Hetty krisnani
Universitas Padjadjaran

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA REMAJA AKHIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE REALTY THERAPY Hetty krisnani; Rachel Farakhiyah
Share : Social Work Journal Vol 7, No 2 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.518 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i2.15720

Abstract

Usia remaja identik dengan kecerobohan dalam pengambilan keputusan. Seorang individu yang berada dalam masa remaja ini cenderung memiliki emosi yang belum stabil yang akhirnya mudah dipengaruhi oleh hal-hal internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai pertimbangan dan pertentangan yang terjadi sehingga terlihat dilematis di dalam diri individu untuk mengambil keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji secara lebih mendalam kefektifan penggunaan metode Reality Therapy dalam meningkatkan kemampuan seorang individu dalam menentukan suatu pilihan pemecahan masalah. Subjek penelitian adalah seorang remaja yang berusia 18 tahun dan merupakan anak asuh dalam salah satu panti asuhan di daerah Jatinangor. Metode yang diggunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan sesi pendampingan selama beberapa minggu dan menggunakan pendekatan terapi realitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode Reality Therapy sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan penentuan pilihan pemecahan masalah pada seorang remaja. Dengan menggunakan metode Reality Therapy seorang remaja terbukti mampu menghilangkan kebingungannya dalam penentuan pemecahan masalah dan akhirnya dia dapat menentukan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahannya.
GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTISOSIAL PADA NARAPIDANA Meilanny Budiarti Santoso; Hetty Krisnani; Gevia Nur Isna Deraputri
Share : Social Work Journal Vol 7, No 2 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.472 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i2.15681

Abstract

ABSTRAKArtikel ini membahas mengenai gangguan psikopat atau antisosial yang terjadi pada narapidana. Psikopat merupakan perilaku psikologis yang terjadi pada manusia. Psikopat ini merupakan keadaan seseorang dimana seseorang tersebut tidak dapat merasakan empati dan cenderung untuk dapat melakukan kekerasan pada manusia lain tanpa diikuti dengan perasaan bersalah dan melakukan perilaku tersebut untuk kepuasan dirinya sendiri dan mereka cenderung untuk membenarkan dirinya sendiri atas perbuatan yang dilakukannya. Narapidana adalah seseorang yang hidup dalam tahanan atau sel penjara karena mereka telah melakukan tindakan-tindakan menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat.Tidak sedikit dari narapidana yang ada didalam sel tahanan yang teridentifikasi mempunyai prilaku psikologis yang menyimpang yaitu psikopat. Mereka, narapidana penyandang psikopat, cenderung tidak memiliki kemampuan untuk mengenali dan belajar dari kesalahan yang mereka lakukan sebelumnya. Beberapa mendefinisikan penyebab dari psikopat ini adalah karena gangguan pada sel otak dan juga pengaruh lingkungan dari orang tersebut yang terbentuk sejak mereka kecil.Pada artikel ini akan menjelaskan mengenai apa itu psikopat, bagaimana narapidana yang mempunyai gangguan psikopat, dan bagaimana seharusnya penanganan untuk narapidana yang tinggal dan menetap di sel penjara yang mengidap penyakit mental. Serta, bagaimana pekerja sosial dalam kasus ini berperan untuk dapat memanusiakan manusia. ABSTRACTThis article discusses the psychopathic or antisocial disorders that occur on inmates. Psychopaths is a psychological behavior that occurs in humans. Psychopaths disorder is a situation where one person is unable to feel empathy and tends to be violent to other humans without feeling guilty and perform these behaviors for themselves and their satisfaction justifies itself on the act of doing. Inmates are someone living in detention or prison cells because they have committed acts which do not deviate in accordance with the norms and values that exist in society.Some of the inmates that there were unidentified having antisocial personality disorder. inmates with psychopathic does not have the ability to recognize and learn from the mistakes they did before. but they also can behave either like a normal person and do not show that they have a personality disorder. Some define the cause of the psychopath is due to disturbances in brain cells and also environmental influence of the person who formed since they are small.This article will explain about what is a psychopath, how prisoners who have psychopathic disorders, and how should the handling of prisoners who live and stay in a prison cell with mental illness. As well, how social workers in this case contribute to humanize humans.
INTERVENSI PEKERJA SOSIAL TERHADAP ORANG DENGAN SKIZOFRENIA Meilanny Budiarti Santoso; Hetty Krisnani; Ifani Hadrasari
Share : Social Work Journal Vol 7, No 2 (2017): Share Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.604 KB) | DOI: 10.24198/share.v7i2.15679

