Ni Kadek Rai Dewi Astini
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PROSES KREATIF PENCIPTAAN KARYA TARI JANGER ABHINAYA DI TENGAH ERA PANDEMI Astini, Ni Kadek Rai Dewi
GETER Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v3n2.p84-99

Abstract

Tari  Janger Abhinaya merupakan sebuah hasil kreativitas pengolahan prinsip-prinsip dasar tari Janger tradisi, penggunaan lagu-lagu yang saling bersahutan yang dilakukan dalam suasana kegembiraan. Penciptaan karya tari ini dikemas ke dalam balutan tari kreasi baru yang kehadirannya tidak lain bertujuan untuk memberikan motivasi, membangun jiwa untuk terus bersemangat, dinamis, suka cita, memupuk rasa kebersamaan dan rasa kegotong-royongan. Penciptaan karya tari ini adalah hasil dari proses eksperimen yang dilakukan di tengah menyebarnya virus corona yang menimpa Bangsa Indonesia. Walaupun di tengah masa pandemi, kreativitas tidak boleh surut, karya ini mengajak kita untuk bangkit, pupuk rasa semangat dan tetap optimis. Kehadiran karya tari ini juga  mencari satu bentuk  koreografi kelompok dalam balutan tari kreasi baru, ditarikan oleh tiga penari putri dengan menggunakan pola-pola gerak dengan kualitas kuat, tegas, karakter lincah, enerjik, semangat, dinamis dan pola tempo yang cenderung cepat. Kehadiran pola-pola gerak tersebut ditarikan secara bersama-sama dalam suasana hati yang riang gembira penuh suka cita dan optimis. Struktur pola garap penciptaan karya ini mengacu pada pola penggarapan tari kreasi kakebyaran yang terdiri dari pangawit, pengawak, pengecet, dan pakaed. Kehadiran tulisan ini juga bertujuan untuk menjelaskan  metode dan tahapan kreatif penciptaan karya tari Janger Abhinaya di tengah masa pandemi.  Metode penciptaan yang digunakan sebagai tuntunan mengawali sebuah proses kreatif dalam proses penciptaan karya ini adalah menggunakan metode penciptaan: eksplorasi, improvisasi dan pembentukan. Dalam proses pengaplikasian metode penciptaan ke dalam proses penciptaan, hasil yang didapat berupa sajian bentuk tari kreasi baru yang disajikan dalam durasi yang relatif pendek, dengan penggunaan tempo cenderung cepat, kualitas gerak stakato, tegas dan kuat.
SANGKAL BOLUM: TARI VIDEO YANG TERISNPIRASI DARI RITUAL TINEK SENTOKEP Tirta Nopa Tarani; Hendro Martono; Ni Kadek Rai Dewi Astini
Joged Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v18i1.6970

