Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora

Pengungsi dalam Perspektif Hubungan Internasional Zulkarnain
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.188 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v2i2.342

Abstract

Isu pengungsi internasional kembali mengemuka dalam diskursus hubungan internasional semenjak perang dunia kedua usai. Jika pada masa perang dunia isu pengungsi ini muncul kepermukaan adalah karena perang, maka setelah perang dunia kedua, tepatnya setelah perang dingin, isu ini kembali menjadi bahan perbincangan sebagai akibat munculnya konflik internal di negara-negara tertentu sehingga memunculkan gelombang pengungsi internasional. Secara umum para pengungsi yang demikian ini menginginkan rasa aman dan sekaligus menghindari tekanan-tekanan sosial, keamanan dan politik dari negara induknya. Sistem internasional sebenarnya sudah sangat mendukung terciptanya upaya perlindungan terhadap pengungsi ini, namun secara bersamaan masih banyak negara yang enggan mengurusi pengungsi. Bisa saja sebagai akibat dari status pengungsinya yang dianggap gelap atau ilegal dan bisa saja karena negaranya yang belum meratifikasi Konvensi tentang Pengungsi. Tetapi apapun alasannya, studi hubungan internasional kembali menunjukkan ciri khasnya sebagai studi yang selalu bergerak dinamis dan ditandai dengan kondisi yang selalu change and continuity. Kata Kunci : Pengungsi Internasional, Migrasi Internasional
Diplomasi Tingkat Tinggi: Sebuah Pemahaman Awal Zulkarnain Zulkarnain
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.551 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v3i1.378

Abstract

AbstractSummit diplomacy belongs to the head of state or head of government. It will happen when there are crucial problems faced by the countries concerned and directly touch the collective interests of two or more countries involved in the summit. Summit or high-level diplomacy is also a reflection of a quick response by the parties that tends to produce a weighted agenda, so high-level diplomacy is not a series of activities of heads of state or heads of government filled with imaging missions, but rather an important mission for the national interest. One of the most important things of high-level diplomacy is the "ideology" of high-level diplomacy itself, namely the preparation of strategies, coordination and implementation measures aimed at the achievement of targets and objectives. That way, summit diplomacy avoids the blowing winds that pass without meaningful impression to mankind. Key words : diplomacy, summit diplomacy, national interest
Pergeseran Sentral Geopolitik Internasional, dari Heartland ke Asia Pasifik, Apa Geopolitic Leverage Indonesia ? Zulkarnain Zulkarnain; Hendra Maujana Saragih; Safrizal Rambe; Hendrajit - Hendrajit
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.774 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v3i2.469

Abstract

Indonesia has strategic geopolitics in global interaction, besides its position between two oceans and two continents which is an opportunity for how big a role that can be played on the international stage, also has a variety of natural resources. But this nation is not able to "manage" appropriately and well the location of the "strategic" position and wealth of natural resources that it has. Maybe only in the Bung Karno era, Indonesia was able to manage its geopolitics Key words: Geopolitics, Geopolitical Constellation, Indonesian Geopolitics, Threats
DIMENSI PENANGANAN DALAM KASUS PENGUNGSI INTERNASIONAL: TEORI DAN PRAKTIK Yanyan M Yani; Zulkarnain Zulkarnain
Populis : Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.856 KB) | DOI: 10.47313/pjsh.v4i1.592

Abstract

Menangani pengungsi internasional sesungguhnya adalah sebuah tanggungjawab Negara dan komunitas sosial global. Sangat tidak tergantung pada apakah Negara yang bersangkutan ikut meratifikasi pengungsi 1951 atau tidak. Mengapa, karena persoalan pengungsi internasional adalah persoalan universalisme kemanusiaan, termasuk di dalamnya hak asasi manusia. Oleh sebab itu tidak ada alasan yang mendasar bagi Negara untuk mengabaikannya. Bukankah negara adalah juga sekaligus unit politik yang hidup, tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya mahluk hidup. Pengungsi internasional seyogianya haruslah dipandang sebagai organ sistem internasional yang turut memberikan pendewasaan bagi Negara. Nilai-nilai humanity tidak dapat dipisahkan dari dimensi pengelolaan Negara. Emmanuel Kant menyebutkan bahwa manusia itu pada hakekatnya mempunyai perilaku yang saling menghargai dan perduli diantara sesamanya. Perilaku seperti inilah yang membuat seseorang itu disebut sebagai manusia. Demikian juga Negara, Negara adalah instrument yang dikelola oleh sejumlah manusia dan sudah barang tentu berdasarkan akal sehat. Untuk itu tindakan penanganan pengungsi internasional adalah sesuatu aksi yang berlandaskan akal sehat. Opsi penanganan bisa saja dipilih berdasarkan aturan-aturan yang sesuai dengan hukum pengungsi internasional, namun demikian tidak terbatas sifatnya, melainkan boleh juga atas dasar kreatifitas-kreatifitas sesuai dengan yang berkembang di lapangan. Yang penting tidak bertentangan dengan sudut pandang kemanusiaan.