Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Buruh Migran Timor: Sebab, Jejaring dan Risiko (Studi Kasus Desa Silu, Kabupaten Kupang, NTT) Robot, Marselus; Lambe, Aris; Syamsuriady, Syamsuriady; Margareta, Karus Maria; Ande, Andereas
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.383 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i1.1505

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab, jejaring, dan risiko migran asal Timor dengan studi kasus di Desa Silu, Kecamatan Fatule’u, Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.  Studi lapangan menggunakan strategi etnografi. Metode ini meminta peneliti untuk menetap lama di lapangan karena tidak hanya memgumpulkan data, tetapi harus mengalami data. Etnografi dalam konteks fenomenologi menekankan penyelidikan peristiwa sosial dari sudut pandang “pribumi atau “orang dalam”. Temuan penelitian menunjukkan: (1) Penyebab migran asal Desa Silu adalah ekonomi. Migran sangat sulit bertahan hidup di daerahnya. Mereka berusaha mencari pekerjaan di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan: (a) untuk mempertahankan hidup, (b) menyekolahkan anak, dan (c) urusan lain seperti adat. (2) Migran asal Desa Silu melakukan perjalanan umumnya mengambil jalur ilegal melalui calo atau agen ilegal. Pemilihan jalur ini disebabkan oleh: (a) dianggap lebih sederhana (tidak rumit), atau dianggap paling mudah. Pihak perusahaan pengirim migran yang memberikan biaya perjalanan dan membiayai dokumen (pasport). (3) Migran asal Silu, Kabupaten Kupang) mengalamai risiko yang disebabkan: (a) kurangnya pengetahuan dan keterampilan (bahasa, keterampilan, budaya). Keadaan ini menjadi rentan dari kekerasan seperti penyiksaan, sering mereka tidak mendapat gaji karena atau mengurangi honor karena harus mengembalikan sebagian uang transport dan uang pengurusan paspor atau dokumen lainnya; (b) migran Desa Silu yang umumnya mengabil jalur ilegal sehingga mengalami kesulitan mencari solusi bila mereka mengalami masalah di tempat kerja.
Implicature Of Speech Acts in The Tradition of Rotenese Community Engagement in Tuatuka Eastern Part of Kupang, East Nusa Tenggara Province Robot, Marselus; Djahimo, Santri E. P.; Budiman Jama, Karolus; Margareta, Karus Maria
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12 No 3 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/seloka.v12i3.76639

Abstract

Customary speech acts are usually presented metaphorically, and allegorically in order to imply certain meanings. Such language phenomena imply certain meanings that are textually biased. In linguistic studies, such a phenomenon is called implicature. What is unique in traditional speech acts (wedding proposal) is the implicature, both in the rules of language use and in the way the speech is delivered. Therefore, the conversation is structured in such a way as not to violate the maxims or principles of cooperation, politeness, and relevance in order to cooperate and reach an agreement. Pragmatics study is the theoretical framework used by the researchers for the discourse of betrothal speech acts in the tradition of the Rotenese Community in Tuatuka (Kupang). One of the important studies in pragmatics study is conversational implicature. Conversational implicature is a process of interpreting meaning based on both situation and context. The design of this research has been qualitative. The choice of this method is a consequence of the data collected in the form of words, sentences, symbols that will then be interpreted. Informants have been selected purposively, namely based on the research objectives to obtain accurate data. The data has been collected through in-depth interviews, recording, observation, and documentation studies. The research instruments have been a list of questions and an observation guide. Data validation has been conducted through Focus Group Discussion (FGD) and source triangulation. The data has then been analyzed through the steps of categorizing units, connecting research units with themes, and interpreting the relationship between thematic units. The research findings have shown that the implicature of engagement in the tradition of the Rotenese community in Tuatuka (Kupang) aims to build cooperation and establish good manners in order to obtain an agreement in the discussion about dowry. Two types of implicatures that are most productively used in the traditional marriage ceremony in the Rotenese ethnic tradition in Tuatuka are the maxim of quantity and relevance. Both maxims are very important in speech acts because (1) the cooperation to reach an agreement should be maintained, and (2) the misunderstandings between the two parties should be avoided, and (3) the harmonious relationships between the two families (the families of both female and male) should be fostered.
Pelatihan pembuatan media flash card sebagai media literatif untuk pemercepatan keaksaraan bagi alumni pendidikan guru sekolah dasar FKIP Undana Kupang Margareta, Karus Maria; Robot, Marselus; Nico, Hayon G.; Jama, Karolus Budiman; Reteg, I Nyoman; Djokaho, Margaretha P. E.; Pekuwali, Dian Sari A.
KHIDMAH : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Vol. 4 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNZAHLP3M

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55210/khidmah.v4i1.353

Abstract

Latar belakang dilakukannya kegiatan PPM ini dikarenakan survei awal yang dilakukan Tim PPM Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menunjukkan kelas- kelas sekolah dasar termasuk ruang kuliah di lingkungan PGSD FKIP Undana tempat paraalumni menjalani perkuliahan, nyaris tanpa gambar, apalagi gambar-gambar literatif termasuk media flash card sebagai salah satu contoh media literatif yang ditempel atau digantung di dinding. Gambar satu-satunya hanya foto presiden dan wakil presiden. Itulah sebabnya, PPM ini dimaksudkan untuk menjawab tantangan itu. PPM ini dilakukan dengan tujuan: (1) memberikan pemahaman yang komperhensif tentang pentingnya media literatif bagi upaya pemercepatan keaksaraan di kelas rendah/awal sekolah dasar; (2) melakukan pendampingan terhadap para alumni dalam membuat media flash card sebagai media literatif untuk pemercepatan keaksaraan. Seluruh kegiatan PPM yang diawali dengan kegiatan penyajian materi dan diikuti kegiatan pendampingan dalam pembuatan media literatif berjalan dengan baik dan berlangsung kondusif. Diharapkan agar materi publikasi dalam bentuk jurnal, mendapat apresiasi dari para alumni maupun guru-guru SD pada umumnya.