Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH BUKAAN SAMPING (CLERESTORY) TERHADAP KUALITAS KENYAMANAN TERMAL PADA FOOD CARNIVAL, MALL AEON BSD Tathia Edra Swasti
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.109 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2019.v9i1.005

Abstract

ABSTRAK Mall saat ini marak menggunakan clerestory sebagai salah satu upaya untuk penerangan alami pada siang hari. Namun, cahaya matahari pada sore hari (barat) akan menghasilkan cahaya matahari yang lebih panas dan silau dibandingkan cahaya matahari pada pagi hari (timur). Oleh karena itu, dengan pemakaian clerestory yang cukup besar pada bangunan, masalah panas tentu tak dapat dihindari. Begitu pula dengan glare yang berasal dari pantulan sinar matahari. Salah satu Mall yang menggunakan clerestory adalah Mall AEON BSD. Pengukuran suhu udara, temperatur efektif, kelembaban udara, kecepatan angin, PMV (Predicted Mean Vote) dan PPD (Predicted Percentage of Dissatisfied) dilaksanakan pada 4 waktu dengan 5 lokasi titik ukur yang memiliki kondisi berbeda untuk membuktikan bahwa clerestory dapat mempengaruhi kenyamanan termal. Disimpulkan bahwa titik 2 yaitu titik yang berdekatan dengan clerestory sisi kanan (ukurannya lebih kecil daripada clerestory sisi kiri) memiliki temperatur efektif dan kelembaban udara yang lebih rendah dari titik lain, dan kecepatan udara (dipengaruhi oleh hembusan AC) lebih tinggi dari titik lain. Responden merasa nyaman saat berada di titik tersebut.Titik paling nyaman menurut responden adalah titik 2 dengan TE rata-rata berkisar 27,4˚C, kelembaban udara rata-rata berkisar 52,2%, kecepatan udara rata-rata berkisar 0,15 m/s, PMV berkisar 0,5 dan PPD berkisar 12,7%. Dengan begitu semakin kecil ukuran skylight terbukti mempengaruhi kenyamanan termal dan membuat kenyamanan termal dapat tercapai. Kata Kunci: Mall, Clerestory, PMV, PPD, Kenyamanan Termal ABSTRACT Nowadays mall is decorated with clerestory as an effort to lighten naturally during the day. However, sunlight in the afternoon (west) will produce more sunlight and glare than sunlight in the morning (east). Therefore, with the use of a fairly large clerestory in buildings, the problem of heat certainly can not be avoided. Similarly, glare that comes from the reflection of sunlight. One of the malls that use clerestory is BSD AEON Mall. Measurement of air temperature, effective temperature, air humidity, wind speed, PMV (Predicted Mean Vote) and PPD (Predicted Percentage of Dissatisfied) carried out at 4 times within 5 measuring spots that have different conditions, proving that clerestory can affect thermal comfort. It was concluded that point 2, which is the point adjacent to the right side clerestory (smaller in size than the left side clerestory) has an effective temperature and lower air humidity than other points, and air velocity (affected by blowing AC) is higher than other points. Respondents felt comfortable when they were at that point. The most comfortable point according to respondents was point 2 with TE averaging around 27.4˚C, air humidity averaged 52.2%, the average air speed ranged from 0.15 m / s, PMV ranges from 0.5 and PPD ranges from 12.7%. Thus, the smaller size of the clerestory is affecting thermal comfort and thermal comfort can be achieved. Keywords: Mall, Clerestory, PMV, PPD, Thermal Comfort
PENGARUH KERAPATAN BANGUNAN PADA KARAKTERISTIK TERMAL RUMAH TINGGAL KAMPUNG NAGA TERHADAP KENYAMANAN PENGHUNI Tathia Edra Swasti
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.914 KB)

