Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

THE LEGEND OF WA WULAMONIANDWA MATAIN MUNA ETHNIC Bayana, Bayana; Kuasa Baka, Wa; Sahidin, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.327 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9090

Abstract

The aim of this research was to explain the meaning contained in the Wa Wulamoni and Wa Mata Legends in the Muna Ethnic, as well as to explain the values contained in the Wa Wulamoni and Wa Mata Legends in the Muna Ethnic.The theory used was the thought of Roland Barthes about Semiotics and Clyde Kluckhohn's thinking about Cultural Values. The method used in the research was qualitative descriptive. Data Sources in the research were Wa Wulamoni and Wa Mata legends that were extracted or taken from informants. Data collection techniques in this research were direct observation, recording and quotation.The data in this research were analyzed using descriptive analytics. The results of the analysis can be concluded that the meanings contained in Wa WulamoniLegenddescribe social life of the Muna ethnic, such as glorifying a woman, the Patience Test, persevering and describing the traditions of the Muna ethnic community, namely the traditions of kaghomboand marriage, whereas the meaning of Wa Mata legend, namely: Ethics or behavior of child care in the family, respect for women, and discordant marriages. The values contained in the Wa Wulamoni and Wa Mata Legends, namely: Economic values that describe the economic system of the Lamaeo Village community, moral values that describe habits in everyday life, and religious values that describe the belief system in Muna ethnic especially in the community of Lamaeo and Lakarinta villages. Keywords: Meaning, value, legend, Muna ethnic
TUTURAN DALAM PROSESI ADAT PERKAWINAN PADA MASYARAKAT ETNIK MUNA DI KABUPATEN MUNA Nurwiati, Nurwiati; Taena, La; Kuasa Baka, Wa
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.258 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9093

Abstract

Tujuan Penelitian adalah: (1) untuk mendeskripsikan prosesi pelaksanaan adat perkawinan pada masyarakat Etnik Muna di kabupatenan Muna; dan (2) untuk menganalisis makna tuturan adat perkawinan pada masyarakat Etnik Muna. Jenis jenelitian ini yaitu penelitain deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini dengan menggunkan unsur kesengajaan yaitu tohoh-tokoh adat serta tokoh masyarakat. Metode pengumpulan data yaitu observasi lapangan, wawancara langsung serta rekaman kejadian, dengan foto dan vidio. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model analisis Miles dan Huberman, yaitu Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) prosesi pernikahan dengan bentuk doangka mata (kawin pinang adalah dimulai dari: a. Dekanamu-namu, b. Dempali-mpali, c. De kamata, d. Dorompu, e. Desalo too, f. Defeenagho tungguno karete, g. Kagaa atawa okafokawi, h. Kabhintingiano Kafeena, i. Kataburi, j. Kabhintiangiano Paniwi, k. Kabhintingiano Adhati bhalano, l. Kabhintingiano lolino ghawi, m. Kabhintingiano kaokanuha, n. Kabhintingiano kafoatoha, o. Matano kenta, p. Desalo kafetangkahando agamando anahi, q. Kafelesau, r. Kafosulino katulu. (2) Makna tuturan dalam prosesi perkawinan pada masyarakat etnik Muna yaitu tujuh kabhintingia dalam prosesi perkawinan masyarakat etnik Muna mempunyai satu makna tuturan yaitu dimana tujuh kabhintingia tersebut yaitu sebagai tangga perjalanan Nabi Muhammad SAW menujuh langit ketujuh, sedangkan makna tuturan dalm prosesi yang lainya yaitu sebagai adat menujuh perkawinan. Sehingga perkawinan merupakan perjalanan hidup yang sangat lama didalamnya dipenuhi dengan tanggungjawab yang sangat berat dan bahkan perkawinan merupakan salah satu ibadah yang sangat panjang dan yang sangat lama dan semua itu dimintai pertanggungjawabanya nanti di akhirat. Sehingga didalam pekawinan itu orang tua dan sanak keluarga selalu mendoakan kedua mempelai agar menjadi keluarga yang sakinna, mawadda, warohma, dan  tujuan dari perkawinan itu adalah agar keturunan mereka berguna bagi bangsa dan Negara dan sukses dunia dan akhirat”.Kata Kunci: Pernikahan, Tuturan, Etnik Muna.