Abstract

Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa paling berat. Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku-pikiran yang terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak biasa dan tidak sesuai; dan berbagai gangguan aktivitas motorik yang bizarre. Skizofrenia membutuhkan intervensi dari berbagai multidisipliner, salah satunya adalah Pekerja Sosial.Pekerja Sosial bekerja dalam seting generalis, dan bisa memasuki bidang kesehatan jiwa. Intervensi yang dilakukan oleh pekerja sosial akan berbeda dengan profesi lain, meski melalui cara yang sama namun bisa berbeda dalam proses penanganannya. Oleh karena itu, terdapat keterkaitan dengan orang dengan Skizofrenia dengan profesi pekerjaan sosial.
PENGENDALIAN SOSIAL MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA AKHIR DI DESA CIKERUH KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG hetty krisnani; Aneke Putri Ichsan
Share : Social Work Journal Vol 8, No 1 (2018): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.524 KB) | DOI: 10.24198/share.v8i1.16144

Abstract

Penelitian ini berjudul “Pengendalian Sosial Masyarakat Dalam Pencegahan dan Penanganan Perilaku Seks Bebas pada Remaja Akhir Di Desa Cikeruh Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh munculnya fenomena perilaku seks bebas dikalangan remaja akhir yaitu mahasiswa khususnya yang terjadi di perumahan Puri Indah sehingga membutuhkan pengendalian sosial masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana pengendalian sosial masyarakat dalam pencegahan dan penanganan perilaku seks bebas.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah enam orang yang terdiri dari ketua RW 07, ketua RT 05, penjaga kosan, dan 3 masyarakat pendatang berstatus mahasiswa di Puri Indah Jatinangor Desa Cikeruh.Berdasarkan hasil penelitian, upaya pengendalian sosial yang dilakukan masyarakat dalam pencegahan dan penanganan perilaku seks bebas bersifat preventif dan represif. Baik pencegahan maupun penanganan dilakukan dengan cara persuasif dan koersif. Cara persuasif yang dilakukan adalah peraturan tata tertib, pengisian form dan menyertakan fotokopi KTP serta KTM, pendataan ulang penduduk, musyarawah, penjagaan satpam, menghubungi orang tua mahasiswa, dan membuat surat pernyataan. Sedangkan cara koersif yang dilakukan adalah penggerebekan, pengusiran, dan di arak. Dimana hal ini sesuai berdasarkan teori upaya pengendalian sosial menurut Koentjaraningrat. Meskipun pengendalian sosial masyarakat dilakukan, namun masih belum optimal karena kurangnya partisipasi masyarakat. Maka berdasarkan pada hal tersebut dibutuhkan kegiatan penyuluhan sosial mengenai dampak perilaku seks bebas guna optimalisasi peran tokoh masyarakat dalam menggerakan partisipasi masyarakat untuk pencegahan dan penanganan perilaku seks bebas.
PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DALAM MANAJEMEN LEMBAGA PELAYANAN SOSIAL Meilanny Budiarti Santoso; Hetty Krisnani; Yustika Tri Dewi
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.54 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i3.20222

Abstract

Lembaga pelayanan sosial merupakan suatu wadah yang dibentuk dengan tujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelyanan sosial dan mengatasi masalah-masalah sosial yang ada. Salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya tujuan dari suatu lembaga pelayanan sosial adalah aspek manajemen dari lembaga sosial, yaitu aspek perencanaan. Sebuah lembaga pelayanan sosial harus memiliki strategi-strategi yang berpedoman dalam tujuan lembaganya. Manajemen strategi adalah proses pengarahan usaha perencanaan stratgi dan menjamin strategi tersebut dilaksanakan dengan baik, sehingga menjamin kesuksesan dalam jangka panjang. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah dengan studi literatur manajemen pelayanan sosial. Berdasarakan studi litaratur yang telah dilakukan, lembaga belum sepenuhnya membuat rencana strategi dengan perumusan yang telah ditetapkan. Untuk itu, diharapkan lembaga pelayanan sosial lebih memperhatikan aspek-aspek manajemen terutama aspek perencanaan yang bersifat penting karena dapat membimbing langkah nyata lembaga untuk kedepannya.
Perilaku Anak Peserta Program Jatinangor Mengaji Silvia Dwi Astuti Mailani; Dede Rahmaida Nurlaeli; Elprida Ryanny Syalis; Bimby Gita Rama Putri; Hery Wibowo; Meilanny Budiarti Santoso; Hetty Krisnani
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i1.25668

