Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Antara Kandidiasis Pada urine Wanita Penderita Diabetes Mellitus Dengan Nilai Positivitas Glukosuria Di Wilayah Kerja Puskesmas Narmada Fatima Az-zahro; Erna Kristinawati; Zainal Fikri
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 8, No 2 (2021): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v8i2.239

Abstract

Kandidiasis pada daerah kewanitaan dapat menyebabkan gatal dan keputihan yang sering dianggap sebagai hal yang umun dan tidak berbahaya. Salah satu faktor predisposisi yang dapat mengubah sifat saprofit Candida sp. menjadi patogen yaitu diabetes mellitus. Hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol menyebabkan filtrasi glomerulus pada ginjal mengandung lebih banyak glukosa daripada yang direabsorpsi sehingga terjadi glukosuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kandidiasis pada urine wanita penderita Diabetes Mellitus dengan nilai positivitas glukosuria di wilayah kerja Puskesmas Narmada.Penelitian ini merupakan penelitian Survei Analitik dengan rancangan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 orang. Sampel urin pada wanita penderita Diabetes Mellitus diperiksa glukosurianya terlebih dahulu, kemudian urine disentrifuge dan diamati keberadaan jamur penyebab Kandidiasis pada sedimen urinnya. Berdasarkan pemeriksaan glukosuria dan kandidiasis, dari 8 sampel yang positif (+1) glukosuria terdapat 1 sampel positif kandidiasis, dari 3 sampel yang positif (+2) glukosuria terdapat 2 sampel yang positif kandidiasis, dan 13 sampel lainnya negatif glukosuria maupun kandidiasis. Hasil uji Chi square menunjukkan hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,007 < 0,05.Secara statistik, ada hubungan antara kandidiasis pada urine wanita penderita diabetes mellitus dengan nilai positivitas glukosuria di wilayah kerja Puskesmas Narmada. Namun bila dikaji secara klinis, maka keduanya tidaklah berhubungan, sebab kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus yang ≥200 mg/dL merupakan ambang batas ginjal yang seharusnya dapat menyebabkan timbulnya glukosuria, sehingga apabila glukosurianya negatif maka kandidiasisnya pun akan negatif.
Pengaruh Lamanya Waktu Menjadi Vegetarian Lacto Terhadap Kadar Kolesterol Sulvani Sukmawati; Zainal Fikri; Yunan Jiwintarum
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 4, No 2 (2017): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.259 KB) | DOI: 10.32807/jambs.v4i2.188

Abstract

Vegetarian adalah gaya hidup yang tidak boleh mengkonsumsi daging. Salah satunya yaitu vegetarian lacto yang  tidak  boleh  mengonsumsi  daging  namun  tetap  mengonsumsi  susu  dan  olahannya  seperti  keju  dan yougurt.  Tujuan  dari  penelitian  ini  yaitu  untuk  mengetahui  pengaruh  lamanya  waktu  menjadi  vegetarian lacto terhadap kadar kolesterol. Jenis penelitian ini yaitu bersifat penelitian observasional analitik . Sampel yang  digunakan  yaitu  sampel  darah  kapiler  yang  berasal  dari  kelompok  vegetarian  lacto  sebanyak  30 sampel. Metode pemeriksaan  kadar kolesterol  yang digunakan  yaitu POCT (Point Of Care Testing). Data hasil  penelitian  dianalisa  secara  regresi  linear.  Hasil  penelitian  terhadap  30  sampel  vegetarian  lacto menunjukkan  bahwa  90%  responden  memiliki    rata-rata  kadar  kolesterol  yang  rendah  (<  200  mg/dl), sedangkan 10% lainnya menunjukkan kadar yang tinggi (> 200 mg/dl). Diet vegetarian yang dijalani mulai dari 0 - 10 tahun memiliki rerata kadar kolesterol yaitu 118,8 mg/dl, diet vegetarian yang dijalani 11  – 20 tahun  memiliki  rerata  kadar  kolesterol  yaitu  138,6  mg/dl  dan  diet  vegetarian  yang  dijalani  21  –  30  tahun memiliki rerata  kadar kolesterol yaitu 172,7 mg/dl.  Hal tersebut  menunjukkan bahwa adanya peningkatan kadar kolesterol pada kelompok vegetarian lacto dengan semakin lamanya menjalani diet vegetarian lacto. Hasil uji statistik  menunjukkan adanya pengaruh lamanya  waktu  menjadi  vegetarian lacto terhadap kadar kolesterol. Semakin lama menjalani diet vegetarian lacto, maka kadar kolesterol akan semakin meningkat.
Ubi Jalar Putih (Ipomoea Batatas L.) Media Alternatif Pertumbuhan Aspergillus Niger Rohmi Rohmi; Zainal Fikri; Ni Ketut Riska Pujasari
Jurnal Kesehatan Prima Vol 13, No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : poltekkes kemenkes mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.32807/jkp.v13i2.234

Abstract

Jamur Aspergilus niger menghasilkan alergan yang menyebabkan reaksi alergi, yaitu dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas seperti asma dan alveolitis  pada manusia. Ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) mengandung karbohidrat yang dapat digunakan sebagai pengganti sumber karbohidrat pada media PDA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Penggunaan ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) sebagai media alternatif pertumbuhan jamur Aspergillus niger. Penelitian ini bersifat true eksperimet dengan menggunakan 6 replikasi dan 4 perlakuan yaitu media PDA sebagai kontrol, media tepung ubi jalar putih dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Hasil uji laboratorium pada media PDA pertumbuhan diameter jamur Aspergilus niger adalah 43.5 mm dengan sporulasi lebat dan miselium tebal, pada media alternatif tepung ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) pada konsentrasi 10% memiliki pertumbuhan diameter jamur Aspergilus niger adalah 40.8 mm dengan sporulasi tipis dan miselium putih tipis, pada media alternatif tepung ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) pada konsentrasi 20% memiliki pertumbuhan diameter jamur Aspergilus niger adalah 57 mm dengan sporulasi cukup lebat dan miselium putih tipis, dan pada media alternatif tepung ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) pada konsentrasi 30% memiliki pertumbuhan diameter jamur Aspergilus niger adalah 37.5 mm dengan sporulasi cukup lebat dan miselium putih tipis. Dapat disimpulkan bahwa tepung ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan Aspergillus niger.