Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

The Improvement of Teacher's Ability in Creating Innovative Lesson Plan through Discussion with Practice Sudibyo Sudibyo
International Research-Based Education Journal Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Education Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um043v2i1p15-20

Abstract

This study aims to describe the improving commitment and teacher's ability in creating an innovative lesson plan through practice work with feedback. The method use classroom action research in two cycles. The results are: (1) improvement of teacher's commitment in designing innovative lesson plan, with 92 percent of teachers can reach minimum score of 4-5 in widescale 1-5; and (2) improvement of teachers' ability to designing innovative lesson plan, with 92 percent of teachers are able to reach minimum score of 4-5. The strategy of practice work with feedback proves to increase the teachers' work in designing an innovative lesson plan.
VARIASI KECEPATAN ALIR GAS PADA PROSES PELAPISAN KERNEL UO2 DENGAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) Sukarsono Sukarsono; Liliek Harmianto; Muhadi Ayub Wasitho; Sudibyo Sudibyo; Dhandang Purwadi
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir Volume 15 Nomor 1 Januari 2012
Publisher : Website

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1795.731 KB) | DOI: 10.17146/gnd.2012.15.1.21

Abstract

VARIASI KECEPATAN ALIR GAS PADA PROSES PELAPISAN KERNEL UO2 DENGAN COMPUTATIONALFLUID DYNAMIC (CFD). Pelapisan kernel UO2, merupakan salah satu tahap dalam pembuatan bahan bakarnuklir yang sangat menentukan terhadap hasil akhir bahan bakar reaktor suhu tinggi. Kernel hasil prosessintering, yang merupakan partikel bulat UO2 diameter sekitar 0,8 mm, dikenakan proses pelapisan pirokarbondan silika karbida secara chemical vapor deposition (CVD). Aspek utama yang ditinjau dalam fluidisasi adalahmekanika fluida yang menggambarkan apa yang terjadi dalam proses fluidisasi. Kemampuan untukmemprediksi awal terjadinya fluidisasi sangat penting di dalam proses fluidisasi. Hal ini dilakukan untukmemperoleh hasil operasi yang bagus, life time tinggi, penentuan kecepatan minimum fluidisasi dan kecepatanmaksimum fluidisasi. Cairan atau gas apabila dilewatkan dari bawah ke atas pada partikel padat padakecepatan rendah, maka partikel tidak bergerak dan apabila kecepatan ditambah, pada titik tertentu partikelmulai bergerak. Kecepatan alir ini disebut sebagai kecepatan minimum fluidisasi. Dalam fluidisasi apabilakecepatan fluida yang melewati partikel dinaikkan maka perbedaan tekanan di sepanjang reaktor akanmeningkat pula. Partikel-partikel ini akan bergerak-gerak dan mempunyai perilaku sebagai fluida. Keadaanseperti ini dikenal sebagai partikel terfluidisasi (fluidized bed). Reaksi kimia yang terjadi dalam fluidisasi jugaberpengaruh terhadap kondisi proses dan terjadi perpindahan massa selama fluidisasi. Dalam penelitian initelah dilakukan modeling proses pelapisan pirokarbon dan silika karbida dengan Computational Fluid Dynamic(CFD) Fluent 6.3. Pelaksanaan penelitian, pertama-tama digambar reaktor dengan program Gambit 2.2.30 dandijalankan dengan program Fluent 6.3. Proses fluidisasi dihitung dengan model multiphase Eulerian dengan gassebagai fase primer dan kernel sebagai fase sekunder. Model dipilih untuk proses unsteady dan aliran laminar.Teori Syamlal-Obrien digunakan untuk perhitungan interaksi antar fase. Dari perhitungan Fluent 6.3, ternyatakecepatan alir gas masuk 8 m/dt masih ada kernel yang jatuh ke bawah, sehingga ini sesuai denganperhitungan menggunakan persamaan kecepatan minimum fluidisasi yang terhitung = 8,6 m/dt. Pada percobaanmenggunakan reaktor gelas juga diperoleh data pada kecepatan 9,49 m/dt sudah terjadi fluidisasi yang baikdibandingkan dengan fluidisasi pada kecepatan 7,11 m/dt masih terlihat ada kernel yang jatuh ke penampung.Data perhitungan nantinya bisa digunakan untuk operasi reaktor fluidisasi alat pelapisan kernel bahan bakar diPTAPB BATAN Yogyakarta.Kata kunci : kernel, reaktor suhu tinggi, fluidisasi, pirokarbon
Bukan Dua Sisi Dari Sekeping Mata Uang Pernaskahan dan Perteksan dalam Tradisi Sastra Melayu Klasik Sudibyo Sudibyo
Humaniora Vol 11, No 2 (1999)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.455 KB) | DOI: 10.22146/jh.662

Abstract

Dalam tradisi kesusastraan Melayu klasik, jarang terjadi suatu teks muncul hanya dalam satu naskah. Pada umumnya, sebuah teks hadir melalui beberapa naskah dan dengan wajah yang berbeda-beda . Hal ini disebabkan oleh beberapa hal . Pertama, adanya keinginan yang kuat untuk menyebarkan informasi yang terkandung dalam teks yang dipandang penting yang menyebabkan teks periu ditransmisikan . Kedua, dalam perjalanannya, teks melintasi bates ruang dan waktu yang berakibat teks rentan terhadap perubahan. Perubahan ini terutama disebabkan oleh resepsi dan interpretasi dalam proses transmisi dengan tujuan menyesuaikan salinan dengan suatu kondisi tertentu. Ketiga, teks sendin kadang-kadang memuat imbauan agar dirinya direnovasi, dikoreksi, dan disempumakan (Kratz, 1981 : 233) . Keempat, adakalanya dalam proses transmisi dipergunakan referensi yang menyebabkan terjadinya percampuran tradisi (Teeuw, 1986: 7) . Semua ini dimungkinkan karena teks Nadir dalam onimitas (bdk. Genette, 1997 : 39) dan anonimitas (Braginsky, 1993 :2) . Dalam tradisi kesusastraan Melayu klasik, onimitas, dalam hal ini onimitas peran naratorial diwujudkan dengan penyebutan nama did, dalang, yang empunya cerita, paramakawi, 52 bujangga, dagang, gharib, musafir, dan faqir (Koster, 1997 : 54). Onimitas peran naratorial ini hampir selalu berhubungan dengan fungsi dan genre sastra tertentu . Dalang, misalnya, dapat dipastikan mengacu pada cerita-cerita yang berfungsi menghibur atau melipur . Wahananya berupa hikayat dan syair percintaan, keajaiban, dan petualangan, misalnya cerita Panji dan cerita wayang, baik berupa prosa maupun puisi . Dagang hanya muncul dalam cerita-cerita yang berfungsi memberi faedah atau member manfaat. Adapun genre yang menjadi medianya adalah cermin-cermin didaktis bagi para raja dan pegawai istana, antologi-antologi didaktis, dan kronik-kronik sejarah (lihat Braginsky, 1994 : 2). Gharib, musafir dan faqir hadir dalam cerita-cerita yang berfungsi menyucikan rohani atau hail nurani manusia . Genre yang menjadi wahananya ialah kitab-kitab agama, tasawuf, hagiografi, dan alegori-alegori sufi, balk berupa prosa maupun puisi .
Wiracerita Mahabhatara di Mata Penyalin Melayu: Resepsi dan Transformasi Cerita Bhartayuddha di dalam Hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Darmawangsa Sudibyo Sudibyo
Humaniora No 4 (1997)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1462.803 KB) | DOI: 10.22146/jh.1934

Abstract

Penyebaran cerita wayang ke wilayah kebudayaan Melayu terjadi ketika orang Jawa berimigrasi ke daerah di sekitar pulau mereka. Peristiwa inl terjadi pada abad-9 (Brandon, 1970:9-10). Kebudayaan Jawa mencapai puncaknya pada abad ke-11 dan abad ke-15. Cerita wayang tentu sudah populer. Barangkali hal ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya versi cerita wayang yang terdapat dalam khazanah kesusasteraan Melayu. Melihat kenyataan ini, menarik untuk dipertanyakan apakah pada saat wiracerita Mahabharata disalin ke dalam bahasa Melayu, wiracerita itu mempunyai fungsi yang sama dengan wiracerita Mahabharata di wilayah kebudayaan lain.
Keindahan sebagai Pelipur Lara Sudibyo Sudibyo
Humaniora No 3 (1996)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1721 KB) | DOI: 10.22146/jh.1949

Abstract

Sebuah karya sastra tidak dapat dibebaskan dari aktivitas menyatakansuatu pikiran, bahkan sebuah karya sastra kadang diciptakan dengan sengaja untuk menyatakan suatu pikiran (Junus, 1989:73). Bertolak dari pendapat di atas, sebuah karya sastra mengenal suatu masyarakat tertentu, diduga akan merefleksikan atau merefraksikan realitas sosial yang ada dalam masyarakat tersebut atau setidak-tidaknya karya itu akan menolak unsur-unsur yang berasal dan realitas lain (Junus, 1984:57). Seorang pembawa (penulis) cerita pelipur lara, berusaha mencari titik temu diantara dunia yang digambarkan di dalam ceritanya dengan dunia empirik yang dialami dan dirasakannya. Di dalam tulisan ini dipergunakan pendekatan psikologi sastra dengan penekanan kepada pembaca. Oleh karena itu, yang menjadi pusat perhatian tulisan ini adalah hubungan antara karya sastra dengan pengalaman pembaca, terutama yang menyangkut fungsi karya sastra bagi pembacanya (lihat Damono, 1995:8).
MITOS HIROGAMI LANGIT DAN BUMI DI DALAM CERITA PELIPUR LARA Sudibyo Sudibyo
Humaniora No 1 (1994)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.288 KB) | DOI: 10.22146/jh.2031

Abstract

Cerita pelipur lara memiliki tempat tersendiri di dalam kehidupan masyarakat Melayu. Di kalangan kelompok masyarakat yang masih sederhana cerita pelipur lara merupakan sarana hiburan yang dapat dinikmati sehabis menunaikan pekerjaan sehari harI. Oleh sebeb itu, materi cerita pelipur lara, sebagaimana lazimnye cerita rakyat, berisi cerita -cerita ringan yang kaya fantasi dan hal-hal yang mempesonakan, misalnya kehidupan istana, putri- putri yang tampan dan cantik rupawan, para wirawan yang gagah berani, perkawinan tokoh utama cerita dengan putri kayangan, lukisan alam adikodrati yang fantastis, dan sebagainya. Di dalam tulisan ini akan dicoba ditelusuri secara singkat kaitan cerita pelipur lara terutama episode perkawinan manusia bumi dngan putri kayangan dengan mitos kosmogoni mengenai perkawinan suci (hirogami) langit dan bumi. Pertanyaan yang akan dicoba dijawab adalah mengapa kenyataan di dalam cerita pelipur lara bertolak belakang dengan kenyataan di dalam mitos kosmogoni atau mengapa cerita pelipur lara mendemitefikasikan mitos kosmogoni tersebut. Untuk keperluan ini, dipergunakan tiga buah cerita pelipur lara, Hikayar Malim Deman, Hikayat Raja Muda, dan Hikayat Malim Dewa yang ketiganya mengandung episode perkawinan manusia bumi dengan putri kayangan.
Cerpen Saran "Groot Majoor" Prakoso Karya Y.B. Mangunwijaya: antara Hegemoni dan Resistensi Sudibyo Sudibyo
Humaniora No 9 (1998)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1630.488 KB) | DOI: 10.22146/jh.2051

Abstract

Kegelisahan Y.B. Mangunwijaya mempertanyakan hal-hal yang dianggap mapan atau kanonik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pilihan sikapnya sebagai seorang sastrawan. Hal ini terlihat dalam sejumlah novel yang ditulisnya, seperti Burung-Burung Manyar (BBM), Rara Mendut (RM), Genduk Duku (GD), Lusi L.indri (LL), dan Durpa Umayi (DU). Melalui BBM, Mangunwijaya menggugat stigmatisasi hitam-putih dan kuasanya terhadap nasib manusia. Di samping itu, ia juga mencoba menilai kembali cara-cara para penguasa Orde Baru yang membengkokkan penuturan sejarah revolusi Indonesia ke arah suatu tafsir bercorak fasistis dan berjiwa Machiavellian. BBM mempertanyakan apakah Indonesia masih menapak di jalan yang benar serta setia kepada arah haluan revolusi yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 dan keabsahan yang lazim ditarik antara kelompok Pandawa dengan Kurawa dengan perlambangan Bharatayuddha sehingga seolah-olah semua pelaku Indonesia adalah Pandawa dan semua Belanda beserta seluruh kaki tangan mereka adalah Kurawa (Mangunwijaya, 1997:57).
Serat Baron Sakendher dalam Pusaran Naskah Babad: Negosiasi Kultural Penguasa Jawa Pascaperang Diponegoro 1830 Widodo Widodo; Titik Pudjiastuti; Priscila Fitriasih Limbong; Sudibyo Sudibyo
Manuskripta Vol 12 No 2 (2022): Manuskripta
Publisher : Masyarakat Pernaskahan Nusantara (The Indonesian Association for Nusantara Manuscripts, Manassa)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33656/manuskripta.v12i2.214

Abstract

This article discusses historical construction of Baron Sakendher manuscripts in the collection of Yogayakarta Sonobudoyo Museum. Serat Baron Sakendher (SBS) was written in the main frame of Babad Tanah Jawi. Various stories frame SBS distinctively based on each manuscript. This study proposes to explain the position of SBS in the Javanese authority domain under the Colonial—which was increasingly entrenched. The study used historical philological research methods, namely by selecting manuscripts and tracing their historical backgrounds to discuss the contents. The results point out that there are six manuscripts containing SBS stories. Four are included in the big frame of Babad Tanah Jawi, one is in Babad Selahardi, and one is in Pakem Ringgit. None of the six was written as a single stand; they were always integrated with the monumental Javanese genealogical story and believed by the Javanese people. As a means of cultural arrangement, stories in SBS are incorporated in the midst of Javanese legendary figures or rulers with different secondary stories. Conquest and cultural approach through genealogy pedigree are crucial in babad (chronicle stories). --- Artikel ini membahas konstruksi historis naskah-naskah Baron Sakendher koleksi Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Naskah SBS ditulis dalam bingkai utama yakni naskah Babad Tanah Jawi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan posisi naskah SBS dalam lingkaran kekuasaan Jawa di bawah bayang-bayang Kolonial yang semakin kuat mengakar. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian dilakukan dengan metode penelitian filologi historis, yaitu pemilihan naskah, kemudian penelusuran latar belakang sejarah naskah untuk membahas isi teks. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam naskah yang memuat cerita SBS. Empat naskah masuk dalam bingkai besar Babad Tanah Jawi satu naskah Babad Selahardi dan satu naskah masuk dalam bingkai Pakem Ringgit. Kelima naskah tidak ada yang ditulis berdiri tunggal tetapi, selalu menyatu dengan cerita genealogi Jawa yang monumental dan dipercaya kebenarannya oleh masyarakat Jawa. Sebagai sarana penataan kultural, cerita SBS dimasukan dalam lingkaran tokoh legenda penguasa Jawa dengan cerita penyerta yang berbeda-beda. Penaklukan dan pendekatan kultural melalui silsilah genealogi menjadi penting dalam cerita babad.
Comparison Study the Modeling of Limiting Current in the Magneto Electrodeposition of Vanadium using Neural-Wiener Model and Feed Forward Neural Network Lukman Nulhakim; Ismoyo Aji Sasmita; Monna Rozana; Sudibyo Sudibyo
Aceh International Journal of Science and Technology Vol 12, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Graduate Program of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/aijst.12.1.29846

Abstract

Vanadium has long been used as a corrosion-resistant coating, including as a metal alloy for battery cathodes. However, batteries discovered with non-smooth cathode surfaces due to the fabrication process have a short battery life. So, a cathode coating stage is required via the electroplating method under the influence of a magnetic field or Magneto Electro Deposition (MED). Knowing the limiting current in MED is very important because the optimum mass transport achieves at the limiting current (iB). The smoothest and most compact electrodeposit surface will occur at this limiting current. In this study, Feed Forward Neural Network and Neural-Wiener are suggested and compared as a nonlinear modeling approach to determine the ideal limiting current because of their strong capacity to anticipate the link between input and output from experiment data. The Levenberg-Marquadt optimization technique with hidden neurons was used to evaluate and compare the modeling capabilities of two neural networks, the Feed Forward Neural Network, and the Neural Wiener. The results of this study are presented as a comparison of the Mean Square Error (MSE) values obtained from the nonlinear modeling of two artificial neural network algorithms. The algorithm that models the ideal current limiting has the lowest MSE value (iB). 
Pengolahan Air Sadah Menggunakan Zeolit Buatan Dari Batu Apung Lampung Dan Daun Kerai Payung Nindia Agustin; Pulung Karo Karo; Sudibyo Sudibyo; Suprihatin Suprihatin
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 11, No 2 (2023): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v11i2.3200

Abstract

This research was conducted to determine the composition and crystal structure of the artificial zeolite produced, as well as the ability of artificial zeolite to reduce calcium and magnesium content in hard water. The zeolite was prepared using the hydrothermal method by mixing sodium silicate from Lampung pumice silica, sodium aluminate from aluminum can waste and charcoal from sunshade umbrellas. The artificial zeolite products were characterized using XRF, XRD, UV-Vis spectrophotometric and ICP-EOS. The results showed that the composition of the artificial zeolite was aluminum, silica, phosphorus, potassium, calcium, titanium, vanadium, chromium, manganum and ferum. The crystal structure of the optimum sample from the UV-Vis spectrophotometric characterization obtained the crystal structure of a natural zeolite type, namely Chabazite. And the artificial zeolite which was tested for adsorption on hard water could reduce the calcium content by 36.57% but could not reduce the magnesium content.