Abstract

Jatinangor Mengaji merupakan suatu aktivitas proses belajar mengajar yang dilakukan oleh sekumpulan mahasiswa DKM Fisip UNPAD kepada anak-anak yang berada di Masjid Assyukur Rahman, Jalan Sayang, Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor. Dalam era teknologi atau revolusi industri 4.0, proses pemakaian sistem digital sudah nampak terjadi dan intensitasnya semakin meningkat, khususnya pada generasi muda. Kemudahan akses pada dunia gawai dan internet menjadi salah satu faktor perubahan perilaku belajar pada anak. Dalam proses belajar untuk menumbuhkembangkan sistem motivasi atau motif belajar pada anak di Jatinangor Mengaji dengan diberlakukannya penerapan perspektif behavioristik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan studi deskriptif. Data penelitian dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan teori behavioristik dalam meningkatkan motivasi belajar pada anak di Jatinangor Mengaji dalam era digitalisasi. Perilaku anak dalam kegiatan belajar mengaji ini yang menjadi titik fokus dalam tulisan ini. 
PEMANFAATAN LEMBAGA LOKAL UNTUK PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA GENTENG Nunung Nurwati; Hetty Krisnani; Agus Wahyudi Riana; Eva Nuriyah Hidayat; Sahadi Humaedi
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.185 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i1.16038

Abstract

Kegiatan PKM  dengan judul ”Pemanfaatan Lembaga Lokal Untuk Pelaksanaan Tertib Administrasi Kependudukan Di Desa Genteng“, bertujuan untuk memanfaatkan keberadaan lembaga lokal yang ada untuk pelaksanaan pelaksanaan pendataan kependudukan sehingga dapat menciptakan tertib administrasi kependudukan. Untuk mencapai maksud tersebut, Tim PKM telah melaksanakan kegiatan berupa pelatihan dengan materi-materi mencakup peraturan dan teknis registrasi penduduk. Pelatihan ini dilaksanakan di Desa Genteng, dihadiri oleh 45 peserta, terdiri dari ketua RW, Ketua RT, kader posyandu, dan PKK. Pelatihan difokuskan pada materi Registrasi penduduk sebagai berikut: 1) Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; dan 2) Teknis Pengisian Data Kependudukan. Untuk menilai tingkat keberhasilan kegiatan pelatihan digunakan alat bantu berupa Pre-Test dan Post-Test. Hasil dari kegiatan pelatihan pemanfaatan lembaga lokal dalam pelaksanaan registrasi penduduk ini baru mencapai pada aspek kognitif dan afeksi, hal ini dapat terlihat dari kemampuan peserta dalam memahami materi yang disampaikan oleh pemateri. Selain itu, tingkat partisipasi peserta dalam kegiatan diskusi pemecahan masalah cukup baik, hal ini dapat terlihat saat kegiatan tersebut dilaksanakan.Kata kunci: Lembaga lokal, Pelatihan administrasi kependudukan 
PERAN GANDA IBU RUMAH TANGGA PEKERJA K3L UNPAD DALAM RANGKA MENUNJANG PEREKONOMIAN KELUARGA Annisya Triana; Hetty Krisnani
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.001 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i2.18370

Abstract

ABSTRAKSebagai seorang wanita yang telah menikah, wanita mempunyai peran dalam keluarga inti sebagai isteri, sebagai ibu, dan sebagai pengurus rumah tangga. Namun saat ini, tidak terbatas pada melayani suami, merawat anak, dan mengurusi rumah tangga seringkali keadaan ekonomi keluarga menuntut ia untuk bekerja dan ikut terjun ke sektor publik untuk mencari suatu kegiatan yang dapat menambah penghasilan keluarganya. Terbatasnya lapangan kerja, minimnya ketrampilan, serta pendidikan yang rendah menjadikan K3L Unpad sebagai pilihan pekerjaan bagi para ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di kawasan Jatinangor. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian deskriptif ini menggunakan teknik survai. Populasinya adalah Petugas K3L Unpad sebanyak 347 orang (di Zona 1 sebanyak 26 orang) dengan sampel sebesar 12 orang yang dipilih secara accidental. Teknik pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara terstruktur, serta indeep interview terhadap 2 informan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui mengenai bagaimana para ibu rumah tangga pekerja K3L dalam menjalani peran ganda yang mempengaruhi kondisi ekonomi dalam keluarganya serta bagaimana kontribusi mereka dalam rangka membantu menunjang perekonomian keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para ibu rumah tangga pekerja K3L ini dapat menjalankan kedua peran tersebut dengan baik. Walaupun bekerja, mereka tidak lupa dan tetap bertanggung jawab akan peran dan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. ABSTRACKAs a married woman, women have a role in the nuclear family as wives, as mothers, and as housekeepers. But today, not limited to serving a husband, caring for children, and taking care of households, often the family's economic situation requires him to work and join the public sector in search of an activity that can supplement his family's income. Limited employment, lack of skills, and low education make K3L Unpad a job choice for housewives who live in Jatinangor area. Using a quantitative approach, this descriptive research type uses survey techniques. The population is 343 officers of K3L Unpad (in Zone 1 as many as 26 people) with a sample of 12 persons chosen accidentally. Data collection techniques using structured interview methods, and indeep interviews against 2 informants. This research is aimed to find out how housewife of HOs worker in undergoing double roles affecting economic condition in her family and how their contribution in order to help support family economy. The research has shown that these housewife workers can perform both roles well. Although working outside the home, they remain responsible for the role and duties as a housewife.
PERAN ORANGTUA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA Shafila Mardiana Bunsaman; Hetty Krisnani
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2020): Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v7i1.28132

Abstract

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa ini merupakan masa yang paling krusial, dimana pada masa ini individu berjuang untuk menemukan jati dirinya. Pada tahap pencarian jati diri membuat remaja ingin mencoba hal-hal yang baru dan mencari jati diri dengan bergaul dengan kelompok sebayanya. Kelompok sebaya memiliki pengaruh yang cukup kuat pada seseorang terutama remaja. Oleh karena itu jika seorang remaja memiliki mental dan kepribadian yang cukup lemah serta berada di lingkungan yang tidak sehat, tidak dapat dipungkiri bahwa ia akan terjerumus ke dalam hal-hal negatif, termasuk penyalahgunaan narkoba. Maraknya kasus penyelahgunaan narkoba di kalangan remaja merupakan masalah yang memprihatinkan juga mengkhawatirkan, terutama bagi para orang tua. Hingga saat ini upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba yang paling efektif adalah upaya pencegahan yang dilakukan oleh keluarga terutama orang tua. Karena orangtua dan keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Oleh karena itu penting untuk menguatkan peran orangtua dalam mengantisipasi bahaya narkoba.
GANGGUAN MAKAN ANOREXIA NERVOSA DAN BULIMIA NERVOSA PADA REMAJA Hetty krisnani; Meilanny Budiarti Santoso; Destin Putri
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v4i3.18618

Abstract

ABSTRAKMasa remaja merupakan masa perubahan dramatis dalam diri seseorang. Salah satu perubahan yang terjadi adalahperubahan komposisi tubuh, terutama akumulasi lemak tubuh pada remaja puteri. Dengan adanya akumulasi lemak tubuh tersebut, ada anggapan bahwa mereka tidak memiliki tubuh semenarik yang diinginkan. Hal ini akan mendorong remaja puteri mencari jalan keluar agar memiliki tampilan fisik yang ideal, salah satunya adalah dengan melakukan perubahan kebiasaan makan yang umumnya menyimpang. Kebiasaan makan yang tidak benar itu dapat mengakibatkan terjadinya  gangguan makan atau eating disorder yang dapat berdampak buruk bagi remaja.  Eating disorders (ED) merupakan gangguan mental yang meskipun berhubungan dengan pola makan dan berat badan, gangguan tersebut bukanlah mengenai makanan, tetapi mengenai perasaan dan ekspresi diri. Pada umumnya, penderita ED adalah mereka yang memiliki kepercayaan diri rendah. Terdapat dua macam ED, yaitu anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Kedua gangguan tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu menguruskan badan. ABSTRACTAdolescence is a time of dramatic change in a person. One of the changes that occur are changes in body composition, especially the accumulation of body fat in girls. Given the accumulation of body fat, there is the assumption that they do not have a body as attractive as desired. This will encourage the girls find a way out in order to have the ideal physical appearance, one is to change eating habits are generally distorted.  Improper eating habits can result in eating disorders or disordered eating can be bad for teens. Eating disorders (ED) is a mental disorder even though associated with diet and weight, the disorder is not about food, but about feelings and self-expression. In general, patients with ED are those who have low confidence. There are two kinds of ED, namely anorexia nervosa and bulimia nervosa. Both of these disorders have the same goal, which is to lose weight.