Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

UPAYA PREVENTIF KONFLIK PENGGUSURAN LAHAN Soni Ahmad Nulhaqim; Eva Nuriyah Hidayat; Muhammad Fedryansyah
Share : Social Work Journal Vol 10, No 1 (2020): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/share.v10i1.25173

Abstract

Sebagai dampak dari pembangunan yang dilakukan pemerintah, penggusuran lahan merupakan permasalahan yang menimbulkan konflik dalam masyarakat. Faktor penyebab terjadinya konflik dalam penggusuran lahan ini masyarakat merasa dirugikan dan merasa tidak mendapat perlindungan, karena tidak sedikit penggusuran in bersifat paksaan. Upaya-upaya preventif untuk mencegah terjadinya konflik dalam penggusuran lahan ini diantaranya dengan sosialisasi kegiatan pembangunan, mufakat, penggantian ganti rugi yang layak, partisipasi masyarakat dan relokasi yang layak. Kata kunci: konflik, preventif, penggusuran lahan
Pelatihan Peningkatan Gizi Keluarga Sebagai Upaya Mengatasi Masalah Stunting dengan Pemanfaatan Pekarangan Soni Akhmad Nulhaqim; Muhammad Fedryansyah; Maulana Irfan; Wandi Adiansah
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.412 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i3.20170

Abstract

AbstrakKegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan warga untuk melakukan sebuah kegiatan yang dapat menjadi wadah untuk berkegiatan bersama dan saling berinteraksi. Selain itu, warga di Desa Cinunuk tergolong masyarakat berpenghasilan rendah yang memiliki berbagai kerentanan. Salah satu kerentanan tersebut yaitu kerentanan pangan. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan PPM ini dilaksanakan dalam bentuk Penguatan Kelembagaan Karang Taruna dan PKK Melalui Pelatihan Peningkatan Gizi Keluarga Sebagai Upaya Mengatasi Masalah Stunting dengan Pemanfaatan Pekarangan di Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan PPM ini yaitu diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader Karang Taruna dan PKK dalam peningkatan gizi keluarga dengan pemanfaatan pekarangan rumah untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, buah-buahan dan tanaman obat keluarga. Kedua, kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu bentuk kegiatan bersama yang dapat dilakukan oleh warga. Ketiga, kegiatan ini juga diharapkan mampu menjadi salah satu media interaksi positif bagi warga. Tahap pelaksanaan dari kegiatan ini yaitu tahap persiapan kegiatan PPM, pemetaan wilayah pelaksanaan pelatihan (assessment), serta monitoring dan evaluasi.Kata Kunci: interaksi sosial; stunting; masyarakat berpenghasilan rendah; penguatan kelembagaan. AbstractThe Community Service activities are motivated by the need for residents to carry out an activity that can be a place for joint activities and interaction with each other. In addition, residents in Cinunuk Village are classified as low-income people who have various vulnerabilities. One such vulnerability is food vulnerability. Based on this, the PPM activity was carried out in the form of Strengthening Youth and PKK Institutions through Family Nutrition Improvement Training as an Effort to Overcome the Stunting Problem with the Utilization of Yard in Cinunuk Village, Cileunyi District, Bandung Regency. The aim of this PPM activity is to increase the understanding and skills of the Youth Youth and PKK cadres in improving family nutrition by utilizing home yards for the cultivation of food crops, vegetables, fruits and family medicinal plants. Second, this activity is expected to be one form of joint activities that can be carried out by residents. Third, this activity is also expected to be one of the positive interaction media for the citizens. The implementation phase of this activity is the preparation phase of PPM activities, mapping the area of implementation of the training (assessment), as well as monitoring and evaluation.Keywords:social interaction; stunting; low income community; institutional strengthening
ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL: YAYASAN ISTANA BELAJAR ANAK BANTEN Wandi Adiansah; Soni Akhmad Nulhaqim; Maulana Irfan; Muhammad Fedryansyah
Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial Vol 3, No 2 (2020): Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial Desember 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/focus.v3i2.32032

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis faktor eksternal dan faktor internal organisasi Yayasan Istana Belajar Anak Banten. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi non-partisipasi dan studi dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh dari beberapa informan yaitu Founder & Managing Director Yayasan ISBANBAN dan staff Yayasan ISBANBAN. Untuk data sekunder berasal dari studi dokumentasi laporan Yayasan ISBANBAN dan studi dari penelitian terdahulu. Data yang telah terkumpul akan dianalisis melalui tahapan reduksi data, kategorisasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal lembaga terdiri dari empat faktor utama yaitu faktor ekonomi, faktor sosiologis, faktor politik/professional dan faktor teknologi. Sedangkan faktor internal lembaga terdiri dari enam komponen faktor internal organisasi yaitu tujuan organisasi, misi, dan filsafat, perencanaan organisasional, operasi organisasi, sumber daya manusia, sumber daya teknologi dan sumber keuangan.
KONFLIK GERAKAN MASYARAKAT SIPIL DAN PEMERINTAH DALAM PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG OMNIBUS LAW Muhammad Fakhrur Razy; Muhammad Fedryansyah
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkrk.v2i2.28147

Abstract

Konflik Gerakan Masyarakat Sipil dan Pemerintah masih sangat sering terjadi di Indonesia apalagi bersinggungan dengan kebijakan atupun proses peyusunan kebijakan. Salah satunya adalah proses pnyusunan Rancangan undang-undang Omnibus Law yang menuai kontroversi ditengah kehidupan masyarakat akibat dari kurangnya komunikasi politik yang dibangun oleh pemerintah, adanya politik relation yang melibatkan segelintir orang yang memiliki kepentingan dan hubungan yang deekat dengan pemerintahan serta kurangnya partisipasi politik dalam hal ini masyarakat kelas bawah yang secara langsung merasakan dampak dari RUU tersebut jika di sahkan. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan siapa saja yang terlibat dalam konflik gerakan masyarakat sipil dan pemerintah dalam proses penyusunan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law serta apa yang menjadi penyebab terjadinya konflik tersebut. kajian konflik proses penyusunan omnibus law ini melakukan analisis menggunakan pemberitaan di media sosial serta kajian literatur lainnya.
RESOLUSI KONFLIK AGRARIA BERBASIS KOMUNITAS PADA MASYARAKAT PETANI DI DESA GENTENG KECAMATAN SUKASARI KEBUPATEN SUMEDANG Soni Akhmad Nulhaqim; Muhammad Fedryansyah; Eva Nuriyah Hidayat
Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.517 KB) | DOI: 10.24198/jkrk.v1i2.23235

Abstract

Konflik merupakan salah satu fenomena yang selalu terjadi pada masyarakat. Salah satu fenomena konflik yaitu konflik agraria pada masyarakat petani yang terjadi di Desa Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Berbagai upaya resolusi konflik dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengatasi konflik agraria ini. Salah satunya yaitu resolusi konflik berbasis komunitas. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan resolusi konflik agraria berbasis komunitas pada masyarakat petani di Desa Genteng berdasarkan pandangan tiga ahli yaitu masyarakat lokal Desa Genteng, praktisi pertanahan dan akademisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik diskusi publik antara ketiga ahli tersebut. Berdasarkan pandangan masyarakat lokal Terjadi mis komunikasi antar warga Desa Genteng dengan pihak Perum Perhutani dalam pemanfaatan lahan. Alih fungsi lahan hutan yang terjadi di Kawasan Manglayang Timur mendorong masyarakat Desa Genteng juga beralih profesi. Dalam upaya resolusi konflik, LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai penengah antara petani dengan Perum Perhutani. Mediasi yang dilakukan oleh LMDH menghasilkan sebuah konsensus baru yaitu Perhutani memperbolehkan petani lokal untuk menggarap kembali lahan di kawasan hutan, namun dengan jenis tanaman tertentu yang telah ditentukan oleh Perum Perhutani. Berdasarkan pandangan ahli pertanahan dalam upaya meminimalisir konflik agraria, BPN Kabupaten Sumedang melakukan upaya sertifikasi tanah dan redistribusi tanah terutama di wilayah rawan konflik agraria yaitu di lokasi pembangunan bendungan Jatigede, dan lokasi pembangunan tol Cisumdawu. Berdasarkan pandangan akademisi masalah yang terjadi di Desa Genteng tidak hanya sekedar konflik pemanfaatan lahan saja, namun juga lebih kompleks dari itu seperti pengelolaan air PDAM, potensi kehilangan pekerjaan, konflik lahan, kemiskinan, kesadaran dalam pelestarian lingkungan, kesulitan pemasaran hasil pertanian. Upaya pemecahan masalah di Desa Genteng telah dilakukan oleh berbagai pihak yang dilakukan melalui upaya hukum preventif dan represif, pembentukan konsensus baru, pembentukan integrasi sosial dan kerjasama dengan perguruan tinggi melalui program pengabdian kepada masyarakat. Upaya penyelesaian konflik dan pemecahan masalah yang ada di Desa Genteng salah satunya dapat dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat.