic data on bionomic Anopheles mosquito vectors, especially larval breeding habitats. This study aims to identify potential breeding habitats for Anopheles larvae and their distribution through mapping using GPS. Data was collected by observing the potential habitat of Anopheles larvae and observing their physical and biological environment. Observation of Anopheles larvae was carried out using the larval scavenging method. The results showed that the types of Anopheles larvae breeding habitat in the working area of the Siabu Health Center were rice fields and ponds. The water temperature in the breeding habitat ranges from 27oC to 30oC. The entire breeding habitat of Anopheles larvae was exposed to direct sunlight. The salt levels in the breeding habitat was 0‰, with a pH of 7-8. The characteristics of the habitat found in the working area of the Siabu Health Center is a potential breeding ground for Anopheles larvaeKeywords: malaria; Anopheles; larvae; breeding habitat ABSTRAK Masih tingginya kasus malaria di Kabupaten Mandailing Natal terutama di wilayah kerja Puskesmas Siabu, memperlihatkan bahwa pemberantasan malaria di Kabupaten Mandailing Natal belum terlaksana secara optimal, sehingga  perlu adanya data dasar bionomik vektor nyamuk Anopheles, khususnya habitat perkembangbiakan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi habitat perkembangbiakan potensial larva Anopheles dan distribusinya melalui pemetaan dengan GPS. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati habitat potensial larva Anopheles dan mengamati lingkungan fisik dan biologinya. Pengamatan larva Anopheles dilakukan dengan metode pencidukan larva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis habitat perkembangbiakan larva Anopheles di wilayah kerja Puskesmas Siabu adalah sawah dan kolam. Suhu air pada habitat perkembangbiakan berkisar 27oC sampai 30oC. Seluruh habitat perkembangbiakan larva Anopheles terkena paparan sinar matahari langsung. Kadar garam pada habitat perkembangbiakan yaitu 0‰, dengan pH 7-8. Karakteristik habitat yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Siabu adalah potensial untuk tempat perkembang biakan larva AnophelesKata kunci: malaria; Anopheles; larva; habitat perkembangbiakan
DISTRIBUSI DAN KARAKTERISTIK HABITAT PERKEMBANGBIAKAN LARVA ANOPHELES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIJORKOLING KOTA PADANGSIDEMPUAN TAHUN 2021 Rusdiyah Sudirman; Imam Bachtiar; Nayodi Permayasa
Jurnal Education and Development Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2. 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.121 KB) | DOI: 10.37081/ed.v10i2.3564

Abstract

Malaria masih merupakan masalah di Indonesia. Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi yang merupakan daerah endemis malaria meskipun beberapa daerah telah mencapai target eliminasi. Untuk mempertahankan capaian eliminasi diperlukan strategi melalui ketersediaan data dasar bionomik vektor nyamuk malaria khususnya habitat perkembangbiakan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi habitat perkembang biakan potensial larva Anopheles, dan distribusinya melalui pemetaan dengan GPS. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati habitat potensial larva Anopheles dan mengamati lingkungan fisik biologinya. Pengamatan larva Anopheles dilakukan dengan metode pencidukan larva. Hasil dari penelitian ini adalah jenis habitat perkembangbiakan larva Anopheles di wilayah kerja puskesmas Pijorkoling adalah sawah, kolam ikan, genangan air, parit dan sungai. Suhu air pada habitat perkembangbiakan berkisar 28 – 34 °C, pH air pada semua habitat perkembang biakan berkisar antara 7.4 – 8.2 dengan kadar garam yaitu 0‰. Sebagian habitat perkembangbiakan larva Anopheles terkena paparan sinar matahari langsung dan sebagian lagi terlindung sinar matahari. Ditemukan vegetasi berupa tanaman dan predator pada beberapa habitat . Karakteristik habitat perkembang biakan yang ditemukan di wilayah kerja puskesmas Pijorkoling adalah potensial untuk tempat perkembang biakan larva Anopheles
Determinan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling: Determinants of Pulmonary Tuberculosis in Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling Nurul Hidayah Nasution; Suryati; Nayodi Permayasa; Nursalmah Habibah
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 9: SEPTEMBER 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v5i9.2608

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberkulosis yang menyebar melalui udara dan tertular melalui percikan ludah ketika penderita batuk, bersin, berbicara dan meludah di sebarangan tempat. Tuberkulosis masih menjadi penyakit dengan tingkat morbiditas tinggi, disertai penularannya yang sangat mudah yaitu melalui udara. Tujuan: untuk mengetahui faktor utama penyebab kejadian TB Paru. Metode: Jenis penelitian analitik, desain studi cross sectional. Variabel independen adalah karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), pengetahuan, sikap dan kelembapan rumah. Variabel dependen adalah kejadian TB Paru. Hasil: ada hubungan pendidikan (p=0,009), pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,010) dan kelembapan rumah (p=0,022) terhadap kejadian TB Paru dan tidak ada hubungan umur (p=0,097), jenis kelamin (0,722) dan pekerjaan (0,508) terhadap kejadian TB Paru. Kesimpulan: Faktor utama penyebab kejadian TB Paru dipengaruhi oleh pengetahuan dengan OR=2,75. Responden dengan pengetahuan yang kurang mempunyai peluang 2,75 kali lebih besar mengalami kejadian TB Paru dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik.
Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku K3 pada Sopir Angkutan Umum di Kota Padangsidimpuan: Factors Associated with K3 Behavior in Public Transport Drivers in the City of Padangsidimpuan Anto J. Hadi; Haslinah Ahmad; Nayodi Permayasa; Nazaruddin Nasution
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 2: FEBRUARY 2023 -Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i2.3027

Abstract

Latar belakang: Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah keselamatan kerja yang serius di seluruh dunia, demikian juga dihadapi Indonesi. Data dari Kemenkes RI (2020) menunjukkan bahwa kejadian kecelakaan angkutan darat masuk ke dalam 10 besar penyakit penyebab rawat jalan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku K3 pada sopir angkutan umum di Kota Padangsidimpuan. Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study di area Terminal Penumpang Kota Padangsidimpuan selama bulan Juni-Oktober 2022. Populasi dan sampel adalah seluruh sopir angkutan umum dengan pengambilan sampel secara purposive sampling sebanyak 112 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner penelitian. Data dianalisis dengan analisis univariat, bivariat, multivariat dengan program SPSS dan uji regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,015), tindakan (p=0,032), persepsi (p=0,025) < 0,05 berhubungan dengan perilaku K3. Selain itu variabel yang paling berhubungan dengan perilaku K3 adalah pengetahuan dengan nilai p=0,007 dan nilai Exp. B=5,112. Kesimpulan: Kesimpulan diperoleh bahwa perilaku K3 berkendaraan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, tindakan dan persepsi. Sehingga perlu dilakukan upaya meningkatkan promosi bahaya kecelakaan dan edukasi safety campaign penggunaan sabuk keselamatan bagi pengemudi.
Pengaruh Karakteristik Individu, Efek Lingkungan, Perilaku Aggressive Driving Terhadap Penerapan K3 pada Pengemudi Angkutan Kota di Kota Padang Sidempuan: The Influence of Individual Characteristics, Environmental Effects, Aggressive Driving Behavior on the Application of OHS in Public Transportation Drivers in the Padang Sidempuan City Nayodi Permayasa; Anto J. Hadi; Alprida Harahap
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 4: APRIL 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i4.3443

Abstract

Latar belakang: Kecelakaan yang dialami oleh angkutan umum lebih banyak terjadi akibat ulah dari pengemudi angkutan tersebut yang tidak menerapkan K3, terbiasa mengemudikan kendaraannya secara “ugal-ugalan” dan tidak mematuhi rambu lalu lintas yang ada serta menyetir kendaraan sambil menelepon. Tujuan: untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu, efek lingkungan, dan perilaku aggressive driving pengemudi angkutan Kota terhadap penerapan K3. Metode: Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional study. Populasi dan sampel adalah seluruh pengemudi angkutan Kota sebanyak 127 pengemudi. Teknik pengembilan sampel menggunakan total sampel (exhaustive sampling) serta analisis data menggunakan chi square dan regresi logistik. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa usia (p=0,413), efek/ kondisi lingkungan (p=0,161) tidak berpengaruh terhadap penerapan K3. Pendidikan (p=0,000), status perkawinan (p=0,001), lama kerja (p= 0,012), perilaku aggressive driving (p=0,003) berpengaruh terhadap penerapan K3. Sedangkan variabel yang paling berpengaruh adalah status perkawinan (Exp. (B)=21,254). Kesimpulan: penerapan K3 oleh pengemudi dalam berkendaraan sangat dipengaruhi faktor pendidikan, status perkawinan, lama kerja, dan perilaku aggressive pengemudi. Diharapkan agar pemerintah khususnya Dinas Perhubungan memfasilitasi sopir angkutan untuk meningkatkan pengetahuan tentang K3 (safety driver).
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DI KELURAHAN BATUNADUA JULU Alprida Harahap; Rusdiyah Rusdiyah; Nayodi Permayasa; Dedi; Dewi Khairani
AMALIAH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LP2M UMN AL WASHLIYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/ajpkm.v5i2.2090

Abstract

Rumah makan merupakan tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum ditempat usahanya. Rumah makan di Indonesia sebagian besar belum mengerti betul perihal persyaratan hygiene sanitasi erat hubungannya dengan kesehatan. Tujuan dari pengabdian ini untuk memberikan pengetahuan, kesadaran serta motivasi bagi masyarakat agar lebih memahami dan menerapakan hygiene sanitasi pengelolaan rumah tangga. Pengabdian ini menggunkan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dengan menggunakan leaflet, LCD, serta sound system. Hasil dari pengabdian ini terlihat antusias dari masyarakat di Keluraha Batunadua Julu tersebut dapat mengikuti penyuluhan dengan begitu banyak memberikan pertanyaan seputar Hygiene Sanitasi Pengelolaan Rumah Makan yang disampaikan pemateri. Kesimpulan dari kegiatan ini warga yang mengikuti penyuluhan ini sudah mengetahui serta termotivasi untuk menerapakan hygiene sanitasi pengelolaan rumah makan pada milik mereka masing – masing.