Abstract

RINGKASAN Ritual Tinek Sentokep adalah upacara kematian Wara Nolang dari suku Dayak Lawangan penganut Kaharingan, yang berada di wilayah kecamatan Dusun Tengah, kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Suatu kejadian yang menginspirasi yaitu, ketika menyaksikan para penari melewati setiap pasang tongkat sakral yang membutuhkan keseimbangan emosi seperti fokus, berani, dan yakin agar berhasil melewati tantangan permainan pada tari ritual tersebut. Dari situlah terdapat pembelajaran penting mengingatkan ke dalam perjalanan hidup yang tidak luput dari berbagai macam masalah yang harus dihadapi demi mencapai tujuan berupa kebahagiaan dan kelegaan hati. Tentunya hal tersebut menjadi tantangan bagi setiap orang yang sangat mudah dikendalikan oleh emosi, sehingga menyebabkan kehilangan fokus arah tujuan. Karya tari Sangkal Bolum dikemas ke dalam format tari video dengan memilih ruang tari outdoor di sungai yang memiliki bendungan. Sungai sebagai tempat pembersihan dan penyucian diri, sedangkan bendungan dibungkus kain putih yang membentuk profil gunung, bagian tengah dibuat tangga menurun ke sungai, merupakan simbol gunung Lemeut atau gunung suci sebagai tempat untuk melakukan doa sebelum menghadapi tantangan. Alasan lain memilih ruang tari di sungai yaitu untuk meletakkan setting jembatan bambu sebagai visualisasi tantangan yang dihadapi.ABSTRACT The dance creation entitled Sangkal Bolum was inspired by the ritual dance of Tinek Sentokep in the death ceremony of Wara Nolang from the Dayak Lawangan tribe, adherents of Kaharingan, which is located in the Dusun Tengah sub-district, East Barito district, Central Kalimantan. An inspiring incident was watching the dancers pass each pair of sacred sticks that required a balance of emotions such as focus, courage, and confidence in order to successfully pass the challenges of the game in the ritual dance. From there, there are important lessons that remind us of the journey of life that does not escape the various kinds of problems that must be faced in order to achieve the goal of happiness and relief. Of course, this is a challenge for everyone who is very easily controlled by emotions, causing them to lose focus on the direction of the goal. Sangkal Bolum's dance creation is packaged into a video dance format by choosing an outdoor dance room on a river that has a dam. The river is a place of cleansing and purification, while the dam is wrapped in white cloth that forms the profile of the mountain, the middle part of which is made of stairs going down to the river, is a symbol of Mount Lemeut or the holy mountain as a place to pray before facing challenges. Another reason for choosing a dance room on the river is to place a bamboo bridge setting as a visualization of the challenges faced.
Koreografi Jayarati dalam Kreasi Tari Kakebyaran Ni Kadek Rai Dewi Astini
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 12, No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v12i2.491

Abstract

Karya tari Jayarati merupakan satu bentuk koreografi kelompok yang menggunakan tujuh orang penari putri.Visualisasi tujuh orang penari putri yang secara kelompok menghadirkan perubahan dua karakter yang berbeda yaitukarakter Putri menjadi karakter Putra. Karya tari ini bersumber dari cerita Panji, penyamaran Galuh Candrakiranasebagai seorang laki-laki untuk mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Karya tari Jayarati hadir dari sebuahproses pengolahan prinsip-prinsip dasar keindahan gerak, teknik dan bentuk penggarapan kreasi tari kakebyaran.Garapan ini terdiri dari lima bagian pokok yaitu pangawit, pangawak, panyalit, pangecet, pakaed, yang diiringi olehgamelan gong kebyar, dan disajikan dalam durasi waktu relatif pendek.Kata kunci: kakebyaran, koreografi , jayaratiABSTRACTA Choreographic Analysis of “Jayarati” in Kakebyaran Dance. Jayarati dance is a group choreography of seven dancers. The dance visualizes the seven dancers in group presenting changes in two different characters - the female character changes into male character. The dance is adapted from the story of Panji - Galuh Candrakirana who undercovers as a young man looking for her fi ancé, Prince Panji Inu Kertapati. Jayarati dance has been created from the process ofdeveloping basic principles of beauty movements, techniques and styles of kakebyaran dance. The piece of creation consistsof fi ve main parts, namely pangawit, pangawak, panyalit, pangecet, and pakaed, which are accompanied by gong kebyargamelan instrument, and are performed in a relatively short duration of performance.Keywords: kebyar, Jayarati, balinese dance
PROSES KREATIF PENCIPTAAN KARYA TARI JANGER ABHINAYA DI TENGAH ERA PANDEMI Ni Kadek Rai Dewi Astini
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v3n2.p84-99

Abstract

Tari  Janger Abhinaya merupakan sebuah hasil kreativitas pengolahan prinsip-prinsip dasar tari Janger tradisi, penggunaan lagu-lagu yang saling bersahutan yang dilakukan dalam suasana kegembiraan. Penciptaan karya tari ini dikemas ke dalam balutan tari kreasi baru yang kehadirannya tidak lain bertujuan untuk memberikan motivasi, membangun jiwa untuk terus bersemangat, dinamis, suka cita, memupuk rasa kebersamaan dan rasa kegotong-royongan. Penciptaan karya tari ini adalah hasil dari proses eksperimen yang dilakukan di tengah menyebarnya virus corona yang menimpa Bangsa Indonesia. Walaupun di tengah masa pandemi, kreativitas tidak boleh surut, karya ini mengajak kita untuk bangkit, pupuk rasa semangat dan tetap optimis. Kehadiran karya tari ini juga  mencari satu bentuk  koreografi kelompok dalam balutan tari kreasi baru, ditarikan oleh tiga penari putri dengan menggunakan pola-pola gerak dengan kualitas kuat, tegas, karakter lincah, enerjik, semangat, dinamis dan pola tempo yang cenderung cepat. Kehadiran pola-pola gerak tersebut ditarikan secara bersama-sama dalam suasana hati yang riang gembira penuh suka cita dan optimis. Struktur pola garap penciptaan karya ini mengacu pada pola penggarapan tari kreasi kakebyaran yang terdiri dari pangawit, pengawak, pengecet, dan pakaed. Kehadiran tulisan ini juga bertujuan untuk menjelaskan  metode dan tahapan kreatif penciptaan karya tari Janger Abhinaya di tengah masa pandemi.  Metode penciptaan yang digunakan sebagai tuntunan mengawali sebuah proses kreatif dalam proses penciptaan karya ini adalah menggunakan metode penciptaan: eksplorasi, improvisasi dan pembentukan. Dalam proses pengaplikasian metode penciptaan ke dalam proses penciptaan, hasil yang didapat berupa sajian bentuk tari kreasi baru yang disajikan dalam durasi yang relatif pendek, dengan penggunaan tempo cenderung cepat, kualitas gerak stakato, tegas dan kuat.
Penyuluhan Seni Tari di Paguyuban Kesenian RW 13 Kampung Bangunrejo, Kelurahan Kricak Ni Kadek Rai Dewi Astini
Jurnal Pengabdian Seni Vol 1, No 1 (2020): MEI 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jas.v1i1.4702

Abstract

Kegiatan Penyuluhan Seni yang berlangsung dari 19 Maret sampai dengan 4 Mei 2019 ini memiliki tujuan memperkenalkan Program Studi Jurusan Seni Tari ISI Yogyakarta kepada masyarakat Kelurahan Kricak khususnya peserta pelatihan tari. Dengan adanya penyuluhan ini, banyak sekali ha positif yang didapatkannya itu dapat menyambung tali silaturahmi dengan para pecinta seni tari khususnya peserta dan warga RW 13 Bangunrejo, Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan, mengingat bahwa anak-anak yang terlibat dalam pelatihan merupakan masyarakat asli dari kota Yogyakarta, yang sangat asing terhadap budaya Bali, di awal-awal pertemuan mereka sangat kesulitan untuk menerima materi yang diberikan. Namu berkat tekad yang kua dan semangat yang pantang menyerah, niscaya semua dapat teratasi.Kegiatan penyuluhan ini diakhiri dengan pentas seni budaya, dalam acara Mreti Desa, salah satunya adalah penampilan tari Bali. This workshop was held at March 19 to May 4 with the aim of introducing Dance major from ISI Yogyakarta to the residents at Kricak Sub-district, especially the dance workshop participants. There are many positive benefits gained from this workshop such as the relationship building between the dance enthusiasts dwelling in Bangunrejo RW 13 at Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta. The slight problem that arise was that the Yogyakarta born and raised children are not accustomed to Balinese culture. They faced great difficulty at the beginning of the workshop and hard to absorb the given practices. Through perseverance and will, these hardships are eventually bypassed. This workshop is ended with a cultural display stage, included in the MretiDesa event, as a Bali dance performance.