Abstract

ABSTRAKKampung Naga adalah salah satu kampung adat yang masih bertahan di Jawa Barat. Berdasarkan kondisi tersebut, Kampung Naga dijadikan tempat pariwisata dan konservasi yang harus dilestarikan dan dikembangkan oleh pemerintah. Dalam mempelajari arsitektur tradisional tidaklah cukup dengan mempelajari bentuknya saja, tetapi harus mendalami kajian tentang ruangnya. Untuk mempelajari kualitas suatu ruang perlu dinilai kualitasnya secara terukur dengan mengetahui tingkat kenyamanan termal bangunan. Kampung Naga merupakan permukiman yang bangunannya tersusun secara berderetan. Jarak bangunan dan keadaan lingkungan di Kampung Naga bervariasi, hal ini adalah salah satu yang mempengaruhi kenyamanan termal bangunan. Fenomena pada lokasi studi adalah bangunan tertata berderet secara rapat dan tergantung pada keberadaan jalan eksisting sehingga kemungkinan suhu, kelembaban, dan kecepatan angin di permukiman kampung naga perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui dengan benar kepadatan bangunan yang ditentukan oleh jarak antar bangunan mempengaruhi kenyamanan termal.Kajian ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi konsep arsitektur tradisional Kampung Naga berkaitan tentang karakteristik termal, yang di gunakan sebagai konsep untuk melakukan usaha melestarikan bangunan dan membantu dalam usaha konservasi bangunan rumah Kampung Naga dan perancangan rumah yang sesuai dengan desain rumah Kampung Naga, dengan memberikan gambaran mengenai karakteristik termal yang akan terjadi.Kata Kunci : Karakteristik Termal, Kampung Naga, KenyamananABSTRACTKampung Naga is one of the surviving indigenous villages in West Java. Under these conditions, the Naga village used as a place of tourism and conservation that should be preserved and developed by the government. In studying traditional architecture is not only to study the design, but should deepen the study of space. To study the quality of a space should be assessed the measurable quality by knowing the thermal comfort level of the building. Kampung Naga is a building habitation which were arranged in rows. The distance between buildings and environmental situation in Kampung Naga varies, it is one that affects the thermal comfort of the building. The tendency of the location in this study is lined by buildings arranged closely and depends on the presence of the existing road so that the possibility of temperature, humidity, and wind speed in the Kampung Naga needs to be further investigated to ascertain the building density precisely which is determined by the distance between buildings affects to the thermal comfort.This study is expected to assist in completing the traditional architectural concepts related Kampung Naga on the thermal characteristics, that is used as a concept to make the effort to preserve the building and assist building conservation campaign in Kampung Naga and planning the architectural home design that suits to the home design of Kampung Naga, to provide an overview of the thermal characteristics oncoming.Keyword: Thermal Characteristics, Naga Village, Comfort
EVALUASI FASAD KULIT GANDA TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI PADA BANGUNAN MASJID WTC JENDRAL SUDIRMAN Tathia Edra Swasti
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v11i3.001

Abstract

Bangunan sebaiknya dapat memberi ruang beraktivitas yang nyaman kepada pengguna agar terhindar dari iklim luar yang tidak menguntungkan, sehingga aktivitas di dalamnya dapat berjalan dengan optimal. Aspek kenyamanan merupakan salah satu faktor penting dalam kekhusukan beribadah di dalamnya. Masjid WTC Jendral Sudirman merupakan masjid yang didesain oleh arsitek Anggara Architeam. Masjid ini memiliki bukaan yang cukup besar dan dilapisi dengan fasad double skin cutting panel bermotif sehingga pencahayaan alami terfilter sampai masuk ke dalam bangunan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, lantai dasar ruang ibadah pencahayaan alami masih kurang memadai dikarenakan kurangnya bukaan dan terdapat awning di lantai dasar. Sebaliknya lantai 2 ruang ibadah mendapatkan cukup pencahayaan alami yang baik dikarenakan terdapat banyak bukaan. Pengukuran diluar bangunan memiliki nilai lux yang tinggi, sedangkan didalam bangunan nilai lux baik. Hal ini menandakan bahwa fasad kulit ganda berpengaruh untuk memfilter cahaya yang